Disclaimer : kasih tau gak ya? #digampar bang Masashi

Genre : Drama/romance/humor(?)

Pairing : SasuNaru (Uyee)

Rate : Tee lah...

Warning : Drabble fic, gaje, typo berserakan, garing, boyslove, pendek, dll

Don't like Don't read

Everything

Enjoy it

.

.

Hadiah

"Nar, apa yang kau lakukan? Jangan membuang semua hadiahnya."

"Memang kenapa? aku benci melihatnya. Lagipula, Sasuke tidak suka dengan semua hadiah dari fansgirl nya ini."

"T-tapi Nar, Itu semua tid-"

"Diamlah Kiba. Kau mau membantuku mengosongkan loker Sasuke, atau hanya berdiri seperti orang bodoh di situ?"

"Nar, dengarkan penjel-"

"Apa masalahmu sih? Kau mau hadiahnya atau bagaimana?"

"DIAM DAN DENGARKAN!"

"...?"

"Asal kau tahu, NARUTO...dari salah satu hadiah yang kau buang di tempat sampah itu, ada kado MILIK Sasuke untuk hadiah ulangtahunmu minggu depan, tau! Dasar bodoh!"

"EH? KENAPA KAU TIDAK BILANG?"

Kecuali dia

Naruto paling tidak suka kalau dirinya di perlakukan layaknya seorang gadis. Dia itu laki-laki tulen. Garis bawahi hal itu kalau kau memang tidak ingin mendapatkan sebuah gamparan jika berani menggodanya. Sebagai contoh...

"Kau manis sekali, Naru-chan? Aku jadi ingin memakanmu." /plakk/

Atau

"Apa kau yakin kau ini cowok? Wajahmu cantik sekali." /Buaghh/

Dan banyak hal-hal lain yang sering membuat si Namikaze bungsu naik darah. Tapi, bagaimana dengan yang satu ini?

"Kalau cemberut seperti itu, kau sungguh lucu dan menggemaskan, Dobe."

"..." Naruto blushing.

Yah, hanya seorang Uchiha Sasuke yang menjadi pengecualian, tentu saja.

Lebih dari cukup

Bagi Naruto, melihat kekasihnya a.k.a Sasuke menjadi diri sendiri di hadapan orang lain itu sudah lebih dari cukup untuknya. Dia tidak perlu sosok Sasuke yang sempurna .

Dia ingin Sasuke yang apa adanya. Sasuke yang dingin, cuek, dan arogan tapi begitu peduli dan perhatian kepadanya. Itu semua sudah lebih dari cukup untuk membuatnya mencintai pemuda itu dengan tulus. Mencintai Sasuke dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.

Jadi apa?

"Teme. kalau aku jadi pohon, kau ingin jadi apa?"

"Hn. Tenju saja akarnya."

"Terus, kalau aku jadi kertas?"

"Aku akan jadi pensil atau bolpoin-nya, Dobe."

"Hehehehe. Lantas, bagaimana kalau aku menjadi bintang, Teme?"

"Aku akan menjadi langitnya."

"Eh kenapa menjadi langit, Sasuke? kenapa tidak bulan saja?"

"Hn?"

"Setidaknya kalau aku bersinar sendirian di langit, kau sebagai bulan bisa menemaniku yang tengah kesepian."

"Hn, Dobe." senyum tipis.

Ternyata

"Aku menyayangimu, Dobe."

"A-aku tahu Teme. kau tidak perlu mengatakannya berulang kali."

"Aku mencintaimu, Naruto. Maukah kau menikah denganku?"

"Eh 'Suke? T-api kita belum cukup umur untuk menikah. Lagipula aku masih 17 tahun. B-bagaimana kalau nanti setelah kita besar saja?"

"Naruto?"

Ctakk

"NAMIKAZE NARUTO..."

Bruukkk

"Aww...eh..."

"Kau pikir ini sekolah punya kakek buyutmu, Apa! sekali l agi aku mendapatimu tidur di tengah pelajaran, aku tidak akan segan-segan untuk mengeluarkanmu dari kelas ini!"

"Hai, Kurenai-sensei."

"Sekarang, cepat kerjakan soal yang ada di depan."

"T-api Sens-"

"SEKARANG!"

Sejauh mana?

Semua orang tahu jika hanya Sasuke-lah orang yang di sayangi Naruto di dunia ini. tapi, jika ada seseorang yang dengan penasaran bertanya padanya " Sejauh mana rasa sayangmu pada Sasuke?"

Maka, jawaban yang akan diterima hanyalah sebuah senyuman lembut nan tulus dari seorang Naruto. Karena bagi si pirang, rasa sayangnya pada Sasuke tidak dapat diukur dengan apapun.

Rasa sayang yang dimilki Naruto begitu besar pada pemuda raven itu hingga semua kata-kata yang ada pun sulit untuk mendeskripsikan bagaimana perasaannya yang sesungguhnya. Bagaimana dirinya sangat menyayangi pemuda itu apapun yang terjadi.

Katakan saja

"Aku tidak menyangka ternyata kau sedangkal ini Sasuke."

"Apa maksudmu Dobe?"

"Jangan pura-pura tidak tahu Teme. katakan saja sekarang! Daripada nanti kau menyakiti hatiku."

"Apa yang kau bicarakan Dobe. aku tidak mengerti."

"A-aku mohon Sasuke, jika kau memang tidak ingin bersamaku, katakan saja. ukhh..."

Grepp

"Jangan menangis Dobe. aku tidak tahu apa salahku padamu. Tapi, aku sungguh minta maaf jika aku telah menyakiti perasaanmu."

"..."

"..."

"Pfftt... yes aku menang taruhan."

"Hn?"

" Aku menang Teme. aku MENANG."

"..."

"Kau tahu? Aku dan teman-temanku bertaruh jika kau mau mengucapkan maaf padaku, aku akan mendapat traktiran ramen selama 1 minggu."

"..." aura kelam

"GYAAAA... lepaskan aku, TEME..."

Terlalu berlebihan

"Jangan makan ramen terlalu berlebihan Dobe. tidak baik untuk kesehatanmu."

"Iya Teme, aku sudah tahu. Kau sudah sering mengatakannya."

"Ck. Aku melakukannya karena aku khawatir padamu, bodoh!"

"Ehehehehehehe. Arigatou my Teme."

"Hn. Satu lagi, daripada kau main game berlebihan hingga larut malam. Lebih baik kau gunakan waktumu untuk belajar."

"Ukhh..."

"Segala hal yang terlalu berlebihan itu tidak baik, Dobe."

"Tidak semuanya, 'Suke."

"Hn?"

"Nyatanya aku menyayangimu terlalu berlebihan, Teme. Tapi menurutku itu bukan hal yang buruk, malahan justru hal yang sangat baik yang pernah aku lakukan seumur hidupku."

"Hn. Aku tahu, Dobe."

Doa dan harapan

Jika Naruto sering mengunjungi rumah tuhan, hal yang selalu dia ucapkan ketika dia berdoa adalah 'Kami-sama, hanya satu harapanku. Aku hanya meminta padamu semoga Sasuke selalu berada di sampingku dan tidak akan pernah meninggalkanku untuk selamanya. Aku janji, aku tidak akan meminta hal lain lagi padamu karena hanya ini hal yang aku inginkan selama aku hidup. Harapanku, Semoga engkau mendengar doaku ini, Amin.'

.

.

.

.

FIN

Note : akhir2 ini aku sibuk berburu film yaoi real. Ohohohohohoho #senyum nista

So, bagi kalian yang punya referensi film yaoi, share ke saya ya? Apa aja deh. Yang penting bagus. =D

Terima kasih buat onyx shappireSEA yg memberikan ide utk sudut pandang Naruto. Sekarang sudah kan? bagaimana?

Tidak lupa dengan Rin Miharu-uzu, Gunchan C.N Polepel, Aqua, NamikazeNoah, Cakun, Earl Louisia vi Duivel dan Laila.r. mubarok yang sudah meluangkan waktunya buat review. Author mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasinya #bungkuk

Yosh... REVIEW... REVIEW