Aku mendapat kabar bahwa B.S.A.A telah melenyapkan Wesker. Tidak bisa dibilang aku merasa sedih, tapi ada sedikit kekosongan dalam hatiku.

Wesker mempunyai kendali yang sangat luas dalam bioterorisme, dan memegang peran besar dari rencanaku ketika kami masih bekerja sebagai partner.

Aku tertarik melihat bagaimana keadaan akan berubah, tapi untuk sekarang, aku harus lebih memperhatikan Simmons dan organisasinya...The Family.

...

Apapun yang terjadi, aku tidak akan melupakan tujuan utamaku sendiri.

(Ada Wong- Resident Evil files)

.

.


LADY IN RED

EPILOGUE

.

.

"Sudah dua hari sejak diselenggarakannya Rapat Perdamaian dan Pembentukan Aliansi Anti-Bio Terorisme, saat itu seorang tamu bernama Rosette Taylor dinyatakan hilang bersama data penting berisi seluruh hasil rapat. Mobil yang membawa Nyonya Rosette ditembak pada pukul 16.30 waktu setempat oleh seorang penembak jitu, menewaskan supir dan mengakibatkan mobil menabrak pembatas jalan. Hingga kini status Nyonya Rosette belum diketahui keberadaannya…"

Demikian informasi yang beredar di media massa mengenai kasus Rosette Taylor dan hilangnya data penting hasil pembentukan aliansi. Dia tidak ditemukan di rumahnya, tidak terdaftar di hotel maupun rumah sakit. Menurut pihak kantor pemerintahan tempat ia bekerja, Mrs. Rosette tidak pernah menghubungi mereka terhitung sejak dimulainya rapat di gedung ARA Executive Conference Center – Washington D.C. Pihak Pemerintah Amerika Serikat hingga saat ini masih menyelidiki kasus ini.

.

.


ROEAS Continental Building – Rooftop, dua hari setelah insiden penembakan

Dia berjalan di antara kegelapan membawa sebuah kotak panjang berwarna hitam. Setelah berhasil naik ke atap gedung perkantoran sepi tanpa diketahui penjaga, dengan celana ketat berwarna hitam dan baju merahnya, ia sampai di ujung gedung yang mengarah ke sebuah motel kelas menengah. Dibukanya kotak hitam itu, lalu ia mengeluarkan isinya, sebuah sniper riffle. Wanita itu sedang mempersiapkan senjatanya.

.

"Waktunya menunjukkan kehebatanmu, baby…" katanya sambil mencium laras senjata itu.

.

Lalu ia mulai membidik, dengan bantuan teleskopik jarak jauh ia mengarahkan laras ke salah satu jendela motel, mengatur jarak. Dilihatnya seorang wanita tua berusia enam puluh tahun yang sedang menikmati makan malam di dalam kamar. Wanita ini tersenyum, menemukan apa yang ia cari.

"Rosette Taylor… Kau kutemukan," gumamnya, "Kau tidak akan bisa lari dari Ada Wong."

Ada Wong, wanita misterius ini, sedang mengarahkan senjatanya untuk membungkam Rosette Taylor.

"Nenek tua, kuakui kau cukup pintar. Meskipun kau tidak menyadari keberadaanku, tapi kau minta tolong pada gadis bernama Helena untuk menjagamu. Lalu kau menyebarkan rumor tentang sample antivirus, membuatku tidak bisa bergerak bebas di gedung itu. Sayang, skenario melarikan diri ke motel dan menyewa sniper yang menembak supir... Itu tindakan bodoh," ia berbicara sambil terus mengatur jarak, "Rupanya kau mengira ada penyusup yang mengincar data di kopermu? Wrong. Aku tidak pernah ditugaskan mencuri data itu... Tapi aku mengincar nyawamu, Rosette…"

Tangannya telah siaga di pelatuk.

"Seharusnya kau memikirkan masa pensiun dan menikmati hari tua. Tidak perlu menjalani hal seperti ini…" dia tersenyum.

Sekali lagi ia memperhatikan Nyonya Rosette yang masih menyantap makan malamnya dengan tenang, tanpa menyadari ada bahaya yang sedang mengincar nyawanya.

"Mimpi indah bersama makananmu di sana. Rest in peace, Rosette…"

Lalu ia menarik pelatuknya, dalam sepersekian detik peluru telah menembus target yang ia tuju.

.

Bunyi tembakan memecah keheningan malam itu, masyarakat sekitar yang mendengar sedang mencari-cari sumber suara bising tersebut. Ada Wong segera mengembalikan senjata itu ke kotak, menutupnya, lalu menjauh dari lokasi. Ia turun dengan grapple gun andalannya, melalui sebuah jalan alternatif yang sepi dan jarang dilalui orang… Ia berjalan dengan tenang menuju mobil yang diparkir di sebuah tikungan tidak jauh dari sana. Mobil sport berwarna merah dan masih mengkilap.

Dia mengambil kunci dari sebuah poket kecil di sabuknya, di kunci itu tergantung sebuah aksesoris, gantungan kunci warna merah berbentuk cheongsam. Beberapa saat kemudian ia telah melesat meninggalkan kepanikan di lokasi jasad Rosette Taylor berada. Setelah tiga puluh menit mengemudi, dia menepi di sebuah jalanan sepi. Rupanya ia mendapat telepon dari seseorang.

.

"Halo, ya… Ini Ada Wong," katanya, "Aku sudah membereskan Rosette Taylor, sesuai dengan permintaan Anda. Ya, aku sudah memastikan dia sudah beristirahat dalam damai. Jangan khawatir."

Dia nampak mendengarkan perkataan orang itu, "Oh, begitu? Terima kasih atas kerjasamanya… Pekerjaan lain? Hmm… Aku mendengarkan."

Ada Wong mendengarkan dengan seksama, terkadang ia menghela nafas atau mengangguk.

"Tawaran menarik, Sir. Sampai jumpa dan selamat malam." Ia menutup telepon dan memejamkan kedua matanya. Hanyut dalam keheningan, kesendirian, dengan pikiran yang berkecamuk. Semua pikiran yang hanya ia ketahui sendiri.

Dia diam selama beberapa detik sebelum akhirnya membuka mata, lalu memandangi cheongsam mini yang tergantung bersama kunci mobilnya. Ia tersenyum penuh arti.

"Leon… Keadaan semakin menarik untuk diikuti, kau tahu? Seandainya aku bisa menceritakannya padamu, tapi itu tidak mungkin," gumamnya pada diri sendiri sambil terus melihat aksesoris yang diberikan Leon dua hari yang lalu, "Tak kusangka, malam itu aku hampir melupakan tujuan utamaku demi pria itu. Seharusnya aku bisa menahan perasaanku sendiri…"

.

.

"Hubungan kita memang… Rumit, Leon… Tapi aku selalu menantikan pertemuan denganmu lagi."

Dia tersenyum, lalu mulai melanjutkan perjalannya. Ia menginjak pedal gas lebih dalam, memacu kekuatan mobilnya ke batas maksimal. Ada Wong sang lady in red, dalam sekejap menghilang dalam kegelapan malam, tanpa jejak dan tak terlacak.

.

.

++ == [ THE END ] == ++


.

.

Author's Note :

Yup yup yup, akhirnya sampai juga di epilog. Demikian akhir cerita Lady in RED ini. Rasanya mau bilang MISSION COMPLETE! Sempat terpikir buat bikin lanjutannya, tapi masih direnungkan dan menunggu pendapat kalian. Takut kayak sinetron Indo yang ber-season panjang banget. Membahas tentang chapter ini sendiri :

- Penjelasan misi Ada Wong dan nasib Rosette Taylor dua hari setelah kejadian. Untuk keberadaan data hasil pertemuan aliansi itu sendiri sengaja tidak diceritakan, saya serahkan bagaimana spekulasi pembaca aja, hohoho.

- Khusus di chapter EPILOGUE ini saya membahas dari segi Ada Wong, tapi tetep tidak pakai sudut pandang orang pertama, jadi kita sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya Ada pikirkan (termasuk saya sendiri). xD

Semoga untuk fanfic Leon x Ada pertama ini ngga mengecewakan, saya bakal berusaha bikin lebih mengalur dan lebih menarik lagi (kalau ada ide bagus & waktu memadai tentunya).

Dan yang tidak pernah saya lupa katakan di tiap note : Thank you! Thank you! Thank you!

.

BIG THANKS buat :

Red Apple : senpai yang selalu menyemangati dan ikutin cerita ini dari awal sampai akhir, hingga punya ikatan batin (?) *hug*

Roquezen : thank you buat PM dan review yang selalu mendukung dengan ide-ide, dan mohon maaf request ratingnya belum bisa dinaikkin jadi M, hahaha.

Terima kasih juga buat semua yang sudah baca dan review, atau PM saya... Beberapa guest yang mampir dan tidak bisa saya ucapin makasih. Review kalian sangat bermanfaat, jangan lupa komentar kalian tentang akhir cerita ini yah!

Sampai bertemu di cerita Aeon berikutnya, atau mungkin di wilayah Valenfield. :)

=jitan88=