DISCLAIMER: Ojamajo Doremi © Toei Animation, 1999-2004. Ojamajo Doremi 16 & Ojamajo Doremi 16 Naive (light novel) © Kodansha, 2011-2012. Tidak ada keuntungan komersial sepeserpun yang saya dapatkan dari fic ini, dan semua lagu yang judulnya tercantum dalam fic ini juga bukan punya saya.

Catatan Author: Then, we're back to my Drama Multichapter Fic!

Nah, berbeda dari fic drama multichapter saya yang sebelumnya, kali ini saya akan menggunakan genre Friendship sebagai genre keduanya. Fic ini juga rencananya akan menjadi fic drama multichapter saya yang terpanjang, karena akan terdiri dari 25 chapter atau lebih.

Oh well, mungkin kita langsung ke ficnya aja ya? Here we go!

.

Intro: Doremi dan Hazuki terlihat sangat kebingungan sambil menatap kearah jari tangan mereka masing-masing, dimana terdapat cincin pertunangan mereka dengan Kotake dan Masaru.

Aiko, Onpu dan Momoko berdiri dihadapan mereka berdua sambil memandangi mereka dengan tatapan yang sangat tajam.

Tidak ada satupun diantara mereka berlima yang berbicara, sampai pada akhirnya, Aiko, Onpu dan Momoko berkata dengan serempak, "Lepaskan cincin itu atau kalian bukan sahabat kami lagi!"

Dengan cepat Doremi dan Hazuki menoleh kearah mereka bertiga, kemudian sama-sama berteriak, "Sou na!"

.

(Opening Song 'Ojamajo Girlband': 'Katamusubi' by MAHO-Do – Original Version by Nakatsukasa Masami)


Ojamajo Girlband

.

Girlband, No Boyfriend? !


Sabtu pagi…

Lima orang gadis remaja berusia sekitar delapan belas tahun berjalan memasuki sebuah ruangan yang berada di sebuah gedung – studio rekaman. Salah seorang diantara mereka bersiap untuk menyanyikan lagu terbarunya yang akan direkam hari ini.

"Minna, doakan aku ya, supaya nanti aku bisa merekamnya dengan sempurna," ujar sang gadis berambut ungu itu sambil tersenyum, "Lagu ini agak susah dinyanyikan."

"Kami percaya kalau kau pasti bisa menyanyikannya dengan baik, Onpu-chan," sahut seorang gadis lainnya yang bermata magenta, "Kau kan sudah berkali-kali keluar-masuk dapur rekaman, dan aku yakin, kau pasti akan menyanyikan lagu ini dengan sempurna."

"Aku juga setuju dengan apa yang dikatakan Doremi-chan tadi. Kau pasti bisa melakukannya, Onpu-chan. Kau kan sudah jadi idola profesional dalam hal ini," ujar gadis yang lain lagi, yang berambut coklat panjang, Hazuki.

"Onpu-chan, fighto!" seru dua orang gadis lainnya yang masing-masing bermata biru dan hijau, Aiko dan Momoko.

"Baiklah. Arigatou, minna. Aku jadi bersemangat karena ada kalian disini," ujar Onpu sambil menghampiri seperangkat microphone dan headset yang akan digunakannya untuk rekaman, "Setelah rekamanku selesai, aku janji akan mentraktir kalian makan."

"Hontou ni? Asyik!" seru Doremi, "Kalau bisa, nanti traktir kita di restoran steak saja ya?"

"Doremi-chan…" Hazuki, Aiko dan Momoko hanya bisa menghela napas mendengar perkataan si rambut merah.

"Eh… kita lihat saja nanti, Doremi-chan," sahut Onpu sweatdrop. Ia lalu memasang headset di kepalanya dan mulai bernyanyi.

(Song in Record: 'Cherry Bomb' by Segawa Onpu)

Saat Doremi, Hazuki, Aiko dan Momoko 'terhanyut' mendengar suara Onpu, seorang wanita berambut pendek memasuki ruangan tempat mereka berada sekarang. Wanita itu menghampiri mereka berempat lalu menyapa mereka, "Ara, ternyata sampai sekarang… kalian masih saja bersahabat baik dengan Onpu-chan ya?"

"Ah, tentu saja," jawab Doremi, "Sampai kapanpun, kami semua akan tetap jadi sahabat baik."

"We all are best friends forever!" seru Momoko.

"Bagus kalau begitu," wanita itu tersenyum, lalu bertanya kepada Doremi, "Kalau tidak salah, kau bukannya… salah satu peserta audisi untuk film 'Ai no Sasayaki' yang diadakan hampir sembilan tahun yang lalu kan?"

"Ah, iya. Kalau tidak salah, anda juga salah satu juri audisi itu kan?" sahut Doremi, "Padahal itu sudah terjadi lama sekali, tapi anda masih ingat saja. Aku saja sudah hampir lupa dengan audisi itu."

"What? Jadi, Doremi-chan sempat ikut audisi sebuah film? Kenapa aku tidak tahu sama sekali?" ujar Momoko, sedikit protes.

"Momo-chan, audisi itu digelar sebelum kau pindah ke Misora, saat kita masih duduk di kelas tiga SD," jelas Hazuki, "Saat itu, Onpu-chan baru pindah ke Misora."

"Dan di audisi itu juga, kami baru mengetahui kalau Onpu-chan adalah majominarai didikan Majoruka," bisik Aiko, meneruskan apa yang dikatakan Hazuki, "Sekarang kau mengerti kan, Momo-chan?"

"Oh, okay." sahut Momoko, "Tapi… bagaimana bisa Doremi-chan mengikuti audisi itu?"

"Yah, mungkin soal itu… akan kujawab saat kita makan siang nanti, Momo-chan," ujar Doremi, "Tapi, kenapa tiba-tiba obasan (tante) berbicara tentang audisi itu? Lagipula kan… bukan aku yang memenangkan audisi itu, melainkan Onpu-chan."

"Memang begitu, tapi… saya lihat, saat itu kau bernyanyi dengan sangat bagus," ujar wanita itu, "Saat itu, saya yang menilai peserta dalam sesi menyanyi, dan nilaimu tidak terlalu jauh jika dibandingkan dengan nilai Onpu-chan. Bahkan, peserta lainnya yang juga lolos ke tiga besar bersama kalian nilainya satu poin lebih kecil darimu."

"Eh? Aku menang dari Tamaki?" ujar Doremi, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Oh, jadi Tamaki-san juga ikut audisi itu?" Momoko mencoba menyimpulkan informasi yang baru didapatnya, "Dan dia, juga Doremi-chan dan Onpu-chan masuk tiga besar, lalu akhirnya, Onpu-chan yang menang?"

"Memang itu yang terjadi," sahut Aiko. Si rambut biru kemudian bertanya kepada sang wanita berambut coklat pendek, "Jadi, obachan, kau bermaksud untuk menawari Doremi-chan supaya ia bisa menjadi… penyanyi?"

"Eh? Ciyus? Miapa?" sahut Doremi, "Ah, ehm, maksudku… apa dugaan Ai-chan itu benar? Lagipula, menurutku… suaraku terlalu pas-pasan."

"Sebenarnya, aku tidak hanya menawarkan itu padamu, tapi juga, kepada kalian semua," jawab wanita itu sambil tersenyum, "Sebenarnya, aku dan Onpu-chan sudah sepakat untuk membentuk kalian menjadi sebuah girlband beraliran J-Pop. Kalian berempat juga Onpu-chan akan bergabung menjadi sebuah girlband yang berkualitas."

"Eh? ! Girlband? !" seru Doremi, Hazuki, Aiko dan Momoko secara bersamaan.

.

Suasana di dalam mobil van Onpu sangat hening, meski ada tujuh orang yang duduk di dalamnya: seorang supir, mama Onpu, juga Onpu sendiri bersama keempat sahabatnya.

Setelah diam beberapa saat, akhirnya Onpu memecah keheningan dengan berkata, "Ayolah, minna, kenapa kalian malah diam begini sih? Bukannya akan jadi hal yang bagus kalau kita semua tergabung menjadi sebuah girlband? Kenapa kalian malah bersikap seperti ini setelah mendengar ide girlband itu dariku?"

Tidak seorangpun dari Doremi, Hazuki, Aiko dan Momoko yang menyahut perkataan Onpu.

"Baiklah, mungkin aku harus membicarakannya kepada kalian satu persatu." Onpu menghela napas, lalu mencoba memulai pembicaraan dengan Doremi, "Doremi-chan, kau masih punya keinginan untuk tampil satu panggung denganku kan? Kita bisa mewujudkannya kalau kau mau ikut membentuk girlband bersamaku."

"Kurasa itu terlalu berlebihan, Onpu-chan, lagipula…" Doremi memandangi sebuah cincin yang melingkar di jari manis tangan kirinya sebelum ia melanjutkan kata-katanya, "aku sudah bertunangan dengan Tetsuya, dan Hazuki-chan juga sudah bertunangan dengan Yada-kun."

"Jadi apa masalahnya?" tanya Onpu tidak mengerti, "Apa hubungannya antara pertunangan kalian dengan rencana girlband kita?"

"Kalau tidak salah, kebanyakan manajemen yang mengelola sebuah girlband punya satu aturan yang harus dipatuhi: tidak boleh ada seorang personil pun yang memiliki seorang pacar," kali ini, Hazuki yang menjawab, "Kalau punya pacar saja sudah tidak boleh, apalagi kalau sudah punya tunangan?"

"Intinya, kau boleh ajak Ai-chan dan Momo-chan, tapi jangan ajak aku dan Hazuki-chan," tambah Doremi, "Hanya akan jadi masalah kalau kami juga diikutsertakan."

"Anou ne, Doremi-chan…"

"Kau pasti ingin bilang kalau… selama ini, kita semua selalu bersama-sama, selalu berlima, iya kan, Onpu-chan?" tanya Aiko, memotong perkataan Onpu, "Justru karena itu, aku dan Momo-chan juga… tidak setuju dengan idemu."

"If that would make a trouble for some of us, then we couldn't do it," sahut Momoko, "I'm sorry, Onpu-chan."

"Minna…" perkataan Onpu lagi-lagi terputus, tapi kali ini, suara telepon genggamnya sendiri yang memotong apa yang dikatakannya.

Dan percakapan Onpu di telepon itu akhirnya membuat ia tidak sempat untuk menjelaskan kepada para sahabatnya tentang keseluruhan rencananya…

Setelah makan siang, mereka berlima memang ada urusan masing-masing. Tentu saja, Doremi dan Hazuki sudah punya janji untuk bertemu dengan tunangan mereka masing-masing, Kotake Tetsuya dan Yada Masaru. Paman Aiko akan datang dari Osaka, jadi Aiko memutuskan untuk mempersiapkan rumahnya, sementara ayah dan ibunya masih sibuk bekerja. Onpu sendiri memiliki jadwal syuting film drama televisi hampir tiap hari, sedangkan Momoko sedang ingin mencoba resep baru supaya bakat memasak kuenya bisa terus berkembang.

"Pokoknya, aku harus bisa meyakinkan mereka kalau rencanaku untuk membuat girlband bersama mereka tidak akan membahayakan hubungan pertunangan antara Doremi-chan dengan Kotake-kun, juga Hazuki-chan dengan Yada-kun. Mereka masih tetap bisa bersama," ujar Onpu kepada mamanya, "Menurut mama bagaimana?"

"Yah, mama pikir… kau memang harus menjelaskan kepada mereka kalau manajemen yang akan mengurusi kalian nanti tidak akan memberlakukan syarat yang satu itu kepada kalian," sahut sang mama yang kemudian menghela napas, "Lagipula, menurut mama syarat yang melarang berpacaran itu sangat tidak masuk akal. Fans memang salah satu penentu keberhasilan seorang artis, tapi bukan berarti seorang artis tidak membutuhkan pasangan hidup disampingnya kan?"

"Mama, bukannya… kebanyakan anggota girlband itu kan siswi SMP, atau SMA, atau mungkin… ada juga yang masih baru kuliah? Rata-rata kan, mereka masih belum berpikir untuk serius dalam berpacaran, jadi kurasa… mama kurang tepat dalam menyebutkan kata 'pasangan hidup'," ralat Onpu, "Mungkin lebih tepat dikatakan kalau mereka butuh seseorang yang tidak hanya sekedar memuja mereka sebagai idolanya, tapi juga, seseorang yang bisa mencintai mereka apa adanya. Seseorang yang bisa mencintai mereka dan kehidupan mereka diluar pekerjaan mereka sebagai entertainer."

"Baik. Mama tahu hal itu, Onpu-chan," balas sang mama, "Tapi kan, kita sedang membicarakan tentang dua sahabatmu, Doremi-chan dan Hazuki-chan, dan mereka berdua sama-sama sudah bertunangan dengan pacar mereka masing-masing. Itu kan artinya, mereka sudah berniat untuk serius. Masing-masing dari mereka sama-sama sudah menganggap tunangan mereka sebagai pasangan hidup mereka.

"Iya juga sih." Onpu lalu mengerti apa yang dimaksudkan oleh mamanya, "Tapi, apa mama punya ide supaya aku bisa menjelaskan kekeliruan ini kepada mereka?"

"Bukankah besok kau sudah ada janji untuk berjalan-jalan bersama mereka lagi?" ujar sang mama mengingatkan anaknya, "Kau masih bisa menjelaskan hal itu kepada mereka besok."

"Ah, iya. Mama benar juga." Onpu tersenyum, "Tapi, mama juga harus pastikan kalau besok tidak akan ada pekerjaan dadakan untukku."

"Tentu saja, Onpu-chan," jawab sang mama, "Mama akan pastikan itu."

.

Malamnya, di sebuah kafe…

Sepasang muda-mudi sedang menikmati alunan musik yang dimainkan oleh seorang teman mereka, seorang pemuda berambut hijau gondrong yang sedang memainkan alunan musik jazz dengan terompetnya.

"Sugeee!" seru sang pemuda yang sedang menikmati pertunjukan live music itu bersama kekasihnya, "Makin lama, permainan terompet Yada makin bagus saja. Aku jadi tidak menyangka."

"Karena itulah, aku tidak setuju kalau seandainya Hazuki-chan dipaksa memutuskan pertunangannya dengan Yada-kun, hanya karena Onpu-chan menawari kami untuk membentuk sebuah girlband," sahut sang gadis yang ternyata adalah Doremi, "Kalau hal itu terjadi, belum tentu Yada-kun bisa tampil dengan maksimal seperti hari ini."

"Kau masih memikirkan orang lain rupanya, Doremi." Kotake Tetsuya menghela napas. Sang kapten sepak bola dari klub sepak bola SMA Misora itu hanya bisa berkomentar, "Kalau seperti ini, aku jadi semakin menyukaimu."

"Bukan itu maksudku, Tetsuya." Doremi mengkoreksi apa yang dikatakannya tadi, "Hal ini juga berlaku padaku. Aku tidak rela kalau seandainya kita harus mengakhiri hubungan ini dengan kata 'pisah'. Aku juga tidak ingin berpisah denganmu, Tetsuya."

"Aku yakin kalau Segawa tidak pernah bermaksud untuk memaksamu dan Fujiwara untuk memutuskan hubungan pertunangan kalian masing-masing – kau denganku, sementara Fujiwara dengan Yada – dengan cara seperti itu." ujar pemuda yang lebih sering dipanggil 'Kotake' oleh orang-orang disekitarnya itu, "Dia hanya ingin kalau kalian punya kegiatan yang bisa kalian lakukan bersama-sama, tidak lebih."

"Aku tahu, tapi apa Onpu-chan tidak sadar, kalau idenya ini juga bisa berpengaruh terhadap hubungan kita, dan juga, terhadap hubungan antara Hazuki-chan dan Yada-kun?" sahut Doremi sambil menyilangkan tangannya diatas meja, "Seharusnya, Onpu-chan juga memikirkan hal itu sebelum ia membuat ide girlband tersebut."

"Justru kupikir, Segawa sudah memikirkan hal itu masak-masak, dan dia pasti sudah punya cara supaya kalian tetap bisa membentuk sebuah girlband tanpa ada diantara kita berdua maupun Fujiwara dan Yada yang harus mengakhiri hubungan pertunangan diantara kita masing-masing – kita dan Fujiwara-Yada," lanjut Kotake, memberikan pendapatnya, "Segawa hanya ingin kalian memiliki kegiatan yang kalian lakukan bersama-sama lagi, seperti saat dulu kalian membantu mengurusi toko milik neneknya Makihatayama itu."

"Baiklah, mungkin kau benar, Tetsuya." Doremi tersenyum tipis, "Tapi bagaimana kalau pada akhirnya, masalah itu akan muncul dan tetap akan membuat hubungan kita terancam? Aku masih takut kalau hal itu sampai terjadi nantinya."

"Kau tidak perlu takut, Doremi," sahut Kotake enteng, "Bentuk saja girlband itu, Doremi. Aku yakin sekali kalau tidak akan ada fans kalian yang ingin berpacaran denganmu nantinya."

"Tetsuya," rengek Doremi, "Sekarang bukan waktunya untuk bercanda."

"Aku memang tidak sedang bercanda, Doremi. Aku serius. Hanya saja, maksudku… mereka hanya akan mengagumimu karena kau seorang entertainer. Tidak akan ada satupun dari mereka yang mencintaimu seperti aku mencintaimu: aku mencintaimu apa adanya."

"Jadi kaupikir, ide Onpu-chan masih aman untuk kita? Masih aman untuk Hazuki-chan dan Yada-kun?"

"Kenapa tidak? Aku percaya, kalau Segawa adalah sahabat baikmu, dia pasti akan melakukan apa saja supaya sahabat baiknya bisa mendapatkan apa yang diinginkannya," ujar Kotake, penuh kepastian, "Lagipula, kalian sudah bersahabat baik sejak Segawa pertama kali menjejakkan kakinya di kelas kita sembilan tahun yang lalu. Kalian sudah bersahabat baik selama sembilan tahun, jadi seharusnya kau percaya padanya. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang membuat kau, juga Fujiwara, merasa rugi. Seorang sahabat tidak akan mungkin merugikan sahabatnya sendiri."

"Baiklah, mungkin akan kupertimbangkan dulu rencana girlband Onpu-chan yang dibicarakannya tadi pagi. Kebetulan, aku dan yang lainnya sudah ada janji untuk jalan-jalan besok pagi."

"Apa aku harus mengikutimu diam-diam untuk memastikan kalian baik-baik saja besok?" goda Kotake, sedikit mengingatkan tentang apa yang terjadi beberapa minggu sebelum ia dan Doremi bertunangan, "Aku takut ada yang ingin melakukan sesuatu yang buruk terhadapmu lagi."

"Tetsuya, jangan mulai lagi!" Doremi kembali merengek, "Kita semua kan sudah tahu kalau Akihiro-san sudah berada di penjara. Jangan ungkit-ungkit masalah itu lagi."

"Baik, aku tidak akan mengungkitnya lagi," balas Kotake, "Hanya yang mengherankan, setelah semua itu terjadi, aku jadi tidak bisa membedakan antara kau dengan ibuku. Kalau aku sedang bersama kalian berdua dan ada salah satu diantara kalian yang memanggilku – dan aku tidak memperhatikan wajah kalian – aku tidak akan bisa memastikan dengan jelas siapa diantara kalian berdua yang memanggilku. Kau atau ibuku."

"Kalau begitu, aku akan memanggilmu 'Tetsuya Baka'. Bagaimana?" sahut Doremi sambil tersenyum licik.

"Chotto, Dojimi! Tadi kan kubilang 'kalau aku sedang bersama kau dan ibuku', bukan soal 'kau memanggilku seperti apa'," ujar Kotake, sedikit terkejut, "Kau berani memanggilku seperti itu di depan ibuku?"

"Aku kan hanya menentukan pembeda. Bukan berarti aku akan benar-benar melakukannya," elak Doremi, "Sekarang malah kau yang memanggilku 'Dojimi' lagi, Tetsuya. Harus berapa kali lagi sih, aku memperingatkanmu untuk tidak memanggilku seperti itu lagi?"

"Iya iya. Habisnya kan, tadi kaubilang kalau aku ini baka, jadi… supaya serasi, boleh kan, aku memanggilmu 'Dojimi' lagi?"

"Terserah kaulah. Dari dulu, kau memang selalu mencari alasan saja."

"Hei, ayolah, jangan cemberut begitu. Aku tidak pernah suka kalau bidadariku yang satu ini cemberut."

"Tetsuya, kau malah menyamakan aku dengan bidadari lagi…"

"Memangnya kenapa? Menurutku itu tidak salah. Aku kan sudah bilang padamu, tentang alasanku menyamakanmu dengan bidadari," ujar Kotake yang sudah bersiap-siap ingin menggoda Doremi lagi, "Nah, kalau kau cemberut, kau justru malah lebih mirip dengan obake ketimbang bidadari."

"Ih, Tetsuya. Sampai kapan sih, kau mau usil denganku seperti ini?"

"Sampai aku bisa berhasil membuatmu tersenyum ceria lagi," jawab Kotake sambil tersenyum, "Karena tunanganku, Harukaze Doremi yang kukenal, lebih sering tersenyum ceria ketimbang cemberut seperti tadi."

"Baiklah, aku akan tersenyum," ujar Doremi sambil tersenyum manis, "Lagipula, kau sudah membantuku untuk mempertimbangkan lagi rencana girlband Onpu-chan. Arigatou, Tetsuya."

"Dou ittashimashite, Doremi. Aku tahu, kau akan mempertimbangkannya lagi secara bijak. Ini peluang besar untukmu, juga para sahabatmu, untuk bisa melakukan suatu kegiatan bersama-sama lagi."

"Apa kami boleh ikut bergabung bersama kalian disini?" tanya seorang gadis yang menghampiri mereka bersama seorang pemuda, yang ternyata adalah Hazuki dan Yada Masaru (yang baru saja selesai bermain terompet).

"Ah, boleh saja, Hazuki-chan. Kebetulan, ada satu hal yang ingin kubicarakan denganmu," sahut Doremi sambil mempersilakan Hazuki dan Masaru untuk duduk, "Lebih bagus lagi karena ada Yada-kun disini."

"Memangnya ada apa, Harukaze?" tanya Masaru sambil mengerutkan alisnya sedikit, "Apa yang ingin kaubicarakan?"

"Baik, ini tentang Onpu-chan dan idenya supaya kita semua membentuk girlband. Kurasa kita masih bisa mempertimbangkan ide itu."

"Maksudmu kau lebih memilih untuk membuat girlband daripada hubunganmu dengan Kotake-kun?" tanya Hazuki tidak mengerti, "Kalian ingin putus?"

"Bukan begitu, Hazuki-chan," ralat Doremi, "Kita semua kan belum dengar penjelasan Onpu-chan yang lebih lanjut mengenai idenya itu tadi pagi. Mungkin saja, sebenarnya Onpu-chan juga sudah mempertimbangkan tentang peraturan single itu, dan dia juga sudah tahu solusi yang tepat untuk menghadapinya."

"Demo…"

"Onpu-chan itu sahabat kita. Dia tidak mungkin tega membuat kita terluka, hanya supaya kita berlima bisa melakukan sesuatu bersama-sama. Kita semua kan sudah tahu kalau Onpu-chan tidak seegois itu."

"Iya sih." Hazuki akhirnya mengiyakan, "Menurutmu, apa perlu kita membicarakan hal ini lagi dengan yang lainnya besok?"

"Ya, sangat perlu, bahkan harus," ujar Doremi mantap, "Kita semua harus dengar penjelasan Onpu-chan yang lebih jauh lagi tentang rencana girlband yang dicetuskannya."

"Kau benar, Doremi-chan. Kalau tidak salah, tadi Onpu-chan sudah ingin mencoba menjelaskan tentang hal itu, hanya saja, ia tidak sempat menjelaskannya. Ada telepon masuk, dan setelah itu, dia sibuk mengangkat telepon itu."

"Begitulah…" Doremi menghela napas, "Kuharap ada kejelasan yang muncul besok. Sejujurnya, aku masih ingin jadi artis…"

"Ternyata ujung-ujungnya, kau malah membicarakan hal itu, Doremi-chan…" ujar Hazuki sweatdrop, "Kupikir kau hanya memikirkan tentang persahabatan kita."

"Hi hi…" Doremi tersipu malu, "Boleh-boleh saja kan, kalau aku menginginkan agar hal itu bisa terwujud? Setelah itu kan, aku bisa…"

"Oh, jangan mulai lagi…" keluh Hazuki. Ia sudah tahu bahwa pembicaraan ini akan berlanjut sampai kepada sesuatu hal yang disukai Doremi. Lebih tepatnya, makanan favoritnya…

.

Keesokan harinya, di taman Misora…

"Pokoknya, hari ini aku mau bilang kalau semuanya aman. Kalian tidak perlu khawatir yang berlebihan seperti kemarin, karena manajemen yang akan mengurusi girlband kita tidak memberlakukan peraturan 'harus single' itu," ujar Onpu, menutup penjelasan yang dikatakannya secara panjang lebar sejak setengah jam yang lalu, "Doremi-chan, Hazuki-chan, kalian masih bisa bertunangan dengan Kotake-kun dan Yada-kun."

"Seharusnya aku sudah menduganya sejak kau mengatakan ide itu kemarin, Onpu-chan," sahut Doremi, "Untungnya, aku memutuskan untuk mempertimbangkan lagi idemu itu, dan sekarang, aku menyetujuinya. Aku setuju kalau kita berlima membentuk girlband."

"Aku juga menyetujuinya, Onpu-chan." Hazuki juga angkat bicara, "Setidaknya, kita bisa bekerja sama lagi dalam girlband yang kita bentuk."

"Doremi-chan, Hazuki-chan, arigatou." Onpu tersenyum, "Jaa, Ai-chan to Momo-chan wa?"

"Baiklah, kalau Doremi-chan dan Hazuki-chan setuju, aku juga setuju." Aiko menghela napas, "Aku hanya ingin mengingatkan kalau suaraku tidak terlalu bagus."

"Menurutku tidak juga, Ai-chan. Suaramu lumayan bagus," sahut Onpu, "Bagaimana denganmu, Momo-chan?"

"I agree!" seru Momoko, "Let's we prove that J-Pop can win from K-Pop!"

Semuanya tertawa, lalu memutuskan untuk meninggalkan taman Misora untuk berjalan-jalan.

.

(Ending Song 'Ojamajo Girlband': 'Zutto Friend' by MAHO-Do – Original Version by Nakatsukasa Masami)

.

To Be Continued

.


Catatan Author: Yey! Akhirnya chapter 1 bisa selesai juga…

Karena dapat inspirasi dari author luar yang biasa ngisi fandom ini di bahasa Inggris (yang biasanya malah ngebayangin kalau ficnya itu jadi anime sampai-sampai setting opening-endingnya & eyecatchnya juga dibikin), akhirnya saya bikin fic ini jadi seperti ini. ^^ Semoga berkenan ya, di hati readers semuanya.

Tentang ceritanya, fic ini juga nyambung sama dua fic drama multichapter saya yang sebelumnya, 'Love?' dan 'Hurt?', juga beberapa fic oneshot saya yang ada hubungannya dengan dua fic tersebut ('Valentine 17', 'Opinions' dan 'Our First Date'), jadi jangan heran kalau ada sedikit spoiler tentang fic-fic tersebut.

Mind to RnR?