Yuppp! Author newbie kembaliiii ^^.. Ada yg msih ingat fict ini?

Ini chap kedua, moga lebih bgus yaaa?

Thanks to Ciezie, lov2laf, Ichkurorry, Auror De'Rane, dan dua guest untuk reviewnya, hehehe.. Thankyuu sooo much !

Seperti biasa, menerima Flame dan Keripik Pedas ^^


Disclaimer : Andai SasuNaru punya saya! T,T

Warning : Boys Love, Typo memungkinkan, don't Like don't Read.. ,


Iruka heran. Tumben sekali Naruto menolak ajakannya makan di Kedai Ichiraku. Biasanya ia akan semangat sekali menghabiskan bermangkuk – mangkuk ramen, dan membuatnya harus rela mengosongkan isi dompetnya selama sepekan.

Ini aneh.. Apa terjadi sesuatu pada Naruto? Setiap kali berpapasan dengan Uchiha bungsu, ia selalu ambil jurus seribu kaki, alias kabur secepat Chouji menghabiskan keripik – keripik kentang miliknya.

Ini benar – benar bukan Naruto yang biasanya !

"Kakashi, kau sadar tidak? Ada sesuatu yang berbeda dari Naruto…" Iruka membuka pembicaraan. Saat ini ia dan – ehem, kekasihnya, Hatake Kakashi tengah meneliti sejumlah dokumen yang harus dilaporkan pada Godaime – sama, antara lain laporan hasil misi dan entah apa lagi, yang membuat Kakashi kesal karena tidak bisa – ehem – khusyuk membaca Icha – Icha Paradise keluaran anyar miliknya.

"Hn…" Kakashi bergumam tipis, sambil matanya tetap menelusuri lembaran dokumen yang tingginya mengalahkan gunung Fuji.

Iruka berdesis kesal. Maunya sih ngambek, tapi takut dibilang ke-cewe-an…

"Jangan menggunakan kata – kata itu, Kakashi! Membuatku kesal saja! "

Kakashi menoleh. " Ada apa, Iru – koi ? Tidak bisakah kau berhenti mengkhawatirkan bocah pirang itu sebentar saja? Dia sudah besar.. Dia bukan anak – anak lagi… "

"Bukan itu masalahnya… Hanya saja, tidak biasanya ia menolak ajakanku untuk makan di Kedai Paman Teuchi.. Kau tahu sendiri kan, betapa maniaknya dia pada ramen buatan Paman Teuchi?"

Naruto dan kecintaannya pada makanan berlabel ramen. Penduduk Konoha bagian mana yang tidak mengetahuinya?

Kakashi mengangguk samar. "Lalu?"

Iruka menghela nafas. Dokumen terakhir selesai ia periksa. Begitu pula dengan Kakashi. Disenderkannya tubuh tegap milknya di dinding kantor Hokage, lalu menarik Iruka mendekat. Boleh dong ambil kesempatan sedikit? Pikirnya dalam hati.

"Selain ia menolak traktiran ramen dariku, atau dari siapapun, kuperhatikan ia juga menghindari bungsu Uchiha… Setiap bertemu atau berpapasan, ia selalu buru – buru menghindar.. Seperti ketakutan.. Kau tahu tidak, kira – kira apa penyebabnya?"

Kakashi tertawa kecil. Tidak ayah, tidak anak, sama – sama polosnya !

"Kenapa malah tertawa? Apa jangan – jangan mereka berkelahi seperti dulu lagi?"

Kakashi makin mengeraskan tawanya. Oh, Iruka – sensei .. Betapa naifnya dirimu…

"Kau yakin tidak tahu penyebabnya?" Kakashi bertanya setelah tawanya terhenti karena cubitan maut dari Iruka.

Iruka menggeleng polos. Membuat Kakashi harus mati – matian menahan nosebleed demi melihat kepolosan uke – nya.

"Kenapa tidak kau tanyakan saja pada bocah rubah itu sendiri?"

"Sudah.. Aku sudah menanyakan langsung pada Naruto.. Tapi ia diam saja, dengan wajah pucat dan panik…"

"Lalu, kenapa tidak bertanya saja pada Uchiha bungsu?"

Iruka tertegun. Kenapa ia tidak berpikir sampai ke situ? Tanyakan saja pada Sasuke. Mungkin bocah pantat ayam itu akan menjawab segala pertanyaan yang menumpuk di kepalanya. Mungkin…

"Iruka…."

Iruka menoleh, dan…

Cupp…

Plakkk…

"Dasar mesum!" Iruka menggampar Kakashi sekuat mungkin.

Poor Kakashi….


Sakura dan Ino tengah asyik cekikikan demi melihat pemandangan indah di depan mata mereka, yaitu adegan Kakashi digampar Iruka, saat radar fujoshi mereka menangkap sinyal – sinyal bahwa pasangan terpanas Konoha setelah Kakashi – Iruka , tidak lain dan tidak bukan Sasuke – Naruto tengah berada di jangkauan wilayah kekuasaan mereka berdua.

"Gyaaaaa…! Jauh – jauh kau dariku Teme no baka hentai ! Rasengan !"

DHUARRRRR…

"Khukhukhu.. Dobe.. Masih terlalu cepat sejuta tahun bagimu untuk bisa menyerangku dengan Rasengan – mu…"

Iruka, Sakura juga Ino, minus Kakashi yang masih sibuk mengusap – usap pipinya yang merah membara (?), serentak berlari ke TeKaPe *baca ala salah satu tokoh di cara tipi punya Negara tetangga ya? *senyum nista

"Gyaaaa.. ! Odama Rasengan !"

DHUAARRRRRRR….

"APA YANG KAU PERBUAT DI KANTORKU, UZUMAKI NARUTO !"

'Celaka… ' batin keenam manusia berlainan jenis itu serentak.

Di depan pintu ruangan Hokage, berdiri sesosok wanita berparas amat sangat muda sekali, dengan wajah merah padam menahan amarah. Sepasang matanya menyipit tajam.

"Eh.. – ehehehe .. Baa – chan.. Ini semua.. ini semua gara – gara Sasuke ! Ya ! Ini semua karena dia, baa – chan .." Naruto tersenyum ketakutan.

"Aku tak peduli, gaki.. Yang jelas kau harus mengganti kerusakan yang ditimbulkan jurus – jurusmu tadi.. Kau mengerti?!" Tsunade mengurut pelipisnya pelan. Rasanya ia mendadak bertambah tua seratus tahun demi mendapati kantor luarnya tak berbentuk lagi. Kacau – balau …

Naruto mengkeret. Tanpa sadar ia beringsut mendekati seme – nya, Uchiha Sasuke.

"Ba – bagaimana ini Teme? Aku tak punya uang untuk mengganti biaya kerusakan ini.. Hiks…" Sepasang bola mata safir miliknya berkaca - kaca.

Sasuke tersenyum lebar. Ini kesempatannya untuk menjadi pahlawan di mata sang uke..

"Tenang saja Naru – koi.. Aku akan membantumu.. Jangan menangis…" Lembut diusapnya pundak si blonde, lalu menariknya dalam satu pelukan.

Iruka melongo. 'I – ini… Apa mungkin…'

Sakura dan Ino sudah sibuk mengabadikan adegan itu dengan kamera saku (?) milik mereka, ckckckkckck..

Koleksi foto SasuNaru kita bertambah, Sakura / Ino ! inner kedua gadis itu kompak.

Tsunade memandang jengah adegan lovey - dovey itu. Dengan satu kepulan asap, ia menghilang entah kemana.

Kakashi – lah yang pertama kali bersuara,

"Sekarang kau sudah mengerti kan, kenapa Naruto menolak ajakanmu untuk makan ramen? Dan menghindari bungsu Uchiha itu?"

Iruka mengangguk pelan. Tentu saja Naruto menolak, karena tiap ia mengajaknya untuk makan ramen, Iruka pasti mengajak murid – muridnya yang lain, termasuk Sasuke. Rupanya ada yang disembunyikan putra angkatnya itu darinya…

Ditatapnya Naruto yang masih (tidak sadar) berada di pelukan bungsu Uchiha tersebut. Rupanya ia sudah dewasa… batin Iruka dengan sedikit senyum. Ia masih mengawasi bungsu Uchiha yang tampak senang bisa memeluk pujaan hatinya.

Setidaknya ia tidak semesum pria bermasker di sebelahku ini… -_- , batin Iruka sembari melirik Kakashi yang asik membaca Icha – Icha Paradise.

O..oow.. Benarkah Uchiha Sasuke bukan orang yang mesum?


*Tamat*

*err, review ? *muka polos