Memories

Cast: Kim Ryeowook

Kim Jongwoon a.k.a Yesung

Lee Sungmin

Cho Kyuhyun

Kim Kibum

Choi Siwon

Others

Disclaimer: all characters belong to GOD. But this story is mine. And forever mine^^. Jika ada kesamaan nama itu memang disengaja –tapi Cuma minjem kok^^-.

Genre: family, hurt/comfort (mungkin)

Rate: T

Warning: YAOI, Sho-ai, B x B, BoysLove., OOC, typo(s) bertebaran, ide pasaran –setidaknya jalan ceritanya 'sedikit' berbeda- dan gaje. Cerita mungkin gak sesuai judul dan plotnya gak jelas ada atau gak.

DLDR! No bash!

Happy Reading^^

PROLOG

Angin dingin berhembus pelan menusuk kulit. Cuaca hari ini sedang tidak bersahabat. Namun namja itu seakan tidak peduli. Bahkan jika angin dingin itu mampu merobek kulit putih bersihnya, dia tidak akan peduli.

Setetes bulir bening jatuh dari kelopaknya yang saat ini bahkan tertutup. Sakit yang dirasakannya tidak sebanding dengan dingin yang kini mampu mencapai tulang-tulangnya. Duduk sendirian di sebuah taman yang tidak ramai menjelang tahun baru ini adalah pilihan yang sudah diambilnya sejak sore.

"jika aku boleh memilih, aku akan memilih menjadi orang buta, tuli dan bisu saat ini."

Kenapa semuanya jadi keluar jalur seperti ini? Bukan ini yang kuharapkan. Bukan seperti ini yang pernah kubayangkan. Semua jauh berbeda dengan apa yang pernah kuimpikan.

Tangannya perlahan bergerak menyentuh dada tempat jantungnya berada. Detakan tidak teratur jelas terasa ditelapak tangan kecilnya. Matanya terpejam. Namun lagi, air bening itu tidak juga berhasil ditahannya.

Terluka. Perasaannya terluka, lagi. Belum berhenti darah mengalir di luka yang sebelumnya, kini bertambah lagi luka yang diterimanya. Kenapa seperti ini?

"jika boleh, aku tidak ingin seperti ini. Terlambat mengetahui dan hanya menyisakan peyesalan tiada akhir dalam hidupku. Tapi untuk apa penyesalan itu?"

Kenapa kau tega sekali berkata seperti itu? Apa aku telah melakukan kesalahan fatal padamu? Tolong katakan padaku apa yang membuatmu jadi seperti ini? Kau begitu berbeda. Kau bukan dirinya.

Benarkah yang dikatakan orang itu tadi? Kenapa dirinya merasa kalau apa yang dikatakan orang itu hanyalah kebohongan?

Dirinya terlalu terpaku pada masa lalu. Menutup mata untuk masa depan. Dan terus berpusat pada masa lalunya yang jelas kini sudah berbeda. Semua tidak sama. Kenyataan itu perlahan terkuak. Merangkak naik untuk mencari tempat seharusnya kenyataan itu berada. Bukan hanya dalam kotak rahasia yang selalu terkunci rapat dan tersimpan rapi.

"dan sekali lagi. Bolehkah aku dulu memilih? Sungguh, keadaan seperti ini membuatku benar-benar ingin menjadi buta, tuli dan bisu. Atau setidaknya, biarkan aku menjadi orang yang polos dan bodoh, atau kau boleh merubahku menjadi seorang idiot, Tuhan."

Tidak! Kau pasti bohong! Kau passti bohong kan?! Tolong katakana padaku jika yang kau katakana itu bohong. Umma tidak mungkin seperti yang kau katakana! Kau pasti hanya ingin melihat Umma-ku menderita kan?

Kenapa semua orang suka sekali berkata kebohongan? Apa kebohongan itu terlalu 'indah' samapi dikatakan dengan cara seperti itu?

"karena aku, tidak –belum- sanggup untuk menerima keadaan seperti ini."

Kumohon. Jangan seperti ini. Kau pasti bercanda kan? Semua ini hanya lelucon bukan? Tolong jangan membuatku takut.

Kenyataan apa lagi ini? Kenapa semua jadi sangat jauh dari yang kuharapkan? Kenapa Tuhan begitu jahat padaku?

Sungguh! Semua ini bukan yang kuharapkan. Tuhan. Kenapa kau begitu tega padaku?

"tapi kurasa, semua ini akan segera berakhir. Benar kan?"

Bukankah ini yang kau harapkan? Semua akan berakhir sayang. Semua akan jadi sama dengan yang kau harapkan. Semua akan jadi seperti yang pernah ada dalam mimpimu.

Benar. Ini yang kuharapkan. Bisakah semua akan terus jadi seperti ini? Aku akan menuliskan ceritanya untuk kalian. Bisakah kalian menjalankan ceriat itu untukku?

Sungguh. Aku sangat berterima kasih pada Tuhan karena mengabulkan permintaanku.

"yah.. kurasa. Karena kau ada disini sekarang. Bersamaku. Disisiku."

Benar. Semua ini akan berakhir bahagia, bukan? Kau ada disini sekarang. Jadi kenapa aku harus menyerah sekarang? Aku akan melkukan apapun untuk kalian. Asal kalian bahagia. Tidak masalah jika aku harus terluka lagi bahkan jika itu lebih dalam, aku taka pa. asal aku bisa melihat kalian bersama meski tidak bersama.

Tidak apa jika aku harus berjalan dan terus berjalan ke arah yang berbeda setiap hari. Karena ini memang yang kuharapkan. Tidak masalah meski cerita ini jadi sedikit berbeda. Namun, aku sudah cukup senang dengan cerita ini. Meskipun berada sedikit diluar jalur ceritaku, tapi semua hamper sama dengan cerita yang kutulis untuk kalian lakukan. Benar bukan?

"aku sungguh berharap semua ini tidak sia-sia"

Aku sungguh mencintai kalian. Sungguh. Sampai kapanpun, aku akan tetap mencintai kalian. Bahkan, aku mencintai kalian jauh sebelum cerita ini aku tulis untuk kalian. Karena kalian tahu? Semua yang kulakukan itu sebenarnya karena aku mencintai kalian. Biarkan semua tetap berjalan seperti cerita yang telah aku tulis untuk kalian.

Tak apa meski aku harus terluka lagi dan lagi. Meski aku sakit bahkan jika aku harus mati, tak apa. Asal aku masih bisa melihat senyum itu terukir manis di bibir kalian.

Baru Prolog. Pendek? Gak papa ya? Sebenernya ini fanfic debut saya. Keseringan punya ide tapi Cuma ditulis doing jadi ketimbun di lappy. Kasian juga kalo telantar.

Jelek? Maklum ya. Masih belajar sih. Mohon maklum ya…

Ichi ucapin makasih banyak buat yang udah mau baca. Apalagi kalo mau ninggalin review. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhin Ichi biar bisa bikin fict yang lebih bagus lagi.

Ichi harap gak ada yang ngebash ya. Cuma comment, kritik dan saran yang membangun aja oke?

Ichi sadar se-sadar sadarnya kalo fict ini masih jauh dari kata bagus apalagi biak atau memenuhi standard. Jadi mohon maaf ya..

Oke… sekali lagi Ichi harap tinggalin comment, kritik dan saran ya…

Gomawo *bow*