Title : U Get It Wrong

Author : Cho-i Myungsoo(ffn) aka Phoenix Channie (fb)

Main Cast : KaiDo

Other Cast : ChanBaek, HunHan, etc(others maybe nyusul)

Genre : Romance, Angst, Humor

Rate : T-(M later)

Length : 1 of ± 4 Chapter

Disclaimer : Kai milik Dio, Dio milik Kai. Dan mereka berdua milik Phoenix! XD*Dikirim ke dorm SHINee XD* Ide dan cerita punya Phoenix!

Summary : Ini bukan kehendak Kai, apalagi Dio. Semua ini hanyalah rancangan takdir yang akan menyatukan mereka nantinya.*Bad summary (-.- ")a* A KaiDo/KaiSoo fic. With ChanBaek, HunHan, etc.

Warning : YAOI, abal2, gak sesuai EYD, alur ngebut, Thypo(s), aneh.

A/N : Annyong~ ff super gaje ini tercipta karena ke-galauan hati Phoenix. Pengen mewek aja bawa'annya. *Curcol* But, i promise that, i only have a happy ending. Ini fic angst pertama yg Phoenix post. Padahal ide angst yg lain udah lama dapet. Eh, malah cerita jadi 6 jam ini yg kelar. Buat Hyunnie, saeng-ku yang manis. Ini nih, eon bawain epep KaiDo. Hope u n all of readers like it.

PROMOSI: Bagi para KaiDo Shipper, silahkan gabung di grubnya yang ada di FB. Nama groupnya: KaiDo Shipper. groups/508789152473265/

NO FLAME Please~

Happy Reading ^^~

Dio Pov

Ok, aku tahu mungkin ini semua memang kesalahanku, karena terlalu percaya padanya. Seharusnya aku tahu, di dunia ini tidak ada yang gratis. Setiap kebaikan pasti ada imbalannya. Tapi aku tak menyangka kebaikan keluarganya yang mau mengadopsiku-anak malang ini. Harus dibayar dengan tubuhku. Pilu, rasanya sakit sekali, dadaku benar-benar sesak. Bodohnya aku percaya akan sifat lembut dan manisnya. Menganggapnya sebagai seorang adik manja yang membutuhkan kasih sayang. Dan dengan lugu, ahni, dengan babbonya aku berlagak menjadi hyung-tiri- yang sangat baik dan pengertian untuknya. Namun apa yang kudapat? Saat kau pulang dalam kondisi mabuk, kau mengungkapkan semua pikiranmu terhadapku yang kau pendam selama ini.

"Aku benci memanggilmu dengan sebutan hyung. Itu sama sekali tak cocok untukmu! Aku tak sudi menjadi dongsaengmu, aku tak rela. Aku tidak suka saat kau dan appa tertawa bersama-sama, bahkan untuk hal yang sama sekali tidak lucu! Kumohon, lepaskan marga Kim dari namamu. Pergilah, aku tak butuh siapapun untuk menemaniku. Appa boleh saja memungut gelandangan diluar sana, siapa saja, asalkan bukan kau!"

Tuhan, apa aku melakukan kesalahan? Kenapa kau begitu kejam padaku? Tidak cukupkah dengan nasibku yang kehilangan kedua orangtua? Aku bersyukur, setidaknya masih mempunyai Baekhyun hyung, kakakku satu-satunya. Dan kemudian kau mengirimkan namja bermarga 'Xi' itu untuk memisahkan aku dengan Baekhyun hyung. Satu-satunya alasan yang membuatku bertahan dalam kehidupanku yang menyedihkan ini. Dan sekarang apa? Setelah akhirnya ada seseorang yang mau mengadopsiku dari panti itu. Apa yang ku dapat? Miris sekali, nasibku berakhir di tangan namja yang bahkan lebih muda setahun dariku. Aku tahu, tuan Kim mengadopsiku guna menemani anaknya yang sedikit berbeda dengan anak lain pada umumnya. Ia lebih sering diam, dan bicara seperlunya. Tapi untuk menemaninya dalam memuaskan nafsu bejatnya? Oh, ini tak beda jauh dengan pekerjaan menjadi pelacur! Bedanya disini, bukan uang imbalan atas 'jasa'ku. Tapi, rumah untuk bernaung. Kenapa nasibku, seperti ini? Aku berharap, semoga saja nasib Baekhyun hyung jauh lebih baik dengan keluarga barunya.

"Akh!"

Lihat seberapa kasar permainannya semalam. Aku yakin, holeku lecet, atau mungkin sobek. Bisa kurasakan darah segar kembali mengalir dari bawah sana. Padahal saat dia merebut ke 'Virginan'ku kemarin, sudah banyak darah yang kukeluarkan. Apa ini? Air mata lagi? Tak kusangka masih tersisa disana, kukira telah habis kugunakan untuk menangis dari kemarin.

"H-hyung, kau tidak apa-apa?!" Ini dia majikanku yang khawatir terhadap budak seksnya semalam. Jadi sekarang kau peduli padaku? Kenapa kau terlihat begitu menikmatinya saat menyiksaku waktu itu? Kenapa baru sekarang? Apa kau khawatir budak ini tidak bisa memuaskanmu lagi?

"Jauhkan tangan nistamu dariku!" Huh, kau terkejut? Apa baru kali ini, kau dibentak tuan muda Kim Jongin?!

"Apa maksud ucapanmu, hyung?" Na'as. Setelah dia merebut hal terakhir yang kujaga-selain Baekhyun hyung-, dan sekarang apalagi ini? Dia tak ingat dengan perbuatan keji dan ucapannya padaku tadi malam?

"Aku sarankan tuan muda Kim. Jika kau ingin melampiaskan nafsumu, carilah yeoja jalang di luar sana. Tiduri sebanyak yang kau mau! Dan untuk perintah tuan muda, akan aku laksanakan. Aku akan menanggalkan marga Kim, dan pergi dari istana anda secepatnya. Saya hanya meminta, izinkan saya membersihkan diri dari noda yang saya yakin, tidak akan luntur ini."

"H-hyung, aku sama sekali tidak bermaksud-"

"Memperkosa saya? Tenang tuan, saya mengerti bagaimana posisi saya saat ini. Saya cukup tahu diri, untuk menganggap yang semalam sebagai bayaran karena keluarga anda telah berbaik hati menampung saya selama 6 bulan ini-"

PLAK!

"Mi-mianhae hyung, aku tidak sengaja." Apa penderitaan yang kau berikan padaku terasa belum cukup, hingga kau menampar pipiku?

"Tentu saja tuan, saya permisi. Saya janji, setelah selesai membersihkan diri, anda tidak akan pernah lagi melihat wajah ini, Tuan Muda Kim Jongin yang terhormat."

BLAM!

Normal Pov

Sepeninggalan Dio, Kai jadi lebih dingin dari sebelumnya. Lebih tepatnya, tak seperti hidup. Namja tampan itu terlihat awut-awutan. Ia bahkan tak bicara sedikitpun. Saat tuan dan nyonya Kim menanyakan tentang kepergian Kyungsoo padanya, ia tak berkomentar apapun. Hanya diam seperti patung. Hingga dengan semua pemikiran yang ada, Umma dan Appa-nya menganggap, bahwa Kyungsoo tidak merasa senang hidup bersama mereka. Dan untuk hal diamnya Kai, mereka berasumsi, Kai merasa kehilangan sosok Kyungsoo hyung-nya. Mereka sudah mengirim orang untuk mencari Kyungsoo sejak sebulan yang lalu. Namun nihil, ia bagaikan lenyap ditelan bumi. Akhirnya umma dan appa Kai memutuskan untuk mengadopsi lagi. Seorang namja bernama Oh Sehun, yang kini telah berubah menjadi Kim Sehun. Walau sebenarnya orangtua Kai masih berharap bisa menemukan Kyungsoo. Karena bagi mereka, Kyungsoo sudah seperti anak sendiri. Kakak Jongin yang hangat dan pengertian.

"Nak, perkenalkan. Dia Sehun, saudara angkatmu. Karena dia hanya beberapa bulan di bawahmu, maka appa rasa, kalian bisa akrab. Appa rasa, lebih baik Sehun menempati kamar yang sama denganmu. Biar kalian cepat akrab, seperti dengan Kyungsoo dulu."

Tak ada jawaban dari Kai, hanya perubahan wajahnya saat appa-nya menyebut nama Kyungsoo. Sungguh, hanya dengan mendengar nama itu saja, membuat Kai kembali mengingat rasa bersalahnya. Kai merogoh sakunya, dan memberikan kunci cadangan kamarnya ke Sehun. Kemudian pergi keluar tanpa sepatah katapun-seperti biasanya.

"Umm... A-appa, u-umma, lebih baik aku menempati kamar yang berbeda saja. Sepertinya Jongin tidak terlalu senang." Lidah Sehun sedikit gatal saat mengucapkan kata appa dan umma barusan. Tentu saja, setelah bertahun-tahun ia tak pernah memakai sapaan tersebut, lidahnya terasa kaku. Sehun merasa tidak enak hati, karena sikap Kai yang hanya diam, dan pergi keluar setelah kedatangannya. Walaupun namja berkulit tan itu sempat menyerahkan kunci ke tangannya tadi. Tapi tetap saja, Sehun merasa Kai tidak terlalu menyukainya.

"Ah jangan di pikirkan chagi, itu bukan karena kau. Nanti umma ceritakan semuanya. Yang terpenting sekarang, kau mandilah dulu. setelah itu turun ke bawah, makan bersama umma dan appa. Umma akan menjelaskan alasan kenapa sikap Jongin seperti itu. Dan umma harap, kau bisa memahaminya. Kemudian membantunya kembali menjadi seperti dulu. Seperti saat Kyungsoo masih ada disini." Raut wajah nyonya Kim langsung berubah sedih. Tuan Kim berusaha menenangkan anae-nya itu dengan mengusap lengannya. Sehun hanya mengerinyit,'Kyungsoo, nugu?'

"Ne umma, appa, aku mandi dulu."

17:00 KST

Semilir angin sore menerpa kulit namja tampan itu. Entah kenapa cuaca terasa makin dingin, membuat syaraf-syaraf membeku. Terlihat dari orang-orang yang di lewatinya, di jalan pertoko-an. Mereka menggunakan mantel rajut yang tebal, namun tetap saja mengelus-elus lengan mereka. Untuk mendapatkan kehangatan lebih. Berbeda dengan Kai yang hanya menggunakan kemeja hitam lengan pendek dan celana jeans selutut. Namun entah kenapa, namja berkulit tan ini tak merasa kedinginan sedikitpun. Apakah ia telah mati rasa? Mungkin saja. Tiba-tiba saja langkahnya terhenti. Ia memperhatikan butiran-butiran kecil berwarna putih yang jatuh dari langit. Kai menengadahkan tangannya, menampung salju yang turun. Ia sedikit menarik ujung bibirnya kesamping, hingga membentuk sebuah senyuman yang tipis. Benar-benar tipis, hingga tak bisa di pastikan, apa ia benar-benar tersenyum atau tidak. Namun beberapa saat kemudian, setetes cairan bening mengalir dari sudut matanya. Ia menggenggam salju di tangannya, hingga salju itu mencair seketika.

"Kyungsoo." Setelah sebulan tanpa bicara, itulah hal pertama yang keluar dari mulut Kai. Nama seorang namja yang pernah disakitinya. Walau dengan cara tak sengaja. Saat Kai menatap lurus ke depan, tiba-tiba ia di kejutkan dengan apa yang di lihatnya. Mata Kai membulat sempurna, dan tertuju pada satu titik di depan sebuah toko permen. Dimana seorang namja cantik tengah asyik menjilat permen apel-nya, sembari menggandeng tangan namja lainnya yang tak kalah cantik. Mereka terlihat bercanda gurau dengan akrabnya, menuju mobil putih yang terparkir di ujung jalan. Semua seperti bergerak lambat, saat namja yang mengemut permen itu memasuki mobil.

"K-kyungsoo?" suara Kai terdengar serak saat menyebutkan nama itu. Nafasnya terasa tercekat, sulit untuk bersuara. Mesin mobil putih itu telah berbunyi. Kai berusaha mengeluarkan suaranya lebih keras lagi.

"Kyungsoo!"

Namun, suara Kai tidaklah cukup keras. Terlihat mobil itu mulai menjauh dari pandangan Kai. Segera saja ia berlari mengejar mobil itu.

"Kyungsoo!" teriaknya lagi, dan lagi, namun percuma. Karena mobil itu telah meninggalkan Kai jauh di belakang. Hingga akhirnya menghilang di antara salju yang putih. Kai tak mampu lagi menahan rasa lelah di kakinya, hingga ia jatuh merosot. Duduk bersandar pada tembok pagar sebuah rumah, di antara tumpukan salju.

'Babbo!' umpatnya pada diri sendiri di dalam hati. Setelah itu, Kai merasakan pandangannya mengabur. Dan hal terakhir yang di lihat Kai, sebelum ia tak sadarkan diri adalah wajah seseorang yang mendekatinya dengan wajah cemas.

"Gwaenchanyeo? Gwaenchanyeo?"

'Kyunggie.' Dan setelahnya Kai tak sadarkan diri.

24:00 KST

"Chagi, otthokaji? Ini sudah tengah malam, tapi Jongin tak kunjung pulang. Aku khawatir terjadi sesuatu yang buruk padanya." Lirih nyonya Kim yang menunggu kedatangan anak tunggalnya itu di depan pintu. Sementara Tuan Kim memeluk anae-nya sambil mengusap-usap punggungnya.

"Tenanglah chagi, aku yakin Jongin baik-baik saja. Anak kita sudah dewasa, dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri."

"Hiks tapi.."

"Uljima, mungkin dia hanya menginap di rumah temannya. Aku akan mencoba menghubungi teman-temannya." Akhirnya nyonya Kim sedikit tenang, dan kembali masuk ke dalam kamar mereka.

Sementara itu, Sehun yang sebenarnya belum tidur, memperhatikan semuanya dari tangga atas. Ia segera masuk ke dalam kamarnya saat 'umma dan appa' baru-nya melwati tangga.

"Umma yang overprotektif, dan anak yang pendiam dan sedikit aneh. Hufft~ semoga saja aku bisa betah di keluarga ini." Ujar Sehun malas, dan berjalan menuju kasurnya-dan Jongin-.

08:00 KST

"Ah, apakah kau sudah bagun? Apa kau sudah tidak apa-apa? Masih pusing? Kau butuh sesuatu? Mau kuambilkan minum? Atau makanan? Dan siapa namamu?"

'Cerewet.'

Kai baru saja bagun dari pingsannya, kepalanya masih pusing dan sedikit berdenyut. Tapi namja yang duduk di tepi ranjangnya ini sudah sangat berisik. Menyerbu Kai dengan pertanyaan-pertanyaannya yang kelewat banyak. Kai tidak menjawab semua pertanyaan namja yang menurut Kai, lumayan manis itu. Yah walau suaranya tak semanis wajahnya. Apalagi sifatnya, cerewet. Kai tidak suka orang yang terlalu banyak mengoceh. Kai tidak menjawab bukan karena tidak tahu harus menjawab yang mana dulu. Tapi, ia memang tidak berniat untuk menjawabnya. Ia sibuk memperhatikan setiap sudut kamar yang tak semewah kamarnya itu.

"Oh ne, aku tidak sopan. Harusnya aku memperkenalkan diriku dulu. Annyonghasseyeo, naneun Park Chanyeol imnida. Kau bisa memanggilku Chanyeol. Atau... Happy Virus juga boleh, teman-temanku sering memanggilku begitu. Itu karena aku sering berbagi kebahagiaan dengan semua orang, hahaha." Seru namja bernama Chanyeol itu dengan menggebu-gebu.

'Great, aku di selamatkan oleh namja manis, yang selain bersuara seperti toa(?), dan berbicara seperti petasan meletus. Dia juga memiliki creepy smile. Great!'

Merasa tidak mendapat jawaban, Chanyeol memperhatikan arah pandang mata Kai yang mendelik setiap sudut kamarnya. Sampai Chanyeol melihat, mata Kai berhenti di suatu titik. Di sebuah potret yang menampakkan namja yang-kalau Kai tak salah mengingat- bernama Chanyeol, dengan seorang namja imut yang sedang ia gendong di punggungnya. Chanyeol menggunakan kaos berwarna biru laut, dan namja imut itu menggunakan kemeja lengan pendek berwarna putih. Dengan berlatarkan pantai yang indah dan cuaca yang cerah. Mereka berdua tersenyum, terlihat sangat bahagia.

Foto itu mengingatkan Kai pada Kyungsoo. Saat pertama kali Kai tertawa berkat tingkah konyol hyung-nya itu, yang berkali-kali terjatuh ketika bermain air. Sampai-sampai seluruh tubuhnya basah kuyup. Bahkan, hidungnya juga sempat kemasukan air. Hingga ia terbatuk-batuk tanpa henti. Dan ketika ingin pulang di sorenya, Kai terpaksa menggendong namja manis itu di punggung. Karena sangat kelelahan, bermain di pantai seharian. Kai masih ingat igauan Kyungsoo saat dia tertidur di punggungnya yang hangat.

'Menyenangkan, aku ingin mengajak Kai kesini lagi...'

"Nugu?" kata pertama yang di keluarkan Kai untuk Chanyeol, setelah sebelumnya tidak menjawab apapun pertanyaan dari namja itu. Chanyeol sedikit takjub juga ketika Kai bersuara, 'kukira dia bisu.' Pikirnya dalam hati. Chanyeol mengambil foto itu kemudian memberikannya ke tangan Kai.

"Dia itu Byun Baekhyun, namjachingu-ku. Kami jadian 1 tahun yang lalu. Imut bukan?" ujar Chanyeol yang kembali menggebu-gebu. Kai hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tertttt Tertttt Tertttt

"Ah mian, tunggu sebentar eoh? Baekki-ku menelpon" ucap Chanyeol seraya menunjuk layar ponselnya yang memperlihatkan panggilan dari sebuah nomor dengan potret namja di foto tadi, atau Baekhyun. Bedanya, di gambar si pemanggil, terdapat foto Baekhyun yang sedang tertidur dengan Topless. Segera chanyeol menutup layar ponselnya, saat mengingat gambar itu yang dia gunakan sebagai i-con untuk Bacon-nya.

'Poin satu lagi, otak pervert.'

BLAM!

"Hi chagi, kenapa menelpon, boggoshipo?"

"A-ahniyo, siapa yang rindu? Aku hanya ingin tanya, ke-kenapa kau meninggalkanku dalam keadaan 'berantakan' kemarin?" Chanyeol yakin, wajah Baekki-nya sudah seperti kepiting rebus sekarang.

"Haha mian Bacon-ah~ Aku punya firasat buruk kemarin, makanya pulang. Dan ternyata benar! Apa kau mau melanjutkan ronde kemarin~?" goda Chanyeol.

"A-andwaeyo, dasar pervert! Apanya yang benar?"

"Kau mengalihkan. Itu, ada namja yang pingsan di depan rumahku. Kalau tidak kuselamatkan, bisa mati beku dia."

"Woaa Yeollie seperti super hero~ Eh, apa namja itu MANIS?! Dan, aku tidak mengalihkan. "

"Hmm... bagaimana yah? Kulitnya eksotis, sangat seksi." Chanyeol bersusah payah menutupi suara cekikan tawanya dengan tangan. Senang rasanya menggoda namja imut itu.

"What, SEKSI?! Lihat saja, aku akan kesana dan membakarnya hingga gosong! Kita lihat, apakah namja itu masih SEKSI menurutmu?!" Chanyeol sudah tidak tahan lagi, tawanya pun akhirnya pecah.

"Buahahaha memangnya kau bisa apa dengan tangan kecil begitu, Baekki? Membakar lilin ulangtahun? Hahaha." Emosi Baekhyun semakin tersulut, wajahnya sudah memerah sekarang.

"Oh ya? Lihat saja, kalau aku tak cukup. Maka aku akan meminta bantuan pada Luhannie hyung, dan soo-ie ku!"

"Nde, mari kita lihat. Apa yang bisa di lakukan 3 pasang tangan kurcaci? Hahaha." Kali ini Chanyeol benar-benar tertawa terpingkal-pingkal di buatnya. Bahkan namjachingunya yang kelewat imut itu berencana meminta bantuan pada hyung dan dongsaengnya, untuk lelucon yang dibuat Chanyeol? Oh betapa namja bergelar Happy virus ini begitu mencintai Baehyunnie-NYA yang menggemaskan.

"Awas ya, kubuat jadi gosong beneran namja jelek itu! Tunggu aku, Yeollie jangan kemana-mana!" Pip! Chanyeol menjauhkan telinganya dari ponsel, kemudian tertawa sambil memegangi perutnya yang sudah tegang sedari tadi.

"Buahahahaha membunuh semut saja tidak berani, mau bakar orang katanya? Hahaha aduh... aduh perutku." Chanyeol berjalan ke kamar kecil, masih dengan tangan yang memegangi perutnya. Ia mau pipi*... sifat lugu Baekhyun benar-benar membuat perutnya sakit. Setelah keluar dari kamar mandi(dan mencuci tangan pake sabun), Chanyeol teringat bahwa tamunya belum sarapan. Jadi ia putuskan untuk membuat sandwitch dan Jus jeruk.

Chanyeol's room

'Double poin untuk gila!' ucap Kai menambahkan poin yang entah untuk polling apa, terhadap sifat Chanyeol.

Baekhyun House

"HANNIEEEEE... SOO-IEEEEEEE... BANTU AKU MEMBAKAR SELINGKUHAN YEOLLIE!"

Sontak semua yang mendengar teriakan Baekhyun barusan terjengkang dari kasur, dan menutup telinga dengan posisi tentara tiarap di lantai.

TBC

Gyaa mianhae, moment KAIDOnya pas angst. . *di timpuk lemari* Kan udah Phoenix bilang, lagi nge-galau~*di sambit* Ok, Phoenix punya banyak utang FF ama readers-nim*malah nambah utang ( " -.-)a*, benar2 lg nggak connect ama ntu FF dua-duanya.#plak! Tapi Phoenix janji, yg ini bakal selesai ± 4 Chap. *Dikejar2 Readers sekampung*

Pay Pay~ Please give me ur Review, so i could be the best! ~(O3O)~