Title : Love Is Hurt

Part : 12 [END]

Cast : Donghae, Eunhyuk, Jessica, Kangin, Leeteuk, etc

Rated : T semi M
Genre : Romance, Family, AU, Mpreg, YAOI.

Author : Kartika2412

Warning: Yaoi, Shonen-ai, Boys Love, BoyXBoy, Typo(s) bertebaran, Gaje, Alur membosankan, OOC besar-besaran. Mpreg.

Summary: "Apakah kata "Benci menjadi cinta" akan berlaku untukku?"

Don't Like Don't Read !

Donghae dengan segera keluar dari ruang rawat Eunhyuk dengan senyum yang terus mengembang. Tujuannya saat ini hanya satu, yaitu mencari dokter yang menangani Eunhyuk. Dia berteriak memanggil dokter tersebut. saking senangnya karena Eunhyuk yang menunjukan respon dengan menggerakan tangannya dan matanya yang mengeluarkan air mata setelah dia koma selama 3 bulan.

Tidak lama dokter datang dengan sedikit tergesa-gesa menghampiri ruangan Eunhyuk dan Donghae mengikuti langkah dokter dan suster tersebut dari belakang. Donghae terdiam didekat pintu melihat Eunhyuk yang sudah membuka matanya dan hanya diam menatap langit-langit ruangan dalam rumah sakit tersebut dengan pandangan kosong. Dokter dengan segera memeriksa keadaan Eunhyuk.

Takut! Itulah yang Donghae rasakan. Takut bila Eunhyuk semakin membencinya dan bahkan meninggalkan Donghae karena kejadian semua ini. Katakana Donghae egois. Bahkan Donghae sendiri merasa sebagai mahluk laknat yang yang mungkin tuhan membencinya. Donghae selalu berdoa untuk kesembuhan Eunhyuk. Tapi setelah Eunhyuk sadar justru Donghae takut akan kehilangan sosok cantik dihdapannya itu. Dan juga dia merasa sedikit canggung untuk berhadapan dengan Eunhyuk.

.

Dokter dan suster tersenyum kearah Donghae, "selamat istri anda sudah melewati masa komanya. Tapi ada sedikit gangguan. Bisa kita berbicara diruangan saya?" Ujar dokter tersebut kemudian berlalu.

Dengan langkah pelan dan ragu Donghae menghampiri Eunhyuk. Eunhyuk hanya diam dan pandangannya kosong. Bahkan Donghae yang mengelus kepalanya-pun dia hanya diam bagai mayat hidup. Donghae semakin meringis dalam hati.

Inikah hukuman Tuhan untuknya yang telah melukai malaikat Tuhan tersebut?

Donghae menundukan kepalanya berniat ingin mengecup kepala Eunhyuk seperti yang biasa dia lakukan semasa Eunhyuk koma, namun Eunhyuk mengalihkan wajahnya kearah kiri menghindar Donghae namun tetap dengan tatapan kosong.

"Eunhyuk-ah akhirnya kau sadar," ujar Donghae dan tidak mendapat respon sedikitpun dari Eunhyuk.

"Maaf! Tapi kau boleh membunuhku!" ujar Donghae sekarang dengan air mata yang menggenang.

"Bicaralah sesuatu denganku!" ujar Donghae dan perlahan air mata mulai turun dari matanya. Rasa sakit, kesal, dan sedikit bahagia karna Eunhyuk membuka matanya bercampur menjadi satu.

"Kumohon..."

Belum selesai Donghae berbicara pintu ruangan tersebut terbuka dan terlihat sosok Leeteuk yang berjalan dengan tergesa-gesa dan air mata yang terus mengalir. Dibelakangnya terlihat sang suami, Kangin.

Leeteuk dengan segera memeluk Eunhyuk dan menangis melihat kondisi anaknya yang akhirnya membuka matanya. Namun Leeteuk melepaskan pelukannya ketika merasakan Eunhyuk tidak merespon sedikitpun. Leeteuk menatap Eunhyuk penuh dengan tanda tanya.

Diam dan pandangan kosong yang hanya menitik fokuskan pandangannya pada satu sudut. Itulah kondisi Eunhyuk. Leeteuk meringis dalam hati melihat kondisi anaknya. Leeteuk berjalan kearah Donghae dengan terburu-buru kemudian menampar wajah donghae.

"Kau!" ujar Leeteuk dengan wajah memerah menahan emosi.

"Maaf eomma," ujar Donghae penuh penyesalan dan wajah yang dia tundukan. Leeteuk hanya bisa menangis.

Leeteuk menghela nafas frustasi sedangkan Kangin hanya bisa menenangkan sang istri dan menatap iba anaknya yang hanya berdiam diri. Padahal sebelumnya mereka sempat bertemu dengan dokter yang menangani Eunhyuk.

Dokter itu berkata bahwa Eunhyuk tidak mengalami cacat sedikitpun.

Masih dengan pandangan kosong dan dalam kediaman itu Eunhyuk mengeluarkan air mata.

.

.

.

"Bagaimana dengan keadaan istri saya dokter?" tanya Donghae dengan wajah lelahnya.

"Keadannya semakin membaik dan tidak ada luka yang serius!" ujar doker itu

Donghae memukul meja itu dengan emosi, "bagaimana anda bisa berkata dia baik-baik saja sedangkan dia hanya terdiam!" hardik Donghae.

"Bisa anda duduk dan tenangkan diri anda," ujar dokter tersebut dan Donghae perlahan mendudukan dirinya.

"Eunhyuk-ssi memang tidak mengalami luka yang serius. Keadaanya juga semakin membaik. Namun dia mengalami trauma dengan kejadian tersebut.."

"..dia terdiam karna trauma tersebut. Mungkin sebelumnya dia mengalami stress dan depresi yang cukup lama sehingga membuatnya ingin melupakan semua itu. Dia belum berani menghadapi kehidupan sebelumnya. Sehingga dia lebih memilih untuk diam," ujar dokter itu panjang lebar.

Donghae menundukan kepalanya. Matanya memerah. Benar selama ini dia adalah sumber kesakitan Eunhyuk. Dan dialah yang secara tidak langsung memberi tamparan untuk Eunhyuk sehingga membuatnya takut dengan kehidupan sebelumnnya.

Donghae menyesal. Sangat menyesal. Tapi semua penyesalan itu berguna. Karena semua sudah terjadi!

.

.

.

Donghae berjalan dengan gontai keruang rawat Eunhyuk. Dia tidak bisa berbuat banyak selain berdoa. Semua ini salahnya, karena dia sendirilah pembuat kediaman Eunhyuk. Setiap menit bahkan setiap detik selalu mengutuk dirinya.

Donghae membuka ruang rawat Eunhyuk. Dilihatnya Eunhyuk yang hanya mendudukan dirinya dan dengan pandangan kosong dia menatap pemandangan diluar jendela. Donghae memaksakan senyum walau begitu sulit. Donghae mengelus puncuk kepala Eunhyuk dan tetap tidak mendapatkan tanggapan sedikitpun.

Tepat! Eunhyuk terlihat seperti mayat hidup yang hidup tidak mau, mati-pun enggan.

Donghae menundukan sedikit tubuhnya supaya dia bisa mengecup kening Eunhyuk seperti biasanya. Namun sebelum bibir Donghae mengenai kening Eunhyuk, Eunhyuk mengalihkan pandangannya tanpa berbicara dan merubah ekspresinya sedikitpun. Donghae semakin mencelos dalam hati.

:::HaeHyuk:::

Sudah hampir satu minggu Eunhyuk berada dalam kediaman yang dia ciptakan. Bahkan dokter sudah angkat tangan dengan sikap Eunhyuk. Bukan karena dokter tidak mampu menyembuhkan depresi yang Eunhyuk derita.

Namun Eunhyuk sendirilah yang membuat sugesti secara tidak langsung untuk dirinya sendiri agar tetap berada didalam kediamannya.

Perlahan pintu ruang rawat tersebut terbuka menampilkan sosok tampan Donghae yang menggendong Minho dan menggenggam sebuket bunga mawar yang biasa dia bawa. Donghae tersenyum –dipaksakan- ketika melihat Eunhyuk hanya duduk sembari menatap kosong kedepan.

Donghae menaruh mawar tersebut lalu duduk diranjang Eunhyuk, tepat didepan eunhyuk. Donghae manatap wajah istrinya dengan tatapan lembut. Donghae mencelos ketika menatap dalam kemata Eunhyuk.

Kosong! Ya hanya tatapan kosong yang terlihat dari mata bulat indahnya yang biasanya menampilkan binar-binar lucu ketika dia menginginkan sesuatu.

Jujur Donghae sangat merindukan tatapan –yang biasa dia acuhkan-. Tapi secara diam-diam Donghae selalu menatap mata itu tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Minho mengeliat dalam gendongan Donghae. Namun Donghae tidak menyadarinya karena terus terfokus menatap wajah cantik istrinya itu. Wajah yang selalu menampilkan senyum manis dan bersinar itu sekarang hanyalah sosok istrinya yang bia disamakan dengan mayat hidup.

Minho mulai menangis karena merasa tidak nyaman dalam gendongan Donghae. Minho menatap wajah Eunhyuk, bukannya berhenti Minho justru semakin kencang menangis dan membuat Donghae tersadar dari acara melamunnya.

Diam! Eunhyuk masih tetap diam walau Minho menangis kencang. Donghae justru kewalahan mendiamkan Minho yang terus meraung. Donghae sesekali melirik kearah Eunhyuk berharap dia memberi respon sedikit saja dengan anak mereka. Yah anaknya yang dulu sangat dia dampakan

Namun Donghae hanya mendapatkan kekecewaan. Donghae menghela nafas berat. Ia berjalan kearah Eunhyuk dan mencium kening eunhyuk singkat, "aku akan segera kembali," ujarnya.

.

.

Jessica muncul tepat didepan Eunhyuk. Jessica memaksakan senyum namun gagal. Justru dia menangis didepan Eunhyuk.

"Oppa.. kenapa? Kenapa kau seperti ini? Apa kau tidak ingin memeluk anakmu?" tanya Jessica dengan terisak.

"Oppa kau bisa lihat! Lihatlah betapa sayangnya Hae oppa dengan Minho, anak kalian!" ujar Jessica dengan emosi dan entah secara sadar atau tidak Eunhyuk mengalihkan pandangannya keluar jendela dan dilihatnya Donghae yang sedang menggendong Minho dan sesekali tersenyum kecil.

Jessica kembali terisak, "oppa kembalilah seperti dulu! Lihat kau sudah mendapatkan semua yang kau inginkan. Lihat Hae oppa menyayangi anakmu, tidak anak kalian! Bahkan dia mencintaimu!"

"Seberapa lama kau akan tetap dalam kediamanmu? Aku tau kau mendengarkanku oppa!"

Jessica menarik nafas kemudian kembali memasang senyum palsu, "jaga dirimu baik-baik dan cepatlah kembali. Karena aku sudah tidak bisa bersama kalian. Selamat tinggal!" ujar Jessica lalu mencium pipi Eunhyuk sekilas.

Jessica memundurkan langkahnya dan sedikit menjauh dari Eunhyuk. Perlahan dua dewa tampan muncul tepat diamping kiri dan kananya.

"Kau siap?" tanya dewa bernama Yunho itu.

Jessica mengangguk, "terimakasih. Kau sudah mengembalikannya dan membuatku bisa menyentuhnya untuk terakhir kali," ujar Jessica dengan senyum tulusnya.

Seluruh tubuh Jessica diliputi cahaya putih terang. Semakin terang namun Eunhyuk tetap diam tidak berkutik. Secara perlahan cahaya tersebut hilang. Bersamaan dengan sosok bayangan Jessica dan kedua dewa tersebut yang menghilang.

Detik berikutnya ketika cahaya tersebut hilang, Eunhyuk mengalihkan pandangannya kearah tempat yang tadi sempat diliputi cahaya tersebut. Perlahan bulir-bulir air mata dan isakan mulai terdengar diruangan tersebut.

.

.

Donghae membuka pintu ruang rawat tersebut secara perlahan takut membangunkan Minho yang sudah terlelap dalam gendongannya. Donghae tersenyum kecil sembari melihat wajah putranya yang terlihat seperti malaikat ketika tertidur. Sama dengan sosok ibunya.

Donghae melangkahkan kakinya kedalam dan didapatkanya Eunhyuk terlelap. Donghae menaruh Minho disamping Eunhyuk lalu dia mengelus kepala Eunhyuk dan Minho secara bergantian. Mata Donghae melihat kearah Eunhyuk. Dia sedikit mengernyit heran ketika melihat mata Eunhyuk yang sembab dan dipipinya terlihat jejak-jejak air mata.

"Apa dia menangis? Apa aku melukainya lagi?" tanya Donghae entah kepada siapa. Tangannya kini beralih kepipi tirus Eunhyuk dan menghapus jejek –jejak air mata tersebut.

"Maaf! Please don't cry, baby!" ujar Donghae.

Donghae ikut terlelap. Satu tangannya dia gunakan untuk melindungi Minho agar dia tidak terjatuh dan satu tangannya lagi dia gunakan untuk menggenggam tangan Eunhyuk yang entah mengapa terlihat balas menggenggam tangan Donghae.

'CKLEK' pintu terbuka dan menampilkan sosok Kangin dan Leeteuk. Niat kangin untuk menghampiri mereka dia urungkan karena Leeteuk menahanya dan memberikan senyum manisnya.

"Sebaikanya kita tidak mengganggu mereka!" ujar Leeteuk kemudian menarik lengan suaminya pergi dari ruangan tersebut.

:::HaeHyuk:::

Donghae membawa Eunhyuk ketaman rumah sakit dengan menggunakan kursi roda dan Eunhyuk hanya diam saja. Donghae menghentikan kuris roda Eunhyuk dan menggendong Eunhyuk –memindahkan- ke kursi yang berada di taman. Hari menjelang siang dan matahari tidak terlalu terik sehingga udara terasa hangat.

Donghae tersenyum kearah anak-anak yang sama menggunakan pakaian rumah sakit seperti Eunhyuk, mereka sedang asyik bermain. Melupakan rasa sakit mereka, bahkan diantara mereka ada yang bermain dengan mengguanakan infus di tangannya.

"Eunhyuk-ah maaf. Aku tau kau membenciku, tapi bicaralah! Jangan berdiam seperti ini. Apa kau belum puas menghukumku?" ujar Donghae dengan mata memerah.

"Maaf bila aku egois. Tapi aku mohon ini demi Minho anak kita," ujar Donghae dan seketika badan Eunhyuk sedikit menegang ketika mendengar penuturan anak kita dari mulut Donghae.

"Apa kau tidak bosan hanya berdiam seperti ini? Apa kau tidak kasihan melihat Minho yang merindukan sosok eommanya? Bahkan semenjak dia lahir dia belum pernah merasakan hangatnya dipelukan seorang eomma."

"...kau tau? Minho bahkan selalu terlelap dengan cepat hanya dengan melihat foto wajahmu diponselku! Kau boleh menghukumku. Kau boleh mencaciku. Tapi kumohon, berubahlah demi Minho! Dia masih sangat kecil," ujar Donghae lirih.

Eunhyuk hanya terdiam mendengarkan cerita Donghae. Hatinya tidak bisa dibohong terbukti dengan detak jantungnya yang mulai berdetak tidak beraturan.

'BRUGG' pandangan Donghae beralih kearah suara yang lumayan keras itu. Matanya menangkap seorang gadis kecil yang tersungkur. Dan lutunya mengeluarkan darah. Lalu dengan sigap seorang suster menghampiri anak kecil tersebut yang terus menangis sambil memegang lututnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya suster tersebut khawatir.

Bukannya menjawab anak tersebut justru semakin kencang menangis, "eomma hiks eomma hiks hiks," isak anak tersebut sembari memanggil ibunya.

Dari arah berlainan datang seorang wanita muda dengan tergesa-gesa lalu memeluk anak kecil tersebut, "eomma akan selalu ada untukmu!" ujar ibu muda tersebut dan Donghae yang melihat kejdian tersebut hanya tersenyum melihat kehangatan mereka.

Berbeda dengan Eunhyuk yang memucat dan mengeluarkan keringat dingin dari tubuhnya. Jantungnya semakin berdetak tidak karuan.

"Tenang saja baby, eomma akan membuat appamu mengakui keberadaan kita!"

"Eomma harap saat kau lahir, appamu akan menyayangimu!"

"Baby kau harus tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sehat oke!"

Sekilas baying-bayang dirinya saat masih mengandung muncul dan membuat dirinya memegang kepalanya. Bayangan-banyangan itu terus muncul secara bergantian seakan sebah film yang menampilkan semua flashback dirinya.

Donghae menatap Eunhyuk khawatir. Ia memegang pundak Eunhyuk dan Eunhyuk mulai menangis. Donghae yang tidak tega melihat Eunhyuk menangis menariknya kedalam pelukannya dengan sesekali mengelus dan mencium puncuk kepalanya.

Tangisan Eunhyuk mulai hilang dan dengan reflex dia mendorong Donghae. Eunhyuk bangun dari duduknya dan menatap sekeliling dengan gelisah.

Donghae menggenggam tangan Eunhyuk ketika Eunhyuk berniat pergi, "kau mencari apa?"

"Anak-ku? Dimana anak-ku? Apa kau melukainya?" tanya Eunhyuk dengan tatapan khawatir dan sedikit ketakutan ketika Donghae berniat memeluknya dan membuat Donghae mencelos.

Donghae kembali berniat memeluk Eunhyuk namun Eunhyuk memundurkan langkahnya, "jangan mendekat!" teriaknya.

"Hyukkie!" ujar seseorang dengan nada yang lembut.

Eunhyuk yang merasa terpanggil segera menolehkan kepalanya kearah suara yang memanggilnya. Eunhyuk segera berlari ketika melihat kedua orang tuanya dan seorang bayi dalam gendongan Leeteuk.

"Eomma! Appa!" teriak Eunhyuk kemudian memeluk mereka. Eunhyuk kembali menangis kali ini Leeteuk juga ikut menangis bersama.

"Apa ini anak-ku?" tanya Eunhyuk dan hanya diabalas dengan anggukan oleh Leeteuk.

Eunhyuk kemudian menghapus air matanya dengan kasar kemudian mengambil Minho dari gendongan Leeteuk. Eunhyuk tersenyum. Senyum yang sempat hilang dari wajahnya kini kembali.

"Baby! Kau sangat tampan!" ujar Eunhyuk sembari mencium wajah Minho berkali-kali membuat Minho terenyum bahagia. Ikatan batin memang tidak bisa dibohongi.

"Eunhyuk-ah!" panggil Donghae dan membuat Eunhyuk membeku seketika. Dan dieratkannya gendongan terhadap Minho. Wajahnyapun seketika memucat dan terlihat dari matanya bahwa dia sangat ketakutan.

Kangin dan Leeteuk yang merasa harus membiarkan mereka memiliki waktu sendiri untuk menyelesaikan semua urusan mereka, meninggalkan Donghae dan Eunhyuk.

"Mau apa kau Donghae-ssi?" tanya Eunhyuk sinis sembari memeluk Minho erat. Donghae hanya tersenyum getir.

"Minho! Nama anak kita Minho. Dan aku tidak akan menyakitinya!" ujar Donghae sembari mendekati Eunhyuk secara perlahan.

"Bohong! Kau bahkan tidak menginginkannya! Jangan mendekat!" teriak Eunhyuk ketika Donghae kembali berusaha mendekati Eunhyuk.

"Eunhyuk-ah apa kau tidak mempercayaiku! Bila aku ingin aku bisa saja membunuhnya saat kau masih dalam keadaan koma!" ujar Donghae dan kembali melangkahkan kakinya kearah Eunhyuk.

Eunhyuk menangis. Dia jatuh terduduk. Kakinya terasa lemas. Dia bingung mana yang harus dia percaya. Donghae dengan sgera memeluk Eunhyuk.

"Maaf! Aku tau, aku memang pantas kau benci. Tapi tidak adakah kesempatan untukku? Apa kau tidak bisa mepercayaiku sedikit saja?" ujar Donghae dengan air mata yang mulai turun dari matanya.

"Oppa, semua mimpimu menjadi kenyataan. Lihat, bahkan Hae oppa sangat menyayanginya. Kau dulu hanya berharap pengakuan atas dirinya saja bukan? Bahkan kau mendapatkan lebih!" sekilas ucapan Jessica yang entah dari mana asalnya mulai terngiang ditelinganya.

Eunhyuk secara perlahan balas memeluk Donghae yang juga terisak bersamanya.

:::HaeHyuk::

1 tahun kemudian.

Eunhyuk terlihat sedang sibuk memasak didapur. Sedangkan Minho hanya duduk manis dengan setumpuk mainan diruang keluarga. Eunhyuk sesekali melirik kearah Minho yang sedang bermain dan mulutnya berbicara tidak jelas. Eunhyuk hanya terkiki geli melihat tingkah menggemaskan putranya.

Terdengar suara pintu terbuka walau sedikt samar. Tidak lama muncuk sosok Donghae yang membawa boneka kodok yang cukup besar ditangan kananya sedangkan kirinya dia gunakan untuk membawa tas kerjanya.

"Minho-ah lihat appa membawa apa?" ujar Donghae setengah berteriak membuat Minho yang tadinya memeluk mobil-mobilannya dengan mata terpejam secara reflex melemparkan mainan tersebut.

Minho merangkak kearah Donghae dan berdiri dengan memegang kaki Donghae. Donghae meletakkan tas kerjanya dan menyerahkan boneka terebut yang dibalas dengan senyum bahagian dari Minho. Donghae kemudian menggendong Minho dan sedikit melemparkannya keudara. Minho yang belum mengerti hanya senang-senang saja diperlakukan seperti itu -_-

Beda halnya dengan namja manis yang sedang menatap mereka dengan tatapan tajam yang justru terlihat imut dimata semua orang.

"Apa kau ingin membunuhnya Direktur Lee?" tanya Eunhyuk sinis. Donghae tersenyum bodoh, kemudian meletakkan Minho kembali kebawah.

.

.

"Ayolah baby! Aku kan hanya bermain-main dengannua. Kenapa kau marah?" rajuk Donghae yang hanya diacuhkan oleh Eunhyuk.

"Tapi itu bahaya. Aku tidak ingin kehilangannya," ujar Eunhyuk dengan raut wajah sedih. Donghae yang melihat itu berniat untuk memeluk Eunhyuk.

"Jangan sentuh aku!" ujar Eunhyuk.

Donghae terdiam. Namun tidak berapa lama seringaian terlihat diwajah tampannya, "yasudah. Aku bisa mencari wanita lain yang dengan senang hati ingin memeluk-ku!" ujar Donghae menyeringai dan Eunhyuk hanya diam namun terlihat bahwa dia sedikit gelisah.

"Aku tidak peduli!" ujar Eunhyuk dan membuat Donghae mempoutkan bibirnya membuat Eunhyuk sedikit bergidik ngeri.

"Baiklah!" ujar Donghae kemudian membalikan badannya kemudian melangkahkan kakinya. Namun langkahnya terhenti ketika dirasakan Eunhyuk memeluknya dari belakang.

"Kau bodoh!" ujar Eunhyuk dengan bibir dipoutkan membuat Donghae tersenyum menang.

Donghae membalikan badannya sehingga mereka saling berhadapan. Donghae mendekatkan wajahnya kearah Eunhyuk membuat Eunhyuk gugup.

"Mau apa?" tanya Eunhyuk gugup.

"Apa? Bukankah setiap malam kita melakukan ini bahkan lebih," ujar Donghae santai membuat pipi Eunhyuk merona.

Secara perlahan namun pasti bibir mereka saling menyatu. Tidak ada lumatan kasar atau menuntut. Ciuman yang menunjukan besarnya cinta mereka tanpa nafsu sedikitpun. Donghae dan Eunhyuk terlena dengan ciuman mereka.

Mereka tidak menyadari dengan Minho yang hanya menatap mereka dengan mata yang mengerjap polos. Minho tersenyum lalu merangkak kearah mereka. Dengan berpegangan kuris dia berdiri. Lalu Minho berjalan secara perlahan kearah Donghae dan Eunhyuk.

Minho menarik-narik celana Donghae namun Donghae tidak menghiraukannya karena dirinya sibuk menjelajahi gua manis sang istri. Minho menarik celana Donghae dengan tidak sabar dan membuat Donghae tidak sangaja mendorong Minho membuat Minho terjatuh.

Mata minho memerah dan bibirnya mengerucut, "hiks mmaaaaa hiks hiks," tangisan Minho-pun akhirnya pecah membuat Eunhyuk tersadar dan dengan cepat mendorong Donghae dan mengakhiri ciuman tersebut membuat Donghae menggerutu.

Eunhyuk menggendong Minho berusaha membuatnya berhenti menangis, "ada apa?" tanya Eunhyuk lebut.

"hiks hiks mmaaaa hiks ppaa cahat hiks hiks," adu Minho dan Eunhyuk menatap Donghae kesal.

:::HaeHyuk:::

"Baby, ayolah!"

"Ini yang kedua kali kau melukai Minho!" ujar Eunhyuk dengan deathglarenya.

"Baby!"

"Aku tidak dengar," ucap Eunhyuk acuh sembari malanjutkan acara memasaknya.

"Untuk apa aku hidup bila kau membenciku!" ujar Donghae dengan nada sedih yang dibuat-buat.

"Aku tidak akan tertipu lagi."

"Baby, aku serius!" ujar Donghae sembari merebut pisau yang ada ditangan Eunhyuk.

"Mau apa kau?" tanya Eunhyuk dengan anda takut dan khawatir.

"Tentu saja mendapatkan maaf darimu," ujar Donghae lalu mengarahkan pisau tersebut kearah lengannya.

Donghae sengaja mengarahkan pisau tersebut dengan gerakan slow motion, bermaksud agar Eunhyuk mencegahnya. Namun Eunhyuk mendorong pisau tersebut kerarah lain dengan cepat dan tidak sengaja melukai jari-jairi Donghae. Dan donghae hanya bisa meringis.

Eunhyuk membawa Donghae kearah washtafel lalu mencuci luka tersebut dan dengan segera mendudukan Donghae diruang keluarga. Minho hanya menatap kedua orang tuanya. Donghae tetap terlihat meringis sedangkan Eunhyuk mengobati luka Donghae dengan hati-hati.

"Kenapa hiks? Apa kau ingin meinggalkan kami hiks hiks?" tanya Eunhyuk dengan terisak.

"Sorry baby!" ujar Donghae sembari menghapus air mata di pipi Eunhyuk.

.

.

Malam mulai menjelang. Minho-pun sudah tertidur. Sedangkan Donghae dan Eunhyuk sedang berbaring disofa dengan poisi Donghae yang memeluk Eunhyuk, dan Eunhyuk yang menaruh kepalanya di tangan kekar Donghae dan menyandarkan tubuhnya di dada bidang Donghae.

"Hae-ah aku tidak pernah bermimpi kau memelukku seperti ini," ujar Eunhyuk memulai pembicaraan. Donghae hanya diam dan mengelus rambut halus Eunhyuk yang sekarang mulai memanjang.

"Kau tau , dulu menggapaimu itu sangat sulit. Kau itu sangat sempurna. Walau seberapa keras kau menolak dan menghinaku aku akan tetap mencintaimu," ujar Eunhyuk dengan senyum manis.

"Shttt, jangan bicarakan itu lagi!" ujar Donghae.

Eunhyuk mendongkan kepalanya menatap wajah Donghae, "kenapa? Itu sangat lucu. Bahkan aku ingat ucapanmu yang selalu mebuat kupingku panas, 'menjauh dariku jalang' apa kau ingat?" ujar Eunhyuk sembari terkikik menggoda Donghae yang mukanya kini sudah memerah karena malu.

"Itu karena dulu aku membencimu!" ujar Donghae membela diri dan kembali memeluk erat Eunhyuk.

"Hae-ah boleh aku meminta sesuatu darimu?"

"Apapun yang kau inginkan, akan aku penuhi."

"Aku sudah lama tidak bertemu Sica! Bisa kita besok kepemakamannya?"

Donghae menatap Eunhyuk kaget, "Sica? Yang kau maksud adik-ku? Tapi bagaimana bisa?"

Eunhyum tersenyum, "itu rahasia!"

Donghae hanya mendengus kesal mendengarkan jawaban Eunhyuk.

"Hae-ah kiss," ujar Eunhyuk manja dan dengan wajah merona.

"As you wish baby," ujar Donghae dengan senyum manis keaarah Eunhyuk. Tidak lama bibir merekapun menyatu.

~EnD~

KYAAAAAAAA AKHIRNYA END JUGA!

Ada yang nunggu FF ini, wah sumpah Kha sangat-sangat terharu *sob* ..

Ternyata banyak yang nunggu, review + suka ff ini #bow

Ini Chap terpanjang yang Kha buat loh~ Pada suka gak sama END'a?

Curcol boleh ya? Hehe..

Mungkin setelah ini Kha mau pensiun jadi author -_- Kha gak ada waktu buat ngetik, kecuali saat libur seperti sekarang^^ tapi besok sudah kembali keaktifitas biasa.. atau mungkin Kha balik saat liburan semesteran~ Don't miss me #dilemparPanci

Akhir kata, REVIEW PLEASE^^ Jangan mentang2 END yang review dikit banget ._. Kha suka sedih liat review sedikit. Dan TERIMKASIH yang sudah mendukung dengan review FF ini. Maaf Kha gak pernah bales. Tapi Kha sangat terharu baca review kalian^^

KONTAK::

FB: www (titik) facebook (titik) com (garis miring) khahee (titik) kim atau Tikka Kyumin Shawolelforever [kalian hapus sepasinya ya^^]

Twitter: Kartika2412

Silahkan INBOX FB Kha, karena FB Kha udh gk bisa di add. Nanti kalo ngeinbox dengan senang hati Kha add kalian^^

HaeHyuk Aegya 이카희