AN : Hay Readers dan Authors di FanFiction… Salam Kenal… Aku Author baru dan ini Fic pertamaku… Jadi mohon maklum jika masih banyak kesalahan dimana-mana… Fic ini hanya merupakan cerita romace sederhana yang sebenarnya sebagian besar di ambil dari pengalaman pribadi Author…. Hehehe…

Chap Ini baru saya revisi… Tidak ada perubahan pada plot, hanya penulisan kata dan tanda baca saja yang saya perbaiki.

Selamat Membaca…

Disclaimer : GS dan GSD Bukan Milik Author…

This Is Impossible!

Chapter 1

Prologue

Cagalli's POV

Aku berada di sebuah pantai yang sangat indah. Pasir putih dan birunya laut memanjakan mataku. Suara lembut ombak, seolah bernyanyi mengiringi langkah kakiku.

Aku yang mengenakan atasan dan celana pendek coklat tua sedang menikmati pantai dengan berjalan menelusurinya. Namun aku tidak sendiri. Ada seseorang di sebelahku. Seorang laki-laki dengan T-shirt putih dan celana pantai hitamnya, berjalan sambil tersenyum ke arahku. Aku tidak mengenalnya, wajahnya terlihat kabur di mataku saat aku memandangnya, namun satu hal yang aku yakini adalah. Kami berdua sangat bahagia dan menikmati saat-saat kebersamaan kami sampai tiba-tiba...

"Riiiiinnnngggg..."

Aku segera menggapai alaram ku, yang ada di meja sebelah tempat tidurku dan mematikannya. Lalu aku mulai bangun dan beberapa saat kemudian aku menyadari sesuatu.

"Ah, ternyata hanya mimpi ya?" gumamku kesal lalu berbaring lagi. Sesaat kemudian aku menarik nafas panjang dan berpikir.

'Semoga mimpi tadi akan menjadi kenyataan.'

Sesaat kemudian aku meraih hand phone Android-ku, yang ada di sebelah bantalku, membuka akun Facebook-ku dan segera update status

Kuharap Mimpiku Menjadi Kenyataan Suatu Hari Nanti.

Lalu aku tersenyum dan bangkit dari tempat tidurku untuk bersiap memulai hariku.

=.-.-.-.-.-. C .-.-.-.-.-. Y .-.-.-.-.-. A .-.-.-.-.-. A .-.-.-.-.-. Z .-.-.-.-.-.=

ORB – 06/08/2012

Di sinilah aku, Archangel University. Sebuah kampus swasta, yang cukup tenar di ORB. Dikenal dengan sejumlah prestasi yang luar biasa dari mahasiswa di kampus ini. Walau aku bukan salah satu dari mahasiswa berprestasi, tapi aku cukup bangga dengan diriku.

Aku, Cagalli Yulla Athha. Mahasiswa semester 5 jurusan IBM, fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang sedang memasuki gerbang kampus ketika tiba-tiba seseorang memanggilku dari belakang.

"Cagalli, tunggu!" Kudengar teriakan seorang gadis manis berambut pink sambil berlari menghampiriku.

"Ohayou, Lacus." Jawabku yang menoleh dan tersenyum kepadanya.

"Ohayou. Dimana Kira?" Tanya Lacus padaku setelah kami berjalan beriringan.

"Kenapa malah bertanya padaku? 'kan pacarnya kau." Jawabku sambil mendengus dan merapikan rambut pirang ku.

"Eh? Ya, kau 'kan juga teman baiknya, mungkin saja kau tahu. Soalnya aku BBM dia tadi, tidak dibalas." Ujar Lacus dengan nada yang sedikit khawatir.

Aku menoleh padanya dan berkata, "Jangan khawatir, mungkin masih di jalan," Lalu aku tersenyum.

"Mmh." Jawabnya sambil mengangguk.

Kami lalu menuju kelas kami. Karena kami sama-sama jurusan IBM, mata kuliah yang kami ambil tidak jauh berbeda dan kami hampir selalu mengambil kelas yang sama. Kami lalu mengikuti pelajaran tanpa ada masalah. Setelah pelajaran berjalan kurang lebih 30 menit, tiba-tiba saja...

"Maaf, saya terlambat." Sesosok laki-laki berambut coklat muncul di depan kelas. Seluruh perhatian kelas langsung tertuju padanya.

"Yamato-San, ini sudah terlambat 35 menit. Dari mana saja kau?" Tanya Natarle dosen kami, yang menghampiri laki-laki yang terlambat itu dan memukul kepalanya dengan gulungan kertas di tangannya.

"M-maaf Bu. Motor saya rusak di tengah perjalanan tadi." Jawab laki-laki itu sambil menggosok kepalanya.

Natarle lalu menghela nafas panjang dah hanya bisa berkata, "Baiklah, kali ini kau di izinkan masuk. Cepat duduk!" Sambil menunjuk asal kursi kosong di kelas.

Laki-laki itu lalu segera duduk di depanku dan menarik nafas lega.

"Ada apa denganmu, Kira?" Tanya Lacus yang duduk di sebelahku kepada laki-laki tadi.

"Ban motor ku bocor. Jadi aku terpaksa menuntunnya ke bengkel terdekat, baru ke kampus," Jawab Kira menoleh ke Lacus.

"Kau jalan kaki sampai sini?" Tanyaku agak terkejut, karena aku tahu jarak kampus kami cukup jauh dari rumah Kira, jika ditempuh dengan berjalan kaki.

"Untungnya sih, tidak. Tadi waktu aku menuntun motorku ke bengkel, ada mahasiswa jurusan Finance yang melintas. Dia tahu kalau aku mahasiswa kampus ini juga, lalu dia memberiku tumpangan." Jelasnya sambil mengeluarkan buku dari tasnya.

"Oh. Baguslah." Kataku lalu mulai menulis catatan.

"Kenapa tidak hubungi aku, Kira?" Tanya Lacus.

"Maaf. Tadi BB-ku tertinggal," Jawab Kira memandang Lacus.

"Pantas, BBM dari ku tidak dibalas." Kata Lacus agak kesal.

"Hahaha. Iya maaf." Kira menoleh kembali ke papan tulis.

"Ceroboh seperti biasanya." Ejek ku, sambil tertawa kecil.

Spontan Kira berbalik dan berkata, "Apa? Enak saja! Hari ini saja aku sedang sial!" Dengan volume yang cukup untuk menarik perhatian seluruh kelas.

Spontan Natarle melemparkan tutup spidol yang sukses mengenai kepala Kira dan berteriak, "Yamato-San! Kalau tidak bisa diam, keluar saja!" Pada Kira, yang sedang merintih sakit, karena lemparan tadi.

"Maaf Bu, saya akan diam." Jawab Kira pelan. Aku di belakangnya hanya bisa terkekeh senang berhasil mengerjai Kira, sedangkan Lacus menggelengkan kepalanya lalu memandang Kira prihatin.

=.-.-.-.-.-. C .-.-.-.-.-. Y .-.-.-.-.-. A .-.-.-.-.-. A .-.-.-.-.-. Z .-.-.-.-.-.=

2 mata kuliah telah kami lewati hari ini, bagi Lacus dan Kira sekarang adalah waktunya untuk pulang, namun tidak untukku karena aku mengambil kelas lain yang jadwalnya berbeda dengan mereka. Sekarang kami bertiga sedang berada di depan loker kami yang jaraknya tidak jauh satu sama lain. Saat aku akan mengambil buku untuk mata kuliah selanjutnya, tiba-tiba aku teringat akan mimpiku semalam. Tanpa kusadari senyuman tipis telah menghiasi wajahku.

"Kenapa kau, Cagalli? Kerasukan?" Tanya Kira yang membuyarkan lamunanku di depan lokerku.

"Cerewet! Memang salah, kalau aku menebar senyum imut ku?" Jawabku menantang.

"Apa? Imut? Iuuh... Yang benar saja! Yang ada malah kau seperti orang gila!" Balas Kira sewot.

Kami memang selalu begini. Sejak SMA, aku dan Kira sudah berteman baik, bukan hal aneh kalau kami bertengkar setiap ada kesempatan. Bukan karena benci atau iri, tapi itulah cara kami mengungkapkan perasaan antar sahabat. Rasanya menyenangkan sekali jika kami sedang bertengkar. Tidak peduli siapa yang menang atau kalah, kami hanya menikmati pertengkaran kami saja kok.

Lacus yang dari tadi memperhatikan kami hanya bisa Sweat drop dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia berusaha melerai kami dengan ikut bergabung.

"Apa itu ada hubungannya dengan mimpimu, Cagalli? Tadi aku lihat FB-mu lho..." Tanya Lacus menggodaku.

'Damn! Kenapa dia harus baca segala sih? Aaaah!'

Belum sempat aku menjawab untuk protes, Kira mendahului dengan berkata, "Mimpi apa? Bertemu dengan pangeran impianmu ya? Waah...!" Serunya menggodaku.

'Shit... Kenapa dia tahu?'

"Apaan sih kalian? Tidak ada hubungannya dengan kalian." Jawabku sambil menutup pintu loker dan berjalan menjauhi mereka.

"Aaah. Kau menghindar, berarti benar 'kan, Cagalli? Hahahahaha." Seru Kira, yang sontak membuatku berhenti dan berbalik ke arahnya.

"Kiraaaa!" Teriakku kesal.

Kira yang tertawa lalu mengambil ancang-ancang untuk kabur sambil melambaikan tangannya ke arahku dan Lacus berkata, "Haha, sudah ya. Aku harus menumpang Dearka ke bengkel. Lacus, maaf ya, aku pulang dulu. Nanti aku akan ke rumahmu." lalu ia berjalan pergi.

"Iya, hati-hati ya, Kira." Jawab Lacus sambil melambaikan tangan. Ia lalu berbalik ke arahku dan bertanya, "Ayo pulang sama-sama?"

Aku tidak beranjak dari tempatku berdiri dan berkata, "Maaf, Lacus, tapi aku masih ada kelas Statistic setelah ini. Kau pulang sendiri ya? Maaf." Sambil memandang Lacus.

Lacus lalu tersenyum manis dan menjawab "Oh... Kau mengambil kelas statistic hari ini. Dengan siapa saja?" Tanya Lacus.

Aku menggaruk belakang leherku dan menjawab, "Aku tidak tahu siapa saja pastinya, tapi ada Shiho dan Milly."

Saat Lacus hendak merespon ku, tiba-tiba ada suara dari kejauhan. "Hay, Lacus, Cagalli!" Suara itu berasal dari seorang laki-laki berambut hijau yang berjalan menuju gerbang kampus. Spontan aku dan Lacus melambaikan tangan untuk membalas sapaan laki-laki itu.

Setelah dia pergi, aku berbisik ke Lacus, "Siapa dia? Kenapa dia tahu nama kita?" Tanyaku penasaran.

Sontak Lacus kaget dan memandangku. "Ya ampun, Cagalli. Itu Nicol... Semester lalu dia sekelas dengan kita di English Class. kau lupa?" Tanya Lacus terkejut.

Aku lalu hanya bisa tertawa garing sambil berkata, "Hahaha. Oya? Maaf. Kau tahu 'kan, ingatanku tidak bagus dalam mengingat wajah seseorang."

Lacus lalu mendengus dan berkata, "Ya ampun, Cagalli, itulah sebabnya. Kalau begini caranya, kau akan dikira sombong karena melupakan teman begitu mudahnya."

Lagi-lagi aku menggaruk belakang leherku dan menjawab, "Ya maaf. Aku tidak bermaksud, tapi memang ingatanku payah dalam hal ini jadi ya…"

Lacus menarik nafas panjang dan berkata, "Ya sudah, kau ke kelas sana! Sebentar lagi masuk 'kan? Aku akan minta di jemput saja. Salam untuk Shiho dan Milly ya." Lacus lalu melambaikan tangan dan berbalik pergi.

Aku membalas lambaian tangannya dan berkata, "Iya, Matta Ashitane, Lacus." Aku berbalik dan menuju kelasku.

Kelas masih kosong. Aku lalu duduk di bangku nomer 2 dari pintu, dan ada di baris ke 3. Aku mengeluarkan headset dan Android-ku, lalu mendengarkan musik kesukaanku. Beberapa menit kemudian, aku menyadari ada sesosok laki-laki yang memasuki kelas. Aku angkat wajahku dan saat itu mata amber-ku bertemu dengan mata emerald miliknya. Setelah beberapa saat, aku tersadar dan mengalihkan pandangan ku. Laki-laki itu lalu duduk di bangku yang berjarak 2 bangku di sampingku di baris ke 2. Aku tidak terlalu memperhatikannya dan terus mendengarkan musik.

Beberapa saat kemudian siswa lain mulai berdatangan. Sampai aku melihat Shiho dan Milly yang memasuki kelas dan langsung menyapaku. Kami lalu mengobrol beberapa saat hingga kelas dimulai.

=.-.-.-.-.-. C .-.-.-.-.-. Y .-.-.-.-.-. A .-.-.-.-.-. A .-.-.-.-.-. Z .-.-.-.-.-.=

ORB – 30/08/2012

Tidak ada yang spesial terjadi bulan ini. Masih sekitar beberapa bulan lagi aku akan menikmati liburan panjangku. Rasanya sudah tidak sabar, ingin berlibur bersama teman-temanku. Nampaknya keinginanku untuk berlibur bisa tercapai lebih cepat setelah Kira memberi sebuah pengumuman.

"Liburan ke PLANT?" Tanya Lacus pada Kira, yang baru datang dan mengajaknya liburan.

"Iya. Tempatnya memang jauh, tapi benar-benar indah. Aku melihatnya di TV dan Internet. Kebetulan Fakultas kita sedang mengadakan event liburan di tengah semester bulan depan, kita bisa berlibur di kepulauan yang bagus itu. Ayo kita ikut saja!" Ajak Kira.

"Apa tempatnya sebagus itu, Kira?" Tanyaku antusias.

"Ya, akan aku tunjukan gambarnya nanti. Ayo ajak yang lain juga!" Ujar Kira.

"Maksudmu? Yzak dan Dearka?" Tanya Lacus.

"Ya, Milly dan Shiho juga. Oya, ada lagi, teman baruku juga." Kata Kira.

"Waaah... Sepertinya menyenangkan. Ayo, Cagalli, kita ikut." Ajak Lacus.

Aku awalnya tadi antusias, tapi sekarang aku menyadari sesuatu. Itu membuatku ragu dan menghela nafas, lalu menyandarkan badanku ke sandaran kursi.

"Kenapa, Catha? Kau jadi tidak bersemangat begitu?" Tanya Kira heran.

"Iya, tadi kau 'kan antusias?" Tambah Lacus.

Aku memutar bola mataku dan menjawab, "Berhentilah memanggilku 'Catha'! Namaku tidak untuk dijadikan singkatan! Dasar, Kito!"

"Hahahaha. Kau juga masih sering memanggilku 'Kito' 'kan? Jadi sama saja. Ayo jawab, kau kenapa?" Tanya Kira bersikeras.

Aku diam sejenak, lalu menjawab, "Kalau aku ikut, malah jadi obat nyamuk. Aku jadi malas, membayangkan di sana hanya melihat orang pacaran."

Jawabanku tadi sontak membuat Kira dan Lacus tertawa.

"Hahahaha. Apaan sih? Tidak mungkin kami membiarkanmu jadi obat nyamuk." Jawab Kira.

"Hahaha. Iya. Lagipula, bukankah masih ada Milly, Shiho dan yang lainnya." Tambah Lacus.

Aku mengerutkan dahiku dan menjawab, "Milly juga pasti pacaran di sana dengan anak Marketing berambut pirang yang tadi kalian sebutkan itu. Aku sering jadi obat nyamuk mereka sewaktu menunggu kelas statistic dimulai. Shiho... Aku tidak begitu akrab dengannya."

Aku memang bukan tipe orang yang punya banyak teman. Di samping karena ingatanku yang payah dalam mengingat wajah, aku tidak ingin terlalu akrab dengan orang yang aku anggap tidak cocok denganku. Hasilnya, teman dekatku bisa di hitung dengan jari.

"Hahaha. Karena itulah, ikut saja! Sekaligus mencari teman baru. Aku tidak habis pikir, di kampus sebesar ini, temanmu hanya aku, Lacus dan Milly." Ujar Kira.

"Iya, Cagalli. Aku janji tidak akan pacaran dengan Kira di sana, agar bisa menemanimu." Ujar Lacus sambil mengarahkan Puppy-dog-eyes-nyapadaku.

Kira, yang mendengar Lacus kaget dan berkata, "Eh? T-tapi Lacus..." Protesnya dengan wajah heran. Kelihatan sekali kalau dia ingin mengajak Lacus pacaran di sana.

"Kira, demi Cagalli..." Kata Lacus, menoleh ke Kira.

Kira hanya bisa memasang ekspresi yang agak kecewa dan menjawab, "Hhhh. Iya, baiklah. Ayolah, Catha... Aku bahkan sudah berkorban untukmu," Lalu ia juga memasang wajah Puppy-dog-eyes.

Aku yang melihat mereka hanya bisa Sweatdrop. Setelah berpikir beberapa menit, aku mengerutkan alisku dan berkata, "Baiklah, aku akan ikut."

Sontak mereka bersorak, "Yes!" Bersamaan.

"Kalian boleh pacaran di sana, tapi jangan terlalu sering ya. Aku tidak ingin terlalu sering sendirian." Tambahku yang sontak membuat wajah Lacus dan Kira memerah.

"Apaan sih. Tidak akan..." Elak Lacus

"Hahahahaha. Dasar kalian ini..." Kataku sambil tertawa melihat kedua temanku.

=.-.-.-.-.-. C .-.-.-.-.-. Y .-.-.-.-.-. A .-.-.-.-.-. A .-.-.-.-.-. Z .-.-.-.-.-.=

T – B – C

Info :

IBM - International Business Management

Di Fic ini Kira dan Cagalli bukan Twins… Mereka Bersahabat sejak SMA Readers…

PLANT adalah sebuah pulau yang dikelilingi kepulauan kecil lain… Anggap aja kayak kepulauan seribu…

AN : Thanks Karena udah mau baca Fic ini… Maaf karena memang tidak ada AthCaga di Chap pertama, dan masih Minim di beberapa Chap selanjutnya… Maaf Juga kalau ada kesalahan Typo, GJ, OOC dan kalau Fic ini membosankan…

PS : Mohon Review ya Teman-teman… Thanks…