OST: Crazy Wonder Night - Mamoru Miyano


Akagami X Otaku Doki Doki chapter 8: Saiko na Owari


Carry on, carry on
Toranku ippai ni tsumeta Hope & Dream
Tsuyoi toppuu ni kowaresou na Tiny Van
(Carry on, carry on
Mimpi dan harapan kita kemas ke dalam bagasi
Hembusan angin kuat mungkin merusak van kecil kita
Tapi kita harus terus lanjut)


Minato merapikan kaos oblong animenya dan menata rambut acak-acakkannya dengan tangan ketika berada di depan rumah gadis yang sangat dicintainya itu. Rasanya sedikit berdebar-debar.

"Apa yang kau lakukan? Ayo buruan masuk, boss mesum." Minato menunjukkan cengiran terbaiknya dan melangkahkan kakinya masuk kerumah sederhana yang bernuansa minimalis tersebut.

"Bawa sape lu, Kush?"

Minato kenal suara itu. Begitu familiar di telinganya. Dia segera mempercepat langkahnya dan berjalan keruangan yang menjadi sumber datangnya suara tadi. Dia menemukan ruangan itu terbuka dengan kushina yang berdiri di hadapan seorang pemuda berambut oranye.

"Kyuubi," gumam Minato.

"Minato," gumam Kyuubi, ikut-ikutan Minato.

"Kyuubi!" teriak Minato kali ini dia setengah berlari dengan efek slowmotion.

"Minato!" balas Kyuubi dengan berlinangan airmata.

"Kyuubiiii!" teriak Minato.

"Minatoooo!" balas Kyuubi.

Dan adegan bak film india itupun berlangsung cukup lama, hingga membuat Kushina kesal dan meninggalkan duo itu di ruang keluarga. Dia segera berjalan ke dapur untuk mencarikan racun *dibaca minuman* untuk kedua pria yang kini menggila dirumahnya.

Sambil Kushina menyeduh teh hijau kesukaan Kyuubi, dia diam-diam mendengarkan pembicaran antara kakaknya dan boss Doukaku café.

"Kau makin tua, Minato. Jeleeek"

"Ngaca dulu, Pak Guru Kyuubi."

"Hahaha, kalau begitu kau kuhukum, Namikaze-san! Jangan Kabur, kau!" teriak Kyuubi dengan megubah suaranya menjadi suara bariton ala guru-guru killer sekolahan.

"Gyaa! Pak guru, itu pelecahan seksual! Kyaa! Hentikan pak guru, ukh, ukh...kimochi~!" kali ini Minato yang mencemprengkan suaranya, kira-kira jadi suara cewek-cewek dianime harem yang sering dia tonton.

Kushina tiba-tiba merinding. Dia bahkan tidak bisa membayangkan apa yang sedang dua orang itu lakukan. Yang pasti mendengarnya saja sudah membuat bulu kuduk Kushina berdiri.

"haha, kau gila seperti biasanya, Minato."

"hehehe, kau juga Pak tua."

"Hoi, aku tidak tua!"

"Kalau begitu kakak ipar, deh."

"Aha, kau berniat menikahi Kushina?"

"Tentu saja"

Kushina kini tiba-tiba memerah dan tanpa sadar, sendok yang sedang di pegang bergetar. Minato ingin menikahinya? Disaat dia bahkan belum lulus SMA? Tapi Kushina tidak bisa bilang kalau dia keberatan. Dari dasar lubuk hati terdalamnya, dia senang bukan main ketika mendengar pernyataan itu keluar dari mulut Minato.

"Tidak akan kuijinkan! Aku tahu sudah berapa banyak perempuan yang kau permainkan! Aku tidak bisa membiarkan adik cewekku satu-satunya kau permainkan juga—"

Kali ini sendok yang Kushina bawa jatuh secara dramatis ke lantai. Seolah-olah, ada efek jledar-jledar dibelakangnya. Bagaimana bisa Kushina tidak tahu kalu selama ini Minato selalu mempermainkan perempuan?

"Hikaru Genji!*" lanjut Kyuubi.

"Apa yang kau katakan kakak ipar? Bagaimana bisa kau menolak cowok playboy yang ganteng abis ini sebagai adikmu? Aku, Hikaru Genji, tidak akan membiarkan adikmu yang mempesona itu diambil oleh pria lain!"

"Demi mempertahankan dinasti ini, aku sudah menjodohkan Sayuki Tokugawa dengan putra mahkota dari inggris, pangeran Herry Potter! Dia beribu kali lebih baik darimu, Hikaru Genji!"

'Siapa itu Sayuki Tokugawa dan kenapa ada Herry Potter segala, baka onii?' batin Kushina.

"Kalau begitu aku akan mengeluarkan kartu as-ku! Aku akan memberikanmu photopack baju pantai Mayuyu beserta poster limited edition edisi kamar mandi, tapi biarkan aku menikahi adikmu!"

"Oke, deal."

'Hayaku*!' batin Kushina. Dia segera menggelengkan kepalanya dan membawa baki berisikan teh hijau ke ruang keluarga. Dan dia langsung terdiam dan ternganga melihat Minato dan Kyuubi duduk simpuh dan saling menatap. 'Kali ini apa lagi?' batin Kushina.

"Baka onii, boss mesum…tehnya," ujar Kushina mempersilahkan kedua orang itu untuk menikmati teh yang dia buat. Tapi tak ada reaksi dari keduanya sampai kushina berdehem dua kali untuk menyadarkan dua orang gila tersebut.

"Aha! Kau kedip, Minato! Kali ini kau kalah!" teriak Kyuubi hisateris.

"Aduh, Kushina! Kenapa kau datang tidak disaat yang tepat!?" kalo ini Minato ikut berteriak sambil menatap Kushina yang masih speechless.

"Hei, kanapa kau jadi menyalahkan adikku?!"

"Karena...mata ini tidak akan bisa lepas dari Kushina," kata Minato dengan efek cling-cling dan bunga mawar kalo misalnya dijadikan komik.

Melihat adegan nista tersebut, Kushina langsung terbatuk-batuk. Dia mengepalkan tangannya dan mengertakkan giginya, membuat Minato bahkan Kyuubi merinding dengan sendirinya.

"Sudah, lah! Terserah kalian saja! Aku mau tidur!" bentak Kushina. Dia membalikkan badannya dan berjalan dengn hentakan kaki yang keras keluar dari ruang keluarga.

"Tunggu, Kushina !" kali ini Minato mengururkan tangannya, membuat gadis berambut merah itu berhenti. Minato mengatur nafasnya dan berkata, "Aku mau tidur bareng Kushina lagi!"

*mohon tunggu sebentar*

"Hum, naruhodo…*" Kyuubi mangut-mangut sambil tetap memfokuskan pandangannya ke layar tivi.

"Yah, begitulah…," balas mianto. Setelah mendapat tendangan maut dari Kushina –yang menyebabkan punggungnya terasa sakit sampai sekarang-, Minato menceritakan kejadian naas tadi siang kepada Kyuubi. Kejadian dimana Kakuzu membuat Kushina ambruk.

"Kakuzu, ya…. Aku pernah bertemu dengannya sekali saat dia mengantar Kushina dulu," kata pria berambut oranye kemerahan itu sambil menekan tombol stik PSnya secara beraturan. Kedua sahabat karib itu kini sedang memainkan Otome game berjudul Girl Friends Beta*, atau lebih tepatnya hanya Kyuubi yang memainkannya. Minato hanya duduk disampingnya dan memberikan saran pada Kyuubi, terkadang juga heboh sendiri waktu heroine yang menurutnya paling imut muncul.

"Aku ingin menghabisinya. Tapi sebelum itu, awalnya aku ingin mencari tahu dulu masa lalu Kushina setelah aku pergi ketokyo. Beruntung ternyata Kushina diadopsi oleh keluargamu," balas Minato.

"Yah, awalnya ayah agak keberatan, tapi aku berhasil memaksa. Lalu kau mau apa selanjutnya? Mau membereskan masalah dengan bocah maniak itu?"

Minato terdiam. Dia memejamkan matanya, berusaha berpikir untuk memastikan kembali pilihannya. Dia tahu Kakuzu itu seperti apa. Mereka pernah jadi tetanggan sama keluarga Kakuzu, dulu saat Minato kuliah. Dia tahu seberapa besar kekuatan yang dimiliki Kakuzu. Bukan kekuatan otot, melainkan kekuasaan. Dia bisa, atau bahkan sangat ahli, memanipulasi orang lain. Keluarganya juga merupakan mafia elit yang disegani didunia hitam. Salah-salah dia bertindak, Kushina bisa terancam.


Furui gitaa to surikireteru Map
Tobasu furiuei wo doko made Going on
Sou sa Just the Funky Band

Koko wa Downtown naite wa warau Show Time
Daitan suteki muteki sou honshin wo Wake it up!

(Dengan gitar tua dan peta usang
Kita terbang ke mana pun di jalan bebas hambatan
Ya, hanya band fungky

Di sini adalah pusat kota, saatnya menampilkan tangis menjadi tawa
Berani, indah, dan tak tertandingi, bangkitkan perasaanmu yang sesungguhnya!)


Kushina terbangun pagi itu dengan petir menyambar-nyambar. Tidak ada yang berubah dengan kamarnya. Semuanya tidak berubah, kecuali makhluk yang tengah tidur disampingnya. Minato.

"Wa,wa,wa,what! Bagaimana bisa...," geram Kushina. Baru saja gadis itu akan mengeluarkan jurus ampuhnya, namun tiba-tiba sesuatu menghentikannya. Hatinya mengatakan tidak. Hatinya mengatakan Kushina harus memanfaatkan pemandangan ni, menikmatinya. Dan akhirnya gadis itu hanya tersenyum kecil sambil memandangi wajah tampan pria yang tertidur disebelahnya. Seperti yang orang banyak bilang, Minato tetap terlihat tampan dan disaat dia tidur malah terlihat lebih polos. Kushina tersenyum kecil, bangun dan berjalan ke kamar mandi. Gadis itu menyikat deretan giginya dan bersenandung kecil,

Dia menghentikan senandungnya ketika mendengar sesuatu jatuh di kamar. Dari suaranya kushina berani bertaruh kalau Minato jatuh dari kasur yang memang sengaja dibuat tinggi. Karena itu, Kushina segera menyelesaikan kegiatan gosok menggosoknya. Ini kejadian langka yang harus dilihat dengan kedua mata gadis bergenus Uzumaki.

"Adududuh..." Minato memegangi punggungnya dan berusaha bangkit berdiri. Tidurnya tidak biasanya muter-muter nggak jelas seperti itu, sampai jatuh lagi.

"Hihihi, sakit?" tanya Kushina. Minato bukannya kesal ditertawakan, dia malah tersenyum.

"Bagaimana, Kushina? Positif? Apa kau sudah mengandung anak kita?" tanya Minato. Kushina tiba-tiba pucat dn memerah sempurna.

"A, apa?!" teriak Kushina. Dia sendiri tidak tahu apa yang hatinya rasakan.

"Becanda, ding," balas Minato. Kushina tersentak dan wajahnya jadi merah padam. Gadis itu kemudian duduk didepan Minato dan menatap kedua iris Ocean Blue milik pemuda tampan itu.

"Minato...sebenarnya apa kau...benar-benar suka padaku atau hanya mempermainkanku?" tanya Kushina dengan wajah merah padam. Dia sudah berusaha keras memberanikan diri mengatakan perasaanannya. Faktanya, tiap kali melihat Minato, dia selalu berusaha mengacuhkan debaran jantungnya yang tidak beraturan dan bersikap biasa saja. Terlebih ketika dia mengetahui kalau Minato adalah Namikaze-nii yang dari dulu dia sukai.

Minato tersenyum kecil. Dia segera mengulurkan tangannya kearah Kushina dan memeluk gadis dihadapannya itu.

"Aku mencintaimu. Saat ini pun aku sangat ingin menyentuhmu, menciummu...tapi kau berharga bagiku."

Kushina menjadi semakin merah padam. Dia membalas pelukkan Minato dan membenamkan wajahnya di dada bidang milik Minato. Mencium aroma citrus khas milik pria itu, membuat perasaannya menjadi tenang dan juga nyaman.

"Kau tidak bilang kalau kau juga suka denganku, Kushina?"

"Untuk apa?"

Minato melepaskan pelukannya dan mendorong Kushina hingga gadis berambut merah itu tertidur dilantai. Pria bermata ocean itu bisa melihat bentuk tubuh Kuhina yang begitu menggoda dengan pakaian tidur yang tipis. Dia mendekatkan wajahnya ke arah Kushina dan mencium dahi Kushina.

"Kalau kau tidak mengatakannya aku akan melakukan itu dengganmu. Aku tidak akan berhenti sampai kau bilang menyukaiku."

"I, itu!?"

Kushina semkin merah, namun tidak bisa menolak ketika tangan Minato mulai melepas satu persatu kancing baju tidur milik Kushina. Minato kembali menciumnya, kali ini dibibir kushina. Menciumnya berkali-kali sampai akhirnya Minato berhasil menyusupkan lidahnya kedalam mulut Kushina. Kushina tersentak dengan sensasi yang dia rasakan, terlebih saat jemari minato mulai masuk ke dalam branya dan menyentuh payudaranya.

"Tetap tidak mau mengatakannya? Atau kau memang ingin aku melakukannya? " Bisisk Minato setelah menghentikan french kiss-nya.

"A, akan kukatakan...ukh!" Kushina tersentak saat merasakan tangan minato yang kini mulai meremas-remas peyudara miik kushina dan mencium tengkuk lehernya.

"Bodoh! Bagaimana aku bisa mengatakannya kalau kau terus menyentuhku! Menjauh, baka!" kushina akhirnya menendang Minato dan membenarkan baju tidurnya. Kushina terdiam dan menolehkan kepalanya kesamping sebelum bergumam, "Bagaimana bisa aku cowok nggak waras nyebelin ini mengambil hatiku?"


Saikou sa Great! We're ready tonight
Mataseta ne Ladies & Tough guys
Wakachi au atsui kono omoi mishiranu sekai tsunagattekunda
Crazy Wonder Night
(Luar biasa hebat! Kita sudah siap malam ini
Tuan dan nyonya sudah menunggu kan
Kita berbagi perasaan membara ini menuju dunia yang tak dikenal
Crazy Wonder Night)


"Apa, kalian mau reunian!? Yang benar saja?!"

Kushina menjatuhakn sumpitnya dan menatap kedua laki-laki dihadapannya. Kakanya dan pemilik maid cafe yang secara tidak langsung baru saja menjadi kekasihnya. Keduanya saling bertukar pandangan sebelum bersama-sama mengangkat bahu mereka.

"Lu jaga rumah dan kerjakan tugas musim panas lu, Kush," ujar Kyuubi.

"Dan cucikan baju kami, seterika-kan... Juga siapkan makan malam. Kami akan kembali sebelum jam 12 malam," tambah Minato.

Kushina kembali menggeram. Dia mau mengamuk lantaran merasa ada yang disembunyikan darinya, tapi tidak bisa. Kakaknya benar, dia harus mengerjakan tugasnya karena mamang sudah mendekati akhir liburan. Dan tentang baju juga, dia rasa tidak ada yang bisa melakukannya selain dirinya sendiri.

"Mou, ya sudahlah. Sana buruan pergi!" Kushina beranjak dari ruang makan dengan hentkan keras dan membanting pintu ruang makan dengan sangat keras. Dia tidak tahu kenapa dia sampai sekesal itu. cemburu pada kakaknya? Well, siapa yang tahu?

Sementara itu, kedua pria itu saling bertukar tatapan (lagi) dan akhirnya Kyuubi memulai percakpan, "Dia merajuk. Sebaiknya kau jangan mendekatinya dulu. Lagipula ada yang harus kita lakukan, bukan?"

"Heh, sudah lama aku tidak melakukannya. Rasanya nostalgia. Terakhir kali kita melakukan ini saat masih SMP dulu, membajak website pemerintah. Sekarang meretas database mafia," balas Minato.

"Yare-yare...yang membajakkan cuma lu. Gua yang polos ini bisa apa?"

Minato tersenyum kecil dan menepuk pundak temannya itu lalu berkata, "Kau punya berapa PC? Aku bawa satu laptopku untuk jaga-jaga..."

"Sebenarnya hanya 3, mereka kusembunyikan di loteng rumah pamanku. Iku ze!"


Taiyou wa Blue Sky Blue mabushii Just like you
Kono machijuu ni kangeisareteru mitai
Konnya mo utau yo wairudo ni kyutto ni
(Matahari biru adalah langit biru yang menyilaukan seperti halnya dirimu
Seolah seluruh kota menyambut dirimu
Kita akan bernyanyi malam ini dengan liar dan menggemaskan)


Kushina menghentikan langkahnya di depan etalase toko alat musik. Matanya tertuju pada sebuah gitar putih dengan corak silver di badannya. Dia memang memutuskan untuk jalan-jalan hari itu setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. ini masih liburan musim panas, jadi apa salahnya dia menghabiskan satu harinya untuk bersenang-senang?

Kushina mengangkat bahunya dan memilih melanjutkan perjalanannya. Kakinya terus melangkah dan membawanya ke zebra cross. Baru saja kakinya hendak melangkah melewati corak putih di jalan itu, dia melihat papan iklan elektronik, televisi dagangan dan berbagai teknologi lainnya yang awalnya memperlihatkan CM dari berbagai merek, tiba-tiba berganti siaran.

Layarnya hitam dengan tulisan merah "Ezra Scarlet telah dibebeskan." Kushina memiringkan kepalanya dan mengangkat bahu -memilih acuh dengan segala keanehan itu. Tapi belum lama setelah dia berhasil menyerbang jalan, sebuah mobil polisi dan ambulance berhenti di ruko di depan kushina. Sesosok pemuda dengan topeng yang penuh luka keluar dari ruko itu sambil dikawal polisi. Kemudian kushina menolehkan kepalanya ke sekeliling. Dia baru menyadari, layar hitam tadi kini menunjukkan adegan kekerasan sesosok pemuda pada para cosplayers dan otaku. Dan ketika dia sadar bahwa pemuda itu adalah Kakuzu, dia terdiam. Telinganya berdengung dan tubuhnya gemetar. Lalu dia mendengar suara pelan yang berasal dari gerombolan yang berada di sekitar ruko tadi.

"Katanya dia terlibat perdagangan narkoba. Sayang sekali, padahal masih muda..."

"Tapi perilakunya juga tidak dibenarkan. Kurasa, satu dua tulang patah bahkan tidak sesuai dengan kejahatannya."

"Sttt, katanya keluarganya sangat berpengaruh didaerah ini, loh."

"Tidak, tidak. Seseorang telah mengalahkan pemimpin keluarga itu dan membuatnya mengasingkan diri ke luar negeri 3 tahun lalu."

Kushina membalikkan langkahnya dan berlari tak tentu arah. Dia terus berlari hingga akhirnya berhenti karena kelelahan. Gadis berambut merah panjang itu tersentak saat iris violetnya melihat sebuah papan nama cafe yang begitu dikenalnya. Takdir telah membawanya ke tempat semua berasal, Doukoku cafe. Dengan tulisan tabahan disamping papan nama itu, "Ditutup untuk jangka waktu yang tidak pasti."


Iitai koto nara buchimakechattemo Okay
Hanshinhangi dema ni odorasaretenaide
Koko de odorenai ka All night long

Ooki na kansei kikasetekurenai Right now
Hontou no jibun rashiku bukiyou ni Singing out!

(Jika semua sudah kau katakan, tak masalah membuangnya
Kau tak bisa menari bila masih setengah ragu dan palsu
Mengapa kau tak menari di sini sepanjang malam?

Biarkan aku mendengar sorak-sorai kerasmu sekarang juga
Seperti dirimu yang sesungguhnya, mencoba bernyanyi dengan canggung!)


Hari itu Kushina menghabiskan waktunya dengan guling-guling dikamar. Padahal baru beberapa jam lalu dia memutuskan akan menghabiskan harinya di studio musik. Tapi karena satu dan lain hal, dia mengurungkan niatnya.

Dia sudah berkali-kali menghubungi kakaknya dan Minato. Tapi tidak ada repon dari yang bersangkutan. Gadis berambut merah itu kini tak tahu apa yang harus dilakukannya hri itu, hanya menunggu kepulangan kakaknya.

Waktu menunjukkan pukul 11 malam tepat ketika pintu depan terbuka. Kushina langsung terbangun. Entah kenapa telinganya sangat sensitif malam ini. Dia segera keluar dari kamarnya dan berlari menuju ruang tamu. Matanya berhasil menangkap dua sosok pria dan refleks Kushina pun langsung memeluk keduanya.

"Bakaaa! Kalian harus tahu betapa khawatirnya aku! Hari ini Shinjuku digemparkan oleh tertangkapnya Kakuzu! Dan..dan kupikir kalian semua pasti dalang dibalik semuanya!" teriak Kushina sambil memukul pundak kakaknya dan Minato sekeras mungkin.

Minato dan Kyuubi bertatapan dan tersenyum geli. Kyuubi mengangkat bahunya dan berkata "Yaaah, aku memang cukup lelah menyamar dan mengahabisi pemuda itu. Tapi mungkin Minato yang paling terluka. Kalau kau pukuli seperti itu, mungkin lukanya tak akan sembuh…"

Kushina terdiam dan melepaskan rangkulannya. Dia mundur beberapa langkah dan memperhatikan kedua pria itu dengan seksama. Memang, tubuh mereka memar dibeberapa bagian, tapi mereka tidak baru saja berkelahi dengan si anak yakuza itu kan? Batin Kushina.

"Hn, terlebih aku harus meng-heck semua siaran televisi dan mempersiapkan bukti video. Padahal yang membuat rencananya adalah Kyuubi, kenapa aku harus jadi eksekutornya juga?" balas Minato.

"Itu karena kau yang paling ingin balas dendam, kan…" jawab Kyuubi singkat. Kushina tetap terperanggah dan menatap kedua pria itu dengan tatapan tak percaya.

"Apa…yang kalian bicarakan?" Tanya Kushina. Kedua pria itu tersenyum licik dan mengangguk.

"Jadi…."

.

.

"Dan akhirnya baaang! Si Kakuzu tepar, kami pun kabur dan menelepon polisi tanpa meninggalkan jejak.

Begini begini, aku dan Minato dulu ditakuti semua preman se Tokyo, sampai-sampai kami pernah bekerja sama dengan kepolisian," ujar Kyuubi mengakhiri cerita tentang aksi mereka hari itu. Kushina berdecih dan menatap kedua pria didepannya secara bergantian.

"Yare yare…," gumam Kushina sebelum akhirnya gadis berambut merah itu beranjak dari sofa dan pergi ke kamarnya. Hari ini terlalu banyak yang terjadi, Kushina perlu mendinginkan kepalanya. Sementara itu, Minato dan Kyuubi berbalas tatapan dan tersenyum bersama.

"Woi, adikmu aku ambil, ya…"

"…"

"Seriusan, nih, aku"

"Yada."

Minato menatap sahabatnya itu lalu memukul punggung Kyuubi dengan cukup keras sebelum dia menggelitiki Kyuubi. Tak lama berselang dia mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya dan menunjukkannya kepada Kyuubi.

"Aku mau mengajak Kushi pergi malam ini. Boleh?" Tanya Minato. Kyuubi menghela nafas cukup panjang lalu menyilangkan tangannya, tanda dia tidak setuju.

"Areee, Sister Compeks, ya? Kau harus tahu, hubungan incest* didunia nyata tidak akan langgeng, loh. Apalagi Kushina sudah berjanji akan menikah denganku dan berjanji juga akan melakukan 'itu' pertama denganku saat dia masih berusia 6 tahun," bantah Minato.

"Kau itu, ya…pandai sekali berbicara. Kau pikir aku ayahnya?"

"Bukannya kau yang katanya minta orangtuamu untuk mengadopsi Kushina?"

"Uruse, baka! Hai, hai…tapi selama Kushina masih sekolah, kau tidak boleh macam-macam dengannya."

Minato terdiam sejenak setelah mendengar pekataan Kyuubi tadi. Tidak melakukan apa-apa? Itu mustahil bagi seorang seperti Minato. Dia hanya mengangkat bahunya dan berdiri, pergi meninggalkan Kyuubi untuk menemui Kushina dikamarnya.


Iitai koto nara buchimakechattemo Okay
Hanshinhangi dema ni odorasaretenaide
Koko de odorenai ka All night long

Ooki na kansei kikasetekurenai Right now
Hontou no jibun rashiku bukiyou ni Singing out!

Jika semua sudah kau katakan, tak masalah membuangnya
Kau tak bisa menari bila masih setengah ragu dan palsu
Mengapa kau tak menari di sini sepanjang malam?

Biarkan aku mendengar sorak-sorai kerasmu sekarang juga
Seperti dirimu yang sesungguhnya, mencoba bernyanyi dengan canggung!


Mengetahui kakaknya dan Minato adalah teman karib sudah cukup membuat seorang Kushina Uzumaki shock berat. Ditambah apa yang dilakukan keduanya kepada Kakuzu hari ini, Kushina benar-benar merasa lelah. sangat lelah. Namun sepertinya Kami-sama tidak kasihan melihat gadis bersurai merah itu.

Kushina kaget bukan main ketika melihat pintu kamarnya terbuka saat dia sedang ganti baju, dengan kepala Minato terlihat jelas disana. Minato sendiri bukannya langsung menutup pintu, dia malah masuk ke kamar itu dan mendekati Kushina yang tidak tahu harus memukul, meneriaki, atau menendang Minato.

Minato tanpa banyak bicara mengeluarkan tiket festifal musim panas dari kantong celananya dan bekata, "Aku akan pertegas, Kushina. Aku menyukaimu. Maukah kau menjalin hubungan denganku?"

Kushina semakin kaget lagi setelah mendengar perkataan Minato. Dia mundur beberapa langkah ke belakang, menjauhi Minato dan menatap Minato dengan tatapan waspada.

"Tidak, Kushina! Dengarkan dulu...awalnya memang aku memandangmu sebagi Erza, tapi setalah apa yang kau lakukan…um…yah, bagaimana mengatakannya? Aku suka caramu mengkhawatirkanku dan kau adalah perempun pertama yang menerima hobiku dan tetap bersamaku," jelas Minato. Dia berjalan mendekati Kushina dan meraih tangan Kushina.

"Aku sudah jatuh cinta dua kali pada gadis yang sama, kau tahu. Jadi, ayo menjalin hubungan denganku, Kushina!"

"Kau ini menyebalkan sekali, Kokuhaku* disaat aku sedang ganti baju! Dasar om-om mesum!" pekik Kushina dengan wajahnya yang sudah mendidih.

"Kau sendiri yang tidak buru-buru menutupi tubuhmu," elak Minato. mendengar pernyataan itu, Kushina semakin memerah.

"Habisnya, kau juga sudah pernah melihatku seperti i, itu…."

Minato tersenyum kecil dan mendekati Kushina. Tangannya terulur dan memuluk gadis itu. Tidak peduli keadaan setengah tenjang Kushina, Minato kini sedang dalam keadaan yang hampir tidak memungkinkan dia bisa menahan hasratnya. Walaupun hanya beberapa detik. Karena Minato segera mencium tengkuk leher Kushina dan tangannya terasa gatal ingin menyentuh kulit mulus Kushina.

"Apa yang kau lakukan? Kita mau ke festifalkan? Keluar, aku mau menggunakan yukata," perintah Kushina. Akal sehat Minato langsung terkumpul dan dia pun segera melepaskan pelukkannya.

"Kushina, aku mencintaimu."

"Haaah, iya, aku tahu."


Saikou sa Great! We're ready tonight
Mataseta ne Ladies & Tough guys
Wakachi au atsui kono omoi mishiranu sekai tsunagattekunda
Great! Kono saikou no nakama Yes! Sugosu jikan ni
Tsugi mo sono tsugi mo mata aeru koto yakusoku shiyou
Crazy Wonder Night

(Luar biasa hebat! Kita sudah siap malam ini
Tuan dan nyonya sudah menunggu kan
Kita berbagi perasaan membara ini menuju dunia yang tak dikenal
Hebat! Menghabiskan waktu, Ya! Dengan teman-teman terbaik
Mari kita coba berjanji untuk bertemu lagi berikutnya dan juga berikutnya
Crazy Wonder Night)


~THE END~


Hikaru Genji: Tokoh dalam Hikayat terkenal dari ejpang. Dia playboy kelas Elite. Begitu kira-kira, kalo mu detail, silahkan search di google~

Hayaku: cepat.

Naruhodo: Begitu, ya.

Girl Friends Beta: Smartphone dating simulator game (Game otome buat smartphone). Dia sudah dapet adaptasi anime, tapi Mizutto nggak nonton karena nggak suka anime Harem, hehege.

Incest: Hubungan percintaan antar saudara, fufufu

Kokuhaku: Pernyataan/pengakuan.


Yeyeyeyey! Selese, tamaaat! Dah, sekian, Mizutto capek, capek ngedit typo Mizutto yang aneh, saking anehnya Mizutto nggak paham apa yang dulu Mizutto ketik, hehehe~

Ini cerita terpanjang yang pernah Mizutto buat dengan typo tingkat tinggi. Endingnya tidak diubah sama sekali dari ending pada awal pembuatan, kira-kira satu setngah tahun yang lalu. jadi waktu ngedit, Mizutto berpikir "what? kok gini sih!" tapi kalau diubah entar ceritanya jadi nggak rame, jadi Mizutto biarkan. semoga berkenan dihati pembaca sekalian~

Saran, Kritik, dan embel-embel silahkan ditulis di Review yak! Sayonaraaa! sampai bertemu di!cerita lainnya