"Kita pasti akan mendapatkannya lagi Wonnie. Bukankah Dr. Jung Yunho mengatakan jika aku bisa mengandung lagi" ucap Kyuhyun lembut.

Siwon mengecup pipi cubby Kyuhyun dan tersenyum menawan.

"Tentu saja, BabyKyu. Bukankah tadi kamu mengatakan kalo aku pandai membuat. Hm hm" senyum jail dan mesum Siwon terukir indah pada belah bibir jokernya.

Kemudian ia mengangkat tubuh Kyuhyun dan menggendongnya menuju kamar mereka.

"Ya! Choi Siwon! Sudah aku katakan aku malas dihukum. Lepaskan .."ronta Kyuhyun dalam gendongan Siwon.

Siwon membaringkan Kyuhyun diranjang dan kemudian menindihnya.

"Choi Kyuhyun, Choi Siwon-mu yang tampan ini akan membuatkan baby mungil yang kecil" ujar Siwon ketika melihat Kyuhyun sedang memicingkan matanya tanda ia tidak setuju.

"Seperti yang my BabyKyu katakan jika aku ini pandai membuatnya, kan?!"bisiknya tepat ditelinga kiri Kyuhyun dan menjilatnya.

PASTEL PERFECT

DON'T LIKE, JUST LEAVE ON "X" SYMBOL

Disclaimer : God and Themself

Pairing : Choi Siwon & Cho Kyuhyun

Other : Choi Minho Choi Taemin

Cho Jonghyun Cho Jino

Cho Ahra Jung Yunho Jung (Kim) Jaejoong

Genre : Romance Hurt

Rate : M

Warning : BL , Shounen-ai, Gaje, GS for Taemin, M-preg

NO COPY AND PASTE
NO PLAGARISM

FF IS FF IS NOT REAL

.

VIOS

.

Italic = flasback

Selembut pastel

Selembut bayu

Semanis madu

Baby Kyu

.

"Yunho-ssi, bagaimana dengan kesehatan 'istri' saya?" Choi Siwon kini sedang berhadapan dengan Dr. Jung Yunho mengenai kesehatan sang 'istri', Cho Kyuhyun.

"Ha-ah." Dr. Jung menghela nafas beratnya membuat perasaan Choi Siwon was-was.

"Aku melihat ada bekas 'merah' pada tangan Kyu. Kau melakukannya lagi, Tn. Choi?!" ujar Dr. Jung penuh penekanan.

"Saya tau jika saya salah. Saya lepas control." Wajah yang tadinya cemaas kini telah berganti dengan sosok Choi Siwon yang dingin.

"Karena kau tidak berusaha mengontrolnya." Tandas Dr. Jung.

"Katakan." Ujar Siwon begitu dingin.

"Choi Kyuhyun. Tekanan darah turun. Imun menurun drastis. Dan tentunya gizi menurun. Apa kau tidak pernah memberinya makan, Tn. Choi?!" Kalimat yang baru saja dilontarkan dokter tersebut mau tidak mau membuat hati Choi Siwon sebagai seorang suami merasa bersalah, atau lebih tepatnya ini memang salahnya.

"Tidak perlu memasang tampang seperti itu, Choi Siwon-ssi!" sindir Dr. Jung.

"Semua memang salahmu. Dan jika kau masih menganggap aku ini sebagai 'hyung', control dan kurangi rasa cemburumu itu. Bukankah Kyuhyun adalah 'istrimu' dan tentunya 'hanya milikmu'." Lanjut Dr. Jung.

"Araseo." Balas Siwon.

"Dan ini resepnya."

"Ada yang ingin kau tanyakan, Siwon?" ujar Dr. Jung ketika melihat raut wajah Siwon yang seperti ingin bertanya sesuatu.

"Em hyung, apakah Kyunnie bisa hamil lagi?" Dengan susah payah Siwon mengeluarkan kalimat itu. Atau lebih tepatnya kalimat inilah yang selalu mengganjal dalam benaknya.

"Ha-ah." Lagi dokter berusia 32 tahun tersebut menghela nafas.

"Sudah berapa kali aku mengatakannya, Wonnie. Kyu itu mempunyai rahim karena keturunan dan tentunya dia akan hamil lagi. Apakah itu masih kurang jelas?!" Jawab Yunho selaku dokter pribadi keluarga Choi kecil ini.

"Tapi.." Yunho melihat raut wajah Siwon yang cepat sekali berubah-ubah. Memang ini bukanlah yang pertama kalinya. Namun tetap saja dalam benaknya masih saja tertanya-tanya 'apakah Siwon pengidap DID?'.

Baru beberapa menit yang lalu wajah Siwon cemas, kemudian dingin, lalu tiba-tiba wajah itu berubah menjadi wajah yang bersalah. Dan sekarang wajah itu memancarkan sebuah harapan dan keinginan yang sangat besar.

"Selalu bersikap lembut itulah yang akan membuat Kyuhyun hamil. Jika ia merasa sedih dan stress mungkin kau akan gagal lagi menjadi seorang 'appa'."

"Hyung~" lirih Siwon.

"Siwonnie, percayalah jika Kyuhyun hanya mencintaimu." Yunho menepuk bahu Siwon, meremasnya sedikit yang menandakan bahwa ia akan selalu mendukung keluarga kecil Choi tersebut. Tidak peduli dengan sikap Siwon yang bisa berubah dalam waktu hitungan detik saja.

"Gomawo." Ucap Siwon dengan senyum kecil.

"Baiklah aku pulang dulu ya, mungkin Jae besok akan kesini menemani Kyuhyun. Jangan cemburu. Jae hanya milikku, dan dia tidak akan menjadi 'seme' Kyu. Terlalu cantik." Ujar Dr. Jung Yunho dengan nada jail.

Twich. Dahi Siwon berkedut. Sedangkan Dr. Jung tersebut menuju ke arah pintu apartment untuk keluar. Namun sebelum benar-benar keluar ia berbalik dan –

"Siwon, sepertinya semalam kau 'puas' sekali." Ujarnya dengan mengedipkan sebelah matanya. Dan keluar begitu saja.

Kini dahi Siwon semakin berkedut.

'Bagaimana Yunho yang mesum bisa menjadi dokter kandungan?!'

'Dan parahnya lagi, bagaimana bisa aku juga memilihnya sebagai dokter kami?!'

"Ha-ah."

VIOS

Seorang wanita cantik yang kini bersandar pada kursi kebesarannya memejamkan matanya. Memikirkan sesuatu yang sangat tidak jelas dan tentunya tidak ia mengerti.

Bagaimana mungkin saham yang baru saja semalam baik-baik saja kini menurun dengan drastis. Jika menggunakan logika ini sangat tidak masuk akal kecuali jika ada salah satu proyek yang gagal ia akan memakluminya. Namun ini ...

'Apakah ini 'ulahnya' lagi?' batinnya.

Ia membuka matanya. Menerawang langit-langit ruangannya yang hanya ada warna putih saja.

"Ha-ah."

Lalu ia bangun dari sandarannya, tak sengaja matanya melihat figura yang terpasang di meja kerjanya. Ia tersenyum kecut.

'Kapan kita bisa berkumpul kembali, Kyunnie.' Batinnya.

Kakinya berjalan menuju jendela besar. Membuka jendela kaca persegi panjang tersebut dengan raut wajah sedih. Matanya menerawang ke luar. Lalu terpejam.

.

.

Cho Ahra POV

Tok tok tok

"Masuk. Pintunya tidak dikunci." Jawabku ketika mendengar pintu kamar pribadiku diketuk. Aku tau kalau itu Kyuhyun. Karena nada ketukannya berbeda dengan nada ketukan umma, appa dan maid disini.

"Noona~" aku menoleh dari meja belajarku ketika kudengar suara yang bergetar.

"Kyunnie." sontak aku berdiri dari meja belajarku dan memeluk tubuhnya.

"Katakan padaku, apa yang terjadi Kyu?!" ucapku dalam pelukan kami. Ia semakin mengeratkan pelukan kami. Dan aku mengusap punggungnya.

Aku melepas pelukanku. Ini pertama kalinya Kyuhyun menangis. Bahkan selama ini aku tak pernah mendengar ia merengek sekalipun.

Aku menghapus airmata yang berhasil lolos. Meskipun itu hanya satu aliran, entah mengapa ini membuatku sangat sedih.

Aku yakin jika ia benar-benar sedang menghadapi masalah yang serius. Aku membawanya duduk dikursi yang terletak pada bagian ujung ranjangku.

"Ceritalah, Kyunnie. Apapun dan bagaimanapun noona akan membantumu." Ujarku.

"Siwon hyung melamarku."

Deg.

Aku terkejut. Berani sekali dia melamar adikku. Terlebih dia seorang lelaki, begitupula Kyuhyun.

"Lalu, kenapa kau menangis?" tanyaku selembut mungkin agar tidak menyakitinya.

"Appa.." ujarnya lirih. Sepertinya aku tau kemana arah topik ini.

"Appa kenapa, Kyunnie." Balasku pura-pura tidak mengerti.

"Appa pergi begitu saja setelah Siwon hyung melamarku." Ucapnya dengan nada berat. Aku tau jika Kyuhyun berusaha keras agar tidak menangis dan menahan airmatanya agar tidak lolos lagi.

Ia lelaki dan berusaha agar tidak menjadi seorang lelaki yang mudah menangis. Aku mengerti itu. Namun bagaimanapun manusia tetaplah manusia. Tidak lelaki maupun wanita jika sakit memang sudah sepatutnya menangis.

"Mungkin appa sedang memikirkannya, Kyunnie." Ujarku memberi pengertian.

Aku juga tau perasaan appa. Ini terlalu cepat dan tentu saja siapapun akan shock jika anakmu lelaki yang kau banggakan dan yang kau harapkan meneruskan perusahaan dilamar oleh seorang yang bergender sama.

Dan ini Korea bukanlah Jepang yang mengijinkan percintaan sesama jenis. Dan disini hubungan seperti itu dilarang.

"Aniyo. Sepertinya appa sekarang membenci Siwon hyung." Balasnya sambil menggelengkan kepalanya.

Aku menangkup kedua pipinya. Kami saling menatap. Aku mencoba menyelami mata brown caramel itu hingga aku menemukan sesuatu. Lebih tepatnya teringat sesuatu.

Kyuhyun bertemu Siwon di Jepang. Dan disanalah hubungan keduanya secara tidak langsung terikat.

"Kyu, seberapa dalam kau mencintainya?" dengan susah payah kalimat itu aku keluarkan. Aku tidak ingin membuat satu-satunya dongsaeng yang aku sayang semakin terluka. Aku berusaha untuk mengerti.

"Satu hari tanpanya seperti hari ini membuatku terasa kosong." Ucapnya dengan nada bergetar.

Aku tercekat.

He-eh, bahkan sepertinya seorang Siwon sudah menjadi 'kebiasaan' tersendiri bagi Kyuhyun.

"Aku tidak bisa tanpanya, noona."

"Aku membutuhkannya." Lanjutnya.

"Sekarang kau ingin aku membantumu apa, Kyu?" tanyaku.

Tanganku yang tadinya menangkup pipinya kini beralih menggenggam kedua tangannya. Ia menunduk kebawah dan menggelengkan kepalanya.

"Araseo." Ujarku.

Ia mendongakkan wajahnya. Kini matanya sudah memerah. Raut wajah yang biasanya terkesan dingin itu kini sendu.

Hanya Choi Siwon-lah yang bisa membuatnya tersenyum. Ya, aku tau itu.

"Serahkan pada noona, Kyunnie." Lanjutku ketika melihat wajahnya yang bingung.

"Apa maksud noona?" tanyanya lirih.

Aku hanya menanggapinya dengan senyuman. Berdiri dan memeluk kepalanya serta mengusap helaian coklat rambutnya.

"Jangan menangis, Kyunnie. Apapun yang terjadi."

"Dimana-pun dan Kapan-pun noona akan selalu membantu detik itu."

"Maka dari itu, janganlah keluarkan airmatamu itu."

"Noona akan selalu ada untukkmu, nae dongsaeng." Ujarku sambil menciumi puncak kepalanya. Sedangkan ia mengeratkan pelukannya pada pinggangku.

"Gomawo, noona."

.

.

Pagi hari ketika aku akan menghubungi Choi Siwon ternyata ia lebih dulu mengirim sebuah pesan untuk bertemu dengannya di cafe. Coffee Bean Cafe. Dan sekarang disinilah kami.

"Annyeong." Sapanya ketika ia akan duduk dihadapanku.

"Maaf saya terlambat. Seharusnya saya yang datang lebih awal." Ujarnya.

"Gwenchana." Balasku.

"To the point saja." lanjutku ketika ia bingung ingin mengawali 'perbincangan' ini.

"Noona, saya ingin meminta restumu."

"Apa maksud Anda, Choi Siwon-ssi?" Sebenarnya aku sudah tau apa maksud dari kalimat tersebut. Namun aku ingin memancingnya terlebih dahulu.

"Jika orang tua Kyu tidak menyetujui hubungan kami maka hanya noona-lah yang kami harapkan." Tuturnya yang mengandung paksaan –menurutku.

"Apakah hanya restu saja yang kau inginkan dari seorang Cho Ahra?!"

"Sepertinya noona tau apa yang saya maksud." Balasnya dengan wajah dingin. Berbeda sekali ketika pertama kali datang tadi, ramah.

"Ha-ah." Aku mengambil nafas berat. Sepertinya ini akan sangat rumit.

"Kau ingin aku merestui kalian? Baiklah aku restui."

"Namun, apakah kau bisa menjamin kebahagiaan untuk adikku?" lanjutku.

"Apakah saya terlihat hanya akan mempermainkan Kyuhyun, Cho Ahra-ssi?!" Entah mengapa aku yakin terhadap pria dihadapanku ini, namun ada sesuatu yang mengganjal dalam hatiku juga. Entahlah aku tidak tau itu apa.

"Apakah orang tua Anda mengetahui hal ini?"

"Jika yang noona maksud tentang hubungan ini maka hanya umma yang menyetujuinya." Apakah pria ini gila?! Dia mengatakan hal ini seolah-olah tidak ada beban sama sekali.

Tidak sadarkah dia siapa-seorang-Choi Minho?!

"He-eh. Kau gila Siwon. Appa-mu akan 'melukai' kami."

"Apakah kau tidak sadar akan itu?!" sekuat mungkin aku tidak terbawa emosi.

"Tidak. Dan itu tidak akan pernah." Tubuhku serasa bergetar menghadapi pria ini. Entah mengapa ia seperti memiliki pribadi yang menyeramkan.

"Maksudmu?" dengan seberani mungkin aku berusaha agar terlihat kuat. Aku takut jika aku terkesan rapuh, ia akan merendahkanku dan bisa saja suatu haru ia akan menyakiti Kyuhyun.

"Aku sudah menyuruh seseorang untuk melindungi kalian."

"Baik dalam perusahaan maupun ketentraman keluarga kalian."

Aku memicingkan mataku, menandakan bahwa aku sedikit tidak menyukai dengan apa yang ia katakan.

"Appaku tidak akan melukai kalian, segores-pun."

"Mungkin ia hanya akan 'menyentuh' perusahaan' saja."

"Apa maksudmu dengan kata 'menyentuh'?" tanyaku yang semakin ketus. Shit! Seperti yang dikatakan orang bahwa keluarga Choi sangat mengerikan.

"Saya rasa noona tau apa maksud saya. Dan jangan khawatir, orang yang saya tunjuk tidak akan mengkhianati kalian. Ia yang akan membantumu sebagai penerus Cho."

"Jangan katakan.."

"Ya, noona benar. Saya akan 'membawa' Kyuhyun kalian." Kalimatku terputus oleh ucapannya. Tanganku terkepal erat. Mungkinkah ini juga salah satu alasan yang membuat appa tidak menyetujui hubungan ini.

"Kau gila, Siwon!" desisku.

"Adik noona-lah yang membuatku gila."

Rahangku mengeras. Tanganku semakin mengepal kuat membuat kuku-ku yang panjang tertancap.

Perih memang.

Namun hatiku semakin perih memikirkan bagaimana dongsaeng kesayangaanku Kyuhyun akan pergi dari kami. Jika tidak maka hati Kyuhyun-lah yanga akan tersiksa tanpanya.

'Tuhan, apa yang harus aku lakukan?'

'Bagaimana jika keputusan hamba salah?'

"Baiklah, aku percayakan Kyuhyun kepadamu, Choi Siwon." Ucapku.

'Tuhan, semoga keputusan ini tepat.'

"Gomawo, noona."

'Seandainya salah, Engkau boleh menghukum hamba, Tuhan.'

.

.

Aku membuka mataku ketika mengingat pertemuanku dengan dia. Mempercayakan adik tunggalku kepadanya. Menyakiti keluargaku sendiri. Dan memulai perang secara tidak langsung dengan Keluarga Choi.

'Kyu, noona berharap kau bahagia.'

.

TBC

.

-xoxo-

December,11.12

By

VIOS
(beta-trans at.h_getz)

Note :

Chapter ini saya tulis kemarin dan baru tadi pagi jam 5 am finish. Sebenarnya Getz tidak bisa tidur setelah semalam nonton Showcase SJ-M di KWC. So do I. Jadi kami tidak tidur semalam tapi translet ff ini hingga pagi.

Dan betapa senangnya saya bisa bertemu Reader dari Malaysia dan Indonesia melalui wajah Getz. Lol :p .. Terima kasih telah mengatakan saya seperti Kris EXO. Fufufu *nista.

Okay, ini salah saya. Karena saya menulis jika Chap.4 ini NC namun sebenarnya Chap.5-lah yang NC. Hehehe. Saya salah menghitung plot. *slapped.

Pasti kecewa ya dengan Chapter ini. Sudah lama, pendek, tidak memuaskan, klise, pasaran, dan mengecewakan lagi. Sorry, ok. (^^)v. Seandainya saya gabungkan nanti terkesan memaksa sekali.
Next Chap.5 sudah ada, jangan kuatir. Asap.

Saya tau jika kalian pasti ingin mengatakan "Masih belum paham dengan ceritanya."
Alright, saya tau itu. Saya ini memang jenis penulis yang baru chap. Ke-3 atau Ke-4 baru nampak alurnya. Jika pada Chap.1-3 itu biasanya saya gunakan untuk pengenalan tokoh dan pengenalan masalah.

Alasan kenapa lama adalah SAYA LIBURAN. Fufufu. *kicked.
Saya mendapat informsi dari Getz jika di Indonesia sedang Ujian ya? Disini sudah dari October cuti. Semangat ya buat kalian yang Ujian. Jangan baca NC dulu oke. Biar mendapat angka yang memuaskan. *reader: alibi. O_o .

Saya ingin menceritakan bagaimana liburan saya di Thailand yang benar-benar sedikit 'menyebalkan'.

Ceritanya seperti ini.

Setelah menonton SMTown di Singapore saya memang balik ke Malaysia 3 hari untuk mengurus 'sesuatu'. Lol :p. Dan setelah urusan itu selesai saya langsung ambil penerbangan ke Thailand tengah malam. Dalam waktu boarding yang menghabiskan waktu satu jam saya memikirkan "haruskah saya keluar dari ffn karena saya telah menulis ff yang ('tidak punya otak') me-uke-kan kyu dan menjadikan kyu seperti sosok 'slave' oleh 3 namja?" *Just friend? And Sex?

Dan kalian tau, semua itu hilang tak berbekas ketika saya menginjakkan kaki di Thailand dan mendapatkan banyak dukungan dari reader, mentor, Ocha, Shan-Shan (MY&SG), eL-ch4n (INA), Christina Aprilia (INA), Kei Kishida (INA), VirusBlack (SG), Yan (MY), Tika (MY), Viola (CH), Xi xFV (CH). And GFS crew. Thanks for you all guys.

Jika ingin cerita yang lebih mendetail silakah baca 'A Story' yang menceritakan bagaimana reaksi saya tentang OPLAS KAKI (jika tidak salah kalian menyebutnya seperti itu).

BIG THANK'S FOR REVIEWERS

Miszshanty05 loupeu lovinkyu Sei shiRan-chan
206 kyuya13 anin arlunerz ChoiKyuHwa731 ChoMhia Blackyuline
xoxoxo MissELFVIP
shin min hyo shakyu ve fit gaegyulover meymeywonkyu
Aoi Ko mamoru Simbaa 1013 fin95 Shipper astri shinminkyuu

BIG THANK'S FOR FAV & FOLLOWING

0212echy Ahjumma Namja Aoi Ko Mamoru Jungyi MissELFVIP
loupeu lovinkyu miszshanti05 n4Ok0
reni soediyo fin95 lingpark

Interesting ...?
REVIEW PLEASE ...
(mohon gunakan bahasa yang sopan^^)

-xoxo-

Sean A

I'm a BOY and please don't call me EONNIE or UNNIE ==v
(please visit our profile to find out who we are)