Karena banyak yang masih bingung sama cerita My Love Letter, Misa bikinin lanjutannya nih. Semoga memuaskan ^^

.

.

Disclaimer: Mereka milik diri mereka sendiri XD

Pairing: YunJae

Genre: Romance Drama

Warning: Fluff, GS, typo(s), alur kecepetan, dll

.

.

My Love Letter

By: Misa Yagami Hitsugaya

.

.

EPILOG

Kim Jaejoong memeluk erat pinggang Yunho. Ia tidak mengerti, semua ini terasa begitu cepat. Belum lama, ia salah paham akan surat cinta yang dikirimkan Yunho, membuat harapan semu yang begitu sulit untuk Jaejoong tolak. Lalu kebahagiaan itu seolah melebur, ketika ia tahu kebenarannya. Dan kini, ia membolos sekolah bersama Yunho, setelah tadi pagi, tiba-tiba saja namja tampan itu menyatakan cinta untuk yang 'kedua' kalinya.

Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran namja bermata musang itu. bagaimana bisa laki-laki itu menolak seorang gadis sesempurna Han Jaejoong, dan memilihnya?

Jaejoong benar-benar butuh penjelasan sekarang.

Tak lama, Yunho memberhentikan motornya. Jaejoong menatap heran ke arah Yunho.

"Kenapa kita kesini, Yun?" tanyanya tak mengerti.

Yunho hanya tersenyum, ia menarik tangan putih Jaejoong masuk ke dalam tempat itu. kebun binatang.

Jaejoong memerhatikan sekitar. Beberapa pasang mata melihat ke arah mereka. Tentu saja, mana ada remaja berseragam sekolah, datang berdua ke kebun binatang, dan masih pada jam sekolah? Sudah jelas mereka membolos.

"Yun, orang-orang itu melihat kita." Bisik Jaejoong pelan. Yunho yang baru saja selesai membeli tiket masuk kemudian tersenyum.

"Memang kenapa? Mungkin mereka hanya kagum pada kita. Karena kita sangat serasi, Joongie."

Senyuman Yunho semakin melebar ketika melihat rona pink di pipi chubby gadis cantik itu.

"Kajja! Kita masuk!" dan mereka mulai memasuki kebun binatang tersebut.

.

+misamisa+

.

"Woaaa! Yun! Itu gajah! Gajaaaaah!" dengan semangat Jaejoong berlari menuju kandang hewan bertubuh besar itu. Yunho yang mengikuti di belakangnya tertawa kecil melihat tingkah Jaejoong.

"Kau mau mencoba memberi makan gajah?" tanya Yunho yang sudah berhasil menyusul Jaejoong.

Wajah Jaejoong berseri. Dengan antusias ia mengangguk. "Mau! Mau sekali!"

Dan kedua sejoli itu menuju ke tempat pawang gajah.

"Ahjussi, kami ingin memberi makan pada gajah-gajah itu, bisakah?" tanya Yunho. Pawang gajah tersebut tersenyum lalu mengangguk.

"Tentu saja, kalian bisa ambil makanannya di dekat sana." Ahjussi itu menunjuk pada sekeranjang penuh daun-daunan. *gajah makannya daun bukan sih? Misa ga tau gajah makan apa -_-*

"Jarang sekali ada pasangan muda yang mau memberi makan gajah. Kalian pasangan yang unik." Ahjussi itu kembali melanjutkan.

Wajah Jaejoong sudah memerah parah. Yunho tertawa. "Begitulah, ahjussi. Kekasihku ini suka sekali pada gajah."

"Begitukah? Hebat, gadis seperti dia jarang sekali. Kau beruntung memilikinya sebagai kekasihmu."

Merekapun mulai berjalan ke dekat gajah-gajah. Tentu ditemani sang pawang, jika tidak, akan sangat berbahaya.

Jaejoong memberi makan pada seekor gajah, ia terlihat lebih besar dari beberapa yang lain.

"Gajah itu namanya Boni. Saat ini ia sedang mengandung. " Jelas pawang gajah tersebut. kebetulan sekali, saat itu adalah musim kawin para gajah (?)

"Jinjja? Wah, hebat sekali. Pasti senang ya, Boni? Sebentar lagi kau akan jadi umma. Ah, aku iri~ aku juga mau jadi umma." Jaejoong bicara pada gajah tersebut seraya memberinya makan.

Yunho tersenyum, "Tentu Jae, kau akan jadi seorang umma. Umma dari anak-anak kita nanti." Yunho mengacak rambut hitam Jaejoong yang wajahnya semakin memerah.

"Yunnie!" seru Jaejoong kesal. Sedari tadi Yunho selalu menggodanya.

Sementara sang pawang gajah hanya bisa tersenyum, keberadaannya seakan tidak ada diantara dua sejoli tersebut. *pukpuk buat ahjussi pawang XD*

.

+misamisa+

.

Yunho dan Jaejoong kini sedang beristirahat di sebuah kafe dekat sana. Mereka mengisi perut mereka yang sangat kelaparan.

"Hmm, makanannya enak. Gomawo Yunnie untuk hari ini." Jaejoong tersenyum manis. Ia merasa benar-benar bahagia.

Yunho tidak menjawab, ia malah menggenggam erat tangan Jaejoong.

"Jae, aku.. aku minta maaf untuk selama ini. Aku seakan tidak mengenalmu. Aku menghindarimu. Maaf, aku-"

"Akulah yang seharusnya minta maaf, Yun."

"..."

"Aku menghindarimu duluan. Aku tidak punya keberanian untuk dekat denganmu. Karena, sejak pertemuan pertama kita, kau punya teman-teman baru. Kau begitu populer, bahkan Han Jaejoong sampai menyukaimu."

"..."

"Aku merasa minder. Aku bukan siapa-siapa. Aku bukan anak populer. Aku tidak pantas menjadi temanmu, apalagi mengharapkan hubungan yang lebih."

.

FLASHBACK

.

*Kim Jaejoong POV*

Sudah satu minggu aku masuk ke sekolah ini. sudah satu minggu pula sejak pertemuan pertamaku dengan Jung Yunho, namja yang sadar atau tidak, sudah menarik perhatianku.

Aku berjalan ke kelasnya. Saat ini sedang isirahat. Aku ingin menyapanya, seperti yang biasa kulakukan selama seminggu ini.

Aku membuka pintu kelasnya. Mataku mencoba mencari eksistensinya. Dan aku melihatnya. Ia duduk di pojok kelas bersama sekelompok laki-laki, dan beberapa orang gadis.

Mereka kelompok populer, aku tahu itu. Meski baru seminggu semester baru dimulai, anak-anak dari 'kelas atas' mulai menunjukan taringnya. Kelas sosial yang selalu ada di setiap sekolah itu mulai terlihat. Dan Yunho, ada di lingkungan 'kelas atas' itu. ia tidak berada di 'kelas' yang sama denganku.

Aku berbalik dan kembali ke kelasku.

Sejak saat itu aku menjauhinya. Ia sering menyapa, bahkan menjahiliku seperti yang biasa kami lakukan. Tapi aku menolak. Aku tidak mau menerima perlakuan apapun lagi darinya.

Aku menghindar, bahkan tak mau bertatap muka. Sejak itulah dinding diantara kami mulai tercipta. Yunho tidak pernah menyapaku lagi. kurasa ia sudah menyerah.

Meski begitu, perasaanku padanya tidak pernah berubah. Aku tetap mencintainya.

.

FLASHBACK OFF

.

Yunho mendengarkan dengan seksama cerita Jaejoong, sesekali ia mengusap pipi putih itu ketika setetes air mata mengalir.

"Mianhae Yun, maafkan aku. Aku.. aku hanya merasa malu pada diriku sendiri. Aku merasa tidak tahu diri.."

Yunho mengeratkan genggaman tangan mereka.

"Kau tahu? Aku pikir kau membenciku. Saat kau menjauh, kupikir, aku sudah melakukan kesalah besar yang tidak bisa dimaafkan. Aku memang pengecut, aku menyerah saja saat kau menjauhiku. Aku tidak berusaha meraihmu. Meraih cinta pertamaku."

Jaejoong menatap mata musang di depannya. Ia mendapati ketulusan disana.

"Yang penting sekarang, aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi. dan, kencan kita hari ini adalah permintaan maafku. Untuk kencan yang waktu itu."

Jaejoong mengangguk, ia begitu bahagia. Bahagia sampai ia tidak mau hari itu berakhir.

.

+misamisa+

.

Yunho menatap wajah pucat Jaejoong, sedari tadi ia terlihat gelisah. Sesekali ia melihat ponselnya.

"Boo, ada apa? Kenapa kau begitu gelisah?" tanya Yunho heran. Jaejoong hanya menggeleng.

Sebenarnya, tidak ada masalah dalam kencan mereka. Setelah pergi dari kebun binatang, mereka memutuskan untuk menonton bioskop, makan malam, lalu pergi ke pasar malam.

Sempurna bukan?

Hanya saja, saking sempurnanya, sampai ia lupa waktu. Orang tuanya selalu memberi jam malam pada kedua anaknya. Meskipun dongsaengnya, Changmin, adalah anak laki-laki, orang tuanya tetap memberlakukan jam malam tersebut.

Sebenarnya, sang appa, Kim Hangeng, tidak begitu mempermasalahkan, bila kedua anaknya pulang larut. Asal tidak sering, dan dengan alasan yang jelas. Tapi Hangeng tidak berkutik bila istrinya sudah memantapkan untuk menghukum anak-anak mereka, bila melanggar jam malam.

Dan itulah yang digelisahkan Jaejoong. Jam malam itu berakhir tepat jam 9 malam. Dan ini sudah jam 10. Bisa mati dia jika pulang ke rumah. ia sudah melanggar jam malam itu satu kali *ingat kencan pertama YunJae* dan sekarang ia melanggarnya lagi!

"Jae, ceritakan padaku, ada apa?" Yunho kembali bertanya.

Jaejoong menghela nafas berat. "Tidak Yun, hanya saja. Eomma pasti sangat marah saat ini. beliau sangat tidak suka ketika aku maupun Changmin pulang larut."

Bukannya menjawab, Yunho malah tertawa kecil. Jaejoong mengerutkan alisnya. "Kenapa?"

Yunho berhenti tertawa. "Tidak apa-apa, hanya lucu saja. Kau seperti Cinderella yang harus pulang tepat waktu."

"Tapi itu bagus. Berarti, orang tuamu sangat menyayangimu dan adikmu. Mereka tidak ingin terjadi sesuatu pada kalian. Dunia malam itu berbahaya."

Jaejoong mengangguk, ia setuju. Orang tuanya pasti sangat menyayanginya.

"Untuk masalah ini, biar aku yang bicara pada orang tuamu, bagaimanapun, ini salahku juga. Nah, kajja! Kuantar kau pulang sebelum malam makin larut."

Jaejoong mengangguk, kemudian menyusul Yunho yang sudah naik di motornya.

"Siap?" tanya Yunho saat Jaejoong sudah naik dan memakai helmnya.

"Ne."

Mereka pergi meninggalkan kepulan asap dari knalpot motor Yunho. *Misa: Polusi tuh yunppa -_-*

.

+misamisa+

.

Jaejoong memainkan jarinya gelisah. Saat ini mereka sudah sampai di rumah Jaejoong. Dan diluar dugaan, ternyata Heechul, ibunya, menunggu kepulangannya di teras rumah mereka.

Tatapan tajam dari ibunya membuat Jaejoong tak berkutik. Dari dulu, ia paling takut pada Heechul bila sudah mengeluarkan tatapan itu.

Yunho yang menyadari situasi mulai membuka pembicaraan. "Mianhae, ahjumma, aku sudah seenaknya mengajak Joongie jalan-jalan sampai semalam ini. mohon jangan marahi dia, semua ini murni salahku." Yunho membungkukan badannya, tanda ia bersungguh-sungguh minta maaf.

Heechul berdiri, berjalan mendekati Yunho dan Jaejoong.

"Siapa kau?" tanya Heechuk dingin pada Yunho.

Jaejoong menjawab. "D-dia Yunho, eomma. Dia-"

"Aku bertanya padanya! Bukan bertanya padamu Kim Jaejoong!" bentak Heechul tajam. Jaejoongpun bungkam. Ia tak menyangka eommanya akan semarah ini.

"Nama saya Jung Yunho, ahjumma. Saya kekasih Jaejoong." Jawab Yunho mantap. Tak terlihat aura takut sedikitpun darinya. Ia menghadapinya dengan santai.

"Kau tidak pernah bilang kalau kau punya kekasih, Jae." Heechul menatap putri sulungnya.

Jaejoong yang merasa ditatap (?) menjawab. "Aku.. belum sempat memberitahu eomma, mian." Jaejoong menundukkan kepalanya. Ia benar-benar takut.

Heechul menatap kedua orang remaja di depannya tajam. "Masuk, Joongie."

Jaejoong menatap Heechul bingung. "T-tapi-"

"Eomma bilang masuk ke rumah!" air mata sudah menggenang di pelupuknya. Bahunya bergetar.

Yunho menepuk bahu kekasihnya pelan. "Masuklah, Jae. Sudah malam." Dan dengan berani ia mengecup pipi Jaejoong.

Jaejoong membelalak kaget. Bagaimana bisa Yunho bersikap setenang ini menghadapi eommanya?

Tanpa berpikir dua kali lagi, Jaejoong masuk ke dalam rumah.

Tersisa Heechul dan Yunho diluar, Heechul masih menatap pemuda di depannya dengan penuh selidik.

"Sunguhkah kau kekasih Jaejoong?" tanya Heechul lagi.

Yunho mengangguk. "Ne, ahjumma. Saya kekasihnya."

Heechul menghela nafasnya pelan. "Aku tidak ingin anak itu menangis, tolong jangan sakiti dia."

"Tentu, ahjumma. Aku akan selalu menjaga Joongie."

"Dan ingat, kalian masih muda, masih terlalu muda! Tolong jangan pacaran melebihi batas!"

"E-emm, ne, ahjumma." Yunho menjawab gugup. Ah, kenapa wanita di depannya seolah tau jalan pikirannya? *Yunppa mesum banget deh -_-*

"Kalau begitu pulanglah, ini sudah larut. Orang tuamu pasti mengkhawatirkanmu."

Menganggukan kepala, Yunho bersiap-siap pulang.

"Aku pulang dulu, ahjumma. Dan sekali lagi aku minta maaf untuk hari ini."

"Ne. Berhati-hatilah."

.

+misamisa+

.

Pagi-pagi sekali, Jaejoong sudah dikejutkan oleh kedatangan Yunho di rumahnya. Bahkan Yunho ikut sarapan pagi dengan keluarganya? Ada apa ini?

"Joongie, cepat duduk dan sarapan." Jaejoong mengangguk, ia duduk dan mengambil sepotong roti.

"Jadi, sudah berapa lama kalian berpacaran?" Hangeng memulai pembicaraan.

Jaejoong hampir saja tersedak mendengarnya. Apa-apaan appanya itu?

"Aku bahkan tidak tahu kalau Joongie-noona punya pacar." Changmin berujar santai sambil mengambil sandwichnya yang ketiga.

"Belum lama ini ahjussi, mungkin baru seminggu." Yunho menjawab setelah meminum susunya.

"Aku sudah selesai, Yunho-ah, bisa kita berangkat sekarang?" Jaejoong mengambil tas sekolahnya.

Yunho berdiri dan mengambil tasnya. "Kami berangkat, ahjussi, ahjumma, Changmin-ah."

"Ne, berhati-hatilah."

Mereka keluar dari rumah, dan menuju mobil Yunho.

"Eh? Kau bawa mobil?" tanya Jaejoong heran. Bukankah kemarin Yunho masih mengendarai motornya?

"Begitulah, aku jarang menggunakan mobil ini. kalau naik motor, aku takut kau akan masuk angin." Jawab Yunho seraya mengelus pelan rambut Jaejoong.

Dan Jaejoong sudah blushing parah dengan jawaban dan perlakuan Yunho padanya itu.

"Kau tidak heran kenapa aku bisa ada di rumahmu pagi-pagi?"

"Ah, ya. bagaimana bisa? Bahkan eomma bisa memperbolehkanmu makan bersama."

Yunho menyalakan mesin mobilnya. "Entahlah, aku hanya datang pagi-pagi, lalu menekan bel rumahmu. Lalu eommamu datang dan mengajakku makan bersama. Yah, meski diiringi tatapan heran dari appa dan dongsaengmu."

Jaejoong menganggukkan kepalanya. Ah, dia sangat merasa bersyukur, ternyata eomma appa dan dongsaennya menyetujui hubungannya dengan Yunho.

.

+misamisa+

.

Yunho dan Jaejoong keluar dari mobil Yunho. Hal itu menarik perhatian siswa-siswi sekolahnya. Tentu saja, Jung Yunho yang biasa mengendarai motor besarnya dengan gagah, sekarang ia mengendarai mobil, meski tidak sedikitpun mengurangi ke'keren'annya.

Siswa-siswi itu semakin mengerut heran ketika melihat tangan Yunho menggenggam erat tangan Kim Jaejoong. Sangat protektif.

Yunho mengantar Jaejoong sampai depan kelasnya. Dan kemudian mengecup keningnya pelan.

"Belajar yang rajin ne. I love you."

Jaejoong kembali blushing di pagi hari karena kelakuan Yunho. Ia mencubit tangan Yunho pelan. "Seharusnya kau yang rajin belajar! sudah sana ke kelasmu!"

Yunho tersenyum dan pergi ke kelasnya. "Bye bye, Joongie. Jangan lupa. Pulang kujemput."

"Ne. Bye bye."

.

.

"Jae, bukankah itu Kim Jaejoong dan Yunho?" Jessica bertanya pada Han Jaejoong disebelahnya.

Han Jaejoong hanya melirik sekilas. "Ya, lalu kenapa?"

"Ada apa? Bukankah kesalahpahaman kalian sudah selesai?" tanya Taeyeon.

"Begitulah, makanya ia pacaran dengan Kim Jaejoong yang lebih dicintainya. Maka dari itu aku mundur."

Keempat gadis itu kemudian terdiam. Mereka tidak tau harus berkomentar apalagi.

.

+misamisa+

.

*Kim Jaejoong POV*

Hah, tidak terasa sebentar lagi kami lulus SMA. Semuanya begitu cepat, aku bahkan tidak sadar kalau sebentar lagi aku akan masuk universitas.

Ngomong-ngomong masalah universitas, aku sudah memilih Universitas Yonsei sebagai pilihan sekolah lanjutanku.

Aku memilih fakultas fashion design. Aku ingin menjadi seorang designer. Itu cita-citaku sejak kecil. Dan aku semakin dekat dengan cita-cita itu.

Seminggu yang lalu, aku dan Junsu melewati tes masuk Universitas Yonsei fakultas Fshion Design. Dan kemarin pengumumannya sudah keluar. Kami diterima masuk.

Yunho. Hmm, aku bahkan tidak tau dia mau masuk universitas mana. Entahlah, ia kelihatan tidak begitu peduli. Lagipula, bukankah ia akan meneruskan perusahaan milik keluarganya?

Tentang hubungan kami, kami masih pacaran. Terhitung sudah dua bulan lebih. Ah, aku tidak pernah berharap berpisah dengannya. Kalau bisa, aku ingin satu universitas dengannya.

Tinggal lima hari lagi, kami akan lulus. Aku benar-benar senang, namun aku juga sedih. Harus berpisah dengan teman-teman, bahkan dengan Yunho, tapi hanya pisah sekolah saja lho. *ga pisah ranjang kan jaemma? XD*

Hari ini, aku dan Yunho sama-sama pergi ke sekolah, untuk mengurus arsip-arsip kelulusan.

"Yun, kau sudah memutuskan akan masuk Universitas mana?" tanyaku saat kami berjalan menuju ruang guru.

Kulihat ia mengangguk. "Tentu, aku sudah memutuskannya."

Aku menatapnya. "Kemana? Kau akan kuliah kemana?"

Ia berhenti berjalan, aku juga. Ia memegang kedua pipiku, dan menatap mataku dalam. "Aku akan kuliah di Todai University. Kau tau kan? Disana fakultas Management perkantorannya sangat bagus. Appaku juga menyarankan aku sekolah disana."

Tiba-tiba kakiku terasa lemas. Apa ini? berarti aku dan dia akan terpisah lama kan?

"K-kenapa harus diluar negeri? Bukankah di Korea juga masih banyak universitas yang bagus?"

Yunho melepaskan pegangannya pada pipiku. "Aku.. hanya ingin membanggakan orang tuaku. Aku ingin belajar serius."

Mataku terasa sangat panas. Aku tidak ingin berpisah dengannya. Tidak mau. tapi aku tidak bisa memaksakan kehendakku. Aku tau dia ingin melakukan yang terbaik untuk orang tuanya.

Tapi, kenapa terasa begitu berat?

*KJJ POV end*

.

+misamisa+

.

Hari kelulusan yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Siswa-siswi mulai berdatangan ke aula sekolah. Mulai menduduki kursi yang sudah ditentukan.

Jaejoong duduk di kursinya dengan sangat tidak bersemangat. Memikirkan bahwa mungkin saja ini terakhir kalinya ia bisa bertemu Yunho. Meski pemuda itu berjanji akan mengunjunginya setiap liburan. Tapi tetap saja..

"Kenapa Joongie? Kau tidak bersemangat?" tanya Junsu. Ia heran melihat sahabatnya murung.

"Yunho.. dia akan sekolah di Jepang.." ucap Jaejoong lirih.

Junsu mengangguk, ia mengerti permasalahannya. "Kau tidak ingin berpisah dengannya?"

Jaejoong menundukkan kepalanya. Ia ingin menangis, tapi tidak bisa.

"Percayalah, Yunho tidak akan 'menikung'. Aku yakin ia akan setia padamu. Lagipula, aku lihat ia begitu menyukaimu."

Jaejoong menggeleng. "Bukan, Su. Bukan itu yang aku khawatirkan. Aku hanya takut berpisah dengannya. Aku tidak bisa..."

Junsu menepuk punggung sahabatnya pelan. Ia tau, apapun yang diucapkannya, takkan berpengaruh pada Jaejoong.

.

.

.

Upacara kelulusan sudah selesai daritadi. Tapi Jaejoong masih betah di sekolah. Ia berjalan-jalan mengelilingi sekolah, mengenang masa-masa tiga tahun ia sekolah disini.

Kakinya berhenti ketika sampai di depan loker sepatunya. Loker ini, loker yang menjadi awal semuanya. Saat Yunho mengirimkan surat cinta, lalu ternyata surat itu salah kirim. Kemudian ia mengirim lagi, dan kemudian mereka jadian.

Yunho sudah pulang sedari tadi. ia bilang akan mengepack barang-barangnya. Ia berangkat ke Jepang besok.

Jaejoong meloloskan sebutir air mata yang sedari tadi ditahannya. Ia benar-benar ingin menjadi egois. Ia ingin Yunho tetap disisinya.

Ia membuka loker tersebut, dan ia begitu terkejut dengan secarik kertas di lokernya.

Segera ia buka amplop itu, ia baca isinya. Dan kembali ia menangis.

JUNG YUNHO

NO. PESERTA: 091182870

ASAL SEKOLAH: SMA TOHO

DITERIMA DI UNIVERSITAS YONSEI FAKULTAS MANAGEMENT PERKANTORAN

...

Ia tidak percaya. apa maksudnya? Bukankah Yunho akan sekolah di Jepang?

"Bagaimana? Aku hebat kan?" Jaejoong tersentak ketika sepasang tangan kekar melingkar di pinggangnya.

"Hiks.. K-kenapa? Kenapa berbohong?" jaejoong masih melanjutkan tangisannya. Ia begitu bahagia. Dengan begini, ia tidak perlu berpisah dengan Yunhonya.

"Tentu, aku ingin memberi kejutan. Lagipula, mana tahan aku jika tidak bertemu dengan malaikatku untuk waktu yang lama, hm?" Yunho mengecup puncak kepala Jaejoong.

Jaejoong melepas pelukan Yunho. Ia membalikkan badannya dan secepat kilat melumat bibir berbentuk hati itu.

Yunho awalnya sempat terkejut dengan reaksi Jaejoong, tapi itu tidak lama, sampai ia membalas ciuman itu.

Kedua belah bibir itu terpisah, nafas keduanya terengah. Pipi keduanya merona.

Ah, kisah cinta masa muda itu memang indah ya~

.

END

.

Huaaaaah~

Gimana? Panjang kaaaaan? XD

Ini chap terpanjang yang pernah misa bikin XD

Maaf ga bisa bales ripiu" readers satu-satu.

Tapi Misa bener-bener berterima kasih sama readers dan reviewers yang udah mendukung Misa di fanfic ini :')

Hmm, niatnya Misa mau bikin versi YooSunya. Tapi masih ragu nih ^^

Minta pendapatnya readers n reviewers semuaaaa

Tolong diripiu lagi yaaa~