My Sweet Maid !

Chapter 2

Seorang namja tengah berjalan menyusuri kota seoul yang saat ini sedang di guyur oleh derasnya air hujan.

Kyungsoo Pov

Sial, seharusnya tadi aku membawa payung ! seandainya saja tadi luhan hyung tidak menyuruhku untuk cepat-cepat datang ke cafe, pasti aku tak akan lupa membawa payung, dan hujan sangat deras, lebih baik aku mencari tempat berteduh. Hanya ada ruang telefon umum dan sebuah kedai di dekatku, sepertinya berteduh di dalam telefon umum lebih mengirit uangku.

Akupun memasuki tempat telefon umum tersebut dan membenarkan rambutku yang sehabis terkena air hujan. Nampaknya belakangan ini hujan sangatlah deras, tiap hari aku harus membawa payung agar tidak kebasahan. Huh, dingin sekali disini, dan cukup pengap karena tempat telefon ini hanya suatu ruangan yang tertutup dan menurutku kedap suara agar yang sedang bertelfon di dalam sini suaranya tak terdengar hingga keluar.

Kreeek

Ku dengar suara pintu tempat ku berteduh terbuka, seorang namja masuk dan menutup kembali pintunya. Dan betapa terkejutnya saat ku lihat namja yang masuk ke dalam telfon umum ini.

"K..Kai ?" ucapku gugup.

"Hai manis" iapun tersenyum kepadaku.

"Kenapa kau berteduh disini ? bukankah ada tempat lain yang lebih nyaman ?" tanyaku yang masih gugup, karena ruang telfon umum ini sangatlah sempit, sebenarnya hanya cukup untuk satu orang dan jarakku dengan kai sangatlah dekat.

"Tak ada tempat yang nyaman selain berada di dekatmu"

Blush

Mukaku memerah ketika mendengar perkataannya. Meskipun itu hanya gombalan, tetapi tak ku pungkiri gombalannya itu sukses membuat jantungku berdegup lebih cepat dan wajahku memanas.

Setelah itu, hanya keheningan yang tercipta, kami hanya sibuk dengan fikiran masing-masing. Dapat kurasakan deru nafas kai pada kedua belah mataku. Ya, mungkin karena aku lebih pendek darinya, dan kini kami tengah saling berhadapan. Akupun melirik ke atas melihat wajah kai yang begitu dekat dengan wajahku. Memperhatikan wajahnya dengan jarak yang sangat dekat membuat jantungku seperti mau copot, aneh… aku ini sebenarnya kenapa ?

"Berhenti menatap wajahku seperti itu, nanti kau bisa jatuh cinta" ucapnya sambil menatap mataku.

"Mana mungkin aku jatuh cinta padamu, kau kan selalu membully ku, dan kau juga termasuk saingan ku !"

"Hm ? tak ada yang menyangka bukan, jika kebencian seseorang akan berakhir dengan sebuah cinta ?" ucapnya serius.

Aku hanya memutar bola mataku kesal dengan perkataannya. Tubuhku sedikit tidak nyaman dengan posisi kami yang sudah bersentuhan. Ku gerakkan sedikit baadanku, tapi itu malah membuat ku lebih tak nyaman.

CHUP

Kurasakan sebuah kecupan di keningku karena bergerak di tempat yang sangat sempit. Bibir dingin kai mengenai keningku, tetapi terasa sangat hangat. Wajahku kembali memerah.

"Haha wajahmu lucu sekali" tawanya ketika melihat wajahku yang memerah. Akupun hanya menundukkan wajah merahku.

"Lihat, rambutmu sangat basah, tekena air hujan" Kaipun mengusap rambut hitamku dan membenarkan rambutku.

Ku tatap wajahnya yang sedang mengusap rambut halusku. Kenapa ia terlihat sangat tampan ? dan kenapa degupan jantungku tak mau berhenti ?

"Rambutmu juga berantakan dan basah karena hujan" Ujarku dan berjinjit untuk membersihkan air hujan dari rambutnya.

Saat sedang mengusap pelan rambutnya, ku lihat ia sedang memperhatikan wajahku secara lekat. Kini, wajah kami sudah sejajar, tatapan mata kami bertemu, dan aku hanya diam menatap matanya. Wajahnya mendekat ke arahku, sungguh, aku tak tahu harus berbuat apa. Hidung kami sudah bersentuhan, iapun memiringkan wajahnya. Oh tuhan, ia akan menciumku, bagaimana ini…

"Hey, nampaknya hujan sudah reda" ucapku mengalihkan perhatian dan iapun berhenti.

"Jangan coba-coba mengalihkan perhatianku"

Sreeet

Tangannya menarik pinggangku, bibirnya sudah menempel di bibirku. Awalnya hanya ciuman lembut, tapi lama kelamaan ia menciumku kasar dengan nafsunya. Ia menghisap bibir atasku, mengemutnya, dan melumatnya. Tak puas dengan bibir atasku, kini bibir bawahku di panggut, menarik-nariknya dengan bibirnya.

"Akh" Ia menggigit bibir bawahku, dan memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Mengabsen gigiku dengan lidahnya, mengajak lidahku bertarung dengan lidahnya. Dengan lihai, lidahnya bermain di dalam mulutku. Tangan kanannya menarik tengkukku agar memper dalam ciuman kami. Aku kehabisan nafas, dan menarik-narik kemejanya memberi tanda bahwa aku kehabisan oksigen. Iapun menghentikan aktifitasnya.

"Ya ! apa kau mau mati ?!" bentakku.

"Jika aku harus mati karena namja secantik dirimu, itu tidak apa-apa" jawabnya sambil menciumi leher jenjangku yang hanya tertutupi kaos dengan cardigan tipis.

"Uh, bibirku lecet. Sialan kau jongin !"

"Sini, biar ku obati" Ia melahap bibirku yang terluka akibat gigitannya tadi. Kemudian ia menghisap darah yang keluar dari bibirku, dan lidahnya menyapu bibirku lembut.

"Apa masih terasa sakit ? Jika masih, kau boleh menggigit bibirku" katanya sambil memajukan bibirnya.

Sempat aku berfikir akan benar-benar menggigit bibirnya, tapi ku urungkan niatku. Kalau saja aku tak terburu-buru untuk datang ke cafe, mungkin saja aku tak akan bertemu dengannya di sini. Apa ? cafe ? oh sial, aku hampir lupa ! Aku ingin segera keluar, tetapi kai menghalangiku.

"Cepat keluar, aku sedang buru-buru !" ucapku panik.

"Tidak mau"

"Oh ayolah jongin, aku bisa di marahi bosku karena telat bekerja"

"Ada syaratnya"

"Apa ?"

"Cium aku"

Akupun mencium pipi kanannya.

"Bukan di situ"

Ku cium pipi kirinya.

"Juga bukan di situ"

"Lalu dimana ?"

"Di sini" jari telunjuknya menunjuk bibir tebalnya.

"Apa kau gila ? kita baru saja berciuman" ucapku malas.

"Rasanya setiap detik aku ingin menciummu" ujarnya di telingaku.

"Baiklah, tapi setelah itu kita keluar"

"Tentu"

Kakiku berjinjit dan ku tempelkan bibirku pada bibirnya singkat.

"Good boy" ucapnya, lalu ia membuka pintu telfon umum itu dan keluar.

"Kau tahu ? bibirmu sangat manis dan membuatku kecanduan" kaipun menjilat bibirku dengan lidahnya.

Aku hanya dapat membelalakkan mataku dan bergegas menuju cafe. Sepertinya luhan hyung akan memarahiku karena datang terlambat.

Klining klining

Segera ku masuki cafe tempatku bekerja.

"Dari mana saja kyungsoo ?" tanya luhan menginterupsiku.

"Mian hyung, tadi aku berteduh karena hujan di luar sangatlah deras" jawabku.

"Baiklah, segera ganti bajumu"

"Ne"

Akupun mengganti bajuku dengan seragam maid perempuan. Ugh, rasanya sedikit aneh ketika aku memakai pakaian ini, aku harus merias wajahku layaknya seorang perempuan. Dan sungguh malu ketika suho apalagi kai melihatku dengan pakaian seperti ini. Saat sedang mempoles bibirku dengan lipstick, dapat ku lihat luka di bibir bawahku akibat berciuman dengan kai tadi.

"Apa kai yang sudah membuat bibirmu seperti itu ?" tanya seseorang yang saat ini tepat berada di belakangku.

"Eh ? kris gege ? apa maksudmu ?" akupun menolehkan wajahku ke tempat kris gege berdiri.

"Apa lagi-lagi kau di lecehkan oleh si jongong sialan itu ?"

"Em… dari mana gege bisa tahu ?"

"Aku hanya menebaknya"

"Ya, dia memang seperti itu, seenaknya saja berbuat sesuka hatinya"

"Tapi dia bermain-main dengan adik kesayanganku. Biar ku beri dia pelajaran"

"Jangan berlebihan, lagipula aku inikan bukan adikmu ge"

"Sudah berapa kali ku katakan ? kau sudah ku anggap seperti adik kandungku sendiri, dan tak ada yang boleh mendekatimu sebelum mendapatkan persetujuan dariku"

"Oh ayolah, jangan terlalu di bawa serius ge" ucapku santai.

"Kenapa kau malah membelanya ?" eh? Benarkah aku membelanya ?

"Aku tak membelanya" elak ku.

"Lagipula siapa yang tidak akan tertarik dengan adikku yang manis ini, dan cantik. Apalagi ketika ia memakai pakaian maid yang super cute ini" kris gege menggodaku.

"Ya ! aku ini namja gege, dan aku ini tampan, bukan cantik" kesal ku.

"Hm… Baiklah… kyungsoo.."

"Apa gege ?"

"Pindahlah ke rumahku, ajak adikmu si sehun, dan berhentilah bekerja di sini"

"Aku tak ingin merepotkanmu ge"

"Aku sama sekali tak merasa di repotkan oleh mu kyungsoo, anggap saja ini tanda terimakasihku karena kau telah menyelamatkanku dari maut waktu itu"

Flashback

DUAR

Suara ledakan berasal dari salah satu gedung apartemen, yang kini sedang terjadi kebakaran yang cukup hebat.

"Sehun-ah, gwaenchana ?" tanya kyungsoo kepada adiknya.

"Gwaenchana, tapi eomma dan appa ada di dalam… hyung, aku takut" sehun menangis sambil memegangi boneka rillakkumanya.

"Kau tunggu disini, hyung akan ke dalam mencari appa dan eomma. Jangan kemana-mana ya sehun"

"Ne hyung"

Kyungsoopun memasuki apartemennya dan api sudah menjalar ke seluruh bagian apartemen. Ia mencari appa dan eommanya.

"Uhuk… uhuk… tolong selamatkan aku…" terdengar seseorang yang sedang meminta bantuan.

Tampak orang tersebut sudah kehabisan nafas dan terlihat kusut. Kyungsoo yang sedang memakai tabung gas oksigen segera memberikan tabung gas oksigen tersebut kepada namja itu dan membiarkan nafasnya sendiri tersumbat oleh asap kebakaran. Ia membopong tubuh namja tersebut keluar dari apartemen itu. Untung saja namja tersebut masih dapat bertahan.

"Anakku… kau selamat nak…" ujar orang tua namja yang baru saja kyungsoo tolong

"Eomma… Appa…" Ucap namja tersebut.

Merekapun berpelukan. Kyungsoo masih mengatur nafasnya yang sesak karena menghirup asap yang begitu banyak. Dan ketika ingin kembali ke apartemen mencari kedua orangtuanya, api tersebut sudah membakar seluruh bagian apartemen hingga yang tersisa hanyalah reruntuhan bekas kebakaran.

"Hyung, dimana appa dan eomma ?" tanya sehun.

"Appa dan eomma sudah di tempat yang lebih baik sehun-ah, tempat yang abadi" jawab kyungsoo.

"Dimana itu hyung ?"

"Di surga" jawab kyungsoo lemah.

Flashback end

"Karena menyelamatkanku, kamu tida bisa menyelamatkan kedua orang tuamu kyungsoo…" lanjut kris.

"Sudah kubilang, tak apa-apa. Jika tuhan memang sudah memanggil mereka untuk berada di sisiny, itu memang sudah takdir gege"

"Sejak kejadian itu, aku bersumpah akan menjagamu dan aku sudah menjadikanmu sebagai adikku sendiri. Kyungsoo, aku hanya ingin yang terbaik untukmu, dan aku ingin membalas budiku. Tinggallah bersamaku" pinta kris.

"Akan aku fikirkan ge" jawabku.

"Baiklah, aku pergi dulu ya kyungsoo"

"Ne"

Ku ambil ponsel yang ada di tasku dan mengirimkan sms.

To: Sehun

Apa lebih baik kita pindah ke rumah kris gege ?

Kai Pov

Aku berjalan menikmati hembusan angin di taman ini. Dapat ku rasakan semilir angin menerpa wajahku yang sedang bersemu merah memikirkan sesuatu. Siapa lagi kalau bukan namja bermata bulat itu. Tak ku sangka, orang yang selama ini selalu ku benci malah membuat hatiku jatuh kepadanya. Hari sudah malam, mungkin saat ini kyungsoo tengah berjalan pulang menuju rumahnya. Hm… apa lebih baik aku mengantarnya pulang saja ya ?

"Hey item" tiba-tiba suara seseorang menyadarkanku dari lamunanku.

"Ada urusan apa denganku ?" tanya ku sengit.

"Kau benar-benar tak menuruti kata-kataku ya ?"

"Apa maksudmu tuan wu yi fan ?"

"Ku bilang jangan dekati kyungsoo, kau malah semakin mendekatinya"

"Apa urusanmu ? mau aku mendekatinya, menciumnya, ataupun memperkosanya juga tak ada hubungannya denganmu bukan ?"

"Apa kau tahu ? aku ini kakaknya, jelas saja kau akan berurusan denganku"

Mataku terbelalak ketika mendengar ucapannya. Benarkah ia kakak kyungsoo ?

Bugh…Bugh…

Kris memukul wajahku hingga aku tersungkur ke tanah. Darah segar keluar dari sudut bibirku, dan kurasa mukaku membengkak akibat pukulannya yang sangat keras.

DUAK!

Kris menendang perutku dengan sangat kuat, air ludahku membuncah keluar. Aku hanya dapat memegangi perutku yang terasa sangat sakit. Kris menarik daguku agar dapat bertatapan langsung dengan matanya.

"Tak ada yang boleh mendekati kyungsoo sebelum dapat persetujuan dariku. Kau mengerti ?" ujarnya dan berjalan meninggalkanku sendirian dengan kesakitan di sekujur tubuhku.

Tiba-tiba pandangku menjadi buram, dan kepalaku sangatlah pusing. Kurasakan seseorang memegangi tanganku dan raut wajahnya terlihat sangat cemas.

"Jongin ? neo gwaenchana ?"

Dan saat itulah kesadaranku hilang. Tapi dapat kurasakan, sesorang membopong tubuhku yang sedang lemah.

Saat ku buka mataku, ku lihat dua orang namja sedang berbincang di dekat tempat ku berbaring. Ada handuk kecil di atas keningku, dan plester di sudut bibirku.

"Hyung, kau apakan dia ? kok bisa sampai babak belur seperti itu ?"

"Molla. Tadi saat berjalan pulang, hyung melihatnya sedang kesakitan di taman, kondisinya sudah babak belur seperti itu sehun-ah"

"Se…Sehun ?" mereka berduapun menengok ke arahku.

"Kai ? Kau sudah tak apa-apa ?" tanya kyungsoo.

"Ne… gomawo kyungsoo-ah" jawabku lemah.

"Sehun ? apa yang kau lakukan disini ?" tanyaku bingung.

Sehun adalah temanku sejak kecil, kami selalu bermain bersama meskipun dia lebih muda dariku.

"Ini rumahku kai" jawab sehun.

"Bukankah ini rumah kyungsoo ?"

"Kyungsoo hyung itu kakakku jongin" jelas sehun.

"Hah ? Kok kamu tak pernah memberi tahuku ?"

"Kau tak pernah bertanya"

"Kau bertengkar kai ?" tanya kyungsoo khawatir.

Eh ? apa benar dia mengkhawatirkanku ?

"Bukan, lebih tepatnya aku di serang" jawabku seadanya.

"Sama siapa ?"

"Sudahlah, tidak penting"

"Hyung, aku tidur dulu ya, jaljja" ucap sehun kemudian mengecup pipi kyungsoo.

Sehunpun keluar dari kamar kyungsoo.

"Jangan mau dicium sama sehun"

"Kenapa ? diakan adikku"

"Karena aku akan cemburu melihatmu dicium namja selain diriku"

Ku lihat wajahnya yang kini mulai memerah. Sangat menggemaskan, rasanya ingin mencubit pipi chubbynya yang sedang tersipu malu.

"Cepatlah tidur, ini sudah malam" Ujarnya mengalihkan topik.

"Kau akan tidur dimana ?"

"Tentu saja di sofa, kasurkukan di pakai olehmu"

"Kalau begitu kita tidur berdua saja"

"Apa kau gila eoh ?"

"Aku gila karena mu"

Sreeet

Ku tarik lengannya dan kini ia tengah berbaring bersamaku. Ku peluk tubuh mungilnya, dan ku pejamkan mataku. Ia memberontak ingin melepaskan pelukanku.

"Biarkan seperti ini…"

Ku buka mataku, dan ku lihat ia menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia berhenti memberontak, dan memejamkan kedua matanya.

"Saranghae d.o kyungsoo" ku kecup keningnya, dan kupejamkan mataku dan terbawa oleh alam mimpi.

Suho Pov

Semakin hari, ku lihat kai selalu saja berusaha mendekati kyungsoo secara diam-diam, terlihat ketika pagi-pagi sekali kai menaruh sebuah coklat di dalam loker kyungsoo, dan tak jarang ia memandangi wajah kyungsoo dengan berpura-pura tertidur.

"Joonmyeon, bisa kita bicara sebentar ?" tanya kai padaku.

"Ya" jawabku malas.

Aku berjalan mengikuti arah langkah kaki kai. Dan di tamanlah dia berhenti.

"Aku minta maaf" kai membuka pembicaraan.

"Minta maaf untuk apa ?" tanyaku bingung.

"Untuk semuanya. Aku menjauhimu, dan aku malah memusuhi kyungsoo"

Apa katanya ? seharusnya aku yang meminta maaf karena telah mengacuhkannya.

"Sudahlah, tak apa-apa" jawabku santai

"Kalau begitu ceritakan kepadaku" lanjutnya.

"Cerita apa ?"

"Ceritakan semua tentang kyungsoo padaku. Bukankah kau sahabatnya ? pasti kau tahu banyak tentangnya"

DEG

"Kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal itu ?" aku sangat shock dengan pertanyaannya.

"Kurasa aku mulai tertarik dengannya"

"Hentikan sandiwara ini jongin, jika kau hanya ingin membalaskan dendammu karena aku mengacuhkanmu demi memilih kyungsoo, lebih baik kau sudahi sampai disini" bentakku.

"Aku serius suho, aku benar-benar mencintainya" jelas kai.

"Aku tak akan membiarkanmu mendekatinya lagi kai" tatapanku mulai tajam.

"Kenapa ?" tanyanya bingung.

"Karena aku juga mencintai kyungsoo"

Dapat ku lihat, kini kai membelalakkan matanya, juga raut wajah kai sangatlah terkejut dengan pernyataanku barusan. Ku langkahkan kakiku meninggalkan kai yang masih diam tak berkutat di taman.

tak kan ku biarkan kau mendekati 'kyungsoo-ku' tuan kim jongin

TBC

Review jusseyo~