Hai!

Ini fic pertama author difandom Inuyasha, bersediakah untuk membaca.

Author ingin mencoba fandom lain selain fandom Naruto, dan terpilihkah fandom ini untuk fiction fandom kedua author.

Tidak banyak bicara lagi,, silahkan nikmati~!

Enjoyed!

Disclaimer:

Inuyasha milik Takahashi Rumiko-Sensei

Rate :

T for now

Warning!

OOC, gaje, alur kecepetan, typo dan sebangsanya.

Dont't Like? Yeah Dont Read!

Okey?

Chapter 1

"Prince, ma maukah anda pergi de denganku kepesta nanti malam?" Seorang gadis cantik berambut hitam panjang sepinggang terlihat sedang mengajak seseorang pemuda yang tengah berdiri tepat didepannya.

Pemuda tampan yang sedang berdiri didepan gadis itu hanya menatap datar kearahnya, tidak merespon ataupun memjawab ajakan dari gadis itu.

"Maaf nona, tuan muda sedang terburu-buru. Harap anda jangan mengganggunya atau maafkan saya jika nantinya saya bersikap tidak sopan terhadap anda." Ucap seorang pria bertubuh kekar yang berdiri menghalangi pandangan sang gadis, memberikan jarak antara ia dan pemuda yang dipanggil tuan muda itu.

"Ta tapi-" Gadis itu terdengar ingin melayangkan protesnya sebelum ia didorong jatuh ketanah oleh sang bodyguard.

"Saya sudah bilang anda jangan mengganggu tuan kami."-bodyguard itu membalikan tubuhnya menghadap tuan mudanya- "Maaf membuat anda menunggu tuan muda, silahkan segera memasuki mobil anda ." Ucapnya, memberikan jalan dengan memiringkan tubuhnya yang menghalangi kerumunan siswi yang berteriak-teriak histeris memanggil-manggil nama pemuda itu disepanjang jalan.

Helaian surai putih panjang itu bergerak sesuai irama langkah kaki pemiliknya, paras rupawan tanpa cacat itu begitu memikat siapapun pria maupun wanita. Iris mata coklat emas membuat semua kenyataan seolah berubah menjadi mustahil, hanya lukisan yang tak bisa disentuh begitu rapuh namun sempurna.

Pemuda itu memasuki mobil miliknya dan mendudukan dirinya dikursi belakang, ia tak usah bersusah payah untuk menyetir sendiri karena sudah disediakan supir pribadi untuk membawa kemanapun ia inginkan.

"Sesshomaru sama, selama empat jam kedepan kegiatan anda telah saya kosongkan sesuai keinginan anda." Ucap seorang pria berpakaian serba hitam, ditangannya terselip buku kecil yang berisi rentetan kegiatan yang akan dijalani tuan mudanya hari ini.

"Kita pulang." Ucap sang tuan muda yang bernama Sesshomaru itu.

"Baik." Patuh supir pribadinya.

'

'

'

"Selamat datang tuan muda," Para maid itu menundukan tubuh mereka saat seorang pemuda berjalan memasuki mansion bergaya jepang itu.

"Dimana ayah?" Tanya pemuda itu.

"Beliau sedang menemui seseorang diruang pribadinya, Tuan muda." Jawab maid itu.

"Seseorang? Siapa?" Tanya Sesshomaru.

"Saya kurang tahu tuan, saya tidak pernah melihat pemuda yang ditemui beliau." Jawab maid itu.

Sesshomaru melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju lantai dua mansion itu.

Ia menatap pintu berwarna coklat tua didepannya dengan ragu.

Tok tok tok

"Ayah, ini aku."

"Sesshomaru, masuklah." Terdengar suara dari dalam.

Tangannya terangkat menyentuh kenop pintu namun ia berhenti sejenak sebelum memutar kenop pintu itu.

Sesshomaru melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan pribadi sang ayah. Begitu ia masuk, ia melihat laki-laki paruh baya dengan wajah yang mirip dengannya, pria bersurai perak panjang yang dikuncir itu tengah duduk dibelakang meja kerjanya. Didekatnya berdiri seorang pemuda yang tidak terlalu dipedulikannya. Ia melangkah mendekati ayahnya.

"Ayah," Panggil Sesshomaru, "Aku sudah memutuskan universitas yang akan ku ambil." Lanjutnya.

"Bagus, aku akan segera mendaftarkanmu disana. Tapi sebelum itu, Sesshomaru aku ingin memperkenalkanmu pada seseorang." Ucap sang ayah, ia mengalihkan pandangannya pada pemuda yang sejak tadi diam disamping Sesshomaru.

Sesshomaru melirik pemuda yang berdiri disampingnya, pemuda itu -yang akan ia kira seorang gadis jika ia tidak diberitahu dahulu oleh maid- mempunyai warna rambut senada dengannya, tingginya tidak lebih dari bahunya.

"Sesshomaru, kenalkan ini Inuyasha." Ucap sang ayah, Sesshomaru hanya menatap pemuda disampingnya datar, sedangkan pemuda itu hanya memalingkan wajahnya.

"Dia adalah adikmu." Pernyataan dari ayahnya barusan sukses membuat Sesshomaru menatap ayahnya dengan tatapan terkejut.

"A apa?" Tanya Sesshomaru, lidahnya terasa kelu. Dia tidak salah dengarkan, barusan ayahnya bilang pemuda disampungnya ini adalah adiknya?

"Apa kau sedang bercanda ayah?" Tanya Sesshomaru.

"..." Tak ada jawaban dari sang ayah, Sesshomaru mengepalkan tangannya erat hingga buku-buku jarinya memutih dan kuku-kukunya menekan kulit telapak tangannya.

"Apa ini artinya ayah berselingkuh dari ibunda?" Tanya Sesshomaru dingin, ia menatap garang sang ayah yang duduk dikursinya.

"Tidak seperti itu-"

"Lalu apa? Jika ini bukan berselingkuh!" Kekesalan Sesshomaru membuatnya menyela ucapan sang ayah.

"Kau sudah berani menyela ucapanku Sesshomaru. Aku tidak pernah mengajarimu hal yang tidak sopan seperti ini." Ucap sang ayah.

Sesshomaru menutup matanya mencoba meredam kekesalan dan kembali menatap sang ayah.

"Jelaskan padaku." Tuntut Sesshomaru.

"Ini terjadi limabelas tahun yang lalu saat aku melakukan ekspedisi kepedalaman Jepang. Aku bertemu dengan seorang wanita yang menjadi pemandu disana dan aku, melakukan kesalahan besar padanya." Jelas sang ayah, ia menghela napas sejenak sebelum melanjutkan ceritanya. "Dan sebulan yang lalu aku kembali kesana untuk kepentingan perusahaan tapi aku tidak melihat wanita itu disana, aku bertanya pada penduduk sekitar tentang wanita itu namun mereka bilang wanita itu meninggal saat melahirkan seorang anak laki-laki yang tidak diketahui siapa ayahnya karena wanita itu tidak pernah menikah dan aku, anak itu adalah pemuda yang ada disampingmu." Sang ayah menyelesaikan ceritanya.

"Jadi ayah pikir setelah ayah menceritakan ini aku akan memaafkan ayah yang sudah menghianati ibunda?" Geram Sesshomaru.

"Aku tidak mengharapkan maafmu dan aku tidak menghianati ibumu, Sesshomaru. Ibumu sudah meninggal saat usiamu dua tahun." Ucap sang ayah.

"..." Sesshomaru diam, ia sangat kesal. Kedua tangannya terus mengepal erat.

"Mulai sekarang Inuyasha akan menjadi adikmu dan tinggal disini." Ucap sang ayah.

Mengendurkan kepalannya, sesshomaru kembali memejamkan matanya. "Aku mengerti." Ucapnya.

"Kalau begitu, kalian berdua keluar dari ruanganku." Ucap sang ayah.

Sesshomaru dan Inuyasha menundukan tubuhnya sebelum berbalik dan berjalan keluar dari ruangan itu.

O. Kagari Hate The Real World .O

Inuyasha POV

Aku memasuki sebuah ruangan yang mulai sekarang akan menjadi kamarku. Bagiku semua ini terasa asing, kemewahan ini bukanlah aku. Bingung, itulah yang kurasakan saat ini. Padahal tiga minggu yang lalu aku masih menjadi seorang pemuda desa yang sederhana sampai suatu ketika seorang pria paruh baya dengan jas formal mendatangi rumahku dan mengaku jika dia adalah ayahku.

Terdengar gila bukan? Setelah lima belas tahun aku tinggal sendiri, karena ibuku sudah meninggal saat melahirkanku dan memang orang-orang didesaku tidak mengetahui siapa ayahku. Karena itulah aku juga menganggap jika ayahku sudah mati.

Sekarang, orang yang mengaku sebagai ayahku itu terus membujukku untuk tinggal bersamanya. Pada awalnya aku curiga dengan pria itu sampai kemarin ia menunjukan hasil tes mengenai kecocokan DNA ku dengannya. Aku bersedia ikut dengannya kemari karena dia bilang dia akan mengurus dan menyekolahkanku agar aku bisa hidup dengan layak kelak dan setelah itu terserah denganku jika aku akan kembali kedesa atau tetap bersamanya.

Namun sepertinya aku akan menyesali keputusanku itu, baru saja aku masuk kerumah ini aku sudah bertemu seseorang yang sepertinya sangat menyebalkan. Dia adalah anak resmi, ya kubilang resmi kerena orang itu lahir setelah adanya pernikahan berbeda denganku yang lahir karena ketidak sengajaan dari pria yang bisa disebut ayahku itu, dia terlihat sangat dingin padaku atau itu memang sudah sifatnya seperti itu.

Kurebahkan tubuhku disebuah ranjang berukuran king size yang sekarang menjadi milikku? Ha'ah entahlah aku sendiri sulit mempercayai ini.

Cklek

Aku menatap pintu kamarku saat kudengar pintu itu dibuka, disana berdiri orang yang kubilang sepertinya menyebalkan tadi. Dia menatapku dengan pandangan dinginnya dan mulai melangkahkahkan kakinya masuk.

Aku bangun dan mendudukan diriku disisi ranjang, menatap laki-laki yang berjalan mendekat kearahku.

Bug !

Dia mendorongku kebelakang hingga punggungku menyentuh ranjang dibawahku. Dia menarik kerah kemeja yang aku kenakan, dan matanya menatapku dengan tajam. Ada apa dengan orang ini?

Inuyasha POV end

Bug !

Sesshomaru menjatuhkan pemuda yang mulai hari ini menjadi adiknya itu keatas ranjang kingsize dan ia menaiki ranjang itu menarik keras kerah kemeja yang dikenakan pemuda itu.

"Dengar," Ucapnya memastikan pemuda dibawahnya mendengar apa yang akan dikatakannya. "Aku tidak akan pernah mengakuimu sebagai adikku." Ucapnya dingin.

"Akan kupastikan kau keluar dari rumah ini." Setelah itu ia melepaskan kerah Inuyasha dan turun dari ranjang. Ia melangkahkan kakinya keluar melewati pintu dan menutupnya dengan keras.

Blam!

Setelah kepergian orang yang sekarang menjadi kakaknya itu Inuyasha hanya diam, ia menggerakan tubuhnya menghadap ke sisi kirinya. Ia menarik salah satu bantal putih diatas ranjangnya.

"Kuso." Gumamnya seraya mencengkram erat bantal itu.

To be continue

Inilah fic hasil kerja keras selama satu bulan, maaf jika mengecewakan :3

Adakah yang bersedia untuk mereview fic gaje ini?

Review please?