CRUDELIS AMOR

I'm heartless. But I love you.

BONUS CHAPTER

Written by: wonkyumafias

Part

Lee Sungmin terheran-heran melihat Kyuhyun yang tiba-tiba tersenyum sendiri siang itu.

"Kau kenapa Kyu?" tanya Sungmin. Mereka berdua sedang makan siang bersama di kantin sekolah.

"Hah?" Kyuhyun tersadar dari lamunannya. Ia menyumpit makanannya lalu memakannya. "Kenapa, Sungmin?"

"Kau tadi senyum-senyum sendiri. Ada hal menyenangkan yang baru saja terjadi padamu?" Sungmin bertanya kembali.

"Hal menyenangkan…."

Kyuhyun teringat ia sedang membayangkan saat-saat bermainnya di game center dengan Siwon kemarin.

"Tidak ada," jawab Kyuhyun sekenanya.

"Terus kenapa kau senyum-senyum sendiri? Ah, dasar aneh," canda Sungmin. "Ngomong-ngomong, akhir-akhir ini kulihat kau mulai akrab dengan Choi Siwon. Kalian berteman ya sekarang?"

Kyuhyun menyumpit ddeokbokki-nya dan melahapnya nikmat. "Tidak kok. Biasa saja."

"Ah… masa?" Sungmin menyipitkan mata. "Beberapa anak di sekolah mulai membicarakan kalian berdua. Soalnya selama ini belum pernah ada yang bisa sedekat itu dengan Choi Siwon. Dia selalu sendirian dan misterius!" cerocos Sungmin sebelum lanjut memakan jjajangmyun-nya.

"Hmmm," hanya itu respon Kyuhyun. Ia tidak ingin membicarakan hal yang menjadi bagian dari misi rahasianya itu. Tidak pada siapapun.

"Tapi… kau sendiri juga misterius, Kyu!" ucap Sungmin lagi, "kesimpulannya kalian berdua sama-sama siswa yang penuh misteri jadi… mungkin itu sebabnya kalian berteman," Sungmin baru saja mau meminta komentar Kyuhyun ketika ia melihat tangan pemuda itu bergerak untuk mencuri telur di mangkuk jjajangmyun-nya. "Hei! Pencuri!"

Kyuhyun tertawa melihat reaksi protektif Sungmin pada makan siangnya. Pada akhirnya Kyuhyun berhasil mengalihkan perhatian Sungmin dari topik hubungan dirinya dengan Siwon.

-CrudelisAmor-

Kyuhyun mulai sering berkeliling sekolah setiap ada waktu. Ia memotret setiap ruang dan sudut dari gedung sekolah itu dengan kamera rahasia di jam tangan miliknya dan membawa buku sketsa untuk menggambar denah. Ia menyusun rencana untuk menangkap Siwon ketika di sekolah. Karena itu, ia perlu tahu betul detil lokasi tempat ia akan melakukan penyergapan. Kyuhyun memutuskan untuk memilih sekolah karena tempatnya cukup jauh dari kediaman keluarga Choi. Selain itu, Kyuhyun tidak melihat adanya pengawasan terhadap Siwon oleh anak buah ayahnya. Jika prediksinya tepat, maka ia hanya perlu menghadapi Siwon sendirian saja ketika melakukan penyergapan nanti.

Seminggu berlalu dan data Kyuhyun tentang gedung sekolah sudah lengkap. Ia tidak bergerak terburu-buru supaya lebih membaur dengan murid-murid di sekolah dan tidak mencurigakan. Pemuda berkulit putih itu juga masih terus berusaha berteman dengan Siwon. Selama seminggu itu, terhitung dua kali ia dan Siwon pergi bersama ke Game Center untuk bertanding game menembak.

Kyuhyun sedang mengamati denah sekolah yang ia buat di mejanya ketika seseorang datang dan berhenti di dekatnya. Ia melirik ke atas dan menemukan orang itu, Siwon, sedang memperhatikannya curiga.

"Itu denah buatanmu?"

Kyuhyun buru-buru mengambil tas untuk memasukkan kertas denah itu. "Denah apa?"

"Kertas itu. Coba kulihat," pinta Siwon sambil menengadahkan tangan. Kyuhyun tidak memedulikan dan membuka laci tasnya sambil terus memegangi kertas denah itu. Siwon mencoba merebut tetapi Kyuhyun menghindar. Tidak sabar, Siwon memegang pergelangan tangan Kyuhyun dan membuat pemuda itu menghentikan aktivitasnya. Melihat Kyuhyun lengah, Siwon segera mengambil kertas itu dengan tangan yang satunya.

"Benar kan, ini denah sekolah ini," kata Siwon dengan wajah dingin. "Untuk apa kau membuat denah semacam ini?"

Kyuhyun memandangi tangan Siwon yang mencengkeram pergelangan tangannya. Ia mulai merasakan debaran aneh di dadanya dan perasaan hangat yang menjalar ke sekujur tubuhnya. Kyuhyun mulai panik. Ia tidak tahu perasaan macam apa itu. Kyuhyun segera berontak dan Siwon melepaskannya.

"Itu… supaya aku tidak tersasar. Aku murid baru di sini, ingat?" Kyuhyun memberikan jawaban palsu. "Sekolah ini besar sekali jadi aku perlu denah supaya tidak salah kelas."

"Oh," Siwon mengangkat alis, sedikit ujung bibirnya terangkat ke atas. "Baiklah. Semoga usahamu berhasil," katanya sambil menyerahkan kembali kertas denah itu.

Kyuhyun buru-buru memasukkannya ke dalam tas. Saat ia menoleh, Siwon sudah berjalan keluar dari kelas. Saat itu pula, Kyuhyun menyadari kalau jantungnya masih berdegup kencang.

-CrudelisAmor-

Heechul menikmati pemandangan senjata-senjatanya yang terpajang rapi di dalam kotak kaca yang terpampang di depannya. Pria itu baru saja selesai membersihkan semuanya dan mengelap senjata-senjata itu hingga mengilap.

"Hei, Kyu! Berangkat sekolah?" tanya Heechul melihat Kyuhyun yang keluar dari kamarnya dan berjalan ke ruang tengah dengan seragam dan ransel di punggung.

"Ya," jawab Kyuhyun singkat sambil meminum segelas cokelat panas yang ada di meja.

"Bagaimana perkembangan misimu? Waktumu terbatas, Kyuhyun-ah. Jangan sampai terlalu lama kau berada di sekolah hingga teman-temanmu atau guru-gurumu tahu kalau identitasmu palsu," Heechul mengingatkan.

"Sedikit lagi," jawab Kyuhyun dengan mata tajam. "Aku sendiri sudah tidak sabar untuk menghajar Choi Siwon itu—"

"Hei, hei, target kita adalah ayahnya, anaknya hanya pancingan," Heechul tertawa kecil melihat semangat membunuh Kyuhyun yang membara, "tapi… kalau kau mau melukai anaknya juga, terserah sih." Ia mengedipkan mata.

Kyuhyun bergidik. "Hentikan itu, Tante Genit," ledeknya jahil sambil berlari keluar ke pintu rumah yang sebenarnya markas rahasia organisasinya itu. "Aku berangkat!"

"Tan—" Heechul melotot, "siapa yang Tante Genit? Dasar evil!" teriaknya. Terlambat, Kyuhyun sudah pergi ke sekolah.

-CrudelisAmor-

Kyuhyun berjalan memasuki laboratorium Biologi sambil memakai jas laboratorium yang panjang dan berwarna putih. Ia memakai sarung tangan dan bersiap mengambil peralatan bedah. Pelajaran biologi hari ini adalah membedah kodok.

Kyuhyun melihat sekeliling dan menemukan Sungmin sudah bersama dengan murid lain sebagai partner lab hari itu. Kyuhyun menghela napas. Tidak ada teman selain Sungmin di kelasnya yang dekat dengan dia untuk dijadikan partner.

Kecuali….

"Butuh partner?"

Suara berat dan lembut milik Siwon mengejutkan Kyuhyun. Pemuda itu segera memasang wajah manis. "Hahaha, sepertinya begitu. Memangnya kau belum punya partner?"

Siwon menggeleng, tiba-tiba saja pandangan tajamnya melunak. Senyuman Kyuhyun terlihat sangat natural dan memikat, tapi Siwon masih berusaha mencari-cari petunjuk dibalik senyuman itu. Orang ini berbahaya. Aku tahu.

"Kenapa kau memandangi wajahku seperti itu?" Kyuhyun tertawa kecil dan pura-pura malu. Namun dalam hatinya ia sempat terkejut juga. Baru pertama kali itu ada orang yang memperhatikan wajahnya sambil senyum-senyum mencurigakan.

Siwon berkedip. "Oh. Maaf," Siwon berkata kikuk. Untuk apa aku minta maaf?

Terdengar suara guru Biologi mereka untuk segera membedah kodok itu.

"Kau yang mencatat dan aku akan membedah makhluk malang ini," perintah Kyuhyun.

Siwon mengangguk setuju. "Tidak masalah," ujarnya. Pemuda tampan itu mengambil kertas dan bolpoin lalu menunggu arahan berikutnya dari Kyuhyun.

Kyuhyun sadar betul bahwa Siwon mengamati gerak-geriknya ketika memegang pisau bedah. Tidak ada rasa takut. Kyuhyun bahkan terlihat menikmatinya. Ia menggulung lengan jas labnya lalu mulai mengarahkan pisau bedah itu untuk memotong. Ia membuka perut si kodok dengan pelan tapi pasti dan tampaklah isi tubuhnya. Kyuhyun mengangkat tangannya yang masih memegang pisau bedah dan mengamati anatomi kodok tersebut.

"Bagian yang ini… kurasa…. namanya….," Kyuhyun menerka.

"Ah," Siwon mengingatnya, "aku tahu! Itu—"

BRUK!

SRATT!

Darah mengucur dari lengan kiri Kyuhyun yang tidak tertutup jas laboratorium. Seorang siswi yang berada di sebelah kananya rupanya ngeri melihat temannya sedang membedah kodok sehingga ia melangkah mundur terlalu cepat dan menabrak tangan Kyuhyun yang sedang memegang pisau bedah.

"Astaga," siswi itu berbalik dan terkejut melihat darah di lengan Kyuhyun, "maafkan aku! maaf!"

Kyuhyun melirik darah yang mengalir di lengannya dan rasa sakit mulai menjalarinya. Guru Biologi yang melihat semua itu segera memperingatkan agar yang lain berhati-hati.

"Cho Kyuhyun, kau harus segera pergi ke UKS," kata guru itu dengan khawatir. Kyuhyun mengangkat lengannya yang berdenyut-denyut dan menatap kucuran darah itu dengan mata dingin yang tidak bisa diterka. Tiba-tiba saja sekelebat ingatan buruk muncul di benaknya.

"Umma, Kyu ingin pipis tolong antar Kyu."

Tak ada jawaban. Bocah kecil itu beralih pada ayahnya.

"Appa... Kyu ingin pipis," ia mulai berjalan perlahan ke sisi tempat tidur kedua orang tuanya.

PYAK

Bocah itu melihat ke bawah, ada air... Bukan itu lebih pekat. Kyuhyun mengangkat kaki kecilnya. Cahaya bulan yang samar mengenai itu.

Merah. Pekat.

Darah.

Seketika itu juga Kyuhyun tidak bisa mengontrol emosinya. Napasnya memburu. Semua orang yang berada di laboratorium terkejut melihat perubahan drastis dari ekspresinya. Tidak sampai tiga detik kemudian, Kyuhyun pingsan.

-CrudelisAmor-

Cho Kyuhyun membuka mata ketika merasakan ada seseorang yang menyentuh lengannya dengan lembut. Ia melotot ketika mengetahui bahwa orang itu adalah Siwon. Kyuhyun ingin segera bangkit tetapi kepalanya sangat pusing sehingga ia urung melakukannya.

Melihat Kyuhyun membuka mata, Siwon segera meletakkan kembali lengan yang diperban itu. Hampir saja ia ingin menggenggam tangan Kyuhyun yang terasa dingin. Hampir.

Mereka berdua berada di dalam UKS dan Kyuhyun terbaring di salah satu tempat tidur.

"Kau tadi pingsan," cerita Siwon sebelum Kyuhyun sempat bertanya. "Lukamu sudah dibalut dan kau sudah disuntik obat penghilang rasa sakit. Goresannya agak dalam, makanya darahmu sampai mengalir seperti itu."

Kyuhyun terdiam. Ia mengatur napas, mengatur emosinya yang menggelegak. Ia benci karena Siwon, targetnya, harus melihatnya dalam keadaan lemah seperti ini. Ia tidak terima.

"Apa… kau takut darah?" Siwon tanpa sadar bertanya. Kyuhyun meliriknya tajam.

Siwon balik menatap mata yang dingin itu. "Aku penasaran. Karena ekspresimu aneh sekali ketika kau melihat darah di tanganmu."

Kyuhyun mengangkat lengannya dan menatap perban putih yang melingkarinya. Sedikit darah masih menyembul dari balik kain kasa yang berada di balik perban.

"Ini bukan apa-apa…," Kyuhyun berkata pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Siwon. Siwon terkejut ketika Kyuhyun menyeringai. "Seharusnya waktu itu aku bermain saja dengan kubangan darah…."

Kyuhyun lalu menyadari kalau ia sudah mengucapkan kata-kata yang salah. Ia bertindak di luar pikirannya yang syok akibat trauma belasan tahun lalu.

Ia buru-buru menaruh lengannya kembali di atas perutnya dan menarik selimut dengan tangan satunya. "Aku ingin istirahat."

Siwon segera berdiri dari kursi kecil di dekat tempat tidur yang ia duduki. "Oke," ucapnya singkat. Ia segera melangkah pergi meninggalkan Kyuhyun.

Seorang dokter UKS menghampiri Kyuhyun dan menempelkan tangannya di dahi Kyuhyun. "Ah, syukurlah kau tidak demam. Tadi kau hanya syok saja. Beristirahatlah kalau masih pusing."

"Terima kasih," ucap Kyuhyun dengan senyum tipis. "Aku… aku memang agak kaget melihat darahku tadi…."

"Sama-sama," dokter itu tersenyum. "Syukurlah temanmu tadi segera menggendongmu ke sini."

"Teman… hah?" Kyuhyun mengernyitkan dahi.

"Iya, temanmu yang tadi," dokter itu berkata lagi, "ketika kau pingsan di lab, ia yang menangkapmu dan segera menggendongmu ke sini. Ia juga terus menunggu di samping tempat tidurmu sampai kau sadar."

Kyuhyun meremas selimut yang menutupi badannya. Siwon melakukan itu semua?

"Istirahatlah," kata sang dokter, lalu pergi ke ruangan depan. Kyuhyun mengembuskan napas dan memejamkan matanya. Ia berusaha tidur dan melawan jantungnya yang berdegup kencang.

-CrudelisAmor-

Ketika Kyuhyun kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran terakhir, semua orang mengkhawatirkannya. Sungmin terus-menerus bertanya apakah ia baik-baik saja. Ia bahkan membelikan beberapa bungkus roti untuk Kyuhyun. Sungmin tahu Kyuhyun akan baikan kalau makan banyak.

Sementara itu Siwon hanya diam dan duduk di bangkunya sambil membaca buku. Kyuhyun juga tidak menyapanya sama sekali. Ia ingin, tapi tidak bisa. Ada sesuatu yang menahannya. Namun mengingat perannya sebagai siswa manis yang sopan dan baik hati, ia memutuskan untuk menghampiri Siwon untuk mengucap terima kasih.

"Hei," panggilnya ketika ia sampai di meja Siwon. "Terima kasih."

Siwon meliriknya dingin lalu kembali fokus pada buku yang dibacanya. "Ya," ia menjawab singkat.

Kyuhyun tersenyum singkat lalu kembali duduk bersama Sungmin. Suara sang dokter di UKS tadi terus terngiang di kepalanya.

"Ketika kau pingsan di lab, ia yang menangkapmu dan segera menggendongmu ke sini. Ia juga terus menunggu di samping tempat tidurmu sampai kau sadar."

Kyuhyun menggelengkan kepalanya tidak paham. Kenapa Choi Siwon melakukan itu padaku?

"Kyu! Makan lagi!" Sungmin menyodorkan sebungkus roti lagi pada Kyuhyun. "Cepat habiskan sebelum gurunya datang!"

Kyuhyun mengucapkan terima kasih dan memakan roti itu dengan lahap.

-CrudelisAmor-

Sesampainya di rumah, Kyuhyun segera mandi dan ganti pakaian. Ia lalu berjalan ke ruang tengah untuk bermain play station.

"Kejadian hari ini di sekolah tidak boleh sampai terulang, Kyuhyun-ah," Heechul yang duduk di sofa sebelah mengingatkan. "Target sudah melihatmu dalam kondisi yang lemah. Ini tidak boleh terjadi lagi!"

"Ya ya ya," Kyuhyun menanggapi seadanya. Matanya fokus pada layar TV dengan tangan menggenggam joystick.

"Dengarkan, Kyuhyun. Aku serius. Kuharap kau lebih berhati-hati. Sudah belasan tahun berlalu sejak aku melatihmu dan sampai sekarang trauma masa kecilmu masih sulit dihilangkan," kata Heechul dengan nada tegas. "Kau harus lebih mengontrol emosi dan pikiranmu sehingga jika lain waktu kau melihat darah—"

Kyuhyun menekan tombol pause dan menatap Heechul tajam. "Cukup. Aku muak."

Heechul terdiam. Kyuhyun terlihat agak terluka dengan pernyataannya. Trauma masa kecil. Ketakutan melihat darah. Trauma itu sekarang sudah jauh berkurang dibandingkan dulu ketika Heechul pertama kali merekrut Kyuhyun sebagai sniper. Kyuhyun kecil yang dulu akan menangis menjerit-jerit jika melihat darah, kemudian tak sadarkan diri.

"Aku tahu aku lemah," Kyuhyun berkata, "hanya dendam atas kematian orang tuaku yang membuatku kuat sampai sekarang. Hanya senjata-senjata itu yang menjadi tameng bagiku. Selebihnya, secara emosional aku sangat lemah."

"Kyu-ah…," Heechul memanggilnya pelan. Heechul masih muda ketika bertemu dengan Kyuhyun kecil. Sekarang Kyuhyun sudah remaja dan Heechul telah bertambah tua—meskipun ia selalu mengingkari penuaannya itu. Bertahun-tahun bersama Kyuhyun, Heechul menyayanginya seperti keponakannya sendiri.

"Mungkin caraku sedikit kotor, tapi aku akan menjebak targetku," kata Kyuhyun kemudian. "Aku pasti kalah jika menyerangnya secara langsung. Aku akan babak belur sebelum bisa menangkapnya. Karena itulah… aku punya strategi lain untuk melemahkannya."

"Obat tidur di dalam minuman?" Heechul menerka.

"Terlalu gampang. Dia pasti tahu," Kyuhyun menyeringai. "Ada cara yang lebih mudah. Kau tahu… kalau aku dan target sudah cukup dekat kan?"

Heechul mengangguk. Apa yang dipikirkan anak ini?

Kyuhyun menunjuk segelas wine dingin yang dipegang Heechul sejak tadi.

Heechul tersentak. "T-tapi kalian masih di bawah umur!"

"Two can play this game," Kyuhyun mengucapkan kata yang sempat muncul di benaknya ketika ia bertemu Siwon untuk pertama kali. Ia tersenyum lebar, senyum yang jahat, lalu menekan start di joysticknya.

Sebuah rencana akan ia laksanakan dalam waktu dekat.

[to be continued….]


hai! terima kasih banyak kalian yang sudah membaca dan menunggu kelanjutan cerita ini. maaf atas keterlambatan updatenya. yang jelas meskipun update-nya lama, kami pasti akan selesaikan fic ini. fic ini tidak akan di-discontinue :D

Crudelis Amor akan berakhir satu chapter lagi, harap menunggu dengan sabar (^o^) Sekali lagi terima kasih, see you!