Mohon pengertiannya tentang cerita ini. RnR please! Warning: diatus, maybe GaJe

Robotku

Di dunia masa depan, semua tidaklah sama. Teknologi berkembang, daya pikir manusia menghendaki semua serba enak. Manusia tinggal duduk-duduk saja dan menikmati hasil kerja dengan rasa puas. Yang mengerjakan tentu saja, ROBOT.

Produksi robot sudah menyebar ke seluruh dunia. Pabrik robot terbesar adalah Uzumaki's Robot. Keluarga Uzumaki mempunyai seorang anak gadis satu-satunya untuk meneruskan perusahaan ayahnya. Yaitu, Uzumaki Kushina.

.

.

.

"Ayah, aku tidak butuh pengawal! Sungguh!", tegas seorang gadis berambut merah panjang.

"Tapi, kau adalah pewaris Uzumaki's Group, Kushina! Kau butuh penjagaan! Para penjahat pasti mengincarmu!"

"Aku bisa bertarung ayah! Aku bisa pakai senjata dan aku bisa naik kendaraan! Lagipula aku sudah punya robot penjaga!", kata gadis yang ternyata bernama Kushina itu berkeras.

"Kau masih SMU! Kau tidak boleh pakai senjata dan kau belum boleh naik kendaraan! Lagipula robot itu sudah kuno, Kushina! Robot itu tidak bisa menjagamu karena bentuknya yang mencolok sekali!"

Kushina menatap robot yang tidak jelas wajah dan bentuk tubuhnya. Robot itu berdiri tegap di sampingnya tanpa berbicara sedikitpun.

"Tapi orang lain aman-aman saja, kok! Semua murid di sekolahku memakainya, kok!"

"Kau berbeda, Kushina! Kau pewaris sah perusahaan kita!"

"Terserahlah!", kata Kushina akhirnya sambil berdiri meninggalkan ruangan ayahnya itu. Robot dibelakangnya mengikutinya dengan gerakan yang kaku.

Tiba-tiba sekelompok orang berbaju hitam dan seorang pria berjas putih masuk dan menangkap robot itu. Kushina yang terkejut langsung berteriak.

"Apa-apaan ini?!"

"Robot ini akan kami teliti untuk membuat sebuah robot model baru yang lebih canggih.", kata pria berjas putih sambil membetulkan letak kacamatanya.

"Apa?! Sudah kubilang aku tidak butuh, ayah!"

"Kau harus memakainya! Ayah tidak mau kau kenapa-kenapa!", kata ayahnya tegas sambil menekan tombol off di punggung robot itu. Robot itu pun lunglai seketika.

"Ayah, kembalikan robotku!"

"Besok ayah akan mengembalikannya dalam bentuk terbaru! Ngomong-ngomong, bagaimana tipe cowok kesukaanmu?", kata ayahnya.

"Yang pasti, tidak seperti ayah!", Kushina mendengus kesal dan berlari ke kamarnya.

.

.

.

Keesokan paginya, Khusina berangkat ke sekolah tanpa pengawalan. Dia bahkan tak bicara dengan ayahnya pagi ini. Dia benar-benar kesal dan sangat tidak suka pada orang yang over-protective. Apalagi padanya.

Di sekolah, Mikoto, teman sekelasnya langsung menghambur menemuinya.

"Lho? Kushina-chan? Mana robotmu?", tanyanya.

"Diambil ayah!", kata Kushina kesal sambil melihat robot Mikoto yang mengikuti di belakang majikannya.

"Kenapa?"

"Mau diganti dengan yang baru katanya."

"Oh, baguslah."

"Apanya? Ayahku itu menyebalkan tau! Over-protective banget!"

"Kenapa? Kamu tidak mau robot baru?"

"Nggak! Aku bisa jaga diri, kok!"

"Tapi wajarlah kalau ayahmu sayang padamu. Dia pasti tidak mau kamu kenapa-kenapa."

"Iya! Tapi aku tetap saja tidak suka! Dia pakai nanya tipe cowokku lagi!"

"Hah? Buat apa?"

"Tau!"

"Ya, sudah. Kita masuk kelas saja!", kata Mikoto sambil menggandeng tangan Kushina. Kushina hanya tersenyum melihat sahabatnya yang periang itu.

Uchiha Mikoto, dia merupakan sahabat Kushina sejak kecil. Mereka bertemu sejak ayah Mikoto berkunjung ke rumah Kushina untuk berdiskusi mengenai pekerjaan dengan ayah Kushina. Ketika itu, Mikoto ikut dan bertemu dengan Kushina. Akhirnya mereka berteman dan ketika SMP, mereka masuk sekolah yang sama dan sekelas.

Sepulang sekolah, Kushina langsung masuk ke kamarnya. Setelah berganti pakaian, Kushina segera turun menuju ruang makan.

"Kushina, kau sudah pulang rupanya.", kata ayahnya tiba-tiba masuk.

"Hn", jawab Kushina singkat karena sangat kelaparan.

"Robotmu sudah diperbaiki."

"Oh ya?", tanya Kushina sedikit antusias karena makanan yang ditunggunya sejak tadi telah datang.

"Tapi, dia akan dibawa kemari setelah makan."

"Owh..."

Kushina makan dengan lahapnya, sementara ayahnya hanya duduk di depannya. Menatap putri semata-wayangnya.

Selesai makan, Kushina hendak balik ke kamarnya namun dihadang ayahnya.

"Duduklah dulu! Robotmu akan datang!"

"Tapi aku mau mengerjakan PR, ayah!"

"Duduk dulu!"

Kushina mendecak kesal tapi tetap menurut.

"Nah, akan ayah persembahkan..."

Ayahnya terdiam sejenak. Kushina mulai bosan. Ayahnya berlebihan sekali

"Namikaze 001-238-4"

Tiba-tiba, pintu terbuka dan Kushina kaget sekali. Seorang cowok tampan masuk dan berdiri di samping ayahnya. Cowok berbaju butler itu menatap Kushina dengan lembut. Semburat merah muncul di pipi Kushina tapi dia pura-pura tidak memperhatikan.

"Nah, inilah robot untukmu. Dia akan menjagamu mulai sekarang!"

"Apa?! Ayah, sudah kubilang aku tidak butuh robot model baru!"

"Tapi, ini berbeda! Dia lebih menyerupai manusia. Nama robot ini, Namikaze Minato."

Robot itu mendekatiku dan menjulurkan tangannya. Gerakannya sama sekali tidak kaku. "Nona, mohon pengertiannya. Mungkin anda menolak saya, tapi saya akan berusaha.", ujarnya.

"Kau bisa bicara?"

Cowok, eh? Robot itu hanya tersenyum ramah.

"Tentu saja, Kushina! Dia robot jenis baru!", celetuk ayahnya.

Kushina memelototi ayahnya.

"Robot itu akan menjagamu dimana-mana! Dia akan ikut ke sekolahmu. Mendaftar menjadi murid disana. Dia juga akan ikut ke kamarmu."

"APA?! Ke kamarku! Ayah! Dia itu kan cowok!"

"Kushina, dia itu robot."

"Tapi...!"

"Maaf kalau ini lancang. Tapi saya ini robot. Saya tidak akan mengganggu anda. Sungguh..."

"Uuh..."

"Robot tidak punya perasaan, Kushina. Supaya kau aman dimana saja!", kata ayah Kushina.

Kushina cuma memelototi ayahnya lagi.

"Nah, senang-senang dengan robotmu, ya!", kata ayah Kushina.

"Terserah!", kata Kushina sambil berlari ke kamarnya.

"Nona! Tunggu!", panggil Minato sambil mengejar majikannya itu.

.

.

.

"Perkenalkan, namaku Namikaze Minato."

Para siswa cewek saling berbisik-bisik. Kushina hanya menatap keluar jendela.

"Ada pertanyaan?", seru guru mereka menenangkan suasana.

Seorang gadis mengangkat tangannya, "Namikaze-san, punya pacar, tidak?"

Kushina mulai tertarik. Minato terdiam, "Ng...Tidak."

~TBC~

RnR, minna~