Warning : T rate, OC, banyak tokoh minor Naruto, chara death.

Genres : Action/Adventure/Romance/Friendship/Humor/Angst/Tragedy.

Pairing : SasoSaku/KaoMa/ReiSasa.

Disclaimer : Semua tokoh Naruto milik Masashi Kishimoto (kecuali OC).

This Story belong to Riyuki18.

Dedicate to all reader, please enjoy it!

.

Neverland Side Story

Chapter 39

(The True Alice and Lost love)

.

.

Akhirnya Joker yang membawa Sakura sampai di depan gerbang dimensi batas antara dunia Neverland dan dunia nyata. Dia membawa Sakura masuk kembali ke Neverland. Yah, Joker memang sudah mengingat semuanya, sebenarnya dia bisa saja kembali sekarang ke Neverland tapi dia tak bisa meninggalkan dunia nyata dalam keadaan kacau-balau karena ulahnya, jadi dia berniat untuk kembali. Sementara itu Aoi dan Kurotsuchi yang mengikuti Kaoru sama sekali tidak bisa menemukan pemuda itu. Saat itulah Alice muncul.

"Kalian berdua bodoh! Joker sama sekali tidak berniat untuk membunuh Sakura! Sekarang cepat cari dia!" kata Alice yang muncul tiba-tiba dan langsung memarahi Kurotsuchi dan Aoi karena telah lengah.

"Ba-baik, Alice-sama!" jawab keduanya dengan cepat, setelah itu keduanya bergegas mencari pemuda itu di sekitar hutan.

Sementara itu Sasori akhirnya berhasil sampai juga di hutan itu dan juga mulai mencari-cari Sakura. Perasaannya benar-benar sangat cemas. Dia khawatir kalau Joker benar-benar akan membunuh Sakura. Pemuda itu mencari kesana dan kemari sampai akhirnya dia bertemu dengan Kaoru yang sepertinya baru keluar dari suatu tempat, dan tanpa menunda waktu lagi Sasori segera menghampiri pemuda itu.

"Joker! Dimana Sakura?" pemuda itu langsung menanyakan keberadaan Sakura pada pemuda itu dengan nada yang sedikit meninggi.

"Jangan khawatir… Aku tak berniat untuk membunuhnya, karena aku sudah ingat semuanya. Sekarang dia ada di tempat yang lebih aman," jawab Kaoru dengan tenang dan menyuruh Sasori untuk tak khawatir berlebihan.

"Benarkah itu Joker? Kau sudah ingat semuanya?" tiba-tiba sosok Ranmaru muncul diantara keduanya.

"Siapa kau?" tanya Sasori yang kini beralih menatap pada Ranmaru dengan tatapan curiga.

"Aku adalah Ranmaru, salah satu pengikut setia Alice," balas anak laki-laki kecil berambut ungu itu sambil tersenyum sinis sedikit. "Kebetulan aku bertemu dengan kalian berdua, ada seseorang yang ingin kuperlihatkan pada kalian… " kata Ranmaru secara tiba-tiba. Anak laki-laki kecil itu menjentikkan jarinya dan seketika muncul sebuah portal hitam di belakangnya dan dari balik portal itu muncul Matsuri yang diperlihatkan sedang berada disuatu ruangan dengan keadaan terikat.

"MATSURI!" Sasori yang memang sudah lama mencari adiknya itu langsung saja berusaha mendekati portal itu untuk menolong Matsuri.

"Kakak! Tolong aku!" teriak gadis itu dari dalam portal meminta Sasori untuk menolongnya.

"Kurang ajar… Jadi kau yang menculik adikku? Sekarang lepaskan dia!" kata Sasori yang kini menatap marah pada Ranmaru, sedangkan anak laki-laki itu hanya tertawa kecil melihat kemarahan benar-benar memuncak pada Sasori.

"Bagaimana kalau kita tukar Matsuri dan Sakura?" kata anak laki-laki itu yang menyatakan ingin diadakan pertukaran antara Matsuri dengan Sakura. Hal itu benar-benar pilihan yang berat bagi Sasori.

"Kenapa? Kenapa harus Sakura? Bukankah Joker sudah mengingat semuanya? Kenapa kau masih mengincar Sakura?" tanya Sasori yang benar-benar tak habis pikir apa yang sebenarnya di inginkan oleh Alice, kenapa dia masih saja menginginkan kematian Sakura.

"Karena dia bisa menghalangi semua rencana Alice-sama! Karena gadis itu satu-satunya yang berhasil memenangkan misi Neverland!" balas Ranmaru dengan sengit. Entah mengapa Sasori merasa kalau Ranmaru memiliki kebencian tersendiri terhadap Sakura. "Jadi bagaimana? Siapa yang akan kau pilih? Sakura atau Matsuri?" Ranmaru kembali pada awal pembicaraan dan meminta Sasori untuk segera memutuskan.

"Aku tidak akan menyerahkan Sakura apapun itu yang terjadi… " kata Joker yang tidak mau menyerahkan Sakura pada Alice.

"Aku juga tak mau melakukan pertukaran antara mereka berdua, tapi… " kelihatannya Sasori lebih ragu untuk membuat keputusan dibandingkan Kaoru. Pemuda itu benar-benar bingung, tentu Joker bisa langsung memutuskan seperti itu karena dia sama sekali tidak peduli pada Matsuri. Hal itu berbeda dengannya dimana Matsuri adalah adiknya dan dia tak bisa membiarkan adiknya mati, tapi dilain sisi dia juga tak ingin kehilangan Sakura.

"Baiklah-baiklah, bagaimana kalau kita lakukan opsi kedua?" tawar Ranmaru sambil tertawa enteng, seolah hal seperti ini bukanlah suatu yang perlu dipikirkan olehnya.

"Pilihan kedua?" tanya Sasori yang penasaran apa sebenarnya maksud dari pilihan kedua itu? Perasaannya tiba-tiba saja menjadi tidak enak.

o0o

Di lain sisi Marie dan yang lainnya sedang bertarung dengan para ninja milik Mizuki yang menyerang mereka.

"Mereka banyak sekali… " kata Kuromizu yang mengejar para ninja itu sampai ke jalan dan sekarang dia berada di salah satu lorong jalan yang sudah dikelilingi oleh beberapa orang ninja.

"Bukan masalah… Kita hadapi mereka semua!" balas Reiki yang sedang berdiri di belakang Kuromizu sambil memegang sebuah katana. Pemuda itu tampak sigap untuk melawan ninja-ninja itu.

"Tentu saja!" timpal Kuromizu dan bersamaan dengan itu keduanya mulai bergerak cepat mengincar para ninja itu.

Bukan hanya Kuromizu dan Reiki saja yang bertarung, karena sebagian besar mahasiswa lain juga ikut bertarung melawan ninja-ninja itu.

"HEYAAAAH! DIE! DIE! HWAHAHAHAH!" tampaknya Ivan sangat menikmati robot rancangan terbarunya dan melawan para ninja itu dengan senang hati.

"Ya ampun… Anak teknik itu benar-benar menggila… " Aoba langsung geleng-geleng melihat kelakuan Ivan yang sangat membara itu.

"Kita juga jangan mau kalah!" sambar Hery yang langsung ikutan bersemangat dan ikutan menggila, apalagi dia mendapatkan sarung tangan itu dari Gaara tentu saja dia tak menyia-nyiakannya. Shun dan juga Reiki juga menggunakan kekuatan tersebut.

o0o

Back to Sasori and Kaoru…

.

.

"Jadi kau menyuruh kami bertarung?" tanya Sasori untuk memastikan setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Ranmaru yang mengharuskan dirinya bertarung melawan Kaoru.

"Meski Joker sudah mengingatnya tapi setengah kekuatannya tersimpan di dalam dirimu, hanya boleh ada satu orang yang boleh memiliki kekuatan itu seutuhnya… Satu diantara kalian yang akan ditentukan lewat pertarungan ini, bagaimana?" kata Ranmaru tanpa beban seolah yang dikatakannya adalah hal kecil. Perkataannya sama saja ingin mengatakan kalau hanya boleh ada satu orang saja yang hidup.

"Bagaimana kalau aku menolak?" tantang Sasori yang penasaran apa yang akan dikatakan oleh Ranmaru kalau dia menolaknya.

"Kalau begitu, kau bisa ucapkan salam perpisahan pada Matsuri… " ancam Ranmaru sambil melirik portal yang ada di belakangnya.

"Jangan lakukan itu, kakak! Aku akan baik-baik saja!" sambar Matsuri dengan cepat meminta Sasori untuk tidak melakukan apa yang disuruh oleh Ranmaru. Tapi justru hal itu membuat Sasori semakin mencemaskan Matsuri.

"Ceh… Baiklah, akan kulakukan!" akhirnya Sasori menyanggupi permintaan dari Ranmaru. Dia tak ingin terjadi apa-apa pada adik satu-satunya itu.

"Aku menolak… " sambar Kaoru dengan cuek yang dengan entengnya menolak permintaan Ranmaru. Sasori langsung menatap tak setuju setelah mendengar jawaban dari Kaoru.

"Aku merasa tidak perlu untuk melakukan pertarungan ini, selain itu kau tidak akan membunuh gadis itu," kata Kaoru sambil melirik ke arah Matsuri yang berada di dalam portal. "Karena sebenarnya dia adalah pelaku dari semua ini, benarkan Ranmaru?" sambungnya lagi yang mengatakan kalau Matsurilah yang selama ini ada dibalik semua peristiwa ini.

"Kau… Bilang apa? Tidak mungkin… " Sasori yang mendengarnya langsung saja tidak percaya dengan apa yang dituduhkan Kaoru, kenapa dia bisa mengatakan kalau Matsuri adalah pelakunya.

"Yang jelas aku tak akan melakukan pertarungan itu, lagipula Sakura saat ini berada di tempat yang aman, jadi tak ada alasan bagiku untuk melakukan apa yang kau suruh." Tampaknya Kaoru benar-benar tak akan melakukan pertarungan itu. Dia terlihat yakin sekali dengan apa yang dikatakannya, hal ini membuat Sasori jadi bimbang dan mulai berpikir apa Matsuri benar-benar terlibat dengan semua ini.

Keadaan hening sesaat, Ranmaru sama sekali tidak membalas perkataan Kaoru, begitu juga Sasori yang sedang berpikir keras mengenai ucapan Kaoru dan Matsuri sendiri tampak diam di tempatnya. Untuk suatu alasan, Sasori dapat melihat Matsuri terlihat nyaman meskipun saat ini posisinya sebagai seorang sandera.

"Hahahaha… Jadi ketahuan, ya? Sejak kapan kau tau? Aku benar-benar tak menyangka kalau kau dapat menebaknya dengan tepat!" tiba-tiba saja Matsuri tertawa dan gadis itu berjalan keluar dari portal.

"Matsuri… Jadi yang dikatakannya benar? Kenapa? Kenapa kau melakukannya?" tanya Sasori yang berusaha untuk tidak mempercayai pada kenyataan yang saat ini tengah dihadapinya. Adiknya yang selalu bersikap baik dan manis, adiknya yang selalu dia sayangi ternyata pelaku dari semua ini! Tapi kenapa gadis itu sampai melakukan semua ini? Apa alasan dari semuanya?

"Mudah saja, karena aku ingin mewujudkan semua impianku!" balas gadis itu sambil setengah menyeringai. Sebuah seringai dari senyuman yang tak pernah dilihat Sasori sebelumnya.

"Aku… Masih tak mengerti dengan semua ini… " kata Sasori yang otaknya sudah tidak bisa lagi mencerna semua kejadian saat ini.

"Ini semua karena kau! Bukan… Tapi karena kalian berdua! Aku benci kalian berdua juga Sakura!" jawab Matsuri yang emosinya kini sudah meledak. Gadis itu mengungkapkan semua rasa marah dan kebenciannya.

"Aku… ? Kau marah padaku, Matsuri? Apa yang kulakukan sampai kau marah seperti ini padaku?" tanya Sasori yang jadi bingung melihat semua kemarahan Matsuri. Dia sendiri tak menyadari apa yang sebenarnya membuat Matsuri sampai marah seperti ini.

"Kau lebih memilih Sakura dibanding aku… Padahal… Padahal aku selalu berada disisimu! Selain itu… Apa kau tau apa yang kualami selama kau pergi? Kurasa tidak! Karena kau tidak bisa memahaminya!" terlihat Matsuri begitu marah dan Sasori tak menyangka kalau Matsuri akan semarah ini.

"Kau juga! Aku sudah membuat Alice untuk menggantikan posisi Marie… Tapi… Semua menolaknya dan menganggap hanya Marie yang cocok!" kali ini Matsuri beralih menatap Joker dengan kemarahan.

Keadaan hening sesaat dan tak ada satupun yang bicara…

"Lupakan itu! Sekarang aku ada tujuan lain, yaitu membangun Neverland di dunia nyata! Aku akan menjadikan Neverland nyata tentu dengan bantuan dari salah satu diantara kalian!" Matsuri benar-benar sudah di luar kendali dan Sasori sudah tak bisa lagi mengenali adiknya itu.

"Apa kau pikir semua rencanamu akan terlaksana?" balas Joker dengan datar.

"Heh… Tentu saja aku akan mendapatkan apa yang kumau… Lihat disana!" Matsuri malah terkekeh sambil menunjuk ke arah belakang. Kaoru dan Sasori yang heran langsung berbalik dan melihat ke arah belakang mereka.

"Kejutan… " ternyata di belakang mereka berdua muncul Haku dan Zabuza. Keduanya muncul sambil membawa Sakura yang masih berada dalam keadaan pingsan.

"Sakura!" kedua pemuda itu langsung terkejut melihat Sakura kini berada di tangan Zabuza dan Haku.

"Kurasa… Tak ada pilihan lagi… " kata Sasori yang secara tiba-tiba mengeluarkan pedang dari tangannya dan langsung menyerang Joker yang masih berdiri di sebelahnya.

SRAAAAT!

Dengan cepat serangan pedang itu mengarah pada Joker dan dengan cepat pula Joker segera bergerak untuk menghindarinya.

"Sasori, hentikan! Jangan ikuti apa perkataannya!" Joker juga segera mengeluarkan pedang untuk menangkis serangan dari Sasori.

"Kau tak mengerti! Sakura akan mati dan aku tak akan membiarkannya!" balas Sasori sambil berdecak kesal. Dia terlalu fokus memikirkan Sakura dan hanya itu saja yang saat ini bisa dia lakukan.

"Kau terlalu bodoh… " balas Joker yang berusaha menghindari tebasan pedang Sasori ke arahnya. Dia merunduk dengan cepat dan membuat tebasan yang dilancarkan Sasori mengenai sebuah pohon besar yang ada di belakangya.

Craaak… BRUKHHH!

Pohon itu tertebas dan jatuh ke samping.


Sunagakure University…

.

.

Kekacauan terjadi di kampus Sunagakure akibat ulah Mizuki juga pasukannya. Tapi perlahan pasukan-pasukan itu mundur dan secara tiba-tiba saja Mizuki beserta pasukannya pergi.

"Aneh, kenapa mereka tiba-tiba pergi?" tanya Kuromizu yang merasa heran, padahal sedikit lagi dia dapat membasmi semua pasukan ninja yang mengepungnya di lorong jalan.

"Aku tidak tau… Lebih baik kita cek keadaan kampus sekarang!" balas Reiki yang tak mau ambil pusing dengan hal itu dan langsung memutuskan untuk masuk ke dalam kampus dan melihat keadaan disana.

.

.

"Kalian semua tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?" tanya Kuromizu yang mencemaskan semua teman-temannya karena biar bagaimanapun sebagai panitia penyelenggara acara ini dia merasa bertanggung jawab atas keadaan ini.

"Semua disini baik-baik saja berkat bantuan mereka… " sambar Anko sambil melirik ke arah Pein, Deidara, Konan, Kisame, Hidan dan Itachi yang muncul dipertengahan saat ninja-ninja itu mulai mengepung mereka.

"Uhh… " Anko kemudian memegangi lengan kirinya yang sempat terluka oleh sayatan pedang dari ninja-ninja tadi.

"Anko-sensei!" Hery tentu saja jadi orang yang paling mencemaskan guru favorite-nya itu.

"Aku tidak apa-apa… " balas Anko sambil mencoba menepis pengangan tangan Hery yang sedang menahannya.

"Tidak boleh begitu… Mari kuantar ke ruang kesehatan untuk mengobati lukamu… " untuk pertama kalinya Hery dapat bersikap gentle terhadap Anko. Meskipun Anko menolak bantuannya tapi Hery tetap berada di samping guru itu dan memeganginya karena dia memang sangat khawatir pada guru galak itu.

"Hery benar, sensei… Siapa tau ada racunnya juga! Harus segera diobati!" sambar Kuromizu untuk memperingati Anko sambil mengingat-ingat dia pernah terkena racun akibat sayatan pedang dari ninja-ninja itu dulu.

Akhirnya Anko menyerah dan menerima bantuan Hery. Keduanya pergi menuju ruang kesehatan di dalam gedung kampus.

"Lalu sekarang bagaimana?" tanya Reiki sambil melirik yang lainnya.

"Kita harus mencari Sasori juga Kaoru!" balas Pein dengan cepat dan sepertinya semua yang ada disana memang berpikiran sama dengan apa yang dipikirkan Pein.

"Kalau begitu tunggu apa lagi, ayo cepat pergi!" sambar Marie dan mereka semua langsung bergegas pergi keluar kampus.

o0o

Meanwhile…

.

.

Sedangkan pertempuran antara Kaoru dan Sasori sepertinya sudah berakhir. Sebuah kalung berbentuk salib dengan permata sapphire di tengahnya tampak tergeletak di atas tanah dan retak. Selain itu tampak dua pemuda yang berdiri saling membelakangi satu sama lain.

"Aku minta maaf, Joker… Selama ini aku sudah banyak berhutang padamu… " kata Sasori dengan lirih dan dia menyadari kalau dia sudah melibatkan Joker sampai sejauh ini bahkan tanpa dia sadari menyeret sosok NPC itu ke dunia nyata dan membuatnya terkena masalah yang cukup besar.

"Kau seharusnya tak perlu melakukan semua ini… Sasori… " balas Kaoru sambil setengah menghela napas.

BLUGH… !

Sasori terjatuh… Pedang dalam genggamannya ikut terlepas dan terjatuh juga bersamaan dengan ambruknya tubuh Sasori.

"Sasori… !" dengan cepat Kaoru menghampiri Sasori yang tergeletak di bawah. Pemuda itu merangkul Sasori dalam pelukannya.

"Aku menitipkan Sakura padamu… Katakan padanya mengenai perasaanku… Dan sampaikan maafku karena tak bisa menjaganya lagi… " setelah mengatakan hal itu tubuh Sasori mulai lemas, dan perlahan kekuatan milik Joker yang berada di dalam tubuh Sasori mulai kembali ke pemilik aslinya.

Tak lama setelah itu seperti terdengar suara Marie dari kejauhan. Matsuri yang mengetahuinya segera memutuskan untuk pergi dengan yang lainnya sambil membawa Sakura.

"Kalau kau meinginkan Sakura datanglah kemari lagi besok. Aku akan mengembalikannya padamu… " kata gadis itu yang meninggalkan pesan untuk Joker.

Kemudian setelah sosok Matsuri dan yang lainnya pergi, Marie muncul bersama dengan Pein, Deidara, Konan, Kisame, Itachi dan Hidan. Tentu saja mereka sangat shock setelah mendapati Sasori dalam keadaan seperti itu, ditambah lagi ada Joker disana membuat mereka semua langsung berpikiran yang macam-macam.

"Kau… Apa yang kau lakukan pada Sasori?" tanya Pein dengan geram dan pemuda itu segera berlari menghampiri tubuh Sasori yang tergeletak.

Joker sama sekali tak mengatakan apa-apa, pemuda itu hanya menatap datar pada Pein juga teman-temannya yang mulai menghampiri Sasori.

"Joker… Kau tidak… " Marie menatap Joker dengan penuh kecurigaan, berharap kalau apa yang dipikirkannya tidaklah benar.

"Kalian semua kembalilah ke Neverland. Semua urusan kalian disini sudah selesai, aku juga akan segera kembali kesana," kata Joker yang langsung menghindari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan sikap santainya dia menyuruh semua yang berasal dari Neverland segera kembali kesana secepatnya.

"Hey! Kau belum menjawab pertanyaanku tadi!" Pein sepertinya masih penasaran karena Joker sama sekali tidak mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Aku tak perlu menjelaskan sesuatu yang sudah jelas… " jawab Joker dengan datar dan kemudian pemuda itu berjalan menjauhi mereka semua.

"Kurang ajar, un… " Deidara ikut menggeram kesal. Rasanya ingin sekali dia meledakkan NPC itu tapi dia tau kalau perbuatannya hanya akan memperburuk keadaan.

"Sudahlah, ayo kita pergi dari sini dan bawa Sasori pergi… " Itachi mencoba menengahi dan menyuruh yang lainnya untuk tak mencari masalah dengan Joker karena saat ini Sasori yang harus diutamakan.

"Ayo, un! Kita pergi, un!" balas Deidara sambil menatap kesal pada Joker, tapi akhirnya dia dengan yang lainnya pergi juga dari sana. Marie hanya bisa menatap Joker dari kejauhan, ada segurat rasa kecewa di hatinya mengetahui kejadian ini, sedangkan Joker sama sekali tak berani menatap Marie. Dia hanya berdiri membelakangi mereka semua. Akhirnya mereka semua pergi meninggalkan hutan tersebut.


Besoknya…

.

.

Pagi harinya mereka semua berkumpul di halaman kampus untuk mengadakan acara penghormatan terakhir untuk Sasori. Hari ini mereka semua berkabung atas sepeninggalnya Sasori.

"Kuharap… Ini yang terakhir kalinya kita kehilangan seorang teman… " Nathan hanya bisa bergumam pelan. Kehilangan dua orang teman dalam waktu dekat sangat menyakitkan, yang lain juga merasa demikian.

"Maafkan aku… " kata Marie dengan pelan. Gadis itu tertunduk diam dan merasa sangat bersalah.

"Kenapa minta maaf? Ini semua bukan salahmu, Marie… " Yoshi mencoba membuat gadis itu tenang karena dia dapat melihat ada raut wajah bersalah pada Marie.

"Aku tak bisa mencegah Joker… Seandainya aku bisa menghentikannya… " ucapnya dengan pelan dan memang merasa bersalah akibat perbuatan yang dilakukan oleh Joker. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk meninggalkan pemakaman tersebut.

o0o

Marie pergi menuju atap atas kampus untuk menenangkan pikiran dan perasaannya. Tapi siapa yang menduga ternyata di atas sana dia bertemu dengan Joker yang sepertinya sedang melihat acara penghormatan terakhir untuk Sasori.

"Kau… Apa kau sadar dengan apa yang sudah kau lakukan?" kata Marie secara tiba-tiba dan otomatis pemuda berambut putih itu segera mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu.

"Itu adalah bentuk tanggung jawab yang harus dia lakukan… " jawab Joker berusaha setenang mungkin. Dia tau saat ini Marie mungkin sudah sangat kecewa padanya.

Marie sama sekali tak bisa berkata apa-apa lagi. Perasaannya bercampur aduk dan jadi semakin tak jelas. Saat itu turun rintik-rintik hujan.

"Kembalilah ke Neverland Marie… Kau sudah tidak ada urusan lagi disini. Pergilah dengan lainnya secepat mungkin." Joker menghela napas sesaat kemudian dia meminta Marie untuk kembali segera ke Neverland bersama yang lainnya, karena tujuan mereka sudah selesai.

" … Lalu bagaimana denganmu? Kau juga akan kembali, kan?" tanya Marie yang memang masih sangat mempedulikan Joker.

"Aku akan kembali tapi setelah aku menyelesaikan urusanku disini… " jawab Joker dengan pelan. Dia sendiri tak yakin apakah dia akan kembali atau tidak.

"Aku akan menunggumu… " balas Marie sambil menyunggingkan sebuah senyuman tipis dan tulus.

"Kau tak usah menungguku Marie… " Joker malah mengatakan agar Marie tak usah menunggunya. Pemuda itu berjalan melewati Marie yang masih terpaku di tempatnya.

"Meski kau mengatakan demikian tapi aku akan tetap menunggumu… " Marie sepertinya lebih keras kepala. Dia sudah memutuskan untuk tetap dan terus menunggu.

"Kau terlalu baik untukku… " kata pemuda itu yang akhirnya pergi meninggalkan Marie disana.

o0o

Tak lama setelah itu langit kembali cerah dan hujan telah berhenti. Semua yang menghadiri acara untuk penghormatan terakhir bagi Sasori segera membubarkan diri mereka masing-masing.

"Sepertinya kami akan segera kembali ke Neverland karena tujuan kami sudah selesai… Joker sudah mengingat jati dirinya lagi juga kekuatannya… " kata Marie yang sudah kembali berkumpul dengan yang lainnya di halaman kampus.

"Jadi… Apakah Kaoru… Maksudku Joker juga akan kembali ke Neverland bersama kalian?" tanya Fei untuk memastikan mengenai Kaoru.

"Dia akan kembali ke Neverland tentunya… Tapi sepertinya dia memilih untuk tak bersama kami… " jawab Marie yang seujujurnya dia masih mengkhawatirkan Joker. Ada suatu perasaan yang mengatakan kalau dia tak akan bisa bertemu lagi dengan NPC itu.

"Ayo, Marie kita harus pergi… Urusan kita disini sudah selesai. Jaga diri kalian semua baik-baik… " kata Killer Bee yang hari itu juga datang. Dia segera membuka portal untuk kembali ke Neverland dan meminta mereka semua untuk segera kembali.

"Jangan khawatir, aku dan Kagero akan menjaga portal yang robek itu dan menunggu Joker disana," timpal Enma yang sepertinya dapat membaca kecemasan pada raut wajah Marie.

"Baiklah, aku mengerti… Ayo semuanya kita pergi!" Marie akhirnya mengangguk cepat. Setidaknya dia dapat merasa lega mengetahui Enma dan Kagero yang akan menunggu Joker. Marie bersama yang lainnya segera memasuki portal yang dibuka Killer Bee, setelah itu Killer Bee sendiri juga ikut masuk ke dalam portal tersebut. Enma sendiri juga segera menghilang dari sana.

"Kuharap semua ini sudah benar-benar berakhir… " ucap Shun dengan pelan. Dia benar-benar berharap kalau semua kejadian ini tak akan pernah terulang lagi.

"Semoga saja… " timpal Reiki sambil menghela napas dan menepuk pundak Shun.


Disisi lain terlihat Joker yang sekarang sudah berada di suatu tempat yang sudah tak asing lagi baginya. Kini dia sudah berada di kota Neverland. Pemuda itu berjalan memasuki kota yang gelap itu. Ada sedikit rasa khawatir terbesit dalam pikirannya, tapi dia tetap melangkah masuk sampai akhirnya dia bertemu dengan Ranmaru.

"Sakura ada di dalam istana, kau bisa menemuinya disana," kata NPC berambut ungu itu yang mengatakan keberadaan Sakura ada di dalam istananya sendiri. Joker tak berkata apa-apa, dia bergegas berlari kesana.

Sementara itu di depan portal dekat hutan berdiri Enma dan Kagero yang sedang menunggu Joker.

"Kau yakin kalau Joker akan kembali?" tanya Kagero yang merasa tak yakin kalau NPC itu akan benar-benar pulang kembali ke Neverland.

"Kita tunggu saja. Aku yakin dia akan pulang… Atau bisa jadi dia malah sudah membuka portal duluan dan sudah berada di Neverland," balas Enma dengan sedikit santai. Dia merasa Joker tak akan mungkin berkeliaran di dunia nyata setelah mengetahui semuanya.

"Lihat… Portalnya mulai tertutup! Apa itu berarti Joker sudah kembali ke Neverland… ?" tanya Kagero yang terlihat masih belum yakin.

"Kalau dia belum ke Neverland, portal ini tak akan mulai tertutup seperti ini. Ini artinya hampir semua yang berasal dari Neverland sudah kembali, termasuk Joker. Sudahlah, jangan berpikir terlalu banyak, kita juga harus segera kembali!" Enma tanpa menunda waktu lagi segera menarik masuk Kagero ke dalam portal sebelum portal dimensi itu benar-benar tertutup sepenuhnya. Sosok kedua NPC itu akhirnya menghilang seiring dengan tertutupnya portal tersebut.

o0o

Meanwhile…

.

.

Sementara itu Joker sudah berada di dalam istananya sendiri dan mulai mencari Sakura. Dia tau kalau pasti ada perangkap dibalik semua ini, tapi dia sudah terlanjur berjanji pada Sasori untuk melindungi Sakura, jadi NPC itu tetap berjalan sampai pada akhirnya dia masuk ke sebuah ruangan yang bahkan dia sendiri sebagai pemilik dari kastil itu tak mengenalinya.

"Tempat apa ini?" Joker memperhatikan ruangan tersebut dengan bingung karena ini pertama kalinya dia melihat ruangan aneh tersebut. Ruangan itu memiliki aura yang sangat gelap dan sepertinya ruangan itu berada di dimensi lain. Setelah itu di depannya muncul Matsuri bersama Ranmaru.

"Kau… Tempat apa ini? Lalu dimana Sakura?" tanpa menunda waktu lagi, Joker langsung saja mengutarakan semua pertanyaannya yang sudah sejak tadi tersimpan di dalam pikirannya itu.

"Jangan khawatir... Aku sudah mengembalikan Sakura kembali ke dunianya, karena aku sudah tak membutuhkannya lagi!" jawab Matsuri dengan santai.

"Lalu kenapa kau menyuruhku untuk datang kemari?" tanya Joker yang ternyata dugaannya tepat kalau ada perangkap dibalik semua ini.

"Bukankah aku sudah bilang kalau aku ingin membangun Neverland yang sesungguhnya?" kata Matsuri dengan serius dan gadis itu memang tak main-main dengan ucapannya. "Aku ingin menciptakan Neverland yang sesungguhnya dengan bantuanmu... Dan dengan bantuan yang lain, Kalu lihat pintu dimensi itu? Bukalah dan kau akan tau apa maksudku." Matsuri menunjuk sebuah pintu yang ada di dalam ruangan itu dan menyuruh Joker untuk membukanya.

Meski ragu tapi karena didorong oleh rasa penasaran, Joker akhirnya berjalan mendekati pintu tersebut dan membukanya.

Creak...

Joker membuka pintu tersebut dan dia melihat ruangan itu dipenuhi oleh sesuatu yang tak diduganya.

"Welcome to my world, Joker... " kata Matsuri sambil tersenyum sinis.


Di tempat yang berbeda semua para penghuni Meverland sudah kembali ke tempatnya masing-masing. Robekan dimensi itu memang sudah tertutup, tapi tak ada satupun dari mereka yang mengetahui ada satu portal yang selama ini tersembunyi yang tersimpan di dalam tempat Joker sendiri. Karena Tears Of Sky saat itu memang terbentuk pas di atas dari kota Neverland.

Tak ada satupun yang tau kalau sebuah rencana besar tengah menanti mereka sebentar lagi. Keadaan di dunia nyata sudah kembali berjalan normal, dan di suatu tempat terlihat Sakura yang berdiri di depan makam Sasori.

The End

Opening intro : Diperlihatkan seorang gadis berambut pirang tengah turun dari sebuah tangga dengan memakai gaun putih. Gadis itu adalah Marie. Dia turun menghampiri Joker yang menunggunya di bawah tangga sambil tersenyum.

Release me from this mysterious waiting.

Joker mengulurkan tangannya pada Marie dan langsung disambut hangat oleh gadis itu.

The stars are falling, the wind is blowing.

Keduanya saling menatap dan tersenyum bahagia.

Finally I can hold you in my arms. Two hearts beating together.

Keduanya berdansa di tengah aula istana tersebut. Tapi perlahan gambaran itu memudar.

Believe me that my heart is never changing.

Terlihat Marie yang sedang berjalan keluar dari beranda kamarnya.

Waiting a thousand years, you have my promise.

Dia berdiri disana dengan tatapan kosong. Tangannya menggenggam sebuah kalun yang ada di lehernya.

Despite many bitter winters, I never let you go.

Wajahnya tertunduk dan menatap kalung tersebut dengan sendu.

Close your eyes and tightly grab my hands, please recall the past the days we were in love.

Gambar berganti dimana diperlihatkan Marie tengah menarik tangan Joker memasuki labirin bunga. Joker mengikuti langkah gadis itu sambil tersenyum menatapnya.

We loved each other too much, it is sorrowful that we can't even say "I love you".

Keduanya kini berada di tengah dari labirin tersebut dan Marie memeluk Joker dengan begitu erat.

Intro : Berganti dimana memperlihatkan sosok Sakura yang tengah mengunjungi makam Sasori.

Every night my heart aches. I never stop thinking of you.

Gadis itu berdiri menatap kosong pada makam itu, perlahan tetesan air matanya mulai berjatuhan.

I am used to being alone for such a long time and I face it with smile.

Sekilas teringat kembali dimana dia menghabiskan masa kecilnya bersama Sasori, keduanya terlihat tertawa bersama dan bahagia.

Believe me, I choose to wait. Even though it's painful I won't leave.

Tak jauh dari Sakura ada Sasuke yang mengamatinya dari jauh. Pemuda itu terlihat mengkhawatirkan Sakura yang sedang sedih tapi dia juga tak bisa berbuat apa-apa untuk menenangkannya.

Only your tenderness can save me from the endless cold.

Tanpa gadis itu sadari muncul kehadiran Sasori di belakangnya dia tampak sedih melihat Sakura yang menangis.

Close your eyes and tightly grab my hands, please recall the past the days we were in love.

Sasori yang kini sudah berbeda alam dengan Sakura akhirnya perlahan memeluk gadis itu, berharap pelukannya dapat dirasakan oleh Sakura.

We loved each other too much, it is sorrowful that we can't even say "I love you".

Sakura dapat merasakan desiran angin dingin yang berhembus disekitarnya dan tak lama dia dapat merasakan sesuatu yang hangat. Sakura memeluk tubuhnya sendiri seolah tak ingin kehilangan sensasi hangat itu.

Let love be a blossoming flower in our hearts.

Disuatu tempat yang lain tampak bunga-bunga bermekaran satu-persatu.

We can pass through the time and never giving up our dreams.

Diperlihatkan Joker dan Marie tengah berlari sambil bergandengan tangan.

We loved each other too much, it is sorrowful that we can't even "I love you".

Kini Marie dan Joker ada di sebuah kapel, tampak jelas Marie seperti sedang mencegah Joker untuk pergi dari dalam kapel tersebut.

Let love be a blossoming flower in our hearts, we can pass through the time.

Kembali ke tempat dimana bunga-bunga itu bermekaran. Disana terlihat sosok Joker yang tengah tertidur dalam di hamparan bunga-bunga itu.

We can never forget our promise.

Berganti ke Marie yang sedang memegang kalungnya dan tiba-tiba kalung itu mengeluarkan cahaya.

Only true love follow us as we pass through time.

Kemudian beralih ke Sakura yang sudah melepaskan pelukannya sendiri dan disaat yang bersamaan sosok Sasori menghilang dari sana.

It is sorrowful we even can't say "I love you"…

Sakura menyeka air matanya dan dengan senyuman getir dia mengatakan "I love you".

The love we have in our hearts is the only never changing myth.

Diperlihatkan gambar Marie yang tengah memegang kalung, sosok Joker yang tertidur, Sakura yang tengah berdiri dengan tatapan mata yang tajam serta Sasori yang mengukir sebuah senyuman tipis dan satu-persatu gambaran ke empatnya memudar.


A/N : Akhirnya bisa tamat walaupun memang masih banyak yang menggantung dan memang disengaja. Kejelasan selanjutnya masih berlanjut. Disini sudah jelas mengenai perasaan Sakura pada Sasori meskipun memang sangat terlambat karena keduanya memang lambat bergerak. Untuk adegan endingnya itu memang cuplikan mengenai masa sekarang dan masa lalu dimana Marie masih bersama Joker.

Lagu untuk ending ini berasal dari suatu film The Myth yang berjudul Endless Love yang dinyanyikan oleh Jackie Chan dan Kim he soon (atau siapalah itu saia lupa namanya). Yang jelas saia merasa lagu ini bisa ngepas sama Marie dan Joker.

Saia tau chapter terakhir ini masih banyak hal yang membuat bingung tapi ini akhirnya perebutan kode itu selesai (meski nasib K dan Manma belum jelas yang kemungkinan akan diperjelas lagi nantinya) dan nasib Joker sendiri juga masih tanda tanya. Tapi tenang semua pertanyaan itu akan terjawab di Neverland 2. Yang mau tanya-tanya silahkan kembali PM kami. Terima kasih buat dukungan dari teman-teman pembaca semua. Saia akan mencoba untuk tetap bersemangat! Kebahagiaan kalian adalah semangat kami, jadi kami harap semua cerita kami dapat menghibur kalian.

Ah, ya kami berencana membuat Neverland yang lepas dari Naruto dan buat teman-teman yang merasa pernah mengirim OCnya boleh didaftarkan kembali. Cerita ini punya time skip yang cukup signifikan jadi saia tidak akan memakai tokoh Naruto.

Sekali lagi kami ucapkan terima kasih dan selamat membaca.