Kakkoii-chan presents

Team Kakashi's Special Mission : Sasusaku Operation

Naruto (c) Masashi Kishimoto

Warning! OOC parah, garing, geje-ness, minim deskrip, mekso *?*

Don't Like Don't Read!

.

.

Chapter 5 : Kiss Her

.

.

Sejak kejadian di Ichiraku ramen saat itu, mood Sasuke makin hari makin memburuk. Selalu saja uring-uringan tidak jelas, membuat Naruto yang memang dasarnya mudah terpancing ikut menanggapi. Kalau saja sebatas mulut, Kakashi sebenarnya tidak akan ambil pusing, masalahnya tubuh dua murid laki-lakinya ini juga tak bisa diam. Sudah berisik, menimbulkan luka fisik pula. Kalau keduanya kehabisan tenaga atau luke terlalu parah, siapa yang repot, Kakashi juga kan, begitu pikir lelaki berambut perak ini.

Selain moodnya yang seperti wanita pasca menopause, Sasuke juga seolah berusaha menghindari Sakura. Rupanya harga diri sebagai seorang Uchihanya benar-benar hancur. Kakashi dan Naruto juga tidak bisa berkata apa-apa selain membiarkan kondisi kejiwaan Sasuke kembali seperti semula.

"Sebenarnya aku yakin seratus persen, Sakura-chan sebenarnya masih menyukai Teme," ujar Naruto pada Kakashi ketika Sasuke sudah menghilang dari pandangan setelah sesi latihan—yang untungnya tidak sepanas biasanya—pada hari ke tujuh pasca insiden Ichiraku ramen.

Kakashi mengangguk, "Aku juga berpikiran seperti itu, tapi.." ia menghentikan kalimatnya di tengah-tengah untuk menarik napas kemudian meneruskan, ".. kita tidak memiliki bukti apapun."

Dan keduanya hanya bisa saling berpandangan penuh makna tanpa bisa berbuat apapun. Mau bagaimana juga, kalau yang bersangkutan tidak bergerak mereka juga tidak bisa bergerak.

.

~ Team Kakashi's Special Mission : Sasusaku Operation ~

.

Tapi sepertinya nasib masih belum lelah menggoda iman si pemuda Uchiha ini. Pertemuan dengan sang gadis pujaan tak terelakkan lagi. Di jalanan Konoha yang ramai keduanya bertemu secara tidak sengaja. Mau kabur tidak bisa—Uchiha tidak pernah kabur dari apapun!—apalagi mau bersembunyi, akhirnya Sasuke hanya bisa menerima dengan pasrah apapun yang akan di lontarkan oleh sang gadis yang menolaknya bahkan sebelum ia mengeluarkan suara 'su' dari kata 'suka'.

"Sasuke!" sapa gadis itu ceria, mendekati Sasuke yang seperti biasa, berwajah datar. "Rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu." Dalam hati Sasuke mengumpat, tentu saja tidak bertemu, ia kan memang sengaja menghindari si gadis bersurai merah muda itu. "Aku jadi kepikiran," lanjut si gadis dengan nada sedih.

Mau tak mau rasa penasaran Sasuke terusik. "Kepikiran soal?"

"Pembicaraan kita waktu itu. Waktu di Ichiraku ramen," jawab si gadis masih dengan nada yang sama. "Setelah pertemuan itu, aku terus saja memikirkannya," Sakura menghela napas panjang, memandang Sasuke dengan tatapan yang sulit diartikan.

Napas Sasuke terasa tercekat di tenggorokan. Apa jangan-jangan setelah itu Sakura terus memikirkan kata-katanya, kemudian gadis itu jadi mengingat kembali bagaimana perasaannya pada Sasuke sebenarnya belum berubah? pikir Sasuke tanpa bisa ditahan. Memang sih, selama berhadapan dengan putri keluarga Haruno ini ia belajar untuk tidak terlalu berharap yang muluk-muluk, tapi.. bisa saja kan, kali ini gadis itu benar-benar menjawab harapannya?

"Jangan-jangan kau marah padaku ya?"

Eh? Kalimat barusan sama sekali di luar dugaan Uchiha terakhir ini. "Marah?" tanya Sasuke bingung.

Gadis itu mengangguk. "Iya, kau marah karena tidak mendengarkan ceritamu. Karena aku tidak membantumu mendekati gadis itu. Benar begitu kan, Sasuke?" cecar Sakura tanpa ampun sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Sasuke seolah tak akan membiarkan pemuda itu kabur sebelum mengkonfirmasi kalimatnya tadi.

Otak Sasuke serasa berhenti berfungsi. Pertama, karena jawaban Sakura yang sangat jauh dari perkiraan. Kedua, karena wajah Sakura yang terlalu dekat dengan wajahnya, membuat darah yang seharusnya mengalir ke otaknya malah mengalir ke wajahnya.

"Aku sama sekali ti—"

"Tidak usah berbohong seperti itu, Sasuke, aku mengerti," potong Sakura dengan senyum yang sedikit dipaksakan. "Aku berjanji Sasuke, aku akan membantumu sebisa mungkin. Aku akan mendengarkan ceritamu tentangnya, tenang saja."

"Kau—"

"Tidak perlu malu, Sasuke. Aku tahu laki-laki sepertimu memang susah mendekati perempuan, tapi kurasa tidak akan ada perempuan waras yang akan menolakmu," ujarnya lagi tanpa menghiraukan kata-kata apapun yang akan keluar dari mulut Uchiha bungsu ini.

"Jadi, jangan sungkan. Pintu rumahku selalu terbuka kalau kau membutuhkanku," Sakura tersenyum lebar, kemudian berjalan meninggalkan Sasuke dengan kata-kata yang tertelan kembali ke tenggorokannya.

.

~ Team Kakashi's Special Mission : Sasusaku Operation ~

.

"KAU SERIUS TEME?" teriak Naruto sembari berdiri dari tempat duduknya.

Sasuke buru-buru menutup telinganya demi menghindari kerusakan gendang telinga akibat suara Naruto yang luar biasa mengganggu pendengaran orang normal. Sebuah tatapan memperingatkan tak lupa ia layangkan, yang hanya dibalas dengan senyum kecut.

"Tentu saja aku serius. Untuk apa aku mengada-ada," jawab Sasuke ketus.

"AH-! Aku tidak mengerti sama sekali dengan jalan pikir Sakura-chan," keluh Naruto, kembali menjatuhkan tubuhnya ke kursi di ruang tengah kediaman Sasuke. "Kau yakin tidak merusak otaknya ketika kau membuatnya pingsan waktu kau meninggalkan Konoha?"

Sasuke kembali mendelik.

Kakashi sedari tadi diam, mencoba menganalisis masalah yang dialami dua muridnya yang sama-sama payah dalam hal percintaan ini, mencoba mencari jalan keluar. Melihat tampang serius senseinya yang bagaikan memikirkan rencana untuk misi kelas S yang berbahaya, Naruto pun bertanya, "Kau memikirkan apa Kaka-sensei?"

"Mungkin pernyataan Sakura itu bisa membantu keberhasilan misi kita ini," jawabnya serius.

Sasuke dan Naruto saling berpandangan, kemudian serentak bertanya, "MAKSUDNYA?"

.

~ Team Kakashi's Special Mission : Sasusaku Operation ~

.

Sasuke menarik napasnya dalam-dalam, mencoba menguatkan diri. Kalau memang benar perkiraan Kakashi, ia bisa menjadikan kesempatan ini untuk menyatakan perasaannya yang sesungguhnya pada Sakura.

Belum sempat ia mengetuk pintu kantor Sakura di rumah sakit, pintu bewarna putih itu sudah menjeblak terbuka, menampilkan sosok gadis berambut merah muda dari dalam.

"Sasuke? Ada apa kemari? Kau terluka?" cecar Sakura terlihat khawatir. Mata hijau emeraldnya langsung menggerayangi seluruh tubuh pemuda di depannya, mencari adanya luka atau apapun itu di sana.

Sasuke buru-buru menggeleng. "Aku hanya ingin menagih janjimu waktu itu," jawabnya pelan. "Kau ada waktu sekarang? Sedang istirahat siang kan?"

Wajah Sakura seketika berubah. "Maafkan aku Sasuke, aku ingin sekali mendengarkannya, tapi baru saja Tsunade-shishou memanggilku. Bagaimana kalau setelah urusanku selesai? Kau keberatan?" ujar gadis itu penuh penyesalan.

"Ti-tidak masalah. Kapanpun kau ada waktu," Sasuke berkata pelan.

Sakura meraih tangan Sasuke, meremasnya pelan. "Begitu aku selesai, aku akan mencarimu. Tidak ada misi dalam waktu dekat kan?"

Lagi-lagi serangan tak terduga dari Sakura, runtuk Sasuke kesal sekaligus senang. Mati-matian ia menahan agar jangan sampai wajahnya berubah ekspresi. "Hn."

Tapi sepertinya mereka tidak akan bicara dalam waktu dekat, karena justru Sakura yang mendapatkan misi saat itu.

.

~ Team Kakashi's Special Mission : Sasusaku Operation ~

.

"Namanya Shi, dari Kumogakure," Naruto berkata siang itu setelah latihan taijutsu yang melelahkan. "Kurasa aku pernah bertemu dengannya sebelumnya."

"Tentu saja kau pernah bertemu dengannya, dia salah satu pengawal Raikage yang ikut perang bersama dengan kita," tambah Kakashi jengah, menyesali ingatan muridnya yang payah. "Aku tidak tahu kalau ternyata ada hubungan khusus di antara mereka."

Naruto menggelengkan kepalanya sembari mendecakkan lidahnya, "Kau salah, Kaka-sensei. Sebenarnya memang tidak ada hubungan apapun antara mereka sampai kunjungan Shi kemari. Bahkan mereka tidak saling mengenal. Setidaknya begitulah yang kudengar dari Sakura-chan."

"Kau menanyainya langsung?" Sasuke terlihat kaget. Ia memang meminta informasi dari Kakashi dan Naruto mengenai seseorang kini kerap terlihat bersama Sakura karena misi.

Naruto menyengir lebar. "Daripada aku susah-susah mengikutinya, lebih baik aku langsung bertanya. Lebih jelas," bela pemuda itu dengan santai.

Sasuke menepuk dahinya, tak habis pikir mengapa ada manusia seperti Uzumaki Naruto ini. Tapi ya sudahlah, yang penting ia mendapatkan informasi yang ia inginkan.

Hal ini bermula ketika tanpa sengaja Sasuke melihat Sakura sedang berjalan dengan seorang pemuda berambut pirang tinggi di sebelahnya setelah tiga hari berlalu semenjak janji Sakura untuk menemuinya. Posisi mereka tidak terlalu dekat memang, tapi dasarnya Uchiha memang posesif, ia tidak suka sesuatu miliknya didekati oleh orang asing. Apalagi ketika tanpa sengaja ia melihat Sakura tertawa kecil kemudian memukul lengan pemuda pirang itu main-main, membuat rasa ingin tahunya semakin tinggi.

Maka diutuslah dua pengemban misinya, Kakashi dan Naruto untuk menyelidiki siapa gerangan pemuda pirang yang setelah saat itu pun ia lihat beberapa kali masih berada di sekitar Sakura.

"Jadi, Shi ini datang ke Konoha dalam rangka mempererat hubungan antara Konoha dan Kumo. Berhubung ia juga seorang medic-nin, Tsunade-sama mengutus Sakura untuk menemaninya melihat-lihat keadaan medis di Konoha," Kakashi menambahkan lagi.

Pernyataan Kakashi ini seolah menjawab semua pertanyaan di kepala Sasuke. Tapi itu tidak berarti menghentikan alarm tanda bahaya di benak Uchiha bungsu ini.

"Sudahlah Teme, kau tidak perlu khawatir seperti itu. Kita lihat saja dulu perkembangannya, oke?" hibur Naruto dengan menepuk bahu sahabatnya itu.

Untuk kali ini, Sasuke memilih untuk menuruti kata-kata Naruto.

.

~ Team Kakashi's Special Mission : Sasusaku Operation ~

.

Entah ini sial atau malah beruntung, Sasuke sering sekali tanpa sengaja melihat kedua sosok yang tak ingin dilihatnya tapi sekaligus ingin ia ketahui lebih jauh. Entah itu ketika mereka berjalan sembari mendiskusikan entah-apa-itu, makan di suatu kedai makan sembari tertawa entah-karena-apa, ataupun di pusat pembelajaan entah-mencari-apa. Ia mencoba bersabar dan menanti kabar dari Kakashi atau Naruto—atau menanti si pirang itu agar cepat hengkang dari Konoha supaya ia bisa secepatnya menyelesaikan misi pribadinya itu. Dan sejauh ini usaha bersabarnya hampir selalu berhasil.

Tapi ada pula saat ketika rasanya kesabarannya ditarik sampai ke batas nyaris putus. Misalnya ketika ia tanpa sengaja mendengar sekumpulan perawat rumah sakit yang bergosip tak jauh dari posisi tempat ia menikmati makan malam sendiri. Mereka berkomentar betapa manisnya dua orang itu ketika mengunjungi taman obat milik rumah sakit, atau betapa serasinya mereka berdua karena sama-sama medic-nin dan ninja hebat di usia mereka yang masih tergolong muda. Malam itu Sasuke harus mengganti biaya dua batang sumpit yang ia patahkan demi menjaga otaknya tetap waras.

Rupanya sampai hari ke enam, pemuda bernama Shi ini masih saja betah berada di Konoha. Dari laporan Naruto, pemuda itu memang sangat tertarik melihat-lihat catatan penggunaan bahan-bahan tanaman di Konoha. Lagipula, menurut Kakashi, Shi memang tidak memiliki batasan pasti berapa lama ia diperbolehkan berada di Konoha. Intinya fakta itu makin membuat Sasuke semakin uring-uringan. Semakin lama ia di sini, semakin lama pula ia menyelesaikan semua. Belum lagi kalau memang terjadi apa-apa antara mereka berdua.

Siang itu, Kakashi, Sasuke, dan Naruto memutuskan untuk menikmati makan siang bersama seperti biasa. Sampai mereka tidak sengaja melihat target misi bersama ancaman misi dan… Yamanaka Ino.

"Ah, begitu," suara Ino terdengar cukup jelas dari tempat mereka berdiri sehingga ketiganya serentak memasang telinga dengan cermat. "Seharusnya aku menyadari ada pria setampan ini di pasukan Shinobi. Kurasa aku kurang beruntung."

"Kau memang seharusnya cukup fokus di perang saja, Pig!" sahut Sakura setengah bercanda setengah serius.

"Aku turut berduka cita atas ayahmu," Shi berkata tulus. "Kurasa kita tidak akan sampai seperti ini tanpa bantuan Yamanaka-san dan Nara-san."

"Terima kasih, Shi-san. Ternyata selain tampan kau juga baik hati," Ino kembali menggoda Shi, membuat Sakura jengah.

"Sudah, sudah, Ino. Kau membuat Shi-san tidak nyaman," Sakura memperingatkan temannya yang masih terkikik, sementara wajah Shi masih tidak banyak berubah.

"Shi-san tidak keberatan tuh, kau saja yang mengada-ada," balas Ino cuek. "Benar kan Shi-san?"

"INO!"

"Kenapa sih, Sakura, kau cemburu? Jangan-jangan kau menyukai Shi-san ya?" Ino memicingkan matanya curiga, membuat wajah Sakura memerah.

"Ka-kau ini bicara apa, Pig! A-aku—"

"Oh ya? Lihat mukamu memerah!"

Sakura cepat-cepat menutupi sebagian besar wajahnya dengan lengan, kemudian menoleh ke arah Shi. "Maafkan temanku, ia tidak bermak—"

"Tapi bukankah kalian cocok. Tadi kau bercerita bagaimana serunya kalian membicarakan jurus-jurus medis."

Shi hanya memandangi wajah Sakura yang terus bertambah merah, bingung mau memanggapi apa.

"Sudahlah Sakura, mau tunggu apalagi. Kalian sama-sama single kan? Bagaimana denganmu Shi-san? Apa pendapatmu tentang Sakura?" cecar Ino lagi tanpa ampun.

"Eh, Nona Yamanaka bu—"

Belum sempat Shi menyelesaikan kalimatnya, muncullah Uchiha Sasuke di antara mereka. Mata gelap ninja Kumogakure ini tampak melebar ketika melihat mata merah dengan tomoe berputar menatap tajam ke arahnya.

"Kurasa aku harus menceritakannya sekarang Sakura, karena kalau tidak.. aku akan benar-benar marah. Aku pinjam Sakura sebentar, kau uruslah ninja Kumogakure ini," ujar Sasuke tajam—membuat orang-orang di sana tak mampu berbuat apa-apa kecuali menuruti perintahnya.

Tak ada yang menyadari mungkin, tapi sebuah senyum kemenangan terukir di bibir gadis Yamanaka ini. Ia tahu kalau semenjak tadi ada tiga pasang telinga yang menguping pembicaraan mereka. Ia bahkan dengan sengaja memancing reaksi dari sahabatnya itu—yang memang dasarnya mudah merona pipinya—untuk memancing reaksi lain dari Uchiha bungsu itu.

"Nah, Shi-san, bagaimana kalau kau melihat-lihat koleksi bunga di toko keluargaku?"

.

~ Team Kakashi's Special Mission : Sasusaku Operation ~

.

Sasuke benar-benar kesal. Apa-apaan itu? Kenapa wajah Sakura memerah? Apa Sakura benar-benar menyukai laki-laki dari Kumo itu? Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiran Sasuke. Ia kesal, ia marah. Sakura seharusnya hanya menyukainya. Sakura seharusnya tidak akan menyukai laki-laki lain. Kalau begini, mau tak mau Sasuke harus bertindak sekarang. Lebih baik daripada menunggu Sakura direbut laki-laki lain.

"Sa-sasuke, kita mau kemana?" Sakura bertanya kebingungan. Rasa heran—melihat tingkah Sasuke yang tidak seperti biasanya—dan rasa tidak enak—karena meninggalkan tamu penting Konoha begitu saja—memenuhi hatinya. "Sasuke!"

Sasuke berhenti sejenak, menoleh ke arah gadis yang berjalan terpontang-panting mengikuti langkahnya di belakang. "Kau berjanji kan Sakura? Kau akan mendengarkan semuanya dan membantuku?"

"Aku tahu, tapi saat ini aku ada tamu yang tidak—"

"Ada Yamanaka yang bisa mengurusnya sebentar. Lagipula nampaknya ia cukup dewasa kalau hanya ditinggalkan beberapa jam oleh pengasuhnya untuk makan siang." desis Sasuke sebelum kembali menarik gadis itu masuk ke sebuah tempat makan.

.

~ Team Kakashi's Special Mission : Sasusaku Operation ~

.

"Baiklah, Sasuke-kun, kau bisa menceritakannya padaku sekarang," Sakura berkata begitu punggung si pelayan menghilang dari meja mereka bersama catatan pesanan mereka.

Sasuke menarik napas dalam. Ia tidak akan mengacaukan kesempatannya kali ini. Sekarang atau tidak selamanya.

"Aku.. menyukai seseorang sejak lama. Tapi aku belum berani mengatakannya padanya," Sasuke memulai ceritanya, memilih pelan-pelan kalimat yang akan ia pakai untuk menjerat si gadis.

"Kenapa?"

"Karena status mantan nuke-nin, aku tidak terlalu percaya diri," Sasuke menjawab jujur. "Lagipula ia tidak terlihat meyukaiku.."

Sakura mengangkat alisnya, "Ah. Aku mulai menangkap alurnya. Lalu apa yang ingin lakukan?"'

"Akhirnya aku memutuskan untuk menyatakan perasaanku.. tapi—"

"Astaga! Kau tidak ditolak kan Sasuke?" potong Sakura tak percaya.

"Er—Sakura to—"

"Tidak mungkin! Tidak ada wanita waras yang melakukan hal sebodoh itu!"

"Sakura, dengarkan aku, TOLONG DENGARKAN AKU DULU!" Sasuke mulai tidak sabar melihat Sakura yang terlihat akan memotong kata-katanya lagi.

Sakura menarik napas dalam, "Maafkan aku. Aku akan mendengarkan. Lanjutkan saja, Sasuke."

"Tapi tidak berhasil mengatakannya. Selalu saja gadis itu salah mengerti," Sasuke melanjutkan, mengamati baik-baik perubahan di wajah Sakura. "Menurutmu apa yang harus kulakuan agar gadis itu mengerti."

Sakura diam—tampak terpaku sejenak sebelum menjawab pelan. "Kalau begitu coba saja tunjukkan perasaanmu dengan perbuatan. Misalnya saja dengan mencium—"

"MENCIUM?" tanpa sadar Sasuke berteriak, membuat beberapa orang di sana menoleh penasaran.

"Sasuke! Tidak perlu berteriak," desis Sakura memperingatkan. Ia menoleh ke beberapa meja, menawarkan senyum meminta maaf, kemudian kembali menatap wajah Sasuke. "Kurasa ciuman bukan suatu hal yang aneh. Itu adalah salah satu cara termudah menunjukkan rasa cintamu."

Sasuke meneguk ludah gugup. Mencium Sakura? Memang ia pernah membayangkannya, tapi.. mencium Sakura?

"Apa menurutmu gadis itu tidak akan marah kalau aku menciumnya tiba-tiba?" tanya Sasuke penasaran.

Sakura terdiam sejenak. "Ada kemungkinan. Tapi kalau ia memang menyukaimu, kurasa dia tidak akan marah," jelas gadis itu sembari tersenyum. "Lalu jangan lupa, setelah kalian berciuman jangan buru-buru menjauh. Tatap matanya dalam-dalam, lalu katakana perasaanmu yang sebenarnya."

"Kalau itu terjadi padamu, apa kau akan marah pada laki-laki itu?"

"Tergantung siapa yang melakukan itu padaku," Sakura tertawa pelan, namun ada yang aneh dibalik tawanya itu. "Apa pesanannya belum datang, aku su—"

Kalimat Sakura terpotong begitu saja. Ia bisa merasakan sesuatu yang lembut menempel di bibirnya. Kontan matanya melebar, apalagi ketika ia melihat wajah Sasuke benar-benar berada dalam jarak dekat—atau tepatnya bibir Sasukelah yang menempel di bibirnya.

Perlahan Sasuke melepaskan kecupannya, menatap dalam-dalam mata emerald Sakura yang masih terdilatasi. "Apa kau merasakan perasaanku, Sakura?"

Sakura mengerjapkan matanya seolah berusaha memastikan yang barusan terjadi itu sebenarnya kenyataan ataukah sekedar halusinasi. "Sa-sasuke ini benar-benar tidak lucu.."

"Aku tidak melucu. Aku benar-benar serius," tukas Sasuke tanpa ragu. "Aku selalu berusaha memberitahumu, tapi kau selalu tidak menyadarinya. Dan sekarang kau dekat-dekat dengan si pirang itu—aku sangat sangat tidak suka."

"Jadi… gadis yang kau sukai itu…" Sakura tidak dapat menyelesaikan kalimatnya.

"Tentu saja, baka!" jawab Sasuke sembari menyentil pelan dahi gadis itu. "Jadi apa jawabanmu?"

"Kupikir kau tidak akan pernah menyukaiku," mata Sakura mulai berkaca-kaca, "Jadi.. jadi.. aku berpikir untuk melupakanmu. A-aku berusaha tidak terpengaruh ketika kau bilang menyukai seseorang. Karena aku selalu selalu—"

Sasuke menempelkan telunjuknya di bibir si gadis, berusaha menghentikan ceracauan gadis berambut merah muda itu. "Jadi, jawabanmu?"

Sebuah senyuman kecil terlukis di wajah Sakura, kemudian ia berkata, "Aku juga, Sasuke-kun!" Kemudian ia mendaratkan sebuah kecupan di bibir pemuda yang baru saja resmi menjadi kekasihnya itu.

.

~ Team Kakashi's Special Mission : Sasusaku Operation ~

.

"Ah, akhir yang bahagia," ujar Naruto terharu melihat kedua sahabatnya akhirnya bisa bersama. "Memang serangan langsung itu lebih tepat!"

"Seandainya Sasuke langsung melakukan serangan, kita tidak perlu mengalami hal serumit ini," balas Kakashi sama leganya.

Keduanya berdiri tak jauh dari jendela tempat Sasuke dan Sakura baru saja mempertontonkan adegan mesra mereka, tersenyum puas dan lega akhirnya berakhir juga misi yang menguras banyak tenaga dan pikiran ini.

.

.

Misi mendapatkan hati Sakura dengan sebuah ciuman… SUKSES.

.

.

END

.

.

EXTRA :

"Sasuke-kun, kau yakin sudah mencoba mengatakannya? Aku sama sekali tidak merasa," Sakura bertanya pensaran ketika keduanya menikamti pesanannya.

"Aku mencobanya tiga kali," Sasuke menjawab pendek. Tidak mau lebih panjang membahas kesialannya sebelumnya.

"Tiga kali? Kapan?"

Sasuke tidak menjawab.

"Sasuke-kun! Kapaaan? Aku penasaran."

Masih tidak menjawab.

"Sasuke-kuuuuuun," Sakura mulai menarik-narik tangan Sasuke, memaksa pemuda itu untuk buka suara.

"Mawar," akhirnya sebuah suara pelan terdengar dari mulut keturunan Uchiha itu.

"Apa?"

"Kubilang mawar, lalu saat makan sushi, dan saat di Ichiraku ramen."

"ASTAGA! KAU SERIUS? KENAPA AKU TIDAK MENYADARINYA SIH?"

EXTRA END

.

.

Yuhuuuu, akhirnya saya bisa mengapdet chapter terakhir di fic ini. Aduh terharu deh, soalnya ini fic multichapter pertamaku yang bisa diselesaikan. YIP YIP HOREEE! Dan maaf ya, apdetnya lama. Blok kemarin menguras tenaga dan pikiran. Ujian hampir tiap minggu, dan praktikum-praktikum beserta laporannya yang nauzubillah. Mohon maklum ya

Soal endingnya, nggak bisa berkomentar banyak nih. Semoga memuaskan ya! Hha. Dan kenapa saya punya ide ciuman? Entahlah. Random aja muncul. Anak baik jangan mencobanya di rumah ya! #eh

Btw, saya sengaja masukin tokoh Shi ini biar Sasukenya greget buat bertindak. Masak nunggu komando dari Kakashi sama Naruto mulu sih. Hha. Sampe buka narutowiki nih buat nyari info tentang Shi! #plaaaks

Terima kasih sudah membaca fic ini dari awal sampai akhir. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya sehingga saya bisa menyelesaikan fic ini. Setahun lebih bro! Hha.

Seperti biasa, balesan review bisa di chek di PM masing2 ya buat yang Log In. Buat yang tidak Log in :

aya : Emang sengaja nee.. biar sekali-kali kasian. hhe. Kadang bisa juga ceweknya emang bebel nee #plaaks. yosh! makasih udah review.

kihara : oh iya? wakakakaka. udah apdet tapi nggak kilat. hhe.

Guest : makasih. maaf apdetnya lama. HIDUP!

Sakumori Runa : nggak papa kok, yg penting dibace #eh semoga tamatnya nggak nggantung ya dan bikin kamu puas ya. hhe. Makasih.

Ifaharra Sasusaku : Udah dijawab yaaa Makasih.

Sekali lagi terima kasih atas reviewnya aya, kihara, dechaideicha1, Guest, Miyoshi Sara, Seijuurou Eisha-chan, KunoichiSaki Mrs Uchiha Sasuke, uknow. yunie, zhaErza, Sasa-hime, Benrina Shinju, furiikuhime, Lhylia Kiryu, Tsurugi de Lelouch, Hanazono Yuri, Sakumori Runa, iya baka-san, Nohara Rin, Akiko Mi Sora, Syidik NH, akbar123, Ifaharra Sasusaku.

Makasih juga buat yang udah ngefave dan ngefollow dan ngebaca fic ini dari awal sampe akhir. Makasih banget. Saran dan kritik masih dibuka selalu loh. Sampai jumpa di fic saya lainnya ya! :D

Salam cintah,

Kakkoii-chan

~ Jogja 07122013 03:04 ~