Annyeong Chingudeul^^ mianhae author updatenya lama~ cerita ini author bikin 2 chapter aja^^v supaya engga ribet gitu~ buat yang sudah review seperti biasa author mengucapkan banyak terima kasih, buat yang belum, mohon reviewnya chingu^^v. Untuk balasan review ada dibawah^^

This is Our Story

Ooc, Gs, Typo(s), tidak sesuai EYD dll.

Rated : T

Main Cats : Kaisoo

Other Cats : Sehun, Baekhyun & Luhan.

Warning : little hurt.

Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore tapi seorang yeoja masih menunggu di atap sekolah. Sedari tadi dia menunggu disana, memandang pemandangan indah kota Seoul yang terlihat dari atas sana. Sesekali Kyungsoo tersenyum mengingat kalau ini adalah tempat dimana jika dia dan Jongin sedang ingin bolos. Hey… apa salahnya membolos? Kadang itu memberikan sebuah pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan oleh Kyungsoo. Tidak ada salahnya dia membolos untuk bersenang – senang. Kyungsoo melirik ke jam tangan yang melingkar manis dipergelangan tangannya.

"Sudah jam 5. Sebaiknya aku pergi keruang dance sekarang." Gumam Kyungsoo pada dirinya sendiri. Diapun turun dari lantai 5 sekolah ini dan menuju ke lantai dua tempat dimana Jongin selalu latihan dance. Sayup – sayup terdengar suara dari rungan dance. Kyungsoo semakin menajamkan pendengarannya, tidak lama kemudian terdengar decitan sepatu dengan lantai dan suara hentakan kaki. Kyungsoo berjalan ragu kearah ruang dance, jujur saja dia agak takut karna keadaan sekolah yang sudah sepi dan lampu – lampu yang sudah mulai dimatikan.

Dengan ragu Kyungsoo menggeser pintu itu.

DEG!

Dia menatap seorang namja dengan keringat yang bercucuran dan entah Kyungsoo salah liat atau apa, air mata keluar dari sudut matanya.

"Jongin…" Gumam Kyungsoo. sang namja melirik kearah suara yang menggumamkan namanya. Sang namja yang tak lain adalah Jongin menatap terkejut kearah Kyungsoo, sudah satu bulan lebih dia membuatagar dirinya agar tidak mau bertemu Kyungsoo, dia takut. Dia tidak bisa. Dia yakin dirinya akan hancur jika bertemu dengan yeoja bermata bulat satu itu.

"Kyungsoo-ah." Gumam Jongin, dengan cepat Jongin mematikan DVD yang ada disana dan berjalan memungut semua barang miliknya. Dengan cepat di berjalan keluar dari ruang dance, meninggalkan Kyungsoo yang masih membeku di ambang pintu. Jongin melewati yeoja itu tanpa menatapnya lagi. Saat tak sengaja tangan mereka bersentuhan membuat Kyungsoo sadar dari kebekuannya.

"Jongin-ah!" Teriak Kyungsoo sambil berlari mengikuti Jongin.

GEP.

Diapun menarik tangan Jongin kasar membuat sang namja berhenti melangkah.

"Wae?" tanya Jongin dingin. Kyungsoo tersentak kaget saat mendengar suara dingin. Selama dia berteman dengan Jongin dia sama sekali tidak pernah mendengar Jongin berkata sedingin itu.

"Kenapa? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" Tanya Kyungsoo.

"Memangnya kenapa? aku rasa aku baik – baik saja." Ucap Jongin dengan datarnya. Kyungsoo menarik kerah baju Jongin dan mendekatkan wajah mereka.

"Jika kamu bilang kamu baik – baik saja kamu tidak akan pernah menjauh dariku, kamu tidak akan pernah mengabaikanku." Ucap Kyungsoo. Jongin tersenyum mengejek dan melepaskan tangan Kyungsoo dari kerah bajunya.

"Aku pikir itu yang kamu inginkan? Bukankah seperti ini lebih baik?" Tanya Jongin.

"Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kamu bicarkan." Ucap Kyungsoo bingung.

"Sudahlah… sebaiknya kamu pergi." Ucap Jongin sambil kembali berjalan. Tapi Kyungsoo kembali menariknya dengan keras.

"Jelaskan apa yang terjadi? Apa yang membuatmu begini?" Tanya Kyungsoo masih dengan kebingungan.

"Kenapa? bukankah sudah jelas ini yang kamu dan dia mau? menjadi seperti ini bukankah lebih baik?" Tanya Jongin membuat Kyungsoo semakin bingung. Dia? Siapa yang Jongin maksud?

"Apa maksudmu Jongin? Aku tak mengerti. Jelaskan semuanya." Ucap Kyungsoo sambil memegang kepalanya yang mulai berdenyut.

"Inikan alasan kenapa kamu tidak datang malam itu? Bukankah ini keinginanmu?" Tanya Jongin. Kyungsoo benar – benar seperti orang bodoh saat ini, dia sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Jongin.

"Aku tidak mengerti. Jelaskan dengan rinci."

"Apa kamu tidak ingat apa yang terjadi sebulan yang lalu?" Tanya Jongin.

"Ya! Aku sama sekali tidak mengingat apapun." Ucap Kyungsoo sedikit berteriak karna emosi dan kesal belum lagi kepalanya terus berdenyut. Jongin tersentak… Kyungsoo. melupakan kejadian malam itu?

"Semudah itukah kamu melupakannya? Semudah itukah?" Tanya Jongin.

"Melupakan apa?" Tanya Kyungsoo.

"MELUPAKAN KEJADIAN YANG SUDAH MEMBUATKU SEPERTI INI!" Teriak Jongin membuat Kyungsoo tersentak kaget. Seketiak suasana menjadi sangat hening, hanya terdengar deru nafas Jongin yang memburu dan mereka saling memandang satu sama lain.

"Ada apa denganmu Jongin? Kenapa kamu berubah." Ucap Kyungsoo sambil menahan tangisannya.

"Hisk…" Isakan Kyungsoo mulai terdengar. Jongin mulai menghembuskan nafas panjang.

"Dangsini byeonhamnyeon modeun geosi byeonhanda-Semuanya berubah ketika kamu berubah." Ucap Kyungsoo disela tangisannya.

"Sudahlah. ini bukan salahmu, mungkin aku saja yang terlalu memaksakan. Sudahlah, sebaiknya kamu pulang. Ini sudah terlalu sore, tak baik untuk seorang yeoja." Ucap Jongin melepaskan cengkraman Kyungsoo dari tangannya. Kyungsoopun melepaskannya sambil meneteskan sebuah Kristal bening dipipinya.

"Baiklah… mungkin aku sudah membuat sebuah kesalahan beberapa bulan yang lalu. Aku minta maaf…" Ucap Kyungsoo membuat langkah Jongin terhenti. Dia membiarkan Kyungsoo mengatakan perkataannya. Dia mendengarkan tanpa membalikan badannya, sengaja memunggungi Kyungsoo.

"Sekali lagi aku minta maaf. Aku janji tidak akan mengganggumu lagi, tapi biarkan aku bertanya sesuatu yang benar – benar aku ingin tanyakan sedari beberapa bulan yang lalu." Ucap Kyungsoo.

"Kenapa kamu tidak menjengukku saat aku berada dirumah sakit?" Tanya Kyungsoo, sudah semua… tangisannya pecah, dia mulai terisak karna perkataannya sendiri. Sebenarnya, dia sama sekali tidak mau mengatakan perkataannya yang barusan tapi apa boleh buat, mungkin Jongin memang tidak ingin diganggu lagi oleh Kyungsoo.

"Kamu masuk rumash sakit? Kenapa? Kamu sakit?" Tanya Jongin akhirnya membalikan badannya. Dia semakin terkejut saat melihat Kyungsoo dengan menahan isakannya dengan mata yang bercucuran air mata.

"Iya, karna saat itu aku mengalami kecelakaan." Ucap Kyungsoo membuat Jongin membulatkan matanya. Kecelakaan? Kyungsoo mengalami kecelakaan dan dia sama sekali tidak mengetahuinya, Sungguh Jongin bodoh. Maki Jongin pada dirinya.

"Kapan?" Tanya Jongin. Kyungsoo menahan isakannya dan menjawab pertanyaan Jongin.

"Beberapa bulan yang lalu, saat kamu ulang tahun, kecelakaan itu terjadi hampir tengah malam dan… karna kecelakaan itu aku mengalami amnesia temporer. Sebagian ingatakanku hilang, aku tidak bisa mengingat kejadian sebulan terakhir yang menimpaku sebelum kecelakaan itu terjadi." Jawab Kyungsoo dengan nada seraknya. Tangisannya tak bisa dibendung lagi, air matanya terus bercucuran membasahi pipinya.

Tunggu! Ulangtahun? Malam? Tidak! Dasar Jongin bodoh! Kyungsoo bukan tidak datang tapi dia tidak sampai dengan selamat! Bodohnya dirimu! Kenapa kamu menyangka Kyungsoo tidak akan datang, dan sekarang kamu telah kembali menyakitinya dengan bersikap sepeti ini! Dasar Bodoh! Kamu juga bahkan tidak tau kalau Kyungsoo mengalami kecelakaan dan menderita amnesia! Dasar Jongin bodoh! Jongin terus memaki – maki dirinya dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya.

"Hiskkk… Jongin… apa salahku? Hisk… katakan…" Ucap Kyungsoo disela – sela tangisannya. Mendengar kalau Kyungsoo terisak Jonginpun sadar dari pikirannya sendiri dan menatap Kyungsoo yang hanya berjarak beberap alangkah darinya.

GEP.

Jongin memeluk Kyungsoo dengan eratnya. Menyalurkan betapa rindunya dia dengan Kyungsoo, betapa dia sangat membutuhkan Kyungsoo. Sang yeoja masih terisak dalam pelukan Jongin, tubuhnya bergetar karna isakannya.

"Ssttt.. Uljima. Jebal…" Ucap Jongin saat melepaskan pelukannya dan menatap Kyungsoo yang masih menangis. Dengan lembut dan penuh kasih sayang Jongin menghapus air mata Kyungsoo dan menatapnya lembut.

DEG!

Kyungsoo sangat rindu dengan tatapan mata Jongin yang lembut ini, Sungguh beberapa bulan ini dia uring – uringan karna dia sama sekali tidak bisa bertatapan dengan mata satu ini dan sekarang… Kyungsoo setidaknya bisa bernafas lega.

"Hiskkk… apa.. hisk.. salah.. hiskk.. ku?" Tanya Kyungsoo masih terisak walaupun tidak separah tadi.

"Tidak." Jongin mengeleng pelan sambil memegang bahu Kyungsoo yang bergetar.

"Ini bukan salahmu. Aku yang salah, aku yang terlalu bodoh. Mianhae." Ucap Jongin. Sang namja kembali memeluk Kyungsoo, membiarkan rasa rindu yang sudah lama dia bendung, meluap diantara pelukan hangat mereka.

"Uljima, ne?" Jongin kembali melepaskan pelukannya dan menatap Kyungsoo yang sudah berhenti terisak.

"Jongin… Saat kecelakaan itu… apakah aku bercerita kemana aku akan pergi? Karna entah kenapa ada sesuatu penting yang aku lupakan." Ucap Kyungsoo sambil menghapus bekas air mata yang masih ada dipipinya.

DEG! DEG!

Apa yang harus aku katakan sekarang?

"Aku tidak bisa menjawabnya tapi aku bisa mengembalikan ingatanmu." Ucap Jongin.

"Bagaimana caranya?" Tanya Kyungsoo.

"Itu rahasia, sebaiknya kita pulang dulu. Aku yakin Lay Ahjumma sedang menunggumu dengan khawatir diruang tengah, aku yakin dia sedang berdoa kamu dalam keadaan baik – baik saja." Ucap Jongin. Kyungsoo tersenyum dalam tangisannya, Ummanya memang terlalu melebih – lebihkan sesuatu tentang dirinya.

"Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu Jongin-ah. Annyeong." Ucap Kyungsoo sambil membungkukan badabnya. Dia mulai melangkahkan kakinya tapi sebelum itu Jongin sudah memegang kembali tangannya.

"Aku tidak akan membiarkan yeoja pulang sendiri disore hari seperti ini. Ayo… aku antarkan." Ucap Jongin.

DEG!

Jantung Kyungsoo berdetak lebih cepat dai sebelumya. Mungkin karna selama ini dia yang selalu biasa pulang dan pergi sendiri, dia lupa kalau dulu dia selalu diantar oleh Jongin.

"Kanjja." Ucap Jongin sambil menarik tangan Kyungsoo lembut. Kyungsoopun mengangguk dan sadar dari lamunannya. Mereka keluar sekolah sambil bergandengan tangan, Jongin tidak mau melepaskan genggamannya dari tangan Kyungsoo, dia terlalu rindu pada tangan mungil nan-hangat ini. Sampai akhirnya merekapun sampai didepan motor Jongin dengan itu dia melepaskan genggamannya, membuat Kyungsoo merasa kehangatan yang sedari tadi menjalar di seluruh tubuhnya hilang.

"Ini pakailah helmmu." Ucap Jongin sambil menyodorkan sebuah helm berwarna biru pada Kyungsoo. Sang yeoja hanya memandangnya tanpa ada niat untuk mengambilnya. Dia menjadi ingat kalau Jongin selalu memberikan helm itu padanya saat mereka pulang tapi kejadian itu tidak dilakukannya lagi selama beberapa bulan terakhir ini.

"Apa kamu tidak mau aku antar?" Tanya Jongin membuat Kyungsoo kembali sadar dari lamunanya.

"Ani… aku jadi ingat sesuatu." Ucap Kyungsoo.

"Apa itu?" Tanya Jongin. Kyungsoo mengambil helm itu dari Jongin dan menatap sang namja.

"Aku hanya ingat kalau kamu selalu memberikan helm ini disetiap kita pulang… tapi sebulan kebelakangan…" Kyungsoo menghela nafas panjang.

"Aku merindukan helm ini." Lanjut Kyungsoo sambil hendak memakai helm tapi mencegahnya dia memegang helm itu membuat Kyungsoo kembali menatapnya.

"Kamu merindukan helm ini atau merindukanku?" Tanya Jongin membuat pipi Kyungsoo bersemu seketika.

"Apa yang kamu bicarakan?" Tanya Kyungsoo sambil menarik pelan dari Jongin dan langsung memakainya.

"Hahaha…" Jongin hanya tertawa pelan. Kyungsoo menghembuskan nafas lega, setidaknya Jongin sudah kembali, buktinya Jongin sudah kembali menggoda Kyungsoo.

"Sudahlah, berhenti tertawa dan cepat antarkan pulangkan." Ucap Kyungsoo seraya naik keatas motor Jongin.

"Hahahaa… baiklah." Ucap Jongin sambil menghidupkan motornya, merekapun melesat meninggalkan kampus yang sudah semakin sepi.

Kyungsoo menatap kota Seoul di sore hari ini, matahari mulai turun dari singgasananya, membuat semburat warna jingga di langit membuatnya terlihat sangat indah.

"Sampai." Ucap Jongin saat mereka sudah sampai didepan halaman ruamh Kyungsoo. Kyungsoopun turun dari motor dan memberikan helm yang dia pakai.

"Kamu mau masuk dulu, aku yakin umma pasti merindukanmu, karna beberapa hari yang lalu dia menanyakan dirimu."

"Emmm…. Baiklah, jika tuan putri memaksa." Ucap Jongin sambil turun dari motornya.

"Hey… aku tidak…" Tiba – tiba saja kepala Kyungsoo terasa pusing, dia merasa kejadian ini pernah terjadi sebelumnya, Kyungsoo mulai limbung, kepalanya benar – benar berputar, membuat keseimbangannya tergangu. Jongin yang melihat Kyungsoo yang mulai oleng segera turun dari motor dan menahan tubuh Kyungsoo agar tidak terjatuh.

"Gwechana?" Tanya Jongin. Kyungsoo menggeleng - gelengkan kepalanya mencoba menghilangkan rasa pusing yang tiba – tiba menderanya.

"Gwechana, hanya saja… aku merasa pusing, aku mengingat sesuatu." Ucap Kyungsoo.

"Apa itu?" Tanya Jongin senang.

"Kita pernah mengatakan hal yang sama bukan?" Tanya Kyungsoo. Jongin tersenyum, ya benar… mereka pernah berbicara hal yang sama beberapa bulan yang lalu.

"Benar, sekali. Ada lagi hal yang kamu ingat?" Tanya Jongin.

"Ani, aku hanya mengingat hal itu saja." Jongin sedikit kecewa karna Kyungsoo masih tidak mengingat kejadian dimana dia mengatakan perasaannya. Tapi Jongin juga bersyukur karna setidaknya Kyungsoo mulai mengingat hal – hal kecil yang dia lupakan.

"Baguslah, sepertinya kamu mulai mengingat hal – hal yang kamu lupakan, tapi… jangan terlalu memaksakan, aku tidak mau kamu seperti ini."

DEG! DEG!

Aish… kenapa jantungku harus berderup tak jelas seperti ini? Ucap Kyungsoo dalam hatinya.

"Arrasseo, ayo masuk. aku yakin umma sudah menunggumu." Ucap Kyungsoo sambil berjalan mendahului Jongin.

"Umma, aku pulang." Seru Kyungsoo. Sang umma yang tak lain adalah Lay yang ling menghampirnya.

"Ah… Ada Jongin juga ayo masuk. umma sudah buatkan makanan." Ucap Lay.

"Ne." Jawab Jongin dan Kyungsoo bersamaan, merekapun masuk mengikuti Lay kedalam rumah. Kyungsoo duduk dimeja makan diikuti oleh Jongin yang duduk disampingnya.

"Wuaaa… sepertinya makananya enak – enak hari ini." Ucap Kyungsoo.

"Ne, entah kenapa umma ingin sekali memasak makanan enak hari ini, mungkin karna Jongin akan datang kesini." Ucap Lay. Jongin hanya tersenyum menganggapi hal itu.

"Kalian makanlah dulu, umma akan menunggu appamu." Ucap Lay.

"Ne umma." Kyungsoopun mulai menuangkan nasi dan beberapa lauk – pauk yang sudah disiapkan oleh ummanya. Sedangkan Jongin hanya dia memandang makanan yang ada dihadapannya.

"Jongin-ah… makanlah… sini biar aku yang menungkannya untukmu." Ucap Kyungsoo sambil mengambil piring yang ada dihadapannya.

"Kamu harus makan yang banyak karna semakin aku perhatikan kamu semakin kurus saja." Gumam Kyungsoo sambil terus menuangkan beberapa lauk pauk keatas piring Jongin.

"Ini dia." Ucap Kyungsoo sambil menaruh piring di depan Jongin.

"Tadi kamu bilang apa? Kamu memperhatikanku?" tanya Jongin. Kyungsoo mengambil sumpitnya dan mengangguk.

"Tentu saja, aku selalu memperhatianmu…" Ucap Kyungsoo tanpa sadar.

"Kenapa?" Tanya Jongin.

"Karna aku meny-." Kyungsoo membulatkan matanyanya. Babo! Apa yang kamu katakan?! Gerutu Kyungsoo dalam hatinya.

"Karna kamu?" tanya Jongin saat Kyungsoo tak kunjung menjawabnya.

"Em… karna… itu… karna… kita sudah menjadi sahabat lama, jadi tidak salahnya aku memperhatikanmu bukan?" Jawab Kyungsoo sambil menundukan kepalanya. Dia yakin kalau kini pipinya sudah menampakan semburat merah padam.

"Emmm…" Jongin bergumam untuk mengiyakan. Dia meraih sumpitnya dan mulai menyuapkan sedikit nasi kedalam mulutnya.

"Bukan karna kamu menyukaiku?" Tanya Jongin sambil mendongak menatap sang yeoja. Kyungsoo yang mendengar pertanyaan itu langsung ikut mendongak menatap Jongin.

"Jangan bercanda saat aku makan Jongin-ah… nanti aku tersedak." Ucap Kyungsoo sambil menggelengkan kepalanya. Jongin hanya tersenyum simpul.

"Aku tau kamu menyukaiku." Ucap Jongin. Kyungsoo memutarkan bola matanya kearah Jongin.

"Sepertinya Jongin yang suka sekali menggodaku sudah kembali, baguslah… jadi aku tidak perlu repot – repot untuk membujuknya." Ucap Kyungsoo sambil menaikan bahunya tak peduli.

"hahahaa.." Jongin hanya tertawa pelan dan kembali melanjutkan makannya. Aku tidak bercanda dan sedang tidak menggodamu, aku mengatakannya dengan sungguh – sungguh. Jongin kembali tersenyum miris dan meneruskan makannya.

"Kyungsoo-ah. apakah kamu ingin ingatanmu kembali?" tanya Jongin sesaat setelah menyantap semua makananya.

"Tentu saja! kamu tau? Aku seperti orang bodoh, aku tau aku hanya tidak mengingat kejadian satu bulan tapi aku merasa kalau aku melupakan sesuatu penting yang bahkan aku tidak tau apa yang aku lupakan dan tidak ada satu orangpun yang membantuku." Kyungsoo mulai menggerutu.

"Aku bisa membantumu." Ucap Jongin. Kyungsoo memandangnya intens. Benar! Baekhyun pernah mengatakan kalau Jongin bisa membantuku, tapi kenapa harus anak ini? Aku tau aku dan Jongin sudah dekat tapi aku rasa aku lebih dekat dengan Baekhyun, kenapa dia tidak bisa membantuku?

"Benarkah? Bagaimana caranya?" Tanya Kyungsoo.

"Besok aku akan memberi taumu." Ucap Jongin dengan senyuman misteriusnya.

"ah, kau ini… kenapa harus besok? Tidak bisakah sekarang saja? aku penasaran. Semakin cepat ingatanku pulih semakin bagus bukan?" Tanya Kyungsoo.

"Besok itu sudah termasuk cepat, untung aku tidak mengatakan minggu depan, bulan depan, tahun depan."

"arraseo." Tungkas Kyungsoo. "aku akan menunggunya besok." Lanjutnya.

"Hemmm… sebaiknya aku pulang saja, ini sudah sore, aku tidak mau saat aku pulang umma meledak – ledak dan menerkamku."

"Ya! Jangan berkata seperti itu, Taemin ahjumma-kan tetap ummamu. Aish… Sayang sekali Taemin ahjumma memiliki anak sepertimu, padahalkan Taemin ahjumma sangat baik, tidak sepertimu." Ucap Kyungsoo.

"Mungkin saja yang menularkannya appa." Ucap Jongin sambil menangkat bahunya tak perduli.

"Aish… tidak Minho ahjussi tidak seperti dirimu, dia bertolak belakang dengan dirimu, walaupun kalian sama – sama pintar tapi Minho ahjussi terlihat selalu rapih dan mandiri tidak sepertimu…"

"Baiklah… aku mengerti. Satu kata untukmu. Berhentilah menyamakanku dengan orang lain bahkan dengan orang tuaku. Aku dan mereka berbeda, aku adalah Jongin dan tidak ada yang sama denganku." Ucap Jongin.

"Arraseo Jongin-ah… Tapi, kamu benar akan pulang sekarang?" tanya Kyungsoo dengan wajah yang ditekuk.

"Wae? Kamu masih rindu padaku?" tanya Kyungsoo. Sang yeoja langsung mendongakan kepalanya menatap Jongin.

"Aniyo. Sudah sana kamu cepat pulang saja, lebih cepat sepertinya lebih baik." Ucap Kyungsoo sambil mendorong Jongin, Saat itu Lay menghampiri mereka.

"ada apa ini? kenapa Kyungsoo mengusir Jongin?" tanya sang Umma.

"Ani umma…"

"Ne, ahjumma Kyungsoo mengusirku." Ucap Jongin.

"Ani… dia sendiri yang mau pulang." Ucap Kyungsoo membela dirinya.

"Ani… Kyungsoo mengusirku." Dan akhirnya Kyungsoo dan Jongin terlibat dalam sebuah perdebatan kecil di ambang pintu.

"Hey… kalian tau… kalian terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar." Ucap Lay. Kyungsoo yang mendengarkannya langsung membulatkan mata, sedangkan Jongin hanya memasang senyum lebarnya.

"Benarkah ahjumma?" Tanya Jongin.

"Ne."

"Apa kita cocok?" tanya Jongin sambil merangkul bahu Kyungsoo. Lay memiringkan kepalanya berpikir.

"Cocok sekali." Jawab Lay dengan semangatnya. Kyungsoo hanya mendengus ummanya memang selalu berpihak pada Jongin.

"Lepaskan, nanti aku terkena virus narsismu." Ucap Kyungsoo sambil menepis tangan Jongin yang ada di bahunya.

"Ahjumma lihat Kyungsoo sangat jahat padaku." Rengek Jongin.

"Hey… Hey… Hey… apa yangkamu bicarakan, aish… jangan mengadu pada ummaku." Protes Kyungsoo.

"Bukankah nantinya ahjumma Lay akan menjadi ummaku juga." Gumam Jongin pelan sehingga sulit untuk Kyungsoo mendengarnya.

"Wae? Apa yang kamu katakan? Bicara dengan lantang." Ucap Kyungsoo dengan sengitnya. Jongin hanya terkekeh melihat Kyungsoo yang sedang marah. Selang beberapa detik Laypun ikut tertawa, membuat Kyungsoo mempoutkan bibirnya.

"Sudahlah, cepat kamu pulang sana." Ucap Kyungsoo sambil menunjuk kearah pintu keluar.

"Ahjumma… Kyungsoo mengusirku lagi." Rengek Jongin.

"Apa peduliku… sudah cepat kamu pulang sana." Tungkas Kyungsoo. Kini Jongin kembali terkekeh sedangkan Kyungsoo mendorong punggunya agar keluar dari punggung.

"Arrasseo… aku pulang." Ucap Jongin sambil menaiki motornya.

"Bagus, cepat pulang sana." Uca Kyungsoo sambil membalikan badannya berniat kembali masuk kerumah tapi sebuah tangan menahannya.

"wae?" Tanya Kyungsoo sambil membalikan badannya kerah Jongin.

"Tidak, hanya ingin mengucapkan salam. Annyeong." Ucap Jongin. Kyungsoo memutarkan bola matanya, malas.

"Annyeong." Jawab Kyungsoo. Yeoja itu kembali membalikan tubuhnya tapi tangan Jongin kembali menariknya dan

CHU~

Dan dengan sengaja Jongin mencium pipinya.

"YA! KIM JONGIN!" Teriak Kyungsoo tapi sang namja hanya tertawa dan melesat menaiki motornya.

Kyungsoo menghentak – hentakan kakinya ke tanah karna kesal. Tapi jujur saja dihatinya ada rasa yang dia sendiri tak bisa jelaskan. Ada rasa senang dan malu yang bercampur dihatinya. Sambil ternyum dan tersipu malu Kyungsoo masuk kembali kedalam rumahnya.

"Kenapa dirimu Kyungsoo?" Tanya Lay saat Kyungsoo masuk.

"Aniyo. Nan gwechanayo." Jawab Kyungsoo.

"Apa bukan karna Jongin yang kembali datang kesini kan?" Tanya Kyungsoo, kontan Kyungsoo membulatkan matanya.

"Mwo? Aniyo umma… aish… kenapa semua orang senang sekali menggodaku." Gerutu Kyungsoo kemudian meninggalkan ummanya yang terkekeh.

.

.

.

.

.

Hari Sudah berganti dan Kyungsoo sudah bangun dari tidurnya. Dia menatap keluar, kehalaman depannya. Bertanya apa yang dilakukannya? Dia sedang berharap di halamanya itu ada seorang namja bernama Jongin dengan motor besar sedang menunggunya tapi ternyata harapan itu kandas karna disana tidak ada apapun disana. Kyungsoo mendesah napas panjang dan pergi menuju kamar mandi dan bersiap – siap untuk masuk sekolah.

Kyungsoo sudah siap, dia sengaja menuntun rambutnya sampai bawah dan menaruhnya di bahu sebelah kanan. Kyungsoo mengambil tas merah yang sudah dia siapkan kemarin malam dan turun keluar dari kamarnya. Harum masakan buatan ummanyapun sudah menyeruak seantero rumah membuat perut Kyungsoo yang memang belum diisi semakin keroncongan. Diapun mengikuti bau yang menggoda itu dan…

"JONGIN!" pekik Kyungsoo kaget saat menemukan Jongin tengah duduk sambil memainkan ponselnya diatas meja.

"Wae? Kenapa kamu berterikan seperti itu?" Tanya Jongin sambil mengangkat sebelah alisnya. "Ah… aku tau, kamu pasti sudah merindukanku, kan? Aish.. Kyungsoo.. Kyungsoo.. padahal kita baru bertemu kemarin malam, kamu sudah merindukanku lagi." Ucap Jongin dengan narsisnya. Kyungsoo hanya memutar bola mendengar kalau Jongin kembali mengoceh tak jelas.

"Berhentilah berkhayal. Kim Jongin." Ucap Kyungsoo sambil duduk dihadapannya menunggu makanan yang dibuar ummanya selesai.

"Aku? Berkhayal? Bukankah itu fakta? Kalau kamu merindukanku." Tanya Jongin sambil sedikit mencondongkan badannya.

"Tentu saja kamu sedang berkhayal, karna aku sama sekali tidak merindukanmu." Ucap Kyungsoo sambil mengalihkan pandangannya.

"Hey… Tunggu!" Seru Jongin. Kyungsoo kembali mantap Jongin yang membuatnya terkejut.

"Wae?" Tanya Kyungsoo.

"Kamu… sadarkah?" Tanya Jongin sambil menaikan alisnya.

"wae?" tanya Kyungsoo semakin bingung.

"kamu mengalihkan pandangan dari wajahku. Kamu tau apa itu artinya?" tanya Jongin. Kyungsoo mengeutkan keningnya tak mengerti.

"Apa memang?" tanya Kyungsoo.

"Kata orang jika seseorang mengalihkan pandangannya dari saat berbicara orang itu sedang menyembunyikan perasaan yang sebenarnya…." Jongin mencondongkan badannya kearah Kyungsoo membuat yeoja itu bergerak mundur menjauhi Jongin.

"Itu berarti.. kamu sedang menyembunyikan perasaanmu yang sebenarnya. YAY! Ah… Sudah kuduga kalau kamu memang merindukanku." Ucap Jongin dengan nada yang semangat. Kyungsoo berblusing ria. Dia memang sedang menyembunyikan perasaannya.

"Aish… berhentilah…" Ucap Kyungsoo sambil mendorong tubuh Jongin yang sedari tadi mencondongkan tubuhnya.

"hahaha… ketahuan!" Ucap Jongin disela – sela tawanya.

"Hey… Hey… Kalian ini masih pagi sudah ribut saja." Ucap Lay yang baru saja mucul dari dapur sambil membawa sebuah nasi goreng ala china buatannya.

"Jongin yang mulai duluan." Kyungsoo mulai merengek pada sang umma yang baru saja menaruh nasi goreng buatannya diatas meja.

"Sudahlah… kamu sudah besar jangan merengek seperti itu." Ucap Lay sambil kembali kedapur, Jongin menjulirkan lidahnya pada Kyungsoo bermaksud mengejek sang yeoja.

"Aish… seharusnya aku kemarin menolak saat kamu berbicara akan mengantarku kesekolah." Gerutu Kyungsoo. Dia mulai menuangkan nasi goreng itu pada piringnya.

"Seharusnya aku menyuruh Sehun saja untuk mengantarku." Ucap Kyungsoo dengan nada cuek dan menyantap makanannya. Tanpa Kyungsoo tau kalau rahang Jongin mengeras saat dia menyebutkan nama 'Sehun' didepannya. Dia jadi teringat pada ucapan Sehun saat dia menemuinya di ruang dance.

Kyungsoo menatap Jongin yang tidak berkecoh lagi, dia menatap Jongin dengan tatapan bingung.

"Wae? " Tanya Kyungsoo pada Jongin. Sang namja mendongak menatap Kyungsoo. Dia menggeleng pelan dan kembali tersenyum.

"Tidak… aku hanya sedang… sudahlah lupakan." Ucap Jongin sambil ikut menuangkan nasi goreng ke piringnya. Kyungsoo hanya mengerutkan keningnya. Aneh! Tentu saja, Baekhyun benar belangkangan ini Jongin menjadi sedikit berubah.

"Pagi semua!" Seru seseorang membuat Jongin dan Kyungsoo mendongak. Suho yang tak lain adalah appa Kyungsoo ikut duduk dimeja makan. Vikky adalah namja dewasa yang ramah dia juga mudah sekali bergaul dengan anak muda seperti Kyungsoo dan Jongin.

"Pagi Appa/Ahjussi." Jawab Kyungsoo dan Jongin.

"Ah… ada Jongin juga ternyata." Ucap Suho.

"Ne, ahjussi. Tidak apa – apakan jika aku ikut bersama kalian?" Tanya Jongin.

"Tentu saja tidak. Kita bahkan merindukanmu, ya kan Kyungsoo?" tanya sang appa sambil menatap Kyungsoo.

"Ani. Aku sama sekali tidak merindukannya." Ucap Kyungsoo sambil memutar bola matanya.

"Benarkah? Bukannya beberapa bulan kebelakang kamu selalu menanyakan Jongin?" Tanya sang appa pada Kyungsoo.

"Aniyo… kapan aku menanyakannya?" Bantah Kyungsoo.

"Hampir setiap hari." Jawab sang umma yang baru saja datang.

"Aniyo…" Kyungsoo kembali membantah.

"Sudahlah jangan mengelak lagi, aku tau kalau kamu memang merindukanku." Ucap Jongin.

"Aish… kalian ini sama saja." Decak Kyungsoo. dengan cepat dia menghabiskan makanannya.

"Aku sudah selesai. Aku pergi duluan." Ucap Kyungsoo sambil bangkit dari kursi.

"Annyeong." Lanjutnya sambil meraih tas yang ada kursi disebelahnya. Tanpa menunggu jawaban dari Appa dan Ummanya apa lagi Jongin Kyungsoo langsung berjalan menuju pintu.

"Kyungsoo-ah chamkaman! Ahjumma… Ahjussi… annyeong." Ucap Jongin kemudian segera pergi, menyusul Kyungsoo.

Kyungsoo tengah berjalan sambil menggerutu pelan kejadian tadi, Kyungsoo terus berjalan kea rah halte yang sudah tidak jauh lagi.

BRUMMMM BRUMMM.

Suara motor sukses membuatnya terkejut. Kyungsoo tau kalau itu Jongin, dia menghentikan langkahnya dan saat itu motor Jongin sudah ada tepat di sampingnya.

"bisa saya mengantakanmu ke sekolah manis?" Goda Jongin. Kyungsoo hanya memutarkan bola matanya dan kembali berjalan tanpa membalas perkataan Jongin.

"Kyungsoo-ah… ayolah jangan marah seperti ini…" Ucap Jongin sambil menjalankan motornya pelan mengikuti Kyungsoo.

"Sudahlah jangan menggangguku. Pergi sana." Ucap Kyungsoo sambil mengibas – ngibaskan tangannya mengusir Jongin.

"Ayolah... aku hanya bercanda." Ucap Jongin masih mengikuti Kyungsoo.

"Ya! Kim Jongin berhentilah mengikutiku! Sana ikuti yeojachingumu!" Teria Kyungsoo yang mulai jengkel.

"eh? Aku tidak memiliki yeojachingu." Tungkas Jongin.

"Jinjja? Kalau begitu Krystal kau anggap apa, huh?" Tanya Kyungsoo sambil berdecak pinggang.

"Krystal? Krystal? Krystal mana? Ah… Krystal yeoja itu? Dia? Yeojaku? Aku bahkan tak mengenalnya." Ucap Jongin sambil menaikan bahunya.

"Kalau kau tidak kenal kenapa kamu bisa mengatakan 'ah.. yeoja itui'?" Tuntu Kyungsoo.

"Aku bilang aku tidak mengelanya itu tidak berarti aku tidak mengetahuinya jugakan? Bukankah dia sangat populer di kampus kita jadi tidak mungkin kalau aku tidak tau tenangnya. Aku hanya bilang kalau aku tak mengenalnya." Jelas Jongin.

"benarkah?" Tanya Kyungsoo sambil menaikan sebelah alisnya.

"Ne. aku benar." Jawab Jongin. Kalau begitu apa yang dibilang Sehun saat itu berarti hanya kebohongan semata? Kenapa? Tanya Kyungsoo dalam benaknya.

"ahhh.. sudahlah, intinya jangan mengikutiku!" Ucap Kyungsoo.

"Aku tidak akan berhenti sampai kamu ikut denganku, appa dan ummamu sudah mempercayakan dirimu padaku." Jawab Jongin.

"So? It doesn't mean anything for me. It's your business, it's not mine." Ucap Kyungsoo dengan cueknya.

"Hey… come on… I'm just kidding. Don't be angry like this." Ucap Jongin tetap mengikuti Kyungsoo.

"Behentilah, jika kamu terus mengikutiku seperti ini orang – orang akan menyangka kita sepasan kekasih yang sedang bertengkar. Lihat sekitarmu!" Ucap Kyungsoo. Jonginpun menebar pandangannya dan benar saja. orang – orang disekelilingnya sedang menatap mereka dan berbisik – bisik.

"Benarkan? Jadi sekarang pergilah." Ucap Kyungsoo kembali melanjutkan perjalannya. Tapi Jongin menangkap tangannya dan menariknya pelan membuat Kyungsoo tersungkur kearahnya tapi dengan kuat Jongin memegannya.

"Kalau begitu cepatlah naik atau mereka akan terus memperhatikan kita." Bisik Jongin ditelinga Kyungsoo membuat sang yeoja tidak bisa berkutik lagi. Kyungsoo mengangguk dan langsung naik ke atas motor. Jongin tersenyum menang dan langsung pergi meninggalkan jalanan kota Seoul.

"Ah… Jongin-ah… bisakah kalau kita memilih jalan lain? sebentar lagi ada kelas." Ucap Kyungsoo sambil menatap khawatir jamnya. Karna ada perbaikan jalan membuat jalanan menjadi macet dan dipadati oleh kendaraan yang akan pergi untuk melakukan aktifitas sehari – harinya, sama seperti mereka berdua.

"Tidak bisa Kyungsoo-ah." Ucap Jongin.

"Kalau begini kita akan terlambat masuk kelas pertamua." Kyungsoo mulai merengek.

"Ssstt…. Tidak ada pilihan lagi." Ucap Jongin. Kyungsoopun kembali menggerutu sampai akhirnya mereka sampai di kampus mereka. Benar apa kata Kyungsoo, kelasnya memang sudah dimulai.

"Eotteoke?" Tanya Kyungsoo sambil menghentak – hentakan kakinya pada lantai kramik.

"Sssttt… kita bolos saja hari ini." Ucap bisik Jongin. Kyungsoo mendongak menatapnya, wajahnya yang tadi sangat khawatir kini berseri.

"Benar, sudah lama kita tidak bolos. Kanjja kita keatap sekolah." Kyungsoo menarik tangan Jongin menuju lantai tiga sekolah mereka. Saat melewati kelas mereka, Kyungsoo dan Jongin mengendap – endap bagaikan kucing yang baru saja mencuri ikan. Sekilas Kyungsoo menatap kelasnya dan secara tak sengaja juga Baekhyun menatap mereka. Kyungsoo melambaikan tangannya pada Baekhyun.

"Hari ini aku bolos." Ucap Kyungsoo tanpa suara.

"Nado." Ucap Jongin yang ada dibelakangnya. Merekapun tertawa tanpa suara, Kyungsoo melambaikan tangannya lagi pada Baekhyun dan melanjutkan perjalanannya tanpa suara.

"Huaaaa… udara yang sangat segar." Ucap Kyungsoo sambil merentangkan tangannya membiarkan udara segar pagi ini menerpa dirinya. Jongin ikut berjalan mendekati Kyungsoo dan menggenggam tangannya membuat Kyungsoo mendongak kearahnya.

"waaee?" Tanya Kyungsoo yang tiba – tiba gugup.

"Aku tidak tau ini akan mengembalikan ingatanmu atau tidak, biarkan aku mencoba dan mengatakan semuanya lagi padamu." Ucap Jongin.

"huh? Apa yang kamu bicarakan Jongin-ah?" Tanya Kyungsoo yang tidak mengerti apa yang Jongin lakukan.

"Sekarang kamu hanya diam dan cobalah mengingat – ingat memory yang hilang itu." Ucap Jongin. Kyungsoo mengangguk walaupun dia sama sekali tak mengerti.

Tiba – tiba saja Jongin berlutut dihadapannya, membuat Kyungsoo tersentak kaget, Kyungsoo menutup mulutnya yang menganga dengan tangannya. Jongin tersenyum pada Kyungsoo dan mengeluarkan sebuket bunga mawar yang entah sejak kapan sudah ada di balik jaketnya.

"Hanaman saranghanikka, hanamyeon chungbunhanikk…-aku hanya cinta kamu,aku hanya bahagia jika bersamamu" Jongin menatap Kyungsoo yang mulai berkaca – kaca. Jongin hanya tersenyum dan kembali melanjutkan perkataanya. "Nage majimak sarangi dwae julla?-maukah kamu jadi cinta terakhirku?"

Dan perkataan Jongin yang terakhir itu sukses membuat Kyungsoo kembali ternganga.

"Akuu…" Suara Kyungsoo bergetar saat dia mulai berbicara.

"Tunggu! Aku tau kamu tidak bisa menjawab sekarang. Bagaimana kalau besok malam tepat jam 12 malam kamu temui aku depan namsan tower sambil membawa bunga ini, dan kamu harus menjawab pertanyaanku itu. Bagimana?" Tanya Jongin. Pertanyaan yang sama seperti saat dia pertama kali mengungkapkan hatinya.

DEG! DEG!

Jantung Kyungsoo berderup kencang, dia mengingat sebuah kilasan kejadian dalam bekaknya. Kyungsoo mulai oleng karna kepalanya yang terus berputar. Dengan sigap Jongin menangkapnya dan membawa Kyungsoo kedalam pelukannya agar sang yeoja tidak jatuh membentur tanah.

"Gwechana ?" Tanya Jongin. Kyungsoo tidak menjawab, dia masih pusing karna gambaran dari ingatannya berkelabat bagaikan sebuah film yang diputar terlalu cepat.

"Jongin... Kepalaku..." Ucap Kyungsoo sambil memejamkan mata dan memegang kepalanya.

"Jangan dipaksakan... Perlahan - lahan saja. Aku yakin ingatanamu akan cepat pulih." Ucap Jongin sambil mengelus surai coklat milik Kyungsoo. Sang yeoja masih sangat pusing hanya bisa menyandarkan kepalanya ke dada bidang Jongin.

"Aku mengingat sesuatu." Gumam Kyungsoo pelan tapi masih bisa di dengar oleh Jongin.

"Apa itu?"

"Yang aku ingat... kita ada di lorong sekolah, saat itu masih sangat pagi... " Terang Kyungsoo sambil menatap Jongin.

"Dan?" Tanya Jongin karna Kyungsoo yang tak kunjung meneruskan perkataannya.

"Mianhae... Hanya itu yang aku ingat." Ucap Kyungsoo.

"Ah... Baiklah, jangan terlalu dipaksakan. Aku tak mau kalau harus melihat kamu kesakitan seperti barusan." Ucap Jongin menenangkan sang yeoja. Kyungsoo mengangguk dan memendampak kepalanya di dada Jongin.

"Sudah baikan?" Tanya Jongin. Kyungsoo mengangguk dan mengangkat kepalanya dan menatap Jongin.

"Gomawo." Jawab Kyungsoo dengan wajah yang memerah.

"5 menit lagi aku ada kelas dance. Jika kau tinggalkan apa kamu akan baik – baik saja?" Tanya Jongin.

"Gwechana… cepat sana. Nanti kamu akan terlambat." Ucap Kyungsoo.

"Ne."

CHU~

Jongin kembali mencium pipi Kyungsoo dan segera berlari menjauhi Kyungsoo.

"YA! KIM JONGIN! AKU AKAN BENAR – BENAR MEMBUNUHMU!" Teriak Kyungsoo sambil menghentak – hentakan kakinya. Nafas Kyungsoo memburu karna dia terlalu marah, perlahan tangannya menyentuh pipi yang tadi dicium oleh Jongin dan entah kenapa jantungnya kembali memburu, bukan karna marah tetapi karna… sudahlah. Dia tidak bisa menjelaskannya, dia terlalu bingung dengan perasaanya sendiri.

"Huh… dasar namja menyebalkan." Ucap Kyungsoo sambil menatap bunga yang baru saja diberikan Jongin. Kyungsoo menghela napas panjang dan pergi keluar. Kelas keduanya tidak lama lagi akan dimulai, Kyungsoo turun dari lantai tiga menuju lantai satu, dia sengaja mengambil jalan memutar agar bisa melewati kelas dance. Kyungsoo mencuri pandang saat melewati kelas dance, dia menatap Jongin tengah latihan dengan serius, Kyungsoo memang selalu mengagumi Jongin ketika dia sedang dance. Kyungsoo tersenyum simpul dan melanjutkan perjalanannya.

Kyungsoo masuk kekelasnya yang kedua. Sebenarnya ini kelas pertama yang dimasuki hari ini karna tadi dia bolos. Kyungsoo kembali tersenyum simpul saat mengingat betapa anehnya, lucu dan gilanya Jongin tapi yang lebih gila adalah dirinya yang bisa jatuh kedalam jerat Jongin. Tunggu… jerat Jongin? Apa maksud kata itu? Apakah Kyungsoo benar – benar jatuh cinta pada Jongin? Apakah kilasan kejadian yang tadi dia ingat adalah kejadian saat Jongin mengatakan perasaanya sebelum dia hilang ingatan? Kepala Kyungsoo kembali berputar. Ah… selalu saja begini, setiap Kyungsoo mencoba mengingat kejadian yang dia lupakan, dia selalu saja merasa pusing.

"Hey… jangan memaksakan dirimu." Ucap sebuah suara familiar. Kyungsoo mendongak mencari asal suara itu. Sehun. Kita merupakan namja satu itu… Sehun mengambil kuris dipinggir Kyungsoo untuk kelas ini.

"Sehun-ah!" Pekik Kyungsoo.

"wae? Kenapa kamu harus memekik seperti itu? Rindu padaku eoh?" Tanya Sehun.

"Ne, jeongmal bogoshipoyo. Hahaha." Ucap Kyungsoo sambil tertawa. Belakangan ini Sehun memang tidak terlihat dikampus, dia bilang orang taunya dibusan sedang sakit jadi dia harus pergi untuk sementara waktu kesana dan sekarang, dia sudah kembali.

"Bagaimana keadaan orang tuamu?" Tanya Kyungsoo.

"Mereka sudah baikan, mereka hanya mengalami kecelakaan ringan saja." Jawab Sehun.

"Baguslah kalau mereka baik – baik saja." Ucap Kyungsoo. Sehun menumpu wajahnya di kedua tangan yang diletakan di meja.

"Bagaimana? Apakah sudah ada namja yang menjadi tambatan hatimu saat aku tidak ada? Apa ada hal yang aku lewatkan?" Tanya Sehun. Kyungsoo kembali bersemu. Dia menunduk mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

"Wae?" Tanya Sehun mengangkat kepalanya dan menatap Kyungsoo.

"Tidak ada… sebenarnya belum… ah… entahlah." Jawab Kyungsoo prustasi dengan dirinya sendiri.

"apa katakan padaku." Ucap Sehun, lihatlah sekarang raut wajah namja itu berubah, rahangnya mengeras dan tangannya mengepal kuat.

"Tidak, hanya saja… ah… Jongin sudah kembali seperti duli lagi. Ah… aku sangat bersyukur." Ucap Kyungsoo dengan senyuman lebarnya.

"Ah… begitu ya." Hanya itulah kata yang dikeluarkan Sehun kemudian dia duduk bersadar pada kursinya dan terlihat sedang berpikir keras.

Kyungsoo berniat menanyakan tentang ucapan Sehun mengenai Jongin yang berpacaran dengan Krystal tapi Kyungsoo mengurungkan niatnya karna Kyungsoo pikir kalau mungkin saja Sehun salah mendapatkan informasi atau mungkin dia salah liat.

.

.

.

.

.

Kelas ke dua Kyungsoo sudah selesai, sekarang dia berjalan ke kelasnyanya yang ke tiga. Semangat Kyungsoo tinggal satu kelas lagi dan kamu akan bisa pulang. Ucap Kyungsoo menyemangati dirinya sendiri. Dengan lemas Kyungsoo melangkahkan kakinya kekelasnya yang ketiga, tapi ketika dia melihat Baekhyun ada didalam Kyungsoo langsung bersemangat dan duduk disamping Baekhyun.

"Astaga… Kyungsoo-ah! Kau menganggetkanku." Seru Baekhyun karna kaget saat Kyungsoo yang tiba – tiba saja duduk disebelahnya. Kyungsoo hanya menyengir menampakan giginya.

"Wae? Sepertinya kamu senang sekali?" tanya Baekhyun kembali bersadar pada kursinya." Kyungsoo mengangguk antusias.

"Jongin mengatakan cintanya padaku." Ucap Kyungsoo. Baekhyun membulatkan mata sedangkan Kyungsoo menekuk wajahnya.

"JINJJA?" pekik Baekhyun. Ternyata Jongin menyatakan Cintanya lagi. Baguslah kalau begitu. Ucap Baekhyun.

"Ne… tapi.. aku bingung." Ucap Kyungsoo.

"wae?"
"Aku pikir dia sudah punya yeojachingu."

"Tidak. Kamu tau dia hanya mencintaimu." Ucap Baekhyun meyakinkan Kyungsoo.

"Ne. Lihatlah pada apa yang ada dalam dirimu." Baekhyun melepatakan tangan Kyungsoo tepat ke dadanya. "Apakah jantungmu terasa berdebar saat kamu bersamanya? Jika iya maka kamu memiliki perasaan yang sama dengannya." Jelas Baekhyun. Kyungsoo berpikir keras, benarkah? Benar! Aku memang mencintainya.

"Jadi? Apa yang kamu katakan padanya. Kyungsoo menatap Baekhyun dan mengangkat bahunya.

"Dia menyuruhku menjawabnya saat tengah malam di namsan tower." Jawab Kyungsoo. Tidak… tidak… tidak… Jangan lagi! Teriak Baekhyun dalam hatinya.

"Nanti malam kamu mau menjanjikan aku satu hal?" Tanya Baekhyun dengan wajah yang cemas.

"Apa?"

"Berjanjilah kamu akan sangat hati – hati saat menyebrang ataupun berjalan."

"Hahaha… tenang saja, aku akan baik – baik saja." Ucap Kyungsoo. Baekhyun menggelengkan kepalanya.

"Berjanjilah baru aku akan percaya padamu." Ucap Baekhyun.

"Ne, aku berjanji. Sudah puas?" Tanya Kyungsoo. Baekhyun mendesah pelan dan menyandarkan punggunya pada kursi. Semoga nanti malam dia akan selamat sampai disana.

.

.

.

.

.

Malampun berganti Kyungsoo kini tengah berdandan dikamarnya, dia memakai jaket yang cukup tebal karna ini sudah akan memasuki musim winter. Dia mengerai rambutnya dan memasangkan sebuah jepit kupu – kupu pada rambutnya. Kyungsoo menatap bunga yang tadi Jongin berikan dan kemudian kembali tertawa. Dia mengambil bunga itu dan membawa tas kecil, dengan segera dia keluar dari kamarnya.

"Umma aku akan pergi sebentar." Ucap Kyungsoo.

"Oddiega?" Tany Sang Umma yang terlihat khawatir.

"Tenang saja aku tidak akan jauh – jauh. Aku juga sudah memakai jaket dan membawa payung."

"Haruskan umma menemanimu?"

"Tidak usah, aku tidak akan lama umma." Dan dengan itu Kyungsoo meninggalkan rumahnya. Jujur saja sang umma masih sangat khawatir dengan kejadian yang pernah menimpa Kyungsoo sebelumnya.

Sedangkan sang anak hanya tersenyum sambil melanjutkan perjalannya. Kyungsoo tersenyum senang sambil memegang sebuket bunga mawar. Kali ini jalanan kota Seoul benar – benar sudah sepi, karna udara dingin yang menerpa dan juga ini sudah hampir tengah malam. Kyungsoo mempercepat langkahnya, dia tidak maiu membuat Jongin menunggu. Saat dia akan menyebrang jalan Kyungsoo lupa menengok kesebelah kanan dan

TITTT TITTT TITTT.

Suara klakson mobil mengaggetkannya. Untung saja kali ini Kyungsoo mundur kalau saja dia telat sedetik untuk mundur dia pasti akan celaka. Tiba – tiba saja kepala Kyungsoo kembali berdenyut, berdenyut dengan sangat keras membuatnya kesakitan. Kilasan – kilasan kejadian kembali berputar didalam benaknya. Kyungsoo mulai oleng dengan sigap dia memegang tiang rambu lalu lintas yang ada disampingnya. Semua kejadian itu terus saja berputar, terus, terus sampai akhirnya semua kejadian itu kembali dia ingat. Semua! Ya Semua! Memorynya yang hilang kini sudah kembali. Kyungsoo ingat kalau Jongin pernah menyatakan cintanya di lorong sekolah, sambil berteriak mengingatkan kalau hari itu adalah ulang tahunnya, dia ingat kalau Jongin menyuruhnya datang ke namsan tower saat tengah malam, Kyungsoo ingat ditengah jalan ada mobil yang menabraknya sampa akhirnya dia pingsan dan menyebutkan sebuah kata yang selalu akan terukir baik dalam pikiran mupun hatinya. Jongin. Ya… hanya namja itu yang terukir jelas didalan hati Kyungsoo. Hanya namja itu yang bisa membuat Kyungsoo nyaman dan selalu bisa membuat Kyungsoo tertawa sekalipun dia sedang marah padanya, hanya namja itu yang rela mengantar-jemput dirinya kapanpun dan dimanapun, hanya namja itu yang bisa masuk kedalam hati Kyungsoo dan menjerat yeoja itu kedalam sebuah hal yang banyak orang bilang adalah Cinta.

Dengan cepat Kyungsoo menyebrang dengan hati – hati dan berlari menuju namsan tower.

.

.

.

.

.

Ditempat lain seorang namja tengah membawa sebuah coklat dan boneka, dia berdiri mematung di tempat teratas sebuah bangunan bernama namsa. Namja bernama Jongin tengah menghela napas panjang dari mulutnya membuat gempulan asap putih keluar dari mulutnya. Cuaca memang sangat dingin, mungkin salju tak akan lama lagi turun tapi dia masih setia menunggu seseorang yang menentukan hidup dan matinya. Kyungsoo, dia sedang menunggu yeoja itu.

"Sekarang apakah kamu akan datang? Atau benar apa kata namja itu? Kalau kamu sudah menjadi miliknya?" Gumam Jongin. Dia kembali mengembuskan nafasnya.

"Tenanglah ini belum lewat tengah malam." Jongin memandang kota Seoul dari atas sini. "Dia pasti datang." Gumam Jongin.

"Ne. aku datang." Sebuah suara bergema ditelinga Jongin.

"Jongin berhentilah berhalusinasi, apa ini karna cuacanya dingin jadi kamu berhalusinasi dan mendengar suaranya?" gumam Jongin lagi.

"Babo. Aku datang, lihatlah kebelakang, aku ada disini." Ucap Kyungsoo. Jongin memutar tubuhnya dan mendapati Kyungsoo sampai di depannya tanpa kekuarangan apapun.

"Kyungsoo kau datang?" Tanya Jongin masih tak percaya.

"Tentu saja, apa yang kamu harapkan? Aku mengalami kecelakaan lagi? Kemudian kembali kehilangan ingatanku dan kamu akan mengulangi kejadian ini untuk yang ketiga kalinya?" tanya Kyungsoo dengan tawa yang tersendat – sendat. Jongin tersenyum dan langsung mendekap tubuh Kyungsoo. Hangat. Itulah yang Kyungsoo rasakan, jika dia harus memilih, dia lebih memilih ada dalam dekatapn Jongin dari pada ada didepan perapian selama musim dingin ini.

"I'm glad you here." Bisik Jongin.

"Me too." Jawab Kyungsoo. Jongin melepaskan pelukannya dan menatap Kyungsoo.

"Jadi apa jawabanmu?" Tanya Jongin. Kyungsoo menghembuskan nafas panjang.

"Mianhae…" bisik Kyungsoo. Apa? Mianhae? Apakah kali ini ucapan namja bodoh itu benar? Apakah aku akan ditolak? Jerit Jongin dalam benaknya.

"Mianhae… jeongmal mianhae." Kyungsoo kembali berbisik sambil menundukan wajahnya.

"Tapi Jongin… aku sudah mempunyai orang yang mengisi hatiku dalam setiap detik yang aku punya…" Ucap Kyungsoo sambil kembali berbisik. Jongin mendadak lemas, jiwanya bagaikan baru saja dicabut oleh malaikat yang memakai baju hitam. Hatinya bagaikan di tusuk ribuan jarum berkarat membuatnya terasa perih, perih yang tidak bisa dideskripsikan oleh apapun. Jongin melepaskan tangannya dari pundak Kyungsoo. Sayang sekali, karna kebodohannya yang menjauhi Kyungsoo semala beberapa bulan kebelakang membuatnya harus menanggung kesakitan seperti ini.

"Nugu?" tanya Jongin datar. Babo! Kenapa kamu bertanya seperti itu? Tolong…. Tolong jangan sebut namja itu didepanku…

"Dia… Dia.. itu…" Kyungsoo mengigit bibirnya dan sedetik kemudain dia mendongak menatap Jongin dan berkata.

"Dia adalah Kim Jongin."

DEG DEG DEG!

Jongin yakin dia harus pergi ke dokter THT karna dia pasti salah mendengar saat Kyungsoo menyebutkan nama dirinya.

"Apa?" Tanya Jongin dengan suara yang agak keras.

"Wae? Kamu tidak mendengarnya atau aku perlu berteriak disini sekarang juga?" Kyungsoopun beranjak dari tempatnya dan berjalan keujung ruangan dan berteriak sekencang mungkin.

"SARANGHAEYO KIM JONGIN! HANYA ADA DIRIMU DALAM HATIKU!" Jongin benar – benar membulatkan matanya. Kemudian Kyungsoo membalikan badannya dan menatap Jongin.

"Sudah cukup jelas kah?" Tanya Kyungsoo. Jongin tersenyum dan memeluk yeoja itu dengan erat.

'Saranghae.' Satu kata itu terus terucap dari bibir Jongin, mendeskripsikan betapa banyak cinta yang dia rela berikan untuk sang yeoja yang kini tengah berada dalam pelukannya. Jongin meregangkan pelukannya dan menatap Kyungsoo. Jongin mengelus surai coklat milik Kyungsoo dan tangannya terus menjalar dan sekarang sudah berada di dagu Kyungsoo. Dia menarik lembut dagu itu membuat jarak antara mereka semakin tipis.

CUP.

Untuk beberapa detik bibir mereka saling menempel satu sama lain, menghantarkan jutaan kehangatan yang diselubungi oleh cinta yang tulus, tak ada kata nafsu dalam ciuman itu, hanya ada sebuah rasa, rasa yang baru pertama kali mereka rasakan. Rasa indah, bahagian dan senang ketika orang yang kamu cintai, mencintai dirimu seperti kamu mencintai dirinya.

Sebuah titik putih jatuh mendarat di pipi Kyungsoo membuat tautan itu terlepas. Mereka berdua mendongak kelangit dan menemukan kalau ternyata yang jatuh adalah salju. Salju pertama dimusim dingin ini yang sepertinya datang terlambat tahun ini. Mereka saling memandang dan tertawa satu sama lain, entah apa yang membuat mereka tertawa tapi hanya itulah yang mereka lakukan, saling berbagi tawa.

"kamu tau?" tanya Jongin sambil menggengan tangan Kyungsoo.

"wae?"

"Banyak orang mengatakan kalau saat seorang namja dan seorang yeoja menyaksikan salju pertama musim dingin, mereka akan berjodoh dan hidup bahagia selamanya. Apa kamu percaya akan hal itu?" Tanya Jongin. Kyungsoo hanya mengangkat bahu tidak tau harus menjawab apa.

"Jika aku ditanya hal yang sama tidak akan bilang iya atau pun tidak." Kyungsoo mengerutkan keningnya heran.

"Kenapa?" Tanya Kyungsoo. Jongin kembali tersenyum dan mengenggam tangan Kyungsoo semakin erat.

"Karna tidak ada dalam kehidupan nyata kata 'hidup bahagia selamanya' karna akan selalu ada masalah disetiap sudut kehidupan manusia…" Ucap Jongin kemudian mengangkat tangan Kyungsoo dan mengecupnya dengan lembut.

"Tapi walaupun 'hidup bahagia selamanya' tidak akan terjadi, aku akan tertap berharap kalau aku akan mengenggam tangamu seperti ini. Menjagamu dari semua hal yang berbahaya, menemanimu tak kala rasa sedih menghampiri dan selalu ada disampingmu saat kamu membutuhkan seseorang." Ucap Jongin dengan tulusnya membuat Kyungsoo menjatuhkan air matanya. Kyungsoo memeluk Jongin dengan erat dan mengalungkan tangannya di leher namja itu.

"Thanks for everything you have given to me. You're my everything now."

Dan dua kalimat itulah yang menjadi awal dimana mereka saling menguatkan satu sama lain, saling menjaga dan saling melengkapi, jika ada yang berpikir kalimat terakhir itu adalah sebuah kata penutup kisah cinta mereka, itu salah. Karna masih ada sebuah jalannan panjang yang harus mereka jalani.

.

.

.

.

.

~END~

Epilog :

Seorang namja bermata sipit dan berbibit tipis menatap dari kejauhan orang yang dulu dia pernah cintai. Kyungsoo. Siapa lagi kalau bukan yeoja satu itu, jujur saja perasaan Sehun masih ada untuk yeoja bermata bulat hanya saja dia sudah memiliki yeoja lain yang mengisi hidupnya.

"Sehunie" Panggil seorang yeoja dengan manjanya. Sehun mendongak ke sampingnya dan menemukan seorang yeoja cantik tengah berlari kearahnya.

"Luhan. Sudah selesai?" Tanya Sehun saat yeoja yang tak lain adalah Luhan berada disampingnya.

"Ne^^ sedang apa kamu disini?" Tanya Luhan sambil mencari sesuatu yang sedari tadi dipandang Sehun. Dan tak sengaja matanya menemukan Kyungsoo dan Jongin sedang duduk di bawah pohon. Dan jujur itu membuat Luhan sedikit tersakiti.

"Mianhae aku masih saja mengingatnya." Bisik Sehun sambil memeluk Luhan dari pinggir dan menaruh kepalanya dibahu sang yeoja.

"Gwechana, cinta pertama memang sulit untuk dilupakan bukan?" Tanya Luhan.

"Tapi tenang saja, aku janji akan melupakannya." Bisik Sehun. Luhan melepaskan pelukan namja itu.

"Jangan berjanji sesuatu yang tidak bisa kamu tepati sehunnie~ aku juga tidak berharap kamu melupakan dia. Aku hanya berharap kamu membuka hatimu untukku dan mencoba menerimaku disisimu." Jelas Luhan disertai senyuman manisnya.

Sehun terpaku mendengar penuturan Luhan, tidakkah dia sadar seberapa besar cinta Luhan yang diberikan padanya?

Dan dengan itulah cerita inipun selesai. Hwaaaa…

Ceritanya begitu sulit untuk dijelaskan, dan cerita antara Sehun dan Luhannyapun mengantung ga jelas gini. Mianhae -_-v buat yang mau minta Sequelnya boleh, silahkan review aja, kalo banyak permintaan maka author akan kabulkan kalau misalanya engga, mianhae.

Kalau banyak yang minta sequel author akan buatkan cerita antara Sehun dan Luhannya.

Sekali lagi author mau berterima kasih pada semua yang sudah review. Jeongmal gomawo chingudel^^ buat yang belum author mohon dengan sangat untuk mereview, author doakan yang mau review bisa ketemu biasnya *AMIN* hehehe^^

Balasan Review :

Mey Hanazaki : mudah – mudahan emang menarik chingu^^ lulu nongol disini cuman dikit, di epilo lagi ._.v kalau chingu mau sequelnya (HunHan) boleh request kok^^v

Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

Kan Rin Rin. Chen Min : WOW juga *eh apa deh*

Sip^^ ini udah dilanjut~ Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

Pyolipops : iya nih chingu^^

Sip^^ ini udah dilanjut. Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

LovelySoo-ie : Gomawo chingu^^

Hehehe… mianhae^^v

Sip^^ author sudah lanjut~ Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

Hisayuchi : Oke chingu! Ini udah dilanjutin^^

Nah bener banget tuh, harusnya cari Lulu~

Ah, Ne … mianhae, mungkin author yang agak somplak ini malah menulis mengendus bukan mendengus ._.v

Makasih sarannya^^ kalau ada saran lain atau apapun itu, tolong kasih tau aku chingu^^

Wuaaa… Gomawo. Jeongmal Gomapta^^

Ne Hwaiting! Ehehehe… Ne, My Wishes pasti dilanjut terus, mohon ditunggu aja kelanjutannya^^v

Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

HunHan TaoRis : Jinjja? Gomawo^^ jeongmal gomapta~

Em… begitulah kira – kira~

Iya, disini Sehun bisa dibilah tokon antagonis tapi engga jahat – jahat kayak disinetron gitu kok. Ehehe^^

Gomawo^^v

NE! Hwaiting! Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

SooBaby1213 : Wuaaa… Gomawo atas pujiannya, jeongmal gomapta^^

Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

EXOLunatics : Waaaa… Gomawo^^

Ini engga lama kan? ._. kalau lama mianhae^^

Luhannie cuman ada di epilog, kalau mau request buat sequelnya (HunHan) boleh kok^^

Ne! Hwaitingggg!

Itu My Wishes udah dilanjutkok chingu, mianhae kalau uploadnya lama^^ Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

Eunhaezha : iya nih~ waaa… hehehe, sama chingu, aku juga suka kalau sehun jadi pihak ketiha dari KaiSoo^^v

Gomawo^^v aduh… mianhae, author somplak ini sepertinya tidak bisa mengubah kebiasaan untuk tidak Typo, pasti Typo itu ada aja dimana – mana, bertebaran ga jelas, meskipun author udah coba baca ulang tapi masih aja ada yang kelewat, mianhae… jeongmal mianhae kalau banyak yang Typo ._.v Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

Guest : Annyeong^^

Waeyo? ._.

Karna author sengaja buat Sehun jadi pihak antagonis, mianhae ._.v

Gomawo^^ aduh jangan nanti bisa kena tendang Luhan kayak author -_-v

Luhan munculnya cuman di epilog aja ._.v kalau chingu mau request sequelnya (HunHan) boleh kok^^

Sip^^ Gomawo~ Jeongmal Gomapta^^v

Hwaiting! Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

Nadya : Gomawooooo chingu^^ ne. author buat dia jadi antagonis, sekali – kali engga apa – apakan? ._.

Sip^^ ini ga lama kan? Kalau lama mianhae, jeongmal~ Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

Brigitta Bukan Brigittiw : dan konflikpun terjadi, eheheh^^

Wuaaa… Gomawo chingu, jeongmal gomapta^^v Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

Liaonduts : bukan oneshoot tapi twoshoot chingu, ehehe… mianhae kalau ceritanya kependekan, kalau chingu mau request buat sequelnya (HunHan) boleh kok^^v

Sip^^ makasih loh mau nungguin fic geje ini^^ *Ikut mengibarkan bendera KaiSoo*

Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

Han young : bukan kok chingu^^ ini TwoShoot, ehehe… mianhae kalau ceritanya pendek^^v

Udah ketebak ya? Tapi seenganya pas amnesia engga ketebak. YAY! *Teriak geje*

Sip^^ Jeongmal Gomawo chingu~

Fighting! Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

Golden Peacock : Gomawo~ jeongmal Gomapta^^

Kyungsoonya kesenengan mau ketemu Kai itu, jadi aja~

Ahahaha :D

*pukpuk* *ikutan membujuk abangKai agar lebih bersabar*

Sip^^ Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

BBCnindy : bukan kok chingu, ini TwoShoot, kalau mau request buat sequelnya (hunhan) boleh kok^^

Sip^^v Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~

Nadya : ini udah dilanjut kok chingu._.v mianhae membuat chingu menunggu. Kelamaan ya updatenya? Mianhae, jeongmal~

Gomawo karna udah mau bersabar menunggu^^v Gomawo udah baca dan review, jangan lupa review lagi ya chingu~