ANTIS

.

Pairing: KyuMin (GS)

Cast:

Kyuhyun, Siwon, Yesung, Donghae, Eunhyuk – as Suju member

Zhoumi (GS) n Ryeowook (GS) – as Sungmin best friends.

Summary: Sungmin adalah antis dari Kyuhyun, maknae grup idol terkenal SUJU. Apa yang terjadi jika Kyu kuliah di tempat yang sama dengan Sungmin? Aha, tentu saja Sungmin yang pintar punya banyak cara untuk 'melenyapkan' maknae evil itu. Lalu, apakah usahanya sukses?

.

1

.

Seorang yeoja cantik dan imut sedang berguling-guling di atas kasur empuknya sambil tersenyum senang. Di tangannya, ada sebuah majalah remaja edisi terbaru yang baru saja dibelinya. Di cover depannya terpampang judul besar dan tebal : EDISI KHUSUS SUPER JUNIOR.

"Ugh, gantengnya-gantengnya-gantengnya!" Yeoja itu terlihat gemas sekali ketika melihat halaman pin up artis kesayangannya.

"Siwon oppa benar-benar tampan!" Yeoja itu memejamkan matanya dan kembali berandai-andai jika ia bisa bertemu dengan sosok tinggi tampan itu.

"Apakah aku harus merayu appa agar bisa bertemu Siwon oppa?" Yeoja itu kembali mengandaikan sesuatu yang sudah lama ia rencanakan. Appanya, pemilik Lee company, pastilah mampu mengundang artis sekelas super junior atau yang suka disingkat Suju, walaupun mungkin tarif untuk menyewa Suju pasti mahal sekali karena saat ini Suju merupakan boyband paling populer, bukan hanya di negaranya tapi juga di seluruh dunia!

Tapi sebeneranya bukan biaya mahal yang jadi masalah. Semahal apapun, Lee company yang merupakan 5 perusahaan terbesar di Korea, pastilah bisa membayarnya. Yang jadi masalah adalah jadwal Suju yang sangat-sangat-sangat padat.

Yeoja manis itu mengusap-usapkan jarinya ke wajah tampan oppa kesayangannya. "Siwon oppa paling tampan…." Kemudian tangannya berpindah ke wajah personel lainnya. "Yesung oppa juga tampan…. Eunhyuk dan Donghae oppa juga tampan…." Ahirnya tangannya berakhir di member Suju yang berdiri di tengah-tengah. "Semuanya tampan kecuali kau! Dasar pengganggu!"

Yeoja itu kemudian membuka laci meja di sebelah tempat tidurnya untuk mengambil sesuatu.

"Nah, begini baru bagus." Yeoja itu terkikik geli setelah menempelkan stiker bugs bunny tepat di wajah member terjelek menurut versinya itu.

"MINNIE! AYO TURUN, MAKAN MALAM SUDAH SIAP." Suara eomma-nya yang keras bagai loud speaker itu langsung terdengar jelas di telinga yeoja ini.

"NEEEEE! AKU TURUN SEKARANG."

"Nah, oppa, Minnie makan dulu, ya. Muah muah!" yeoja itu mengecup sekilas halaman pin up dari majalah yang masih dipegangnya itu.

.

"Minnie!" Seorang yeoja tinggi dengan rambut pirang kemerahan menepuk pundak yeoja imut yang sedang asik mendengarkan lagu dari headphone pink nya.

"Mimi! Kau mau membuatku jantungan, huh?" Sungmin menghembuskan napas lega begitu melihat siapa yang mengagetkannya.

"Mian Minnie. Habisnya kau terlihat serius sekali sih. Hi..hi…hi…" Yeoja teman Sungmin tersebut langsung duduk di sebelah Sungmin. "Apa yang sedang kau dengarkan? Super Junior lagi?" tanya Mimi.

Sungmin mengangguk. "Suara Yesung oppa benar-benar merdu," jawabnya sambil tersipu.

"Tentu saja! Yesung oppa memang nomer satu di Super Junior." Kali ini ada suara lain yang menimpali.

"Wookie!" seru Sungmin dan Mimi bersamaan. Sahabat mereka yang lain sudah datang rupanya. Yup, Sungmin, Mimi, dan Wookie memang bersahabat sejak setahun yang lalu, tepatnya ketika mereka bertemu di acara welcome party bagi mahasiswa baru di major mereka. Mereka langsung akrab, mungkin karena mereka adalah segelintir yeoja yang bisa terdampar di jurusan teknik. Terlebih lagi, ketiganya ternyata sama-sama menyukai grup idol yang saat ini sedang booming di seluruh dunia, Super Junior.

Wookie telah bergabung dengan kedua sahabatnya yang lain. Ia duduk di samping kiri Sungmin sedangkan Mimi di kanan Sungmin.

"Tapi menurutku, Kyuhyunie tetap nomer satu. Benar kan, Minnie?" Tanya Mimi sambil terkikik.

Sungmin langsung mengernyitkan dahinya sambil menatap Mimi dengan horor. "Mwo? Kau bilang apa? Si evil itu nomer satu? Cih!"

Wookie ikutan tertawa melihatnya. Sungmin dan Mimi memang beda selera. Ia tau bahwa di antara anggota Super Junior, Sungmin paling tidak suka dengan Kyuhyun. Ia bahkan suka mengeluh mengapa SM memasukkan maknae evil itu sebagai anggota terakhir. Sungmin benciiiiii sekali dengan maknae tampan yang satu ini. Boleh dibilang, dia antis sejati-nya Kyuhyun.

Sebaliknya, Mimi justru paling mengidolakan Kyuhyun. Menurutnya, suara Kyu paling bagus. Kyu juga sexy dan sangat tampan.

"Suara Kyu juga bagus Minnie…." Mimi masih terus menggoda Sungmin. "Iya kan, Wookie?"

"Ehm." Wookie berdehem kecil sambil memandang Mimi dengan kode-kode tertentu. "I..iya. Suara Kyu juga bagus. Makanya dia jadi salah satu vokalis utama…." Ia dan Mimi tampak menahan tawa melihat Sungmin yang menggembungkan pipinya, tanda sebal.

"Bukankah sudah kubilang jangan sebut-sebut dia lagi?! Dia itu perusak grup! Super Junior benar-benar perfect tanpanya. Ara?" Minnie menggembungkan pipinya dengan sebal. "Sudah tidak bisa nge-dance, muka pas-pas an tapi mengaku-ngaku tampan, tidak sopan dan suka usil terhadap hyung-nya, pura-pura jenius, suka mencari perhatian, huh…, apalagi berita baru yang mau dibuatnya?" Sungmin menopang wajahnya di atas meja dengan muka sebal.

"Eh, ta-tapi… apakah kau tau Minnie, hasil survey terbaru menyatakan bahwa Kyuhyun tetap menjadi member paling populer di Super Junior lho," bisik Wookie pelan.

Sungmin langsung menegakkan badannya dan menggoncang-goncangkan tubuh kecil Wookie.
"Benarkah itu? Whoaaaa…padahal aku sudah mem-vote ratusan kali untuk Siwon. Dan dua hari yang lalu, Siwon masih menempati tempat pertama. Kenapa hasilnya bisa begini? Kenapa si evil itu yang nomer satu?" Sungmin masih mengguncang-guncangkan Wookie, membuat yeoja mungil itu kesulitan menjawab.

"Pasti dia sengaja menyuruh kerabat dan teman-temannya untuk mem-vote-nya. Dasar evil!" Geram Sungmin.

"Sa-sabar Minnie...," ucap Wookie sambil berusaha menghentikan guncangan Sungmin. "I..iya mu-mu-mungkin dia memanipulasi hasilnya." Wookie menjawab sambil mengedipkan matanya ke arah Mimi supaya Mimi tidak ganti 'menyerang' dirinya. Memang susah punya dua sahabat yang saling bertentangan jika sudah mengobrolkan tentang idola mereka.

Sungmin akhirnya berhenti mengguncangkan tubuh Wookie. "Otokhe Wookie? Siwon oppa jadi nomer dua lagi… Whoaa…"

Wookie berusaha melepaskan diri dari guncangan yeoja imut ini. "Sudahlah Minnie. Biarkan si evil itu jadi nomer satu. Biarkan dia melanjutkan penderitaannya menjadi sasaran peng-grepe-an yeoja-yeoja. Kau tau, kabarnya dia mendapat beberapa cakaran saat konser terakhir mereka." Wookie menepuk-nepuk pundak Sungmin. "Dan kabar baiknya, Siwon mu tetap aman tanpa cacat."

Sungmin memeluk tubuh mungil Wookie. "Benar juga! Ha..ha…ha… Rasakan kau evil!" Ia melepaskan Wookie dan berbalik ke arah Mimi. "Makanya, Mi, buat apa mengidolakan dia?"

Mimi merengut mendengarnya. "Aku yakin suatu saat kau akan menyadari kharisma seorang Kyuhyun dan berpaling mengidolakannya."

"Huh, jangan harap!" Sungmin menarik sudut bibirnya.

"Yakin sekali Minnie? Berani bertaruh? Kalau aku menang, kau harus belik an aku album baru mereka, tiket konser mereka di Eropa plus biaya akomodasinya?" tantang Mimi.

"Oke! Dan kalau aku menang, kau yang harus membelikannya." Jawab Sungmin mantap.

"Deal!" Mimi dan Sungmin berjabat tangan. Sedetik kemudian, mereka melirik Wookie. "Kau juga mau ikut, Wookie?" tanya Mimi.

"Heeeeh?" Wookie langsung menggeleng keras. "Kalian kan sudah tau kalau aku mengidolakan Yesung oppa…."

Mimi dan Sungmin tertawa. "Hanya bercanda, Wookie sayang," sahut Sungmin sambil mengacak-acak rambut Wookie.

"Hmm….sayang sekali mereka sedang masuk masa-masa istirahat. Huaa…benar-benar tidak sabar deh menunggu comeback mereka."

Mereka bertiga melanjutkan obrolan mereka hingga jam kuliah pertama dimulai.

Bepuluh-puluh mil dari mereka, seorang namja sedang menerima telepon dari namja lainnya.

"Benarkan, Hyung? Kapan aku bisa mulai kuliah?"

"Kau bisa masuk mulai besok. Tapi sepertinya lebih baik lusa saja. Kau harus memulihkan keadaanmu setelah performance terakhir ."

"Aku baik-baik saja, Hyung, dan aku sangat bersemangat menantinya. Ugh, tapi sepertinya lusa ide yang baik. Aku masih sedikit lelah dan jetlag."

"Aku akan ke dorm-mu sekarang untuk menyerahkan berkas dan hal-hal yang kau perlukan."

"Baiklah. Kamsahamnida, Hyung!"

.

Lee Sungmin sedang duduk manis di kelas selanjutnya ketika ia menjumpai dialah yang pertama datang. "Sepi sekali? Hari ini benar ada kuliah kan?" Sungmin mengecek jadwalnya. "Ruangannya juga benar. Pada ke mana, sih teman-teman?"

Akhirnya yeoja manis itu duduk pasrah. Toh ini juga masih 15 menit sebelum kelas dimulai.

5 menit sebelum kuliah dimulai, barulah satu per-satu teman Sungmin datang. Kebanyakan dari mereka senyum-senyum sendiri sambil asik mengobrol dengan temannya. Bahkan tak sedikit yang menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut.

"Wah, jinja. Jinja daebak!"

Sungmin dapat mendengar sedikit apa yang mereka gosipkan. Ia mengernyitkan dahinya karena penasaran. "Aish, Mimi dan Wookie juga belum datang. Ke mana, sih mereka?" Sungmin sebal. Pasalnya, sudah 15 menit yang lalu kedua sahabatnya itu tidak mengangkat teleponnya atau menjawab pesannya.

'gruduk gruduk gruduk' Sekonyong-konyong, Sungmin dapat merasakan begitu banyak langkah kaki menuju ke kelasnya. Teman-temannya yang sudah di kelas juga tampak terkejut. Beberapa di antara mereka bahkan kembali keluar kelas.

"Sebenarnya ada apa, sih?" Sungmin penasaran, tapi ia tak sampai sebegitu penasarannya hingga mau keluar kelas, menyambut keramaian yang semakin dekat…..dekat…..dan dekat….

Seorang namja berpostur tinggi, memakai topi, dan sedang menunduk, berjala masuk ke kelasnya dengan tenang. Sungmin memperhatikannya dengan sedikit heran. 'Sepertinya dia bukan temanku?' Namja itu tampak duduk di kursi agak belakang.

Dua detik kemudian, ia baru menyadari ada segerombolan manusia berada di depan pintu kelasnya sambil membawa kamera dan ponsel. Ada 2 satpam kekar yang menghalau di depan pintu. Pelan-pelan, beberapa teman Sungmin yang terjebak di antara kerumunan itu dipersilakan masuk, dengan susah payah tentunya karena harus berdesakkan dengan puluhan orang.

"Minnie!" Panggil Mimi dan Wookie. Mereka berdua tampak ngos-ngos'an setelah berjuang masuk ke dalam ruangan. "Minnie! Ini benar-benar luar biasa! Hosh…hosh…"

"Apa? Ini sebenarnya ada apa, sih?" tanya Sungmin heran.

Wookie melihat sekilas ke arah belakang, di mana namja misterius tadi duduk. "Omo!" Yeoja mungil itu tampak kaget. "Ternyata ini benar. Aku tak bermimpi!"

Ekspresi Mimi lebih parah lagi. Ia terlihat tegang namun juga senang. "Benarkah Wookie? Dia sekelas dengan kita? Aigoo… aku bahkan tak berani menatapnya. Dia tampan sekali…" Mimi mencengeram lengan Minnie dengan kencang.

"Yak, Mimi! Kau ini kenapa, sih?" Protes Sungmin. Ia mencoba melirik ke arah sang namja misterius yang ternyata jadi objek diam-diam seisi teman di kelasnya. Namja itu masih menunduk dan menyembunyikan wajahnya dengan topi yang dipakainya.

"Nugu?" tanya Sungmin sambil menunjuk ke arah namja misterius itu.

Mimi langsung mengguncang-guncangkan tubuh Minnie. "Kau tak melihatnya? Aigoo… kau payah Minnie!"

"Bagaimana aku bisa melihatnya kalau dia menunduk terus. Dia siapa, sih? Apakah artis?"

"Ini bahkan jauh lebih hebat. Kau tak akan mempercayainya!" jawab Mimi dengan mata berbinar. "Semua impianku selama ini menjadi nyata. Oooooh…luar biasa sekali…."

Oke, Sungmin makin penasaran. Ia melirik sekali lagi ke arah sang namja dan kali ini memperhatikannya cukup lama. "Aku benar-benar tak mengenalnya. Siapa dia?"

"Minnie…" Kali ini Wookie buka suara. "Dia Cho Kyuhyun," ucap Wookie pelan, tak mau mengagetkan Sungmin.

"HEEEEHHH?!" Sungmin langsung mendelik dan terkejut. Ia buru-buru melihat ke arah namja itu lagi dan membuktikan ucapan Wookie. Dilihat dari dimensi manapun, memang ada kemungkinan sih bahwa namja ini Cho Kyuhyun. Tapi…..

"Jinja-yo? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia ada di sini? Ini buruk sekali!" sahut Sungmin dengan emosi.

.

Seusai kuliah, ternyata keadaan sudah jauh lebih baik. Sepertinya, satpam-satpam fakultas sudah berhasil mengusir keramaian. Di pintu masuk gedung juga sudah dipasangi pengaman. Tak ada lagi keramaian.

"Pfiuh…" Sungmin menghembuskan napasnya ketika keluar kelas. Kuliah kali ini terasa sangat aneh. Tak ada yang bisa berkonsentrasi menyerap materi, termasuk dirinya.

"Dia benar-benar merusak mood-ku," sahut Sungmin dengan muka tertekuk. Wookie dan Mimi yang tau siapa yang dimaksud Sungmin, hanya bisa tertawa diam-diam.

'Grr….grr…' ponsel Sungmin bergetar. Ia mengecek siapa yang meneleponnya. "Seonsaengnim?" Dengan buru-buru ia menjawab telepon itu.

"Yeoboseyo."

"Iya, saya ada waktu."

"Baiklah seonsaengnim."

Mimi dan Wookie mendekati Sungmin. "Nugu? Kim Seonsaengnim?"

Yeoja imut itu mengangguk. "Katanya mau bertemu denganku. Ya sudah, aku harus cepat-cepat ke ruangannya. Kalian tunggu aku di kantin, ne?" Sungmin berjalan pelan meninggalkan kedua sahabatnya.

.

'Tok-tok-tok'

'Kriet'

Sungmin membuka pintu ruangan Kim Seonsaengnim, seonsaengnim pembimbingnya. Yeoja itu sungguh tak mengerti kenapa seonsaengnim super sibuk seperti beliau tiba-tiba meneleponnya dan meminta bertemu.

"Annyeonghasseyo." Sungmin menunduk memberi salam.

"Ah, kau sudah datang Sungmin-ssi? Silakan duduk." Kim seonsaeng mempersilakan Sungmin duduk.

"Annyeonghasseyo." Sekonyong-konyong, Sungmin mendengar suara lain di ruangan ini. Sungmin buru-buru menegapkan badannya dan tampalah seorang namja membungkuk, memberi salam padanya.

"KAU!" tunjuk Sungmin dengan telunjuknya. Mulutnya juga menganga kaget. Perlahan, darah di tubuhnya serasa mendidih.

"Ehem…" Suara deheman Kim Seonsaeng menginterupsi suasana ini. "Ternyata kau juga sudah mengenalnya. Sungmin, ini Kyuhyun. Dia anak bimbingan saya juga."

Sungmin duduk perlahan di kursi di sebelah Kyuhyun dengan ekspresi yang sulit dideskripsikan. Yeoja itu tampak geram, namun berusaha tersenyum. Jadilah, senyum Sungmin terlihat kaku sekali.

"Nah, Sungmin, Kyuhyun ini juga anak bimbingan saya. Karena dia satu angkatan denganmu, makanya saya memanggilmu. Saya bermaksud menyuruhmu jadi tutornya.

Mata besar Sungmin langsung membelalak sempurna. "Mwo? Tu-tutor?"

Kim Seonsaeng mengangguk. "Saya harap kau bisa membantu jika Kyuhyun memerlukan sesuatu. Kau bisa mengajaknya berkeliling kampus, menunjukkan fasilitas-fasilitas yang ada di sini, membantu Kyuhyun mengurus jadi anggota perpustakaan, anggota himpunan, atau mengajarinya pelajaran yang ia kurang paham. Kau bersedia kan? Saya tak tau lagi harus menyuruh siapa."

"Eh?" Sungmin tampak berat sekali meng-iya-kan permintaan seonsaengnim-nya.

"Mohon kerjasama-nya, Sungmin-ssi." Tiba-tiba saja suara di sebelah Sungmin membuyarkan otak Sungmin yang sedang menyusun kalimat penolakan.

Kim Seonsaeng tampak puas. "Nah, sepertinya kalian berdua sudah setuju. Selanjutnya, saya akan menerangkan apa saja yang harus kau kerjakan, Sungmin."

Ketiga manusia tersebut melanjutkan pembicaraan mereka dengan cukup serius.

Sungmin, Kyuhyun, dan Kim Seonsaengnim sudah menyelesaikan diskusi mereka. Sungmin yang sudah gerah buru-buru keluar ruangan.

"Sungmin-ssi! Tunggu aku!" Suara merdu diikuti sebuah tangan di pundak Sungmin langsung sukses membuat Sungmin menghentikan langkahnya.

"Sungmin-ssi, apakah kau bisa menunjukkan di mana kantin? Aku lapar…." Namja itu meringis kecil sambil mengusap-usap perutnya.

Sungmin memperhatikan tampang namja di depannya ini. Kyuhyun yang dilihatnya saat ini tak beda jauh dengan yang dilihatnya di televisi atau majalah. Namja ini tinggi, berkulit pucat, berhidung mancung, dan bermata bulat besar.

Sungmin tampak menarik napas panjang. "Dengar Cho. Ini serius." Sungmin kembali menarik napas. "Aku antis-mu. Aku membencimu. Jadi, jangan harap aku mau membantumu!"

Kyuhyun tampak bingung dengan ucapan Sungmin. "Kalau kau mau cari kantin, cari saja sendiri. Otakmu kan katanya pintar," lanjut Sungmin ketus.

Yeoja imut itu langsung berbalik dan berjalan cepat meninggalkan Kyuhyun yang menganga heran. "Aku tak menyangka aku punya antis seperti dia. Apa dia hanya bercanda?"

.

Sungmin berjalan lemas ke arah kedua sahabatnya yang sedang menunggunya di kantin.

"Waeyo? Ada apa seonsaengnim tiba-tiba memanggilmu? Sesuatu yang buruk?" tanya Wookie.

"Lebih parah dari itu. Ini nightmare!" Sungmin menopangkan dagunya di atas tangannya.

"Dasar babo! Dia pasti tak mau di cap bodoh," gumam Sungmin. Yeoja itu sedang berpikir kenapa Kyuhyun bisa langsung masuk di tahun kedua tanpa melewati tahun pertama. Jadinya kan mereka harus sekelas.. Aigoo…

'Apa yang harus aku lakukan?' batin Sungmin. 'Apakah aku justru harus memanfaatkan momen ini?'

Wookie dan Mimi memandang heran ke arah Sungmin sambil berbisik-bisik.

'AHA!' Tiba-tiba otak jenius Sungmin memikirkan sesuatu yang bagus.

"Fu-fu-fu…" Sungmin tersenyum puas dengan apa yang berhasil otak nya pikirkan.

"Minnie? Apa baik-baik saja?" tanya Wookie pelan. Pasalnya, tiba-tiba saja sahabatnya ini bicara sendiri, terlihat marah, lalu berakhir dengan senyum-senyum sendiri.

Sungmin baru sadar jika sedari tadi ia diperhatikan 2 orang sahabatnya. "Ah, aku tak apa-apa. Aku mau beli minum dulu!"

Sungmin berlari kecil ke arah mesin penjual minuman. Ia sedang sibuk memilih minuman yang akan dibelinya ketika sebuah tangan menempel di bahunya.

"Minnie!"

Sungmin berbalik melihat siapa yang berani sekali menyentuh pundaknya. "KAU!" Sungmin terkejut melihat sosok yang dilihatnya. "Yak! Kau berani memanggilku 'Minnie'?" Darah di tubuh Sungmin mulai mendidih lagi perlahan-lahan.

Namja tampan di depannya terlihat nyengir dengan wajah tak bersalah. "Minnie, kenapa kau meninggalkanku? Padahal ternyata kau ke kantin juga…. Kau jahat sekali…."

Sungmin mengelus dadanya, berusaha bersabar. "Dengar, Cho, bukankah sudah kubilang aku antismu? Jangan membuatku emosi. Kau tau, aku ingin memukulmu sekarang juga!" sahutnya dengan emosi tertahan.

Namja itu, Kyuhyun kembali tersenyum innocent. "Benarkan kau antisku? Kau hanya pura-pura kan?"

Sungmin menarik ujung bibirnya. "Lihat saja apa yang akan kulakukan, Cho!" Sungmin berbalik dengan sekaleng cocoa dingin di tangannya, meninggalkan Kyuhyun yang lagi-lagi hanya bisa terheran-heran.

"Minnie! Kau tadi bicara dengan Kyuhyun? Aku melihatmu ketika di depan vending machine tadi!" Mimi menggoyang-goyangkan tubuh Sungmin. "Apa yang kalian bicarakan? Apa? Apa? Beritahu aku."

Sungmin menghembuskan napasnya dengan malas.

"Minnie-ya…. Ceritakan, apa yang kalian bicarakan. Kenapa Kyu bisa menyapamu duluan? Wae? Wae?" Mimi terus mengguncang-guncangkan tubuh langsing Sungmin .

"Ceritakan…. Minnie-ya…"

'Cring!' Otak jenius Minnie langsung mengeluarkan sebuah ide.

"AHA! Mimi! Apakah kau mau kuberitau sesuatu yang sangat bagus? Aku bisa memberikanmu nomor ponsel Cho evil itu."

"JINJA?!" Mimi dan Wookie langsung antusias, sedangkan Sungmin tersenyum puas dengan liciknya.

.

"Ah… ini bagus sekali. Daebak!" Sungmin menatap puas layar laptopnya. Beberapa saat yang lalu, ia baru saja menyebar luaskan nomor ponsel maknae Suju yang sangat populer itu.

"Rasakan kau maknae evil! Akan kupastikan ponselmu hang karena banyaknya telepon masuk. Hehehehehe…."

Sungmin yakin, setelah ini pasti efeknya akan segera dapat dirasakan. Tak bisa disangkal, dari seluruh member Suju, Kyuhyun memang paling populer. Padahal, dia itu anggota termuda lho. Sungmin sungguh tak tau apa pesona evil maknae itu hingga membuat banyak orang memujanya.

"Aku sungguh tak beruntung….," keluh Sungmin sambil menyenderkan badannya di kursinya.

"Aku harus segera menendangnya dari hadapanku."

...

Sementara itu di tempat lain….

Seorang namja tampan tengah memijit-mijit kepalanya sambil memperhatikan ponselnya yang terus bergetar di atas meja. Sudah setengah jam ponsel itu selalu bergetar. Entah itu ada pesan masuk lah, atau telepon lah, pokoknya selalu bergetar, membuat pemiliknya tak bisa memencet tombol apa-apa.

"Siapa yang menyebarkan nomor ponselku?" Kyuhyun, namja itu, masih memandangi ponsel malangnya sambil berpikir.

"Apakah ini… Minnie?" hanya ada satu kandidat kuat di otak Kyuhyun. Pasalnya, ia baru saja memberikan nomor ponselnya tadi siang dan sekarang ponselnya jadi begini. Ditambah lagi ucapan Sungmin yang terang-terangan kalau dia antis seorang Cho Kyuhyun.

"Aish, aku harus menghubungi yeoja itu."

Akhirnya, dengan bersusah payah mencari nomor telepon Sungmin di ponselnya yang tak berhenti bergetar, Kyuhyun menelepon Minnie dari ponsel manajernya.

"Yeoboseyo?"

"Apa kau yang menyebarkan nomor ponselku?"

"Yak! Siapa kau? Berani sekali menelepon dengan tidak sopan?!"bentak suara Sungmin di seberang sana.

"Mi-mianhae." Kyuhyun justru meminta maaf. Bentakan yeoja ini benar-benar menyeramkan. "Mi-Minnie, ini Kyu, Kyuhyun. Apa kau yang menyebarkan nomor ponselku? Ponselku jadi berdering terus."

"Hahahahahaha…." Suara di seberang terdengar tertawa puas sekali. "Kalau iya, memangnya kenapa? Aku membantumu makin populer, Cho. Hahahahahahaha…"

"Jinja? Aish, kenapa kau melakukannya?" Suara Kyuhyun tampak sedih dan kecewa. Sungmin jadi puas sekali mendengarnya. Tapi sesaat setelah itu….

"Baiklah, aku akan memberitahumu nomor ponselku yang baru secepatnya. Jangan kau sebarkan lagi, ne?!" Ucapan Kyuhyun selanjutnya sukses membuat Sungmin sweatdrop. Namja itu bahkan bicara dengan nada riang dan penuh semangat seolah-olah tak terjadi apa-apa. Sungmin mengernyitkan dahinya dan memijat-mijat pelipisnya. 'Apa aku tak salah dengar? Namja ini aneh sekali.'

"Baiklah. Jadi begitu saja Minnie. Kalau aku sudah punya nomor baru, kau akan segera kuhubungi. Annyeong! Good night Minnie!"

'Hei, kenapa namja itu tak marah? Aish, ini sungguh tidak seru!' Sungmin memunyungkan mulutnya.

"Aku harus segera cari cara lain!"

.

TBC