This is KyuMin Fiction by UNKNOWN KMS

Inspirated from SBS Present 200 Pound Beauty

And the original story belong to YUMIKO SUZUKI

Trans Gender

Cast : Lee Sungmin as Lee Sungmin and Lee Sung Soon, Cho Kyuhyun as Cho Kyuhyun & Another Cast

Rated : T

Genre : Romance, Drama, Angst

Warning : YAOI goes to GS, InnocentMin, ProfessionalKyu, OOC, TYPOS, Incorrect of Basic Words and this story like a fool

Disclaimer : The cast belong to GOD and they self, SME (may be), but this fic belong to me.

Summary : "Temuilah seorang dokter. Mintalah ia untuk merubah gendermu. Itu satu-satunya jalan untuk membuatnya menjadi milikmu karena kau tahu bahwa dia tidak gay. Dan kau pun akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik."

Doc. 1

.

.

"Lupakan dia." Ucap namja itu sembari menatap foto yang berada digenggamannya. Dapat dilihat bahwa dia bukanlah namja biasa. Lihat saja pakaiannya! Kimono usang—orang Jepang rupanya— dengan berbagai aksesoris yang menyerupai seorang peramal ulung. Karena memang namja itu diyakini segelintir orang yang menetap di pinggiran kota Seoul mempunyai kekuatan mistis untuk memenuhi keinginan seorang pelanggannya.

Dan namja yang diketahui bernama Lee Sungmin itu dapat dikatakan termasuk pelanggan ajusshi yang kini sedang meniupi berbagai macam benda-benda aneh yang berada di meja dihadapannya.

"Dengan datang setiap hari pun, tidak akan merubah takdirmu. Kau seorang namja. Dan Cho Kyuhyun itu tidak gay. Maka, lupakan niatanmu itu."

"Kumohon bantu aku ajusshi~!" Kini Sungmin menggoncang-goncangkan bahu namja yang dipanggilnya dengan sebutan ajusshi itu dengan agak keras dan sukses membuat barang-barang dimeja yang baru saja diganti oleh sang empunya jatuh dan pecah.

PRANGG

BRUKK

PRANGG

BRUKK

PRANGG

'Kerja bagus Lee Sungmin'

Entah untuk yang keberapa kali dan sampai keberapa kalinya ajusshi itu harus bulak-balik toko barang-barang aneh. Demi Tomcat ! Setiap kali kunjungannya ke sini selalu ada saja yang rusak. Saat pertama kali ia datang kesini, ia sempat membuat sumpit-sumpit keramatnya berhamburan. Oke, mungkin hanya kerusakan kecil dan tidak diketahui akan seperti itu. Pertemuan kedua, ia sempat membuat tinta merah yang berada dimeja muncrat tepat ke wajahnya. Oke, mungkin tak seberapa. Lalu setelah itu ia sempat memecahkan kaca pada pintu. Setelah itu memecahkan lampion-lampion, merusak meja, kursi, mengotori lantai, merusak bunga-bunga ditaman (?), mengotori tempat-tempat umum (?), mencorat-coret tembok (?) Aish.. yang terdapat simbol (?) jangan dihiraukan.

Dan entah apalagi karya yang dibuat Lee Sungmin itu, ia sudah tak ingat karena saking seringnya Sungmin berkarya ditempatnya. Yang jelas terakhir kunjungannya kesini benar-benar berhasil membuat darahnya naik akibat ulahnya yang hampir membuat rumah itu kebakaran oleh lilin-lilin yang disenggolnya. Dan sekarang? Aih sebenarnya apa yang ada dipikiran Lee Sungmin itu sih? Dia ingin mati ha? Tak tahukah Lee Sungmin itu, ia hampir membuatnya gulung tikar ! Haha tentu saja bangkrut. Kau pikir si Sungmin ganti rugi atas kerusakannya itu? Jawabannya tentu saja tidak. Membayar jasanya saja dia sering berhutang, apalagi menyangkut ganti rugi. Hahh~ Dia itu benar-benar...

"Menyusahkan,"

"Mianhe ajusshi." Sungmin menundukkan kepalnya menyesal. Terkadang merasa iba juga ia melihat si Sungmin seperti itu.

Tetapi apa yang bisa dia lakukan? Dia bukanlah sesorang yang benar-benar mempunyai kemampuan seperti yang diharapkan pelanggan bodoh satunya ini.

Apa? Bodoh? Pasti. Setiap orang yang datang menemuinya adalah orang bodoh semua. Bagaimana tidak? Dengan mudahnya mereka tertipu dengan semua benda-benda keramat usang yang dipajangnya disetiap sudut. Dengan mudahnya mereka percaya dengan apa yang dikatakannya. Hey dia itu penipu! Bahkan sudah banyak yang mengetahui hal tersebut. Mengingat sudah banyak mantan pelanggannya yang menyadari ketololannya selama ini. Tak ayal gosip pun mengalir begitu cepat yang menyebutnya gila.

Tetapi what the hell dengan pelanggan yang satu ini? Dia ini bodoh atau memang terlalu polos sih? Ah— mungkin orang ini terlalu dibutakan oleh kata laknat yang biasa orang menyebutnya dengan huruf C-I-N-T-A. Sungguh ia merasa JENGAH. Pepatah bohong apalagi yang harus ia sampaikan pada orang ini? Ia sangat lelah.

Kini dilihatnya Sungmin yang mengerucutkan bibirnya.

"Hahh,"

Well, dia sangat imut. Memang! Siapapun pasti akan berfikiran seperti itu. Sungmin. Lee Sungmin. Dia akan sangat cantik andai kata bukan alat kelamin jantan yang berada dibawahnya. Semua orang menyadari itu, termasuk dirinya. Tetapi sayang dirinya SAMA dengan namja yang berada difoto itu. Dia dan namja itu masih normal. Mereka bukan seorang gay. Mereka masih menyukai wanita.

Ia memutar matanya malas, "Kalau begitu akan kubuat suatu keajaiban. Eungg..

.

Tapi ternyata tidak bisa.

.

Haruskah kuulang sekali lagi?

.

Kau tidak akan mendapatkan kesempatan dengan pria ini. Aku berharap yang sebaiknya, tetapi aku berbicara yang sebenarnya."

"Jangan berbicara seperti itu ajusshi~ aku sudah mengetahuinya." Kali ini Sungmin mengembungkan pipinya murung. Ia sudah mengira akan seperti ini. Setiap kali datang ketempat ini, pasti ajusshi itu akan berkata seperti itu. Ia bahkan sudah menghafalnya.

"Itu kau tahu!" Ujar sang ajusshi kepada Sungmin.

"Tapi aku tidak pernah tahu—"

BRAKK

"Kalau begitu mengapa tak mencari tahu?" Dengan sisa kesabarannya ajusshi itu mencoba mengembalikan emosi yang sempat mencuat dengan pukulan telak didepan meja yang berada dihadapan mereka dan membuat Sungmin sedikit tercekat namun tak berani berkata banyak.

"Hahh—

.

aku akan menuliskan sebuah jimat untukmu." Dijilatnya jari tangannya sendiri lalu di lap kan tepat pada wajah yang berada di foto itu. Setelah itu ia menuliskan sesuatu dengan tulisan hangul dengan tinta merah dibagian belakang foto. "Bawalah. Ini gratis! Tapi aku tidak dapat menjamin apa-apa."

Sungmin mengadahkan kepalanya takut lalu mengambil foto itu perlahan. "N-ne. Go-goma-mawo ajuss-sshi." Sungmin berdiri dari duduknya lalu siap memutar kenop pintu yang berada dibelakangnya. Namun ia berhenti sejenak dan berbalik.

"Apalagi hah? Cepat katakan!" Belum sempat Sungmin mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya, tetapi namja itu sudah terlebih dahulu membentaknya. Dan mendengar bentakan darinya, Sungmin hanya menutup mata foxy indahnya.

Setelah dirasanya ajusshi itu kini bernafas secara teratur akhirnya ia pun membuka mata dan mulutnya, "Ajuss-sshi a-apakah se-se-setelah ini dia a-akan men-mencin-mencintaiku?" Sungmin mengucapkan kalimat itu dengan susah payah menahan keringatnya melihat tatapan tajam nan jengah yang sangat terlukis jelas pada sorot mata ajusshi itu.

'Manis tapi babo'

"Aku sudah katakan, bahwa aku tidak menjanjikan apapun Sungmin-ah,"

"Ne, sekali lagi gomawo atas semuanya. Maaf kalau aku merepotkanmu. Lain kali tidak akan, ajusshi." Sungmin membungkukkan tubuhnya berkali-kali.

'Kau SELALU merepotkanku. Dan..a-apa? Lain kali? Tolong jangan datang lagi Sungmin-ah. Cukup ini yang terakhir. Aku benar-benar sudah lelah.'

Sungmin lalu hendak membuka kembali kenop pintu sebelum suara ajusshi itu memanggilnya.

"Sungmin-ah,"

"N-ne?"

"Apa kau benar-benar mencintainya?"

Sungmin hanya mengangguk kikuk.

"Kau tahukan bahwa dia tidak gay?"

Sungmin kembali menggangguk kikuk.

"Temuilah seorang dokter. Mintalah ia untuk mengubah gendermu. Itu satu-satunya jalan untuk membuatnya menjadi milikmu karena kau tahu bahwa tidak gay. Dan kau pun akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik."

.

Dan satu lagi, Sungmin-ah!"

.

"N-ne?"

.

.

.

" JANGAN TEMUI AKU LAGI !"

TO BE CONTINUED

Still Prolog

I will continue this fic if many people want to give first impression well. So review just like your heart say.

Thanks Before :D