Catch Me (why am i so blind?)

.

Main Cast :

Yunjae (Jung Yunho x Kim Jaejoong)

Genre : one shoot, failure drama, failure romance.

Rate : T mendekati M

Disclamer : Castnya jelas punya SMEnt dan orang tua mereka tapi fict ini jelas punya author

Warning : yaoi (boy x boy), abal, typo(s), gaje, non EYD, DLDR.

.

.

HAPPY READING

.

.

Previous Part

.

Yunho terpaku mendengar semuanya. Mendengar pengakuan Jaejoong. Tak bisa berkata apa-apa, tak bisa berbuat apa-apa. Hati Yunho tertohok mendengar semua ucapan Jaejoong. Baru menyadari betapa kejamnya Yunho pada Jaejoong. Yunho baru menyadari kalau Yunho tidak pernah sekalipun mendengar Jaejoong bercerita tentang orang lain atau bahkan hanya untuk sekedar menyebut namanya saja. Selalu Yunho yang menceritakan isi hatinya pada Jaejoong. Hingga Yunho kali ini mendengar curahan hati Jaejoong. Yunho merasa sangat bersalah pada Jaejoong.

"Bukankah tadi bilang kalau ingin ke perpustakaan. Kajja. Sebelum bel berbunyi." Jaejoong berjalan meninggalkan Yunho masih terpaku. Masih belum percaya kalau Jaejoong ternyata menyukainya. Tidak menyadari kalau selama ini Jaejoong memiliki rasa padanya.

.

.

.

Malam harinya, Yunho sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Matanya terus terjaga sambil membayangkan kejadian tadi bersama Jaejoong. Yunho masih memikirkan kejadian tadi siang. Kejadian yang sama sekali tak pernah terlintas dalam benaknya. Entahlah. Selama ini Yunho sama sekali tidak pernah merasa Jaejoong memiliki rasa lebih dari seorang teman sekamar jadi wajar kalau Yunho sangat terkejut mendengar pengakuan Jaejoong tadi siang. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benak Yunho.

Jaejoong sangat tahu kalau seorang Jung Yunho menyukai Changmin dari sejak awal mereka berteman. Sejak awal pertemuan, Jaejoong tahu kalau Yunho mengincar Changmin dan itu tidak merubah pendirian Jaejoong. Jaejoong tetap bersikap seperti biasa, bahkan seorang Kim Jaejoong mendukung Yunho untuk bisa mendapat perhatian dari seorang Shim Changmin. Jaejoong selalu ada disampingnya saat Yunho berinteraksi dengan Changmin. Jaejoong juga tak pernah lelah untuk menyemangati dan mendorong Yunho untuk menyatakan cinta pada Changmin. Bahkan sampai Yunho memutuskan untuk mengungkapkannya pada Changmin kemarin malam, Jaejoong tetap saja tak berhenti mendukungnya. Tak ada yang berubah dari perilaku Jaejoong padanya.

Yunho memalingkan wajahnya pada Jaejoong yang sepertinya di ranjangnya sudah terlelap di dunia mimpi. Memiringkan tubuh menghadap Jaejoong. Sejenak tertegun dengan apa yang dilihat. Entah kenapa, Yunho merasa Jaejoong sangat cantik malam ini. Wajah cantik dengan rambut hitamnya. Kulit putih yang selalu nampak pucat tapi dihiasi dengan bibir plum tipis berwarna merah yang menggoda. Jangan lupa dengan mata doe yang biasa jernih membulat itu kini tengah bersembunyi dibalik kelopak matanya. Piyama pink Hello Kitty Jaejoong yang tengah dikenakan Jaejoong sedikit terbuka di bagian kerahnya, memamerkan betapa mulus leher dan menunjukkan sedikit tulang selangkanya yang membuat Jaejoong terlihat seksi dan menggoda. Seolah terhipnotis, Yunho tak bisa memalingkan wajahnya dari Jaejoong.

"Tak bisa tidur, eoh?" Tiba-tiba suara Jaejoong membuyarkan lamunan Yunho. Meski mata doe Jaejoong sudah terpejam tapi rupanya dia belum tertidur. Jaejoong bisa menyadari kalau teman sekamarnya itu masih belum bisa memejamkan mata musangnya. Itu terdengar bunyi derit ranjang milik Yunho yang menandakan pemiliknya sedang gelisah.

"Ah. Tidak juga. Aku..."

"Jangan terlalu dipikirkan. Aku tahu. Kau pasti sangat terkejut mengenai Changmin tapi tidak usah terlalu memikirkan. Setidaknya untuk malam ini biarkan tubuhmu itu beristirahat dulu. Ini sudah sangat sangat larut. Besok pagi kita akan ada ujian kelas. Akan tidak baik untukmu. Tidurlah. Arraso."

Ucapan Jaejoong baru saja membuat Yunho terhenyak. Yunho baru sadar kalau seharusnya lebih memikirkan tentang Changmin. Changmin lebih penting bagi Yunho sekarang. Tapi tak bisa dipungkiri kalau sampai sesaat tadi Yunho memang sama sekali sedang tak memikirkan Changmin. Tidak terlints sedikitpun nama Changmin dalam benaknya. Saat ini Yunho justru lebih memikirkan tentang Jaejoong. Yunho baru menyadari kalau dia melupakan Changmin karena Jaejoong. Yah, Yunho masih sangat terkejut tentang Jaejoong.

Yunho menghela nafas. Berusaha membuang jauh-jauh pikirannya yang mengganggu tentang mengenai Jaejoong. Memejamkan matanya untuk menjemput mimpinya.

.

.

"Huwaaa."

Tiba-tiba Yunho berteriak kencang. Jaejoong yang hendak terlelap terkejut. Jaejoong sampai langsung mendudukan dirinya dan beranjak ke ranjang Yunho. Menanyakan apa yang terjadi.

Yunho sendiri terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Saat Yunho memejamkan matanya, tiba-tiba terlintas bayangan Jaejoong yang sedang bercumbu dengannya. Seperti yang tadi dia lihat, Changmin sedang bercumbu dengan Se7en songsae. Hanya saja yang dalam benaknya Jaejoong dengan dirinya. Tentu saja, munculnya bayangan itu membuat Yunho terkejut dan tanpa sadar membuatnya berteriak histeris. Sekarang apa yang terjadi? Saat melihat Jaejoong yang berdiri di dekatnya, mengkhawatirkan keadaan Yunho yang tiba-tiba berteriak, dalam benak Yunho membayangkan kini Jaejoong sedang naked di hadapannya. What the hell? Apa yang terjadi pada Yunho? Apa yang sedang dipikirkannya?

"Ti-tidak. Tidak apa-apa. Mian, sudah membangunkanmu. Baiklah. Selamat malam Joongie." Yunho merasa gugup melihat tubuh Jaejoong yang menatapnya heran. Bingung akan tingkah laku Yunho yang terlihat gugup. Terlebih saat ini Yunho langsung membalikkan tubuhnya memunggungi Jaejoong dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh Yunho.

Dibalik selimut, Yunho bergelut dengan pikirannya sendiri. Tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya. Kenapa Yunho justru membayangkan tubuh naked Jaejoong? Kenapa justru Jaejoong yang muncul? Yang disukai oleh Yunho adalah Changmin tapi kenapa saat Yunho memejamkan mata justru tubuh naked Jaejoong? Yunho tidak pernah membayangkan tubuh naked Jaejoong sebelumnya. Lalu kenapa malam ini bayangan itu muncul? Kenapa? Ada apa dengan Yunho?

.

.

.

"Yunnie Bear, aku menyukaimu sudah sedari dulu. Aku sudah menyukaimu lama, sejak awal kita bertemu. Jadi, kau bisa..."

"Yunnie Bear? Tunggu. Tunggu Joongie. Kenapa kau memanggilku Yunnie Bear? Kenapa kau melepas semua pakaianmu? Berhenti. Jangan mendekatiku dengan tubuhmu yang naked itu. Joongie. Joongie. Joongie."

.

"Ya. Yunho. Bangun."

.

SNAP

.

Sebuah suara membangunkannya, menyadarkannya dari alam mimpinya. Mimpi yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Yunho terlihat linglung sesaat. Berusaha mengumpulkan nyawanya karena mimpinya tadi.

"Geez. Kenapa kau? Berisik sekali? Kau terlalu banyak tidur Yunho." Omel Jaejoong sambil merapikan pakaiannya. Yunho yang melihatnya hanya diam. Tak menjawab. Masih berusaha mencerna keadaan. "Kenapa kau terus memanggil namaku? Joongie. Joongie. Apakah ada sesuatu?" Jaejoong terus saja mengomel tak jelas. Sedangkan Yunho terkejut.

"Apa aku mengatakan hal lainnya?" Sama sekali tak mengira kalau Yunho sampai mengigau seperti itu. Yunho takut. Takut kalau Jaejoong menyadari Yunho telah berbuat tidak senonoh pada Jaejoong dalam mimpinya. Jaejoong pasti akan sangat marah.

"Anni."

Huft. Yunho menghela nafas lega mendengar jawaban Jaejoong. ketakutannya hilang begitu saja.

"Memangnya kau mimpi apa?"

"Eh, mo-mollayo. Aku lupa." Jaejoong hanya mendengus kesal mendengar jawaban Yunho. Yunho bergidik ngeri saat Jaejoong menanyakan mimpinya. Bagaimana mungkin Yunho bisa menceritakan mimpinya pada Jaejoong. Bagaimana mungkin Yunho bercerita pada Jaejoong kalau dia akan mencumbu Jaejoong dalam mimpinya. Itu tidak wajar. Tapi kenapa? Kenapa Yunho bisa memimpikan Jaejoong yang naked?

"Yunho. Apa kau nanti bisa menutupi perasaanmu. Bisakah kau nanti berpura-pura tidak tahu mengenai Changmin yang kemarin kalau kau berpapasan dengannya nanti?"

"Ah. Gwenchana. Aku bisa mengatasinya." Tiba-tiba saja Jaejoong menanyakan hal tentang Changmin. Yunho baru ingat kalau dia sama sekali sudah tidak memikirkan masalah ini sejak semalam. Menurut Yunho, yang dipikirkannya sekarang adalah mengenai perasaan Jaejoong padanya. Hanya itu yang ada dalam pikirannya sekarang. "Eum, Joongi. Kau bilang kemarin kalau kau menyukaiku. Benarkah itu?"

"Ne. Aku memang menyukaimu. Sekarang aku bisa merasa jauh lebih tenang setelah bisa mengungkapkannya semua padamu. Tapi kau tenang saja, kau tidak perlu khawatir soal itu Yunho. Kau lebih menyukai Changmin. Aku akan tetap selalu membantumu. Sama seperti sebelumnya. Bertingkahlah wajar seperti layaknya seorang sahabat. Perlakukan aku seperti sebelumnya, sebagai sahabatmu." Jaejoong menepuk pelan pundak Yunho sambil tersenyum tipis. Seolah mengatakan semuanya baik-baik saja. "Aku jalan dulu. Kita bisa terlambat kalau terus dilanjutkan."

Kepala Yunho sontak langsung mengarah ke arah jam yang menempel di dinding. Matanya melebar seketika melihat jarum panjang mendekati angka sepuluh. Sepuluh menit lagi jam sekolah berbunyi. Baru disadari Yunho kalau Jaejoong sudah rapi dengan seragam, sedang dirinya masih dengan pakaian tidurnya. "Waa, Joongie. Tunggu." Yunho histeris. Bersiap berangkat.

.

.

Akhirnnya Yunho benar-benar terlambat masuk kelas pagi ini. Hari ini Yunho merasa sangat buruk. Sepanjang jam pelajaran, Yunho tidak bisa fokus menerima pelajaran. Pikiran Yunho kemana-mana. Yunho terus memikirkan semua kejadian hari ini dan yang lebih membuatnya bingung, semua yang dipikirkan adalah tentang Jaejoong, sahabatnya. Mulai dari Jaejoong awal mereka berkenalan dan memutuskan untuk sekamar. Jaejoong yang selalu mendengar Yunho bercerita tentang Changmin. Sampai kemarin Jaejoong mengungkapkan perasaannya pada Yunho. Sampai Yunho membawa Jaejoong dalam mimpinya dengan keadaan naked dan berbuat yang tidak-tidak pada Jaejoong dalam mimpi. Bahkan sekarang Yunho tengah sibuk memperhatikan Jaejoong yang tengah mengobrol dengan teman sekelas mereka tapi Yunho kali ini membayangkan tubuh naked Jaejoong. Mustahil.

Selama Yunho tinggal bersama Jaejoong, dia selalu merasa bahagia. Tidak pernah bertengkar atau bermusuhan. Mereka selalu saling berbagi. Dekat satu sama lain. Bersama dalam waktu lima tahun tentu membuat mereka saling mengerti satu sama lain. Sudah memahami watak dan karakter masing-masing. Bahkan Yunho pernah berharap bisa bersama dengan Jaejoong selamanya di masa mendatang.

"Yunho, karena kau tadi terlambat jadi kau kuberi tugas untuk mengambil buku-buku tugas yang kemarin dikumpulkan diruangan saya. Buku kalian akan dikembalikan supaya karena kalian harus mengerjakan halaman berikutnya dan dikumpulkan besok. Palli."

"Eh, naega? Nde." Yunho hanya bisa mengangguk pasrah mendengar perintah sonsaenya. Berjalan mendekati Jaejoong. Berniat untuk mengajaknya membantu membawa buku-buku teman sekelasnya yang bisa dipastikan tidak sedikit. "Ehm, Joongie..." Dengan nada manja dan merajuk yang sangat tidak cocok untuk Yunho. Tapi ini Yunho lakukan supaya Jaejoong luluh dan mau membantu.

Tapi sepertinya usaha kali ini gagal karena belum selesai Yunho menyelesaikan kallimatnya, Jaejoong sudah memotongnya. "Mianhe Yunho. I cant help you this time. Hari ini jadwal piketku jadi aku harus memberikan buku absen ini ke ruang guru. Kau ambil sendiri saja dulu ne. Ajak orang lain saja untuk membantumu. Mianhe ne."

Yunho hanya bisa mengangguk pasrah mendengar jawaban Jaejoong dan menggaruk kepala yang tidak gatal. Dia sedang berpikir mau meminta bantuan pada siapa. Mungkin bisa minta bantuan Yoochun atau Junsu, teman satu kelasnya juga.

"Changmin-ah."

Tiba-tiba tubuh Yunho menegang mendengar seseorang memanggil nama Changmin. Namja yang biasanya selalu dipuja dan tidak pernah bisa luput dari arah pandang Yunho. Tapi tidaak untuk kali ini. Semenjak Yunho dan Jaejoong melihat dengan mata kepala sendiri apa yang dilakukan Changmin dengan Se7en sonsae membuat Yunho merasa canggung bila melihat apalagi berhadapan langsung dengan Changmin. Yunho tahu kalau dia merasa sulit untuk bersikap wajar dihadapan Changmin saat ini. Meski Yunho tahu kalau tidak boleh dilakukan tapi Yunho masih belum bisa untuk bertingkah normal saat ini.

Yunho pun memutuskan ke ruang sonsae sendiri. Berusaha menghindar bertatapan dengan Changmin. Segera saja Yunho beranjak dari sana untuk melaksanakan tugas dari sonsae yang ternyata harus Yunho ambil di bagian gudang belakang ruang para songsae. Meski begitu, pikirannya masih saja berkutat pada Changmin.

Yunho mengingat kembali bahwa dia dulu selalu berkutat dengan dunia Changmin. Hanya terfokus pada Changmin saja setiap harinya. Tidak ada yang lainnya. Tapi kenapa sekarang Yunho tidak merasa menjadi suatu keharusan untuk berfokus pada Changmin, tidak seperti dulu. Yunho merasa dirinya berubah, terutama sejak kemarin. Sejak kejadian dimana dia dan Jaejoong menangkap basah Changmin dan Se7en songsae di laboratorium. Apakah ada yang salah dengannya? Apa dia sudah tidak menyukai Changmin lagi? Tidak. Yunho tidak merasa seperti itu. Dia berusaha keras untuk menentangnya. Sepertinya Yunho akan terus berkutat dengan batinnya sendiri.

.

.

"Uh, berdebu sekali. Berapa abad ruangan ini tidak digunakan? Sampai debunya bisa untuk main ski." Gerutu Yunho sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan hidungnya. Aroma debu dan rasa pengap menguar kuat dari sana. Membuat Yunho sangat tak nyaman. Harus bergegas menemukan permintaan Songsae dan keluar dari ruangan menyebalkan itu.

"Yunho hyung. Sedang cari tugas Songsae? Kubantu ya." Tiba-tiba terdengar suara dibalik tubuh Yunho.

Changmin.

Mendadak tubuh Yunho merasa kaku. Tak bisa bergerak. Yunho bingung bagaimana harus bersikap. Dengan canggung dan gugup, Yunho berusaha untuk menghalangi dan mencegah Changmin membantu. Bukan Yunho tak ingin dibantu, dia sangat ingin ada yang membantu. Tapi bukan Changmin yang diharapkannya. Dia ingin Jaejoong yang membantunya. Yunho masih merasa salah tingkah jika harus dihadapkan dengan Changmin untuk saat ini dan entah sampai kapan.

"Kau terlambat hari ini, hyung." Changmin berujar lirih. Saat ini, mata Changmin tengah mencari barang yang dibutuhkan oleh Songsae. Sedangkan Yunho yang berdiri dibelakang Changmin hanya bisa mengernyit bingung. Bukankah hari ini dia memang terlambat bangun dan terlambat masuk kelas. Karena itu dia harus dihukum oleh Songsae mereka.

"Biasanya setiap pagi Yunho hyung selalu mengawasiku dari balkon kamarmu atau dari atap sekolah. Tapi hari ini, aku tidak melihatmu melakukannya." Lanjutnya.

"Yah, aku terlambat bangun hari ini."

"Hari ini kau sama sekali tidak menatap mataku, hyung. Bahkan hari ini aku seperti tidak ada di pandang matamu. Seolah enggan, menghindar dariku. Ada apa Yunho hyung?"

Deg.

Jantung Yunho serasa terhenti. Apa yang ditakutkannya terjadi juga. Inilah mengapa Yunho menghindari Changmin. Yunho tak ingin Changmin menyadari perubahan sikapnya pada Changmin meski ini mustahil untuk tidak diketahui. Pikiran Yunho kalut.

.

.

.

"Aku melihatnya." Setelah beberapa saat saling terdiam, Yunho memutuskan untuk bercerita pada Changmin. Yunho tidak nyaman jika harus menyembunyikan apa yang mengganggu pikirannya karena itu membuatnya menghindar dari Changmin. "Di ruang laboratorium. Kau dan Se7en songsae. Mianhe."

Yunho berusaha menyampaikan apa yang dilihat. Namun kata yang keluar hanya sepotong demi sepotong. Changmin nampak terkejut. Wajahnya mendadak jadi muram dan terdiam.

Selama beberapa menit, Yunho maupun Changmin hanya terdiam. Tidak ada yang berbicara. Yunho merasa bodoh. Yunho merasa bersalah. Yunho merasa tak seharusnya dia melihat dan tak seharusnya mengatakan pada Changmin secara gamblang. Yunho menyesal.

"Jangan ceritakan siapapun, hyung." Ucap Changmin lirih, tepat saat Yunho ingin membuka mulutnya untuk meminta maaf pada Changmin. "Jangan katakan pada siapapun apa yang kau lihat. Kau boleh melakukan apapun padaku tapi jangan katakan pada siapapun karena aku tidak ingin Se7en songsae harus dikeluarkan karena menjalin hubungan dengan muridnya. Hubungan murid dan guru dilarang disekolah jadi kumohon, jangan katakan pada siapapun. Jebbal Yunho hyung."

Changmin mendekati Yunho. Menarik tubuh Yunho. Yunho yang tidak mengerti apa yang akan dilakukan dan apa yang dimaksud Changmin hanya bisa terdiam. Kemudian Changmin menciumnya dan melingkarkan tangannya di leher Yunho.

Yunho hanya bisa membelalakkan matanya lebar. Yunho sangat terkejut. Dia tidak pernah menyangka kalau Changmin akan berbuat sampai sejauh itu. Tapi ternyata akan ada hal yang lebih buruk terjadi setelah ini.

.

.

"Yunho, kenapa kau lama sekali? Apa masih belum menemukan apa yang diminta songsae? Geez. Memangnya kau butuh waktu berapa..."

Kata-kata Jaejoong terhenti begitu saja saat melihat apa yang ada di depan matanya. Tiba-tiba saja Jaejoong masuk ke dalam ruangan dimana disana ada Yunho dan Changmin. Tanpa bisa dihindari lagi, Jaejoong melihat apa yang sedang terjadi antara Yunho dan Changmin.

Wajah Jaejoong langsung berubah saat melihatnya. Jaejoong menahan rasa sakit dan tangis yang kemungkinan besar akan mengalir. Tak ingin melihat lebih lama lagi dan membuatnya lebih sakit lagi, Jaejoong langsung membalikkan tubuhnya. Berlari keluar dari ruangan itu. Berlari menjauh dari tempat itu.

"Ah, Jae. Chakkaman." Teriak Yunho berusaha untuk menahan Jaejoong yang beranjak pergi meninggalkan mereka. Tapi tak bisa. Yunho tak bisa mencegah Jaejoong karena Changmin menahannya pergi. Changmin mencengkeram erat kemejanya.

Tak bisa dipungkiri, Yunho merasa sangat khawatir dengan keadaan Jaejoong. Ini pertama kalinya melihat ekspresi Jaejoong yang seperti itu. Ekspresi antara marah, kecewa, sedih, tak rela. Berbagai macam perasaan tergambar disana. Yang jelas tidak ada perasaan bahagia atau senang yang tergambar disana. Yunho merasa sangat bersalah pada Jaejoong. Karena Yunho sangat yakin kalau baru saja menyakiti Jaejoong.

Yunho tidak tahu apa-apa mengenai Jaejoong. Yang dia tahu hanyalah Kim Jaejoong, teman sekamarnya. Jaejoong yang selalu mendengarkan semua keluh kesah. Jaejoong yang selalu ada untuknya. Tapi sayang, dia tidak pernah selalu ada untuk Jaejoong.

.

.

Tiba-tiba Yunho menyadari sesuatu. Dia selama ini mengira kalau dia menyukai Changmin. Changmin yang cute dan polos seperti malaikat. Karena itu Yunho merasa sangat terpukul dan terkejut saat melihat kejadian di laboratorium tempo hari. Semenjak kejadian itu, Yunho merasa tidak ingin berhadapan dan bertemu dengan Changmin lagi. Kurang lebih, Changmin sudah sedikit mengecewakannya.

Yunho bersyukur, ada baiknya dia bisa melihat sisi lain dari Changmin. The real Changmin. Yunho mengakui kalau Changmin sangat menarik. Bahkan jika dulu Changmin menggoda Yunho seperti tadi, sudah pasti Yunho tidak akan menolak dan menerima dengan senang hati. ah, meski sangat terlambat

Tapi karena semua kejadian ini, akhirnya Yunho menyadari perasaannya yang sesungguhnya. Karenanya Yunho tidak bisa menerima dan membalas perlakuannya Changmin tadi. Yunho merasa sangat berterima kasih pada Changmin. Dia menyadari semuanya karena Changmin.

Yunho meminta maaf pada Changmin. Yunho pun berusaha menjelaskan semuanya pada Changmin. Bagaimana perasaan Yunho dulu dan sekarang pada Changmin. Yunho juga mengatakan pada Changmin siapa saat ini yang sudah berhasil mencuri dan merajai hatinya. Yunho ingin segera meraih pencuri itu karena tak ingin kehilangannya yang kesekian kalinya.

Yunho sudah merasa sangat bodoh karena sudah mengabaikan dan mengindahkan perasaan ini selama bertahun-tahun. Saat ini, Yunho tidak ingin mengacuhkan Jaejoong lagi. Dia ingin meraih cintanya itu dalam pelukannya. Sebelum semuanya terlambat dan menghilang begitu saja. Yunho pun tak lupa berjanji pada Changmin kalau dia dan Jaejoong tidak akan pernah membeberkan rahasia Changmin dan Se7en songsae pada siapapun jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Segera setelah Yunho mengatakan semuanya pada Changmin. Langsung saja Yunho berlari keluar. Berlari, berusaha mengejar Jaejoong yang sudah pergi beberapa saat lalu. Semoga saja dia tidak terlambat. Doa Yunho dalam hati.

.

.

Sraak.

.

Pintu kamar Yunho dan Jaejoong dibuka dengan kasar. Terlihat sosok Jaejoong yang tidur tengkurap sambil membaca buku dengan santai di atas tempat tidurnya. Di sisi lain, nampak Yunho sedang mengatur nafasnya karena berlari ke seluruh pelosok sekolah untuk mengejar Jaejoong yang ternyata berada di kamar mereka. Kenapa tidak terpikirkan sebelumnya? Batin Yunho.

"Geez. Thanks God, you're here. Aku mencarimu kemana-mana Joongie. Sebetulnya..."

"Kenapa kau sudah kembali? Bukankah seharusnya kau bersama Changmin? Oh iya, selamat ne. Akhirnya perasaanmu dibalas juga olehnya. Sepertinya aku harus bersiap untuk pindah kamar." Potong Jaejoong sebelum Yunho menyelesaikannya. Jaejoong nampak bersiap untuk berkemas. Beberapa barang yang ada di meja dimasukan ke dalam kotak. "Sepertinya mimpi untuk bisa terus bersamamu tidak akan pernah terwujud. Bukannya aku tak mau tapi aku tak akan bisa. Aku sepertinya tak bisa jika harus melihatmu bersama Changmin di depan mataku. Sepertinya itu hanya angan-angan semata. Semoga kau bahagia bersamanya ne."

Wajah Jaejoong sudah dipenuhi dengan air mata yang tidak dapat dilihat Yunho. Karena saat ini Jaejoong membelakangi Yunho sambil tangannya terus saja merapikan barang-barangnya yang ada di atas meja ke dalam kotak yang dibawanya. Jaejoong menggigit bibir bawahnya untuk mencegah suara isakan keluar dari bibir mungilnya.

Yunho hanya mampu melihat tubuh mungil Jaejoong yang bergetar. Yunho tahu kalau saat ini Jaejoong tengah menangis karena dirinya. Yunho saat ini merasa sangat bodoh karena sudah menyakiti Jaejoong sampai seperti ini. Hingga suara isakan keras akhirnya lolos dari mulut Jaejoong.

"Bahkan disaat terakhir, untuk menjadi sahabatmu saja aku tidak bisa. Aku tidak pantas disebut sahabatmu. Disaat kau senang, seharusnya aku juga merasa senang. Tapi kenapa air mata ini justru tak mau berhenti mengalir. Mianhe, aku sudah mengecewakanmu Yunho." Jaejoong terus saja mengusap air matanya dengan kasar dengan kedua tangannya. Pipinya bahkan nampak memerah karena terlalu sering digosok dengan kasar. "Tenang saja. Kau tidak usah khawatir akan keadaanku. Aku akan baik-baik saja meski kau tidak ada di sisiku. Kau, jaga diri baik-baik ne Yunho."

Jaejoong berlalu. Meninggalkan Yunho yang masih terpaku di depan pintu kamar mereka. "Bagaimana bisa? Bagaimana bisa kau bicara baik-baik saja?" Yunho tak tahan mendengar semua ucapan Jaejoong sedikit berteriak. "Bagaimana bisa kau bicara aku akan baik-baik saja kalau kau tidak ada disampingku. Jika kau tak ada disisiku maka aku yang akan mendapatkan masalah besar, Joongie. Aku akan merasa baik jika kau ada di sisiku, Joongie."

Yunho menyadari kalau awalnya lebih memperhatikan Changmin dibandingkan Jaejoong. Tapi itu tidak lagi berlaku saat ini. Karena Yunho menyadari kalau Jaejoonglah yang jadi prioritas utamanya kali ini.

"Bagiku, tak ada yang lebih penting selain dirimu. Kaulah yang terpenting dalam hidupku Joongie." Ucap Yunho lirih sambil meraih kedua tangan Jaejoong. Sebelah tangannya terulur ke pipi chubby Jaejoong. Dengan lembut, Yunho mengusap jejak air mata yang hadir di wajah Jaejoong. Menatap mata doe Jaejoong. Berusaha menyalurkan rasa sayangnya. Berusaha menyampaikan kalau yang dikatakan itu tulus adanya.

Tapi sepertinya kenyataan tak seindah yang dibayangkan oleh Yunho. Jaejoong tidak begitu saja percaya padanya. Bahkan Jaejoong sempat mengatakan kalau Yunho itu pembohong besar. Apa yang Yunho katakan itu hanya sekedar untuk menyenangkannya saja. Bukan tulus Yunho menyukai dan menginginkan Jaejoong untuk terus bersamanya. Lagipula, wajar bukan jika Jaejoong berpikiran seperti itu. Beberapa saat yang lalu, Jaejoong melihat Yunho sedang bersama namja yang disukainya.

"Joongie, akhirnya aku sadar kalau aku sebetulnya sayang padamu. Kalau dengan Changmin itu hanya perasaan kagum semata sedangkan denganmu, aku benar-benar sayang. Bahkan aku benar mencintaimu. Boo, nae Jaejoongie. Saranghaeyyo Boo, jeongmal." Yunho berlutut di hadapan Jaejoong. Memegang salah satu tangan Jaejoong dan mengecup salah satu punggung tangan Jaejoong dengan lembut setelah selesai mengungkapkan isi hatinya.

Di sisi lain, sebetulnya Jaejoong sudah percaya pada apa yang dikatakan Yunho sedari tadi. Terlihat dari kedua rona merah sudah menjalar menghiasi pipinya. Pipinya yang tadinya putih pucat kini bersemu. Bahkan rona itu tidak hanya menghiasi pipinya saja tapi sudah ke seluruh wajah Jaejoong. Dapat Jaejoong rasakan seluruh wajahnya yang memanas.

Jaejoong hanya berusaha mengingkarinya dan Jaejoong merasa ada suatu ketakutan tersendiri kalau perasaan Yunho itu hanyalah perasaan sesaat, hanya rasa simpati saja. Tapi Jaejoong tahu kalau Yunho tidak pernah berbohong. Mata musangnya yang sedari tadi selalu menatap mata doenya tajam, menatap dengan tatapan tulus penuh cinta yang belum pernah Jaejoong dapatkan sebelumnya.

Yunho terpesona saat menyadari adanya perubahan ekspresi tergambar di wajah Jaejoong. Itu sangat menggemaskan bagi Yunho. Tanpa sadar, Yunho langsung mengangkat kedua tangan dan hendak menarik tubuh mungil Jaejoong kedalam pelukannya.

Tapi disaat yang bersamaan, disaat Yunho hendak memeluk tiba-tiba Jaejoong memalingkan tubuhnya dan berkata hendak mengambil tasnya yang tertinggal di kelasnya.

Tentu saja itu hanya alasan Jaejoong karena dia merasa sangat malu karena akhirnya Yunho membalas cintanya dan bukankah itu berarti mereka menjadi sepasang kekasih sekarang? Membayangkan itu, membuat pipi Jaejoong semakin memerah. Sedangkan Yunho hanya bisa gigit jari karena tangannya akhirnya hanya bisa menggantung aneh karena Yunho hanyalah memeluk angin. Tubuh Jaejoong yang tadi hendak dipeluk sudah berpindah tempat.

"Boo, berarti kita sepasang kekasih bukan? Kau menyayangiku bukan?" Tanya Yunho yang masih belum bergeming.

"Boo? Ne. Aku menyayangimu Yunho."

"Anni. Kau tak boleh lagi memanggilku Yunho dan Boo itu panggilan kesayanganku hanya untukmu. Arra."

"N-ne." Jawab Jaejoong gugup. "Ne Yunnie." Lanjutnya.

"Baiklah, karena kita sudah menjadi sepasang kekasih. Bisakah kita melakukannya?"

"Eh, melakukan apa?" Jaejoong tidak mengerti dengan yang dimaksud dengan Yunhonya, sedangkan Yunho memandang Jaejoong dengan tatapan yang tidak biasa menurut Jaejoong. Senyum Yunho menyeringai dan tatapan yang sedikit mesum menurut Jaejoong.

"Tentu saja melakukan seperti apa yang Changmin dan Se7en songsae lakukan kemarin. Kita juga akan melakukannya kan?" Yunho berjalan mendekati tubuh Jaejoong sambil menaikkan alisnya berkali-kali. Menggoda Boojaenya.

Jaejoong yang merasakan adanya bahaya, sontak memundurkan tubuhnya beberapa langkah. Tapi langkahnya terhenti karena sudah tersudutkan dengan tempat tidurnya. Jaejoong yang tak sengaja menabrak tepi tempat tidur, tentu membuat tubuhnya oleng dan jatuh terduduk tepat di atas tempat tidurnya."An-andwe Yunnie. Ki-kita tidak bisa melakukannya. Kenapa kau tiba-tiba mengatakannya? Kenapa kita harus melakukannya?" Jawab Jaejoong gugup.

"Eum, sebetulnya semalam aku memimpikan melakukan hal itu bersamamu. Karena itu aku sampai terlambat bangun." Ujar Yunho malu-malu.

Blush.

Wajah Jaejoong juga tak kalah merahnya dibandingkan wajah Yunho. Jaejoong juga merasa malu. Bisa-bisanya Yunho memimpikan melakukan dengannya dalam mimpinya. "Pervert." Teriak Jaejoong pada Yunho. Yunho hanya meringis.

"Geez. Stop saying stupid things like that. Menjadi pasangan bukan hanya untuk melakukan hal-hal seperti itu." Jaejoong membalikkan tubuhnya. "Sudahlah, aku mau mengambil tasku yang tertinggal dulu."

Belum jauh Jaejoong sempat melangkah. Tangan Jaejoong dipegang kuat oleh Yunho dan ditarik lengan kecil itu ke arahnya. Jaejoong yang tak siap tentu menjadi oleng dan langsung jatuh ke dalam pelukannya. "Menjadi pasangan memang bukan hanya untuk melakukan hal itu Boo. Tapi aku ingin membuktikan rasa cintaku padamu. Dengan cara itulah kau bisa tahu seberapa besar perasaanku padamu. Dengan sentuhan dan perlakuan yang aku beri padamu. Itu hanya padamu. Karena aku hanya menyayangimu, bukan yang lainnya."

Blush.

Jaejoong kembali merona merah. Yunho melihatnya sangat menggemaskan dan membuatnya semakin ingin segera 'melahap' Jaejoong saat itu juga. Bagaimana dia bisa tidak melihatnya selama ini. Yunho merasa matanya mengalami kelainan. Selama ini dia buta karena tidak menyadari ada orang yang jauh lebih cantik dan lebih menggemaskan dari Changmin atau siapapun itu. Yunho, paboya namja.

Perlahan tapi pasti Yunho mendekati wajahnya pada Jaejoong. Jaejoong yang awalnya ingin berontak namun pada akhirnya memejamkan matanya. Tak bisa dipungkiri dia juga ingin, hanya saja dia merasa malu. Malu karena melakukan dengan Yunho yang selama ini dia sukai dan ini adalah pengalaman pertama bagi Jaejoong jadi dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Tanpa disadari oleh Jaejoong selama Yunho terus memagut bibir lembut Jaejoong, tangan Yunho sudah berhasil melucuti semua pakaian Jaejoong hingga hanya menyisakan underwear saja. Jaejoong merasa malu. Jaejoong memeluk Yunho. Membenamkan wajahnya di dada bidang Yunho. "Apa yang harus kulakukan Yunnie? Ini pertama kalinya untukku?"

Yunho tersenyum mendengarnya. Dia namja yang pertama kali menyentuh Boojaenya dan tidak akan pernah mengijinkan siapapun menyentuh apa yang sudah menjadi miliknya. Selalu posesif.

"Tenang saja Boo. Ini juga yang pertama bagiku. Kau nikmati dan rasakan saja semua. Biar aku yang membimbingmu tapi sebelumnya biarkan aku melihat dirimu seutuhnya."

Yunho yang memang sudah tidak bisa menahan dirinya, dia menahan kedua tangan Jaejoong dan memulai semuanya. Memulainya dari awal secara perlahan dan lembut. Saling memberi kenyamanan. Saling mengusap. Saling menyesap. Saling memanja. Saling mendengungkan nama pasangannya masing-masing. Kecapan-kecapan hingga desahan-desahan kecil mulai memenuhi ruang kamar mereka. Semua dari awal hingga akhir, Yunho dan Jaejoong saling menyebutkan nama pasangannya di puncak pencapaian mereka.

Selama mereka berhubungan, tak henti-hentinya Yunho membisikan kata-kata cintanya pada Jaejoong. Setiap gerakan Jaejoong membuat Yunho semakin menyadari kebodohannya yang selama ini sudah menyia-nyiakan Jaejoong dan dia berjanji tidak akan pernah melepaskan Jaejoong apapun alasannya.

"Boo, aku berjanji. Kalau aku akan memberikan semua kebahagiaan hanya padamu. Hanya aku yang akan membuatmu bahagia. Hanya kau fokus utama pandanganku. Hanya kau, Boo. Saranghae. Jeongmal saranghaeyo."

"Ne. Aku percaya itu Yunnie. Berjanjilah untuk tidak berpaling dariku. Lihatlah aku. Hanya aku. Tangkaplah aku. Hanya aku. Dengan begitu, hanya pada Yunnie aku akan menyerahkan semua rasa sayang dan cintaku. Nado saranghaeyo Yunnie."

.

.

.

END

.

.

.

Annyeong, author gelo munculin update-an next part dari Catch Me (why am i so blind?). Jeongmal mianhe yang part kemarin kurang memuaskan dan banyak typo(s). Tadinya mau republish part 1 yang udah di edit tapi takutnya reader bosen baca cerita yang sama. Mianhe juga untuk para reader jadi harus nunggu lama updatenya. Gak tau kenapa gee terserang wabah malas menulis. Terlebih pada minta NC. Mikirnya jadi lebih lama lagi, gak ngerti gimana bikin NC. Jadinya gak bikin deh. Hehe. Mianhe. Udah lama updatenya, endingnya juga jelek. *pundung dibalik punggung Jaema #ditendang Yunpa *garuk2 tanah

So author berterimakasih banget buat sirius II mademoiselle II irengiovanny II desi2121 II diitactorlove II Yunjaeshipper II Cho SungKyu OKS II nony II trililililili II riana dewi II Choi meimei II Guest (berharap bisa tau nama chingu ^^) II SsungMine II Jaejung Love II aii chan II YuyaLoveSungmin II Win Win II JungJaema II yj II finasan II mingi II Yoomi II de II Aoi Ko Mamoru II nannaa II Song Hye Hoon II Han Haneul II YunJaeShipper II diya1013 II cho devi II de II yang udah mau baca semua fict abal gee n tinggalin jejak. Review kalian sangat author tunggu, terlebih yang kritik membangun.

Author juga mau ngucapin makasih wat yg udah jadiin author as a favorite author or favorit story, i cant believe that.

You kidding me, arent u? All of my fict is a big failure right?

haaaa,,,, authorny seneng bnget... *guling2 bareng taemin*

.

.

baiklah, akhir kata mind to review?

*lambai-lambai bareng jaeteukbumtae*