Ordinary love story series

Chapter 2 – My family is sucks

Love Sucks

Shim Changmin x Cho Kyuhyun.

.

Support cast :

Jung Yunho

Kim Jaejoong

Park Yoochun

Choi Siwon

Kim Kibum

Kim Heechul

Tan Hangeng

Couple story : Just about Changkyu. Yang laen numpang doang.

Genre : Romance.

Rate : T dulu.

Disclaimer : Semua tau kalo castnya bukan milik saya. Tapi kalo cerita is mine.

Warning! : Ooc banget, Au, Typo (s), Bl, Don't like Don't read.

.


Selena's note : This fict just for fun. Jika anda tidak suka dengan pair maupun ceritanya, harap tidak memberikan kritik yang berlebihan, apalagi ngebash. Ini hanya sebuah cerita fiksi belaka. Jika ada kata-kata yang kurang mengenakan dalam cerita ini. Mohon maafkan saya, semuanya Cuma untuk keperluan cerita semata. So, mari saling menghargai. ^^


Hope You'll enjoy!

.

"Arrggh…" teriak Yoochun yang berguling-guling di lantai apartemen Changmin. Tangannya memegang pipinya yang lebam dan kakinya di apitkan untuk menahan selakangannya yang menggelembung.

Keadaan Yoochun memang sudah seperti itu semenjak Changmin menyeretnya pulang dari pesta resepsi pernikahan Jaejoong, karena Yoochun dengan sukses menghancurkan pesta itu. pasalnya sepanjang acara berlangsung, Yoochun tanpa sadar menoel, memegang bahkan meremas payudara dan bokong para yeoja dipesta itu. hal itu membuatnya mendapat tamparan berkali-kali dari para yeoja yang marah tersebut hingga terjadi keributan besar dipesta resepsi Yunho dan Jaejoong. Akhirnya Changmin menyeret Yoochun pulang keapartemennya.

"Kau benar-benar gila! Kau hampir memperkosaku, jidat lebar!" Umpat Changmin sambil melepas dasinya kasar. Keadaan Changmin juga tampak berantakan. Rambutnya acak-acakan, terlihat dua garis luka akibat cakaran Yoochun dipipinya, setengah kancing kemejanya sudah tidak terpasang akibat tarikan brutal Yoochun selama mereka berada di dalam mobil.

Untung saja saat itu bukan Changmin yang menyetir, melainkan supirnya. Jika saja Changmin yang menyetir, bisa di pastikan mereka berdua akan mendarat di rumah sakit. Bagaimana tidak, selama di dalam mobil menuju apartemen Changmin, Yoochun berkali-kali mencoba menerkam Changmin, tentu saja Changmin memberikan perlawanan berupa tonjokan, tendangan dan tamparan. Tapi hal itu tidak membuat Yoochun yang sedang dalam pengaruh Viagra menghentikan aktifitasnya. Malah ia berhasil merobek kemeja Changmin hingga kancing-kancingnya terpental kesegala arah, hal itu membuat Changmin terpaksa menendang kejantanan Yoochun yang sedang sangat tegang, hingga membuat Yoochun ambruk seketika.

"Ini semua salahmu. Untuk apa kau membawa Viagra ke pesta. Bodoh!"

"Salahku? Enak saja. itu salahmu, kenapa kau malah meminum itu tanpa berpikir panjang. Memangnya tidak ada yang bisa diminum selain isi dalam botol itu?" Changmin balas menyalahkan Yoochun.

"Aiish.. molla. Lalu apa yang harus kulakukan? Ayolah Minnie, jadi uke-ku sekali ini saja, ne!" Mohon Yoochun sambil memasang muka setersiksa mungkin.

"MWO? KAU GILA! AKU INI SEME, JIDAT. AKU TIDAK MAU JADI UKE MU!" Sembur Changmin.

"Kalau begitu kau jadi semenya, aku jadi ukenya." Jawab Yoochun enteng dengan wajah innocent, membuat Changmin ingin menggantung dirinya.

"KALAU KAU INGIN MELAMPIASKANNYA, BERSOLO KARIR SAJA SANA!"

BRAK

Teriak Changmin dengan suara melengkingnya bersamaan dengan bantingan keras pintu apartemen. Dia memutuskan untuk keluar dari apartemen. Tentu saja ia tidak mau berada dalam satu rumah dengan orang yang sedang haus akan sentuhan. Bisa-bisa dia diperkosa oleh si jidat lebar. Membayangkannya saja sudah membuatnya merinding. Tidak mungkinkan orang semacho dirinya menjadi uke?

.

Selang setengah jam kemudian Changmin kembali ke apartemennya, dengan raut wajah segar setelah mencari angin di sore hari. Changmin memasuki apartemennya dan tidak mendapati Yoochun di ruang tengah apartemennya. Changmin mencoba mencari di kamar, dan menemukan yoochun sedang tertidur di ranjang. Hal itu membuat Changmin bisa bernafas lega. Tapi ada sesuatu yang mengganggu pemandangna Changmin, yaitu Yoochun yang tertidur tanpa mengenakan penutup apapun di bagian intimnya. Hingga bagian intimnya hanya tertutup dengan kemeja yang panjangnya tidak seberapa itu. Changmin segera menghampiri Yoochun lalu menyelimutinya. Setelah itu ia memasuki kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Changmin membuka celananya lalu duduk di toilet untuk melaksanakan panggilan alamnya. Namun ia merasakan sesuatu yang licin di pinggiran dudukan toilet yang mengenai pahanya. Karena merasa tidak nyaman Changmin mencoba menyentuhnya. Seketika raut wajah Changmin berubah masam sambil memandang jijik tangan malangnya yang terkena cairan berlendir berwarna putih susu.

"JIDAAAATT LUUEEBUAAARR!" Teriak Changmin hingga mencapai oktaf tertinggi, menggetarkan seluruh penghuni gedung yang mengira sedang terjadi gempa.

Sedang si tersangka hanya melek sebentar untuk menyamankan posisi tidurnya lalu kembali tenggelam dalam mimpi indahnya.

.

Changmin kembali membanting pintu apartemennya. Ia memutuskan untuk keluar malam ini, dari pada harus berdiam di apartemen menahan amarah pada Yoochun yang masih tertidur pulas.

Berkali-kali Changmin menyemprotkan hand synitizer ke tangannya, seolah mencegah kuman dari cairan Yoochun menyebar.

"Huue~ kenapa yang harus terpegang adalah cairan nista si jidat" begitulah kira-kira isi gerutuan atau bisa lebih disebut dengan ratapan Changmin.

Saat sampai di depan pintu lift, hand phone disaku jaketnya berdering. Changmin segera bergegas mengambil hand phonenya lalu melihat call id di layar.

"Yunho hyung! Mati aku!" desah Changmin frustasi. Ia tahu pasti Yunho hyung benar-benar marah atas kejadian hari ini. Apalagi tadi Changmin langsung kabur dari pesta sambil menyeret Yoochun.

Dengan ragu-ragu Changmin mengangkat telponnya, "Ne hyung~" ucapnya selembut mungkin.

"YAK IBLIS. KESINI KAU!" Teriak Yunho sekuat tenaga dari seberang telpon, membuat Changmin seketika menjauhkan ponselnya dari telinga.

"A-aku tidak bisa Hyung. Aku sedang—

"Kalau dalam 10 menit kau belum sampai diapartemenku. Akan kutarik semua fasilitasmu, semua mobil mewahmu, bahkan apartemenmu." Ancam Yunho penuh penekanan.

"Mwo?! Andwe hy—

Pip

Yunho memutuskan telponnya begitu saja, tanpa menunggu komentar Changmin.

"—ung…aiish jinja" Changmin mengacak rambutnya frustasi. Lalu masuk kedalam lift yang terbuka didepannya.

Ancaman Yunho ketika sedang marah selalu serius. bahkan dulu Yunho pernah menjual dua mobil mewah Changmin tanpa sepengetahuan pemiliknya. Hanya karena tagihan kartu kredit Changmin yang membengkak.

Memang selama ini semua kebutuhan hidup Changmin di tanggung oleh Yunho sebagai hyungnya. Semenjak eoma mereka meninggal. Dan appa yang pergi entah kemana. Yunholah yang mengambil alih semua perusahaan appanya. Yunho selalu bekerja keras agar bisa memfasilitasi hidup adiknya dengan layak.

.

Changmin tiba di depan pintu apartemen Yunho. Terlambat 8 menit dari waktu yang dijanjikan. Padahal ia sudah berusaha sengebut mungkin. Tapi tetap saja membutuhkan waktu untuk naik ke apartemen Yunho yang berada di lantai 20 dengan lift, kan?

Changmin menarik nafas dalam sebelum membuka pintu apartemen Yunho.

Ia melongokan kepalanya kedalam namun dilihatnya ruangan awal tampak sepi. Akhirnya ia mencoba masuk sepenuhnya lalu berjalan dengan waspada menyusuri ruangan apartemen Yunho. Saat ia tiba di ruang tengah ia melihat Jaejoong terisak di pelukan seorang namja bersurai coklat, tapi ia tidak peduli itu siapa, karena di depan sofa yang jaejoong duduki, terlihat Jung Yunho dengan pemukul basball di tangannya sambil menatap Changmin tajam.

Keadaan Yunho saat itu sangat berantakan. Jas mahalnya kini tampak kotor akibat bekas-bekas makanan yang menempel. Rambut dan wajahnya terkena semacam krim kue. Hampir sama dengan keadaan Jaejoong yang malah jauh lebih parah.

"Noe!" teriak Yunho lantang sambil menunjuk Changmin dengan tongkat basball.

Awalnya Changmin hanya menunjukan cengirannya, namun kemudian ia berlari mengintari ruangan saat Yunho mengejarnya dengan pemukul bass ball.

"Yaak kesini kau bocah!" teriak Yunho sambil terus mengejar Changmin yang terkadang menaiki sofa, mernaiki meja, berlari kedapur, mengintari meja makan.

"Hyung mianhe, itu bukan salahku. Tapi salah jidat Hyung!" ujar Changmin sambil berlari mengintari meja makan.

"Sudah kubilang jangan sembarang membawa barang semacam itu." balas Yunho terus mengejar Changmin yang akhirnya berlari memasuki kamar.

Sedangkan dua orang yang tadinya duduk di sofa, memandang cengo pada dua orang yang berlarian seperti anak kecil itu. bahkan Jaejoong menghentikan tangisnya akibat tingkah suami dan adik iparnya.

Tak berapa lama, dari dalam kamar terdengar teriakan kesakitan Changmin dan umpatan Yunho. Jaejoong dan Kyuhyun hanya saling berpandangan lalu mengangkat bahunya tak peduli.

.

"A-auhh… pantatku~"

"Aish kau ini. Bisa diam tidak, sih." Gerutu Yoochun yang sedang berusaha mengoleskan salep di bokong Changmin yang dari tadi selalu bergerak.

"Ini sakit, tahu." Sungut Changmin, yang kini sedang tidur dengan posisi tertelungkup di ranjang. Celananya di turunkannya setengah dan Yoochun yang duduk di sampingnya sedang mengoleskan obat di pantat Changmin.

"Kau benar-benar diperlakukan seperti anak kecil ya!"

"Ini semua karena siapa?"

"hei, kenapa menyalahkanku. Kau sendiri membawa barang nista itu ke pesta, dan meninggalkannya begitu saja diatas meja." Yoochun menoyor kepala Changmin.

"Tapi, tunggu dulu." Changmin menghentikan pergerakan tangan Yoochun yang akan memberi obat ke bokong Changmin.

"Wae?"

"Pengaruh obat tadi benar-benar hilang, kan?"

"Aish kau ini, mana mau aku memperkosa iblis sepertimu dalam keadaan sadar?"

"Jadi kalu tidak sadar?"

"Entahlah." Yoochun menjawab dengan jawaban ambigu.

"Yaa!"

"Aku bercanda, pabbo. Aku masih punya Junsu. Jadi jangan terlalu percaya diri!" Yoochun kembali menoyor kepala Changmin.

"Ngomong-ngomong, dimana ahjussi Jung? Kenapa dia tidak datang dipernikahan anaknya?" Tanya Yoochun kemudian.

"Aah.. si kuda jantan itu, tak tahu rimbanya. Dia bersenang-senang keliling dunia bersama para pelacurnya."

Pletak

"Yah, mulutmu benar-benar… jaga ucapanmu pabbo!"

"Yak! Kenapa memukulku. Sakit tahu. Dia memang seperti itu kan. Dia itu tua-tua keladi."

"Tapi tidak usah sampai mengatakan sefrontal itu tentang 'pelacurnya', kan?"

"Aish.. sudahlah aku malas membahas dia. Laki-laki yang selalu seenaknya. Dia menyuruh Yunho hyung mengurus perusahaan dan dia malah bersenang-senang di luar negri. Benar-benar seperti parasit!"

"Hei, hei… memang kau sebut apa dirimu? Bukankah kau lebih parasitnya, di bandingkan dengan ayahmu?. Ayahmu masih mending, karena dia juga memiliki beberapa usaha di luar negri, jadi dia pergi dengan uangnya sendiri. Nah, kalau kau sendiri? Kau hanya menadahkan tanganmu dan meminta semuanya pada hyungmu. Tapi kau sama sekali tidak pernah membantunya mengurus perusahaan, malah kau selalu bersikap kurang ajar padanya."

"Aish sudahlah… aku tidak mood lagi berbicara denganmu." Ujar Changmin mengelak, lalu bangkit dan menaikan celananya kembali. "Lebih baik aku pergi." Tambahnya.

"Yaa.. kau mau kemana?" Tanya Yoochun saat melihat Changmin keluar dari kamar.

"Heaven café." Jawab Changmin setengah berteriak dari luar kamar.

"Yaa! Tunggu! Aku ikut." Buru Yoochun sambil menyusul Changmin keluar kamar.

.

.

Pukul 21.24 Am

Kyuhyun baru saja sampai dirumahnya. Ia sangat lelah karena aktifitasnya hari ini. Sepulang Kyuhyun dari apartemen Yunho, Kyu pergi kesebuah café menemui temannya, yaitu Donghae dan Hyukjae, yang sedang merencanakan liburan ke Italia dan ingin mengikutsertakan Kyuhyun kedalam rencana mereka. Kyuhyun hanya memberikan jawaban yang belum pasti, karena dia butuh waktu untuk berpikir. Dan kedua temannya hanya membiarkan Kyuhyun mengambil keputusannya sendiri tanpa memaksa lebih jauh.

Kyuhyun berjalan masuk kedalam rumahnya. Saat ia melewati pintu ruang tengah, seseorang berjalan tergopoh-gopoh menghampirinya.

"Kyunie kau sudah pulang? Ayo kita makan malam bersama. Appamu sudah menunggumu dari tadi."

"Aku sudah kenyang" Jawab Kyu acuh, sambil meneruskan langkahnya menuju tangga, tanpa menoleh sedikit pun kepada namja cantik yang sedang berdiri dengan raut wajah kecewa.

"Tapi, Kyu—

"Aku sudah kenyang. Apa kau tuli!" bentak Kyuhyun, mengagetkan Heechul.

Hangeng yang mendengar bentakan anaknya segera keluar dari ruang makan dan balik membentak Kyuhyun.

"KYUHYUN! APA-APAAN KAU?! KENAPA KAU MEMBENTAK EOMMAMU!" Bentak Hangeng kuat, hingga suaranya bergema di rumah besarnya yang hanya ditinggali 3 orang dan 2 orang maid itu.

"Eomma? Eommaku sudah meninggal 3 bulan yang lalu. Jadi, jangan mengungkitnya!" Ujar Kyuhyun sinis sambil berbalik melanjutkan langkahnya menaiki tangga, menuju kamarnya di lantai atas.

"KAU?!"

"Yeobo! Sudahlah, Jangan terlalu keras pada hyunie. Aku tidak apa-apa kok. ayo kita makan!" Heechul mengelus-elus punggung suami tampannya, untuk meredahkan amarah suaminya. Lalu ia mnggiring Hangeng kembali menuju ruang makan.

Sedangkan Kyuhyun yang mendengar samara-samar perkataan Heechul tadi mendecih dalam hati, "Yeobo? Cih, dasar laki-laki menjijikan, tidak tahu malu!"

Kyuhyun masuk ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan kuat.

.

Kyuhyun Pov

Aku benar-benar sudah tidak tahan berada dirumah ini. Semenjak kedatangan namja yang mengaku sebagai istri appa itu ke rumah. Rumah ini sudah seperti neraka untukku. Namja itu seenaknya mengambil alih tempat eomma dirumah ini. Dan aku lihat sikap appa padanya lebih mesra dari pada ke eommaku dulu. Padahal dia, kan namja. Demi tuhan dia itu namja! Kurasa sangatlah tidak pantas menjalani hubungan seperti itu.

Aku membanting tubuhku ke ranjang dan mengambil foto eomaku di atas meja memandangi wajah yeoja yang sudah melahirkanku. Aku merindukan eomma, merindukan wangi tubuhnya, merindukan elusan tangannya di kepalaku, merindukan pelukannya.

"Eomma… kenapa kau pergi secepat ini? Aku merindukanmu eomma…" Lirihku sambil memeluk fotonya didadaku, lalu jatuh tertidur dengan airmata yang jatuh disudut mataku.

Kyuhyun Pov end

.

Pintu kamar Kyuhyun terdorong sedikit, seseorang mengintip dari balik pintu, setelah merasa Kyuhyun sudah tidur, ia pun memberanikan diri masuk kekamarnya. Cho Heechul, namanya. Seorang namja yang berstatus istri sah seorang Cho Hangeng.

Heechul berjalan pelan ke ranjang Kyuhyun, mencoba tidak membuat suara sedikitpun. Lalu dengan pelan-pelan ia duduk di ranjang, di samping tubuh Kyuhyun yang tertidur.

Heechul memandang lembut wajah Kyuhyun yang sedang tertidur. Ia melihat pipi Kyuhyun yang basah, lalu memberanikan diri untuk menghapus jejak air mata Kyuhyun. Diambilnya foto yang di dekap Kyuhyun erat. Foto itu adalah foto hyuna, orang yang selama ini membesarkan Kyuhyun.

"Hyuna-ssi… gomawo" Heechul mencoba menahan isakannya sekuat tenaga. Ia tidak ingin membangunkan Kyuhyun.

Tangannya mengelus kening Kyuhyun.

"Eomma~" gumaman kecil Kyuhyun semakin membuat Bibir Heechul bergetar menahan tangis. Kemudian ia mencium kyuhyun di antara kedua matanya, dan menarik selimut menutupi tubuh kyuhyun hingga dada. Heechul merasakan tangan seseorang menekan pundaknya. Ia menoleh dan mendapati suaminya disana. Suaminya tersenyum, sangat tampan. Walaupun sudah terdapat guratan-guratan halus di keningnya dan disudut matanya, tapi suaminya tetaplah tampan. Masih gagah seperti dulu.

Hangeng mengajak Heechul untuk keluar dari kamar Kyuhyun, tapi Heechul menahan langkahnya sebentar untuk kembali mencium kening Kyuhyun.

"Good night, baby." Gumam Heechul, menatap Kyuhyun. Lalu segera mengikuti langkah suaminya keluar kamar Kyuhyun.

Sesampainya di luar kamar, isakan Heechul lolos dari bibirnya. Hangeng hanya bisa merengkuhnya dengan tangan kokohnya. Ia juga merasa sama sedihnya dengan istrinya.

"Sampai kapan kau akan merahasiakan ini?" Tanya Hangeng.

"Sampai aku siap mengatakan semuanya, Hannie. Sampai aku benar-benar siap." Setelah mengatakan itu tangis Heechul pecah didada suaminya yang menuntunnya menuju kamar mereka.

.

Love Suck

.

pagi itu di kediaman keluarga Jung.

Di ruang tengah sebuah rumah ber-arsitektur eropa tempo dulu. Duduk Jung Jaejoong di sofa panjang dengan ukiran-ukiran cantik disandaran sofanya. Jaejoong terlihat tertunduk sambil meremas-remas tangannya. Sedangkan didepan tempat duduknya, duduk Changmin dengan mata yang masih setengah mengantuk. Ia terus menguap karena bosan dengan keadaan hening yang tak kunjung pecah. Sedangkan disampingnya, duduk saudara sepupunya, yaitu Park Yoochun yang sedang menyikut-nyikut Changmin jika matanya nampak tertutup. Di sofa single di sebelahnya duduk seorang namja cantik dengan rambut sebahu. Ia duduk dengan anggun bak seorang nyonya, sambil menatap lurus apia p seorang laki-laki yang berdiri membelakangi mereka semua. Laki-laki itu mengenakan baju semacam baju pantai. Tangannya di lipatnya kebelakang sambil lama memandangi lukisan abstrak besar yang terpajang di depan sofa. di sisinya berdiri Jung Yunho yang nampak gelisah.

Sebenarnya sekitar jam 06.00 pagi, mereka semua di panggil untuk berkumpul di kediaman Mr. Jung. Apa lagi, kalau bukan kepala keluarga Jung yang telah pulang tanpa diduga kedua anaknya. Jadilah sekarang mereka berada dengan keheningan yang membuat Changmin berkali-kali menguap dan hampir tertidur, kalau saja Yoochun tak menyikutnya.

Yunho yang tidak tahan dengan keheningan yang sudah berlangsung semenjak mereka tiba disini, sekitar 40 menit yang lalu, akhirnya mencoba bersuara, "A-appa…"

Siwon menoleh, menatap Yunho tajam. Lalu….

PLAK

Suara tamparan keras bergema diruangan itu. membuat Jaejoong menahan nafas melihat suaminya yang terkena tamparan sekeras itu. sama halnya dengan Yoochun, bahkan Changmin yang hampir jatuh tertidur langsung terjaga seketika, sambil memasang kuda-kudanya, seperti mengajak orang berkelahi.

Pipi Yunho memanas setelah mendapat tamparan sekeras itu dari appanya. ia hanya bisa memegang pipinya tanpa mau melihat mata appanya yang sedang marah.

"Kau pantas mendapatkannya. Kau benar-benar anak kurang ajar, tidak berguna, tidak tahu di untung, tidak mempunyai etika dan bla bla bla…." (saya malas nulisnya, panjang amet omelan wonnie)

"kenapa kau menikah tidak memberitahu padaku, Huh?! Bahkan kau menikah dengannya!" Tunjuk Siwon pada Jaejoong yang sedang tertunduk takut.

Yunho tidak dapat berkata apapun saat appanya sedang dalam mode mengerikan. Pasalnya sudah 15 tahun terakhir ia tidak lagi pernah melihat appanya semarah itu.

Siwon masih memandang nyalang kepada anaknya yang masih saja tak kunjung menjawab. Lalu ia melemparkan pandangannya kearah Jaejoong.

"Seharusnya, kau memberitahu padaku jika menikah. Aku bisa menyaksikan menantuku yang cantik itu di altar" ujar Siwon dengan suara yang berubah drastis menjadi amat lembut. Siwon melangkah menuju Jaejoong lalu mengulurkan tangannya kepada Jaejoong. Jaejoong yang masih dalam bingung mode on, dengan ragu-ragu menerima uluran tanngan Siwon lalu beranjak berdiri.

Siwon mencium tangan Jaejoong, membuat Jaejoong cengo. Sedangkan Kibum hanya tersenyum-senyum penuh arti.

"Kau benar-benar cantik." Puji Siwon.

"Ehem.." Interupsi Kibum.

"Tetap kau yang paling cantik baby bumie~" ujar Siwon manja sambil menoleh sebentar kearah Kibum.

"Seharusnya Yunho bodoh itu memberitahukan padaku jika akan menikah denganmu. Jadi aku bisa membawakan berbagai macam hadiah untuk menantuku." Siwon melanjutkan kata-katanya sambil memandang lembut Jaejoong, membuat orang-orang disekitarnya (minus Kibum) tambah melongo menyaksikan keajaiban laki-laki setengah baya itu. apalagi Yunho yang terlihat melongo dengan tidak elitnya seperti orang bodoh.

Siwon yang melihat Ke-cengo-an (?) orang sekitarnya kemudian tersenyum pada Yunho, lalu menghampiri anaknya yang masih terpaku ditempat sambil memegang pipinya.

"Appa hanya bercanda, Yunho pabbo. Apa pipimu sakit?" Siwon menurunkan tangan Yunho yang ada di pipinya, lalu berganti mengelus pipi anaknya yang memerah dengan wajah innocent. "Habisnya, aku sudah lama tidak menamparmu. Hehe mian!"

Kata Siwon seenak jidatnya. Membuat Yunho memaki dalam hati. 'Kalau bukan appaku, sudah kucincang kau. Hue..wajahku yang tampan' ringis Yunho.

Sedangkan Changmin dan Yoochun sedang mati-matian menahan tawa. membuat Yunho melemparkan death glarenya.

"Apa ini berarti Appa menyetujui pernikahan kami?" Tanya Yunho kemudian. Setelah ia dapat menahan emosinya.

"Siapa bilang?! Apakah tadi aku bilang 'setuju'?" Tanya Siwon kembali dengan raut wajah datar. Membuat Jaejoong dan Yunho kembali tercekat.

"Hei..aku bercanda… hahaha!" Tawa nista Siwon menggema saat melihat anak dan menantunya kembali panic.

Sekarang Yunho benar-benar ingin memukul wajah appanya yang semakin hari semakin menyebalkan itu. sedangkan Jaejoong lagi-lagi cengo melihat Appa Yunho yang benar-benar ajaib itu. benar-benar hanya satu didunia ini.

"menantu, kemarilah" Pinta Siwon pada Jaejoong yang kemudian menuruti perkataanya.

"Selamat datang di keluarga Jung, menantuku yang cantik!" Ucap Siwon Sambil memeluk Jaejoong.

Jaejoong sedikit mempoutkan bibirnya saat Siwon mengatainya cantik. apia pa boleh buat, dia hanya pasrah dan membalas pelukan Siwon.

"Panggil aku wonnie Hyung!" pinta Siwon.

"Wonnie Hyung?" Bingung Jaejoong.

"Haha aku bercanda." Tawa Siwon jahil. "Jangan memasang muka seperti itu. kau jadi menggemaskan!" Siwon mencubit pipi Jaejoong.

"Wonnie~" Rengek Kibum manja.

Siwon cepat-cepat menghampiri Kibum lalu mengajaknya berdiri. "Kau cemburu ya, bumie?"

Cup

Siwon mengecup sekilas bibir Kibum.

"Yaa! Yaa! Yaa! Cari kamar sana!"Teriak Changmin sewot.

"Loh, kau ada Minnie?" Kata Siwon pura-pura baru sadar.

"Lalu dari tadi kau anggap aku apa?"

"Entahlah, kau kan iblis! Wajar saja aku tidak melihatmu"

"Yaa! Appa!"

"Haha.. sudahlah. Apa kau tidak merindukan appamu?" Siwon merentangkan tangannya.

Melihat itu raut kesal Changmin berubah sumringah. Lalu ia cepat berdiri dan menghambur kepelukan appanya. appa yang sudah 7 tahun tidak dilihatnya. Appa usilnya yang sangat dirindukannya.

"Aku merindukanmu kuda jantan!"

"Yaa! Sopan sedikit kepada appamu." Siwon menoyor kepala Changmin. Changmin terkekeh, "Ne appa"

"Tapi, cara appa mengerjai Yunho hyung hebat sekali" Kikik Changmin.

"Benarkan. Ini berkat keevilan yang kau turunkan pada appa."

"Aish.,.. yang benar itu keevilan appa yang appa turunkan padaku. Bahkan appa sudah seperti ini dari dulu.

"Haha.. appa hebat, kan!"

"Ne.. appa hebat!" Angguk Changmin setuju, sambil tersenyum lima jari.

Sedangkan Yunho yang sedang mengelusi pipinya yang masih merah, hanya bisa meratapi nasibnya yang selalu menjadi korban kejahilan dua orang ajaib itu.

.

.

Kyuhyun baru saja menyelesaikan mandinya dan sekarang sedang bersiap-siap keluar dari kamarnya. Niat awalnya ingin menuju ruang makan, untuk mengisi perutnya yang lapar. Tapi selera makannya hilang saat melihat Appanya bercanda mesra dengan namja itu dii ruang makan. Kyuhyun mencoba menghiraukannya, ia berjalan melewati Hangeng dan heechul begitu saja menuju dapur untuk mengambil sebotol susu, lalu sekotak sereal.

"Kyunie… kenapa makan sereal. Ayo kita makan bersama!" Ajak Heechul.

Namun Kyuhyun tampak tidak memperdulikan perkataan heechul, malah terus menuangkan sereal dan susu ke mangkuknya.

Setelah merasa makanannya siap, Kyuhyun berencana menghabiskan sarapannya sambil menonton Tv.

"Kyunie kumohon jangan makan sereal terus. Dari semalam kau tidak makan. Ayo sarapan bersama." Heechul tampak tidak menyerah membujuk Kyu. Padahal ia tahu pasti bahwa Kyuhyun akan selalu menolaknya. Hal itu sudah biasa terjadi selama satu bulan ia berada di rumah itu. tapi Heechul tidak pernah menyerah untuk mendapat perhatian kyu.

"Kau ini cerewet sekali, ya! Aku sudah bersusah payah menganggapmu tidak ada, tapi suaramu yang mengesalkan itu, selalu saja membuatku menyadari kalau kau ada disekitarku. Bukankah sudah pernah kubilang, aku tidak akan pernah mau duduk di meja makan selama kau ada di situ." Kata Kyuhyun penuh penekanan. Sedangkan Heechul merasakan hatinya berdenyut sakit, akibat perkataan Kyu.

Hangeng yang sudah tidak sabar menghadapi sifat putranya yang kurang ajar itupun, segera beranjak dari meja makan, menarik kasar tangan Kyuhyun yang akan meninggalkan ruang makan, lalu mendaratkan tangannya di pipi Kyuhyun dengan kuat.

Plak

Prang

Mangkuk sereal Kyuhyun jatuh dan pecah berhamburan. Membuat isinya mengotori lantai. Heechul terpekik tertahan melihat kejadian itu. sedangkan Kyuhyun sedang terpaku merasakan panas dan kebas dipipinya yang baru saja di tampar appanya.

Seumur hidupnya, baru kali ini ia merasakan tangan kokoh appanya mendarat di pipinya.

"Kau benar-benar anak kurang ajar! Kau tiru dari mana sifat biadabmu itu, huh?!" berang Hangeng. "Kelakuanmu semakin hari semakin keterlaluan. Kenapaa kau seperti ini?! Memangnya heechul salah apa?!"

"Appa masih bertanya? Karena dia itu namja! Karena hubungan menjijikan kalian, membuat eomma jatuh sakit hingga meninggal! Masih bertanya salahnya apa?!" balas Kyuhyun histeris.

"Kau?!"

"Kalau appa bersikeras untuk mempertahankan hubungan kalian, it's oke. Tapi jangan paksa aku menerima dia. Karena aku tidak akan pernah bisa menerimanya." Ucap Kyu dengan mata memerah menahan tangis. Setelah berkata seperti itu, Kyuhyun keluar dari ruang makan meninggalkan Hangeng yang terpaku, dan heechul yang terisak.

Kyuhyun masuk kekamarnya lagi untuk mengambil kunci mobilnya. Lalu kembali turun dengan cepat. Ia memutuskan untuk pergi keluar dari rumah itu, untuk mendinginkan kepalanya yang sudah memanas.

.

Sedangkan keadaan dikediaman keluarga Jung, berbanding terbalik dengan keadaan keluarga Cho. Saat itu mereka sedang menikmati sarapan yang diselingi canda tawa. Jaejoong tidak lagi kaku berhadapan dengan Mertuanya, dan pacar mertuanya.

"Appa! Ahu hihir hafa hudah hufa halau hafa—

"Kunyah dulu makananmu dengan benar, bocah tengik." Potong Siwon, saat melihat Changmin memaksakan bicara dengan mulut penuh makanan. Membuat kata-katanya seperti bahasa alien.

Changmin cepat-cepat mengunyah makananya, lalu meminum airnya. "Maksudku, aku pikir appa sudah lupa kalau masih memiliki anak di Korea. Bahkan aku saja hampir lupa kalau appa itu masih hidup." Ujar Changmin asal.

"Mwo, jadi kau menginginkan aku mati, bocah sialan."

"Hehe. Aku sayang appa!" cengir Changmin.

"Hei..hei sudahlah jangan ribut terus. Kalian tidak sadar kalau ada satu orang yang cemberut dari tadi?" Kibum melirik Yunho yang memasang raut wajah berlipat-lipat.

"Oi uno—

"Jangan seenaknya mengganti namaku." Sewot Yunho memotong perkataan Siwon.

"Ne, Yunhooo~. Jangan cemberut terus, hanya karena tamparan sayang itu."

"Mwo. Tamparan sayang? Appa membuat pipiku bengkak sampai sekarang. Candaan appa keterlaluan."

"Hei, kata siapa appa bercanda? Appa memang kesal padamu. Caramu menikah diam-diam itu membuatku merasa aku bukanlah appamu. Kau membuatku kecewa, apa kau tahu?!" Nada suara Siwon berubah menjadi serius.

"Mianhe appa." Lirih Yunho. Ia sadar, dengan kesalahannya yang sudah bersikap kurang ajar pada appanya sendiri.

"Aku seperti seorang appa yang diabaikan oleh anak kandungnya sendiri. Malangnya nasibku." Nada suara Siwon kembali berubah lebay.

'Bukannya dia yang mengabaikan anaknya.' Gumam Yunho dan Changmin dalam hati.

"Hentikan appa. Kau membuatku tidak berselera makan." Changmin berekspresi seakan mau muntah.

.

.

Kyuhyun sedang berada di coffee shop siang itu. ia terlihat melamun sambil menopang dagu. Kopi yang sedari tadi berada didepannya hanya diteguknya sekali, setelah itu dibiarkannya mendingin. Ia sudah menghubungi Donghae dan hyukjae dari 30 menit yang lalu. Tapi kedua temannya masih tidak menampakan batang hidungnya hingga kini. Biasanya Kyu akan uring-uringan jika kedua temannya itu terlambat. Tapi saat ini ia terlihat biasa saja. malah seakan tidak peduli dengan kedua sahabatnya yang belum datang itu.

Tepukan pelan sebanyak dua kali dipundak Kyuhyun berhasil memecahkan lamunannya. Ia menoleh dan mendapati Donghae dan Hyukjae tersenyum seribu watt dibelakangnya. Kyuhyun melongos begitu saja.

"Mianhe Kyu, kami terlambat. Ada sedikit masalah tadi." Ucap Donghae agak tidak enak hati. Ia dan Hyukjae sekarang sudah duduk di kursi depan Kyuhyun.

"Kapan sih, kalian pernah tepat waktu." Jawab Kyu cuek. Sedang Haehyuk Cuma bisa nyengir menanggapinya.

"Kenapa tiba-tiba mengajak bertemu? Apa sudah kau putuskan tawaran kami kemarin?" Tanya Hyukjae. Sedangkan Donghae sedang memesan kopi untuk mereka berdua.

Kyuhyun berhenti menopang dagu. Dia beralih meneguk kopinya yang sudah dingin. "Aku—

"Omo! Kenapa dengan pipimu Kyu?!" Pekik Hyukjae memotong perkataan Kyu, saat ia melihat pipi Kyuhyun sedikit bengkak dan merah.

"Appaku."

"Gara-gara namja itu lagi?!" sambung Donghae yang baru datang kemeja mereka membawa dua cangkir kopi. Lalu duduk di samping hyukjae.

"Hmm."

"Pasti kau bersikap sangat kurang ajar pada istri appamu sampai dia menamparmu." Ujar Hyukjae.

Kyuhyun sedikit kesal mendengarnya. Ia sudah cukup muak melihat istri appanya dirumah. Apakah sekarang mereka harus membahasnya juga?.

"Aku mengajak kalian bertemu bukan untuk membahas namja menjijikan itu. jadi berhenti berkomentar!" Sergah Kyuhyun kesal.

Haehyuk memilih diam. Mereka tahu betul Kyuhyun sedang berada dalam mood yang amat buruk. Lebih baik tidak berkomentar lebih lanjut, dari pada membuat evil ini tambah marah.

"Lalu, apa keputusanmu tentang tawaran kami kemarin?" Donghae kembali mengganti topic pembicaraan.

"Paket liburan itu?"

"Eung.."

"Lalu tujuannya kemana saja?"

"Italia, Spanyol, Paris, dan Yunani." Jawab Donghae.

Kyuhyun tampak berpikir, "entahlah, aku belum sempat membicarakannya pada Appa. Tapi aku rasa aku akan ikut."

"Kalau begitu, nanti aku daftarkan namamu. Soalnya, peserta liburannya terbatas. Jika tidak cepat-cepat memutuskan. Kita tidak akan kebagian tempat lagi."

"Baiklah. Terserah kalian saja." Kyu melirik jam tangannya. "Aku harus pergi. Aku ingin bertemu Jaejoong Hyung." Ujar Kyu klemudian bangkit dari duduknya.

"Yaa! Kenapa cepat sekali?"

"Salah kalian datang terlambat. Aku pergi. Bye!"Kata Kyu seenaknya lalu pergi menuju pintu keluar café.

Kyuhyun mengeluarkan ponselnya sambil berjalan menuju pintu keluar café. Niatnya ingin menghubungi Jaejoong, untuk memberitahunya bahwa ia akan datang ke rumahnya. Namun ponsel Kyuhyun jatuh saat seseorang menabraknya.

"Hei.. kalau jalan, pakai mata, dong!" sergah Kyhyun pada orang yang menabraknya.

"Aaah~ kau lagi" desah orang yang menabraknya atau yang ditabraknya?. #bingung

Kyuhyun baru sadar namja didepannya itu adalah Adik dari Jung Yunho. namja yang telah mencuri menciumanya. Matanya memperhatikan Changmin yang saat itu terrlihat cool dengan jaket hitam dengan blink-blink merah menyala di bagian depan jaket. Kerah jaket yang hampir menutupi leher Jenjangnya, dan rambut coklatnya yang di-wax keatas, memperlihatkan ketampanan wajah Changmin sepunuhnya.

"Seharusnya aku yang bilang begitu. Kau yang menabrakku duluan." Balas Changmin tidak mau kalah.

"Yah Tiang listrik kurus! Bukannya minta maaf malah balik menyalahkan orang." Sewot Kyuhyun ngotot. Adu mulut itu menjadikan mereka pusat perhatian di café itu.

"Mwo?! Ti-tiang listrik ku-kurus?" Ulang Changmin tidak percaya. "Dasar kau namja gila! Tidak sadar dengan keadaan diri sendiri! Coba lihat dirimu, mana ada namja kurus krempeng sepertimu, bahkan mungkin otot pun kau tidak punya." Cibir Changmin memandang Kyuhyun dari ujung rambut hiingga ujung kaki.

"MWO?!"

"Hei hentikan! kalian memalukan." Interupsi Yoochun yang sedari tadi berdiri di belakang Changmin.

"Diam kau jidat mesum!" sergah Kyuhyun. Membuat Yoochun seketika diam.

Pandanvga Kyu beralih menatap Changmin tajam. "Apa tadi kau bilang?"

"Ck. Kau tuli ya? Aku tadi bilang, Dasar kau namja gila! Tidak sadar dengan keadaan diri sendiri! Coba lihat dirimu, mana ada namja kurus krempeng sepertimu, bahkan mungkin otot pun kau tidak punya." Changmin mengulang sepnuhnya perkataanya tadi.

Hal itu membuat emosi Kyuhyun semakin mendidih. Moodnya yang memang sudah hancur dari pagi, kini semakin berantakan gara-gara tiang listrik didepannya.

Kyuhyun melancarkan tendangannya ke betis Changmin, namun Changmin yang belajar dari pengalaman berkelit secepat kilat hingga betisnya terhindar dari tendangan maut Kyuhyun.

"Tidak kena. Bweek!" Cibir Changmin sambil menjulurkan lidahnya.

Bugh

"Euggh.."

"sekarang kena. Bweeek!" Balas Kyuhyun menjulurkan lidahnya lalu segera melarikan diri dari TKP, meninggalkan Changmin yang tertunduk memegangi perutnya yang habis ditinju Kyuhyun dengan kuat.

"NAMJA SIALAAAN!" Teriak Changmin memaki. Sedangkan Sang pelaku, sudah kabur

.

.

.

To Be Continue

.

.

Maaf saya lama update ceritanya.

Selain karena saya lagi KKN. Saya sempet down banget untuk nulis di ffn karena banyak yang ngebash fict saya yang lain.

disini saya bahas tentang keluarga mereka dulu. untuk Chap depan saya akan membahas pertemuan Changkyu yang terlibat dalam liburan bersama.

untuk Chap depan mohon bersabar. saya KKN nya di desa. jadi sinnyalnya jarang banget.

jadi saya harap bisa di maklumin ^^

#Bow 180 drjat

Oh ya, saya bru ingat, kemaren ada yang nanyain tentang minuman champagne ya? itu sampanye, itu memang minuman beralkohol, kalo nggak slah minuman itu awalnya berasal dari daerah sampanye perancis. smacam white vodka gitu #klo gak salah loh.

coba tanya di mbah google aja deh. ^^