Please, Let Me Go

Naruto by Masashi Kishimoto

[Hinata H. x Sasuke U. ]

Hurt/Comfort, Romance

AU, OOC, Typos, Rate M, etc.

" IDE CERITA INI MURNI PUNYA SAYA. MOHON DIMAKLUMI KALAU ADA KESAMAAN IDE DENGAN CERITA LAINNYA."

A/N : Cerita ini terinspirasi dari sebuah film orang barat, tentang mafia narkoba yang tega menghabisi keluarga polisi yang telah menjebloskannya ke penjara selama 3 tahun.

*Bagi anda yang masih di bawah umur segeralah kembali, karena saya tidak akan menjamin bahwa kepolosan anda masih ada atau tidak setelah membaca fic lemon ini*

A/N : Fic ini aku persembahkan untuk Nivelia Niel, anakku yang ultah kemarin (anak ketemu gede), sesuai janji mom, ini fic buat kado mu ya... semoga tambah cantik, tambah tinggi dan semoga dapet pacar yang banyak/ amien.

DON'T LIKE? DON'T READ!

(Silahkan anda tekan tombol 'Back' kalau anda tidak suka cerita saya)

"TIDAK!"

Hinata terus berusaha sekuat tenaga mencegah Sasuke untuk merobek piyama tipis yang ia kenakan. Namun sepertinya kekuatan yang Hinata keluarkan bukanlah sesuatu hal yang berat bagi Uchiha Sasuke. Perlawanan yang di berikan oleh Hinata dianggap seperti angin sepoi-sepoi yang menerpa tubuhnya.

KRIET..

Suara kain yang sobek membuat seringai Sasuke semakin lebar, sesegera mungkin ia merobek piyama Hinata hingga semuanya tersobek dan hanya menyisakan bra dan celana dalam yang masih melekat di tubuh Hinata.

"Hiks..Hiks..Hiks.. a-a-aku mohon.. He-he-hentikan.." Hinata mencoba menutupi tubuhnya dengan meraih selimut yang berada di dekatnya, tapi di cegah oleh Sasuke. Ia membuang selimut tadi entah kemana dan segera menindih tubuh mungil Hinata.

"Tubuhmu adalah milikku, dan kau pun milikku, karena aku adalah pemilikmu," Setelah mengatakan kalimat yang posesif pada Hinata, Sasuke mulai mencium dan melumat bibir pink mungil milik Hinata.

Dengan rakus Sasuke melumat bibir mungil Hinata, sesekali Sasuke tampak menggigit kecil bibir Hinata karena saking gemaasnya ia akan bibir Hinata yang tampak begitu kecil ketika bersentuhan dengan bibirnya.

Ciuman panas Sasuke yang semula dibibir kini berani turun ke leher Hinata dan menghujani leher Hinata dengan ciuman panas yang dimilikinya. Hinata yang baru pertama kali merasakan hal ini, tetap berusaha memberontak dari perlakuan Sasuke, sebisa mungkin ia diam dan menahan desahan yang hendak keluar dari mulutnya ketika tubuhnya menerima perlakuan-perlakuan seperti ini dari Sasuke.

Hinata takut, jika ia mendesah itu berarti ia kalah melawan Sasuke. Ya, Hinata akan melawan Sasuke, merasakan kalau Hinata kembali memberontak, akhirnya membuat Sasuke mengambil dasinya dan mengikat kedua tangan Hinata keatas ranjang.

"Tampaknya kau lawan yang tangguh Hime," Sasuke turun dari atas tubuh Hinata dan berjalan menuju meja yang berisi berbagai minuman entah minuman jenis apa yang berada di atas meja disana, di meja itu tertata rapi koleksi minuman berakohol milik Sasuke. Setelah sampai di depan meja Sasuke mengambil sebuah gelas yang telah terisi minuman entah apa itu dan ia kembali ke ranjang dan naik di atas tubuh Hinata.

"Saatnya kesenangan di mulai," Sasuke memasukkan minuman tadi kedalam mulutnya dan menunduk, ia mencengkram rahang Hinata dan mencium Hinata paksa, Sasuke terus memaksakan minuman yang berada di dalam mulutnya masuk kedalam mulut Hinata dan di telannya. Akhirnya semua minuman yang berada di dalam mulut Sasuke telah tertelan habis oleh Hinata.

Hinata terbatuk setelah menelan minuman tadi, ia mencoba menghirup nafas yang cepat, rasanya ia tadi benar-benar tidak di beri kesempatan oleh Sasuke untuk memuntahkan kembali minuman tadi.

Puas dengan hasil kerjanya Sasuke menyeringai menatap Hinata yang berada di bawahnya, ia meletakkan gelas yang kosong tadi di nakas sebelah ranjangnya. "Kau tau hime, minuman yang telah kau minum telah aku campur dengan obat "khusus" yang aku pesan dari luar negri," mata Hinata membulat seketika," obat itu adalah obat perangsang yang akan membuat seorang wanita tersiksa dalam nafsunya sendiri, dan minta dipuaskan oleh seseorang."

"Nah, mari kita tunggu obat itu berkerja pada tubuhmu," Sasuke melepaskan Bra dan celana dalam Hinata yang sebelumnya masih melekat di tubuh Hinata. Hinata terus bergerak-gerak mencoba melepaskan dari ikatan dasi Sasuke.

"A-a-aku membencimu..."

"Aku pemilikmu, Hime."

Mata Hinata tampak berputar-putar, dan ia merasakan pening yang amat sangat di kepalanya, dan ia merasa kalau tubuhnya terasa panas dan terbakar.

'Ke-kenapa ini? Tu-tubuhku? A-a-aku ingin di-disentuh, a-aku ingin di-dimanjakan... To-tolong aku'.

Sasuke kini merasakan bahwa tubuh Hinata yang berada di bawahnya menggeliat terus menerus, perubahan tubuh Hinata seperti ini membuat seringai Sasuke kembali muncul.

"Oh.. sudah bekerja obatnya." Sasuke melepaskan ikatan dasinya yang mengikat kedua tangan Hinata.

"Tolong...sentuh aku~," suara Hinata mendesah, ia terus menggeliat di ranjang putih milik Sasuke, menatap Sasuke yang berada di atasnya dengan tatapan memohon.

Sasuke hanya diam menatap Hinata, rupanya ia masih berniat untuk menyiksa Hinata yang saat ini tengah terangsang akibat obat yang di berikan Sasuke.

"A-a-aku mohon... panas... to-tolong sentuh aku," suara Hinata yang tengah mendesah tampak tersiksa. Ia pun nekat mengambil tangan Sasuke dan meletakkan di payudaranya sebelah kiri," Aku mohon, sentuhlah aku."

Wajah Hinata tampak merona merah, nafas tersenggal-senggal dan ia pun juga tidak fokus lagi.

Kini, suka atau tidak suka Hinata tengah membutuhkan Sasuke sekarang juga.

Sasuke menatap Hinata, onyx bertemu lavender. Tak berapa lama kemudian Sasuke tersenyum tulus pada Hinata, ia pun mencondongkan bibirnya dan menempel ke bibir Hinata. Mata Hinata kembali terbelalak, ia melihat senyum tulus Sasuke? Benarkah itu? Dan dalam ciuman itu Sasuke tersenyum kecil melihat kepolosan Hinata, antara polos dan gairah.

"Aku menginginkanmu, Hime," bisik Sasuke lembut. Jemari-jemari ramping itu berjalan mengusap pipi lembut Hinata, terus berjalan hingga berhenti di bibir Hinata. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Hinata," Aku dapat melepaskanmu dari siksaan ini," Masih terus berbicara, tangan Sasuke yang tadi berada di payudara kiri Hinata mulai meremas pelan benda kenyal tersebut.

Sebuah erangan penuh penderitaan berhasil lolos dari bibir Hinata," bagaimana Hime? Butuh pelampiasan? Dan sepertinya, hanya aku yang dapat memuaskanmu." Tangan Kanan Sasuke mulai turun kepusat ke surga para lelaki.

Sebelum tangan Sasuke sampai di tujuannya sebuah tangan mungil mencegahnya," Aku tidak mau! Menyingkirlah!".

" Hime, ijinkan aku untuk membantumu," kini suara Sasuke terdengar parau dan berat. Sasuke menyentuh lubang pribadi Hinata, gadis itu mengerang saat ia mulai merasakan denyutan itu semakin kencan saat Sasuke menyentuhnya. Demi kami-sama, otaknya memerintahkan untuk membenci dia yang kini tengah menyentuh bagian tersucinya, laki-laki yang telah membunuh keluarganya, tapi kenapa tubuhnya memberikan reaksi lain, Hinata sangat membutuhkan sentuhan-sentuhan itu, jemari-jemari itu, secepatnya Hinata ingin Sasuke menyentuhnya.

"Kita saling tolong menolong, Right?" Sasuke segera membuka semua kain yang tengah melekat di tubuhnya. Dan tubuh telanjangnya telah terpampang jelas setelah ia menanggalkan seluruh pakaiannya. Nafas Hinata terasa tertahan saat ia melihat ke dalam mata kelam Sasuke yang penuh gairah dan hasrat yang membara.

"Gunakanlah aku sekarang, Hime, tubuhku adalah milikmu, biarkan aku memuaskanmu."

Kata-kata Sasuke itu, adalah sebuah kalimat yang pertama kali Sasuke lontarkan pada seseorang. Ia, Seorang mafia kejam dan bengis dapat melontarkan kalimat permohonan kepada seseorang, dan seseorang itu adalah seorang gadis lugu seperti Hyuuga Hinata? Hanya kepada gadis SMA seperti Hinata lah kalimat permohonan seperti itu terucap dari bibir Sasuke.

Sasuke benar-benar berada di ujung gairahnya, ia bergairah sangat bergairah pada Hinata, Sasuke membutuhkan Hinata, dan Hinata membutuhkan Sasuke, jadi apakah sah?

Sasuke kembali menindih tubuh mungil Hinata, dengan perlahan ia mengeliat erotis, mencoba menggoda Hinata yang tengah frustasi akan Sasuke yang bersikap seperti ini. Pinggul Sasuke terus ia gerakan demi menggoda Hinata yang semakin lama tampak frustasi berat.

"Untuk pertama kali mungkin akan terasa sakit, tenanglah Hime aku akan memuaskanmu," Sasuke menyentuh pinggul Hinata dengan kedua tangannya, Sasuke tahu jika pinggul itu terus bergerak menggodanya untuk segera melakukannya," sabarlah Hime, karena setelah rasa sakit itu usai kau akan merasakan kenikmatan."

Saat itu juga Sasuke langsung memasukkannya ke dalam tubuh Hinata. Mencoba berhati-hati dan pelan. Karena Sasuke mengetahuinya jikalau Hinata mengalami kejadian seks baru pertama kali, tapi hasrat dan gairah berkata lain. Harsrat dan gairahnya mengatakan untuk segera melakukan itu secepat mungkin dan keras, mati-matian Sasuke mencoba mengalahkan hasrat dan gairahnya demi membuat Hinata merasa nyaman dalam pengalaman pertamanya ini.

Sasuke mengeletukkan giginya, rahangnya terkantup keras, ia terus mencoba menenggelamkan dirinya di dalam kenikmatan yang dimiliki Hinata.

' Sasuke kendalikan dirimu.. kendalikan.. gadis ini masih perawan,' Sasuke mencoba mengingatkan dirinya sendiri agar tak menyakiti Hinata di saat pengalaman pertamanya.

Sasuke terus memasukkan dirinya lebih dalam lagi hingga ia merasakan sebuah penghalang yang menghalangi milikknya untuk terus memasuki Hinata,' Ah, penghalang itu ya,' Sasuke menarik nafas dalam-dalam dan Sasuke mendesak maju tanpa keraguan membuat penghalang itu hancur di tangan Sasuke,' akhirnya milikku.'

'Hinata adalah milikku!'

XXXXX

"KAMI-SAMA, SAKIT!" Hinata merasakan sakit yang amat sangat di daerah selangkangannya, ia mulai memberontak kembali, ia mencoba mendorong tubuh Sasuke agar benda yang entah apa namanya itu segera keluar dari tubuhnya.

Air matanya pun tanpa Hinata sadari mengalir di kedua pipinya, perasaannya saat ini kacau, ia merasakan tubuhnya seakan remuk karena rasa sakit yang di sebabkan oleh Sasuke pada dirinya namun di satu sisi tubuhnya juga menginginkan sentuhan dalam dari Sasuke untuk menyentuhnya lebih dan lebih.

Sasuke menulikan telinga dan mengabaikan eriakan kesakitan dari Hinata, ia terus mendesakkan milikknya lebih dalam lagi.

" Setelah ini kau akan menikmatinya, Hime," Bisik mesra Sasuke di telinga kiri Hinata. Sasuke mengangkat wajahnya dari telinga Hinata dan mencium bibir Hinata, ia berusaha menenangkan Hinata dengan cara terus menghujaninya ciuman-ciuman yang menurut Sasuke dapat menenangkan Hinata.

"Saatnya untuk memperlihatkan caraku untuk memuaskanmu, Hime," Janji Sasuke.

Hinata pun merasa seakan-akan kehilangan kendali atas dirinya sendiri, seluruh tubuhnya terasa panas dikala rasa sakit tadi telah menghilang, seluruh hasrat dan gairahnya semakin meningkat dan membuatnya semakin menggeliat aktif karena rasa panas itu menyiksanya.

Sasuke telah merasakan Pinggul Hinata yang terus bergerak-gerak tanpa henti, Sasuke juga merasakan denyutan itu semakin kencang untuk menghanyutkannya dalam kenikmatan ini. Denyutan itu seolah-olah menarik dan terus menarik Sasuke untuk memasukinya lebih dan lebih dalam lagi.

Sasuke rasa ingin mengambil alih permainan ini, tapi dia mencoba bersabar, ia menginginkan kalau Hinata sendirilah yang menginginkannya, ia membiarkan Hinata menggerakkan pinggulnya semaunya, ia ingin Hinata lah yang menentukannya.

"OH- KAMI-SAMA... KAMI-SAMA," Hinata terus menjerit histeris saat ia tengah merasakan kenikmatan itu mengalir di seluruh tubuhnya dan tak lupa rasa panas yang ia rasakan tadi.

Dan Sasuke yang tetap bersabar menahan kenikmatannya sendiri tapi setelah melihat Hinata yang berorgasme, ia merasa kalau pemandangan itu adalah suatu pemandangan yang amat sangatlah indah dan erotis serta merasakan pijatan-pijatan lembut yang di lakukan oleh lubang Hinata, membuatnya tidak dapat menahan diri lagi untuk yang kesekian kalinya, dan saat itu juga, Sasuke mengeluarkan seluruh gairah yang ia miliki untuk bergabung dan melebur dalam gairah Hinata bersama-sama.

XXXXX

Di ruang lainnya.

"Oi, Gaara kau dengar kan jeritan gadis tadi?," Naruto tengah bertanya pada Gaara yang berada di sampingnya yang sedang berbaring di sofa mewah nan empuk milik Sasuke.

"Hn."

"Apa Sasuke bermain kasar ya? Selama ini kan si Teme itu selalu bermain kasar pada wanita-wanita yang pernah ia kencani?"

"Itu bukan urusan kita Naruto."

"Aish, kau ini tidak asik," raut wajah Naruto kini tengah cemberut mendengar jawaban dari Gaara.

"Ne, Gaara, bagaimana kau akan mendapatkan si nona Barbie itu? Si Yamanaka itu.."

"..."

"Gaara.~"

"..."

"Gaara~"

"..."

"Gaara~" Naruto meniupkan nafasnya ke lubang telinga Gaara mencoba mengodanya, " Brengsek."

PLAK.

"Ouwh," Naruto memegang kepalanya yang benjol karena di jitak oleh Gaara," APA-APAAN SIH KAU GAARA, KENAPA KAU MEMUKULKU?!"

"Kenapa kau meniup lubang telingaku?!"

"Hehehe, itu karena kau tidak menjawabku, jadi bagaimana cara yang halus atau kasar?"

"Tergantung keadaan."

"Ohhh.."

Lalu keheningan pun melanda mereka berdua setelah pertanyaan Naruto telah terjawab, hingga sebuah pertanyaan dari Gaara memecahkan kesunyian yang ada di antara mereka berdua, " lalu kau?"

Naruto memandang Gaara dan mengeluarkan cengirannya, " Hehehe, aku memilih cara yang halus."

"Ck, dasar Penipu ulung." Gaara hanya memutar bola matanya bosan melihat cengiran Naruto yang semakin lebar.

To Be Continue

A/N : YEIY, akhirnya bisa dapat menyelesaikan fic lemon ini... *nyalain kipas angin. Btw lemonnya gimana jeleknya? Harap maklum ya, udh lama gak bikin lemon. Btw aku memutuskan untuk kembali dari Hiatus loh.. Hore.. #emang ada yang nungguin?. *pundung.

Guys, minta saran donk cara pdktnya NaruSaku ma GaaraIno, kasih sarannya di kotak review ya.. please *puppy eyes no jutsu. Lagi agak buntu ide ni buat mereka berempat. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih buat yang mau meluangkan waktu untuk meriview fic ini, hiks..hiks..hiks.. tanpa kalian aku bukanlah apa-apa... *drama mode on.

Dan gomen juga kalau aku gak bisa balesin review dari para riders satu persatu karena ketebatasan waktu saya untuk menggunakan laptop, oh ya selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin. *cium jauh dari moku-chan. Jaa Nee.