Perbedaan..

.

Adalah salah satu alasan kita, tak mudah untuk menyatukan hati, menyatukan perasaan, menyatukan hasrat, bahkan menyatukan sebuah keluarga…

.

Apapun itu, kumohon mengertilah, bahwa hanya kata cinta yang aku butuhkan, aku tak perduli seberapa besar halangan yang akan merintangi hubungan kita..

.

Karena yang terjadi, hanyalah kita yang tahu, bukan mereka..

.

Lihatlah mata ini, yang hanya bersinar saat melihatmu..

.

Lihatlah bibir ini, yang hanya bisa tersenyum kala mendengar suaramu..

.

Kumohon jauhkan segala prasangka, karena kau yang lebih tahu, sedari awal hati ini hanya milik siapa..

.

Hanya milikmu.. dan selamanya hanya milikmu….

.

.

.

PRIDE AND PREJUDICE REMAKE KYUMIN VERSION

.

.

Presented by Sung Hye Ah

.

.

Cast:

Cho Kyuhyun as Mr. Darcy

Lee Sungmin as Elizabeth Bennet

.

.

Warning:

Genderswitch

.

.

Genre :

Pure Romance

.

.

Rated :

T

.

.

Summary :

Jangan biarkan prasangka ini, membuat kita jauh….

.

.

Disclaimer:

Super Junior belongs to the God, and their parents. This story belongs to the Jane Austen, but This FF is mine.

.

.

.

.

CHAPTER 3

.

Trak~

.

"Aku selesai, maaf aku ke kamar dulu…"

.

"Hahh~ umma keterlaluan… aku akan menyusul Minnie ke kamar"

.

"Kau bisa lihat sendiri reaksinya yeobo, aku tak ingin anak kita tertekan karena ulahmu…"

.

Namja paruh baya itu memijit pelipisnya kesal, melirik sedikit ke arah sang istri yang kini malah memasang wajah tak berdosa.

.

"Memangnya apa yang aku lakukan? Aku hanya ingin Minnie kita bahagia yeobo, aku yakin Tuan Kim akan membahagiakannya, benarkan perkaataan saya Tuan Yesung?

.

Yesung yang saat itu masih sibuk dengan makanannya menoleh terkejut namanya di sebut, sejujurnya dia masih tak mengerti kemana arah pembicaraan mereka, mungkin karena terlalu serius dengan makanan lezat yang ada di depannya.

.

"Babo namja…euh…"

.

Yesung kembali menolehkan kepalanya ke arah suara yang sedang menghinanya, dilihatnya seorang yeoja mungil yang sibuk meliriknya tajam sambil tetap menggenggam sendok pudingnya.

.

"Kau menghinaku nona manis?"

.

Yeoja mungil bernama Ryewook itu hanya mendengus kesal "Kau benar-benar tak pantas untuk noonaku yang begitu manis itu, dasar kepala besar. Umma hentikan kekonyolan ini, aku benar-benar kesal dengan umma"

.

Eunhyuk ikut menganggukkan kepalanya lucu "Aku juga kesal dengan umma, appa… kumohon beri pelajaran pada umma"

.

Dan kedua kakak beradik itu melangkahkan kaki kecilnya menuju kamar mereka.

.

"Memangnya apa yang sedang terjadi?" Tanya Yesung sambil masih mengunyah ayam jamur khas keluarga Lee.

.

Tuan dan nyonya Lee hanya menghela nafas mereka bersamaan "Kau yang harus menanggung kekonyolanmu nae yeobo"

.

Dan namja tua sekaligus penyandang kepala keluarga Lee itu, melangkahkan kaki besarnya menuju perpustakaan kesayangan miliknya, tanpa menghiraukan lirikan tajam sang istri.

.

"Hei, aku masih tak mengerti…!"

.

"Sudah diamlah dan teruskan makanmu Tuan Yesung.."

.

.

.

Kamar BumMin

.

"Minnie-ah, sudahlah.. kalau kau tak mau tak usah kau dengarkan kata-kata umma.."

.

Kibum membelai surai pirang milik adiknya dengan sayang, Sungmin menoleh mengetahui keberadaan sang kakak, dan menegakkan posisinya di atas tempat tidur mereka berdua.

.

"Umma benar-benar membuatku bad mood.. hahh… aku juga tak mau memikirkannya, bagaimana kalau kita memikirkan gaun apa yang akan kita pakai pada pesta dansa Tuan tampanmu itu nae oennie, bukankah pesta itu dua minggu lagi?"

.

Kibum hanya tersenyum tipis, "Tumben kau antusias Min, tapi lebih baik daripada melihatmu menekuk muka, hehehe… hari minggu kita ke pasar membeli perlengkapan gaun kita. Oya, aku dengar Lee Donghae, panglima tampan yang entah sejak kapan jadi bahan gossip desa-desa kita, akan datang ke pesta Tuan Choi,, mungkin saja kau tertarik padanya bukan.."

.

Sungmin mengangkat alisnya sebelah "Jangan samakan aku dengan Wookie dan Hyukkie oennie"

.

"Ahahahah…."

.

Dan mereka berdua menghabiskan waktu malam dengan saling bercanda.

.

Dua minggu menjelang pesta dansa keluarga Choi, desa Namwon kembali begitu disibukkan dengan segala persiapan untuk pesta. Para remaja terutama yang paling sibuk, mereka begitu ingin kembali melihat sosok tampan Tuan Choi dan temannya, siapa lagi kalau bukan Tuan Cho. Dan yang lebih membuat mereka begitu antusias adalah sosok Lee Donghae yang akan datang ke acara pesta dansa itu.

.

Selama dua minggu itu pula Yesung tinggal di rumah keluarga Lee. Setiap hari yang dilakukannya hanya merecoki Sungmin agar mau menikah dengannya. Sungmin yang memang dari awal tak tertarik, selalu berusaha menghindar dan berteriak apabila Yesung mendekat. Dan entah bagaimana Ryewook menjadi begitu kesal melihat kelakuan aneh Yesung yang selalu mencoba mendekati Sungmin dengan cara yang menurutnya autis.

.

"Yak..! kau Tuan Yesung, bagaimana bisa Lady Heechul menyukaimu, tingkahmu saja begitu menjijikkan dan mengesalkan.. aishhh.. Ming oennie, pergilah aku yang akan mengurus kepala besar jelek ini"

.

Sungmin begitu berbinar mendengar ucapan sang adik "Wookie, aku serahkan dia padamu"

.

"Yak, memangnya salah aku meyakinkan calon istriku sendiri"

.

Ryewook memandang Yesung muak "Kau bukan meyakinkannya Tuan kepala besar, tapi kau memaksanya, dan aku muak dengan sikapmu. Mengapa kau masih tinggal disini, aku seballll…"

.

"Aku adalah utusan Lady Heechul yang akan datang ke pesta dansa keluarga Choi.."

.

Ryewook mengusap kepalanya gemas.. "Haishhh…. Lama sekali, aku ingin kau segera meninggalkan rumah ini"

.

Yesung tersenyum melihat tingkah menggemaskan Ryewook "Kau manis sekali nona Wookie, bagaimana kalau aku menikah denganmu saja"

.

Ryewook membulatkan mata kucingnya "ANDWEE…." Dan berlari meninggalkan Yesung yang masih tersenyum aneh.

.

"Padahal aku kan hanya bercanda…"

.

.

.

Hari minggu tiba dengan cepat, seluruh yeoja Lee pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan pesta dansa yang akan mereka datangi.

.

"Kyaaaaaaaaa~ Tuan Donghae, tampan sekali"

.

"Andweee… aku tak kuat Hyomi, senyumnya begitu menyejukkan, aku ingin pingsan rasanya…"

.

"Kau benar Suki-ah, dia begitu kharismatik, pantas saja banyak yang memujanya"

.

Mendengar teriakan-teriakan para yeoja itu, membuat bersaudara Lee menolehkan mukanya ke arah seorang namja tampan berpakaian ala prajurit. Namja bernama Lee Donghae itu memang begitu tampan, dengan wajahnya yang begitu menyejukkan, dan senyumnya yang terlihat begitu lembut, sempurna…

.

"Heuhh… lelah sekali.. telingaku sampai panas…"

.

Sungmin yang masih berdiri sambil memilih pita-pita yang akan digunakannya, menolehkan kepalanya ke arah suara yang terlihat menyedihkan. Yeoja manis itu terkikik pelan, dan melanjutkan pencarian pitanya.

.

"Maaf sekali nona, aku tak menyangkan reaksi yeoja-yeoja itu berlebihan saat melihatku. Aku sampai tak berani menegakkan mukaku"

.

Sungmin tersenyum manis mendengar keluhan sang namja tampan itu.

.

"Kau tampan Tuan Lee Donghae, pantas mereka terlihat antusias terhadapmu"

.

Namja itu, Donghae, menggaruk tengkuknya malu "Itu berlebihan nona…"

.

"Lee Sungmin, panggil aku Sungmin atau Minnie juga boleh Tuan.."

.

"Aku hanya seorang prajurit miskin, bagaimana bisa mereka begitu menyukaiku.."

.

Sungmin mengedikkan bahunya "Kau tahu Tuan, bahwa sebagian besar yeoja Korea menyukai prajurit-prajurit sepertimu, apalagi yang tampan sepertimu, tentu saja mereka tak mungkin melewatkannya"

.

Donghae tersenyum begitu sendu "Yah… mungkin mereka memang berpikir seperti itu.."

.

Sungmin melanjutkan langkahnya sambil melihat-lihat gaun.

.

"Nona Sungmin, apa kau sendirian kemari?"

.

"Annio, aku bersama-sama dengan saudaraku, mungkin mereka sedang melihat-lihat. Apalagi mereka harus membeli keperluan mereka untuk pesta dansa keluarga Choi"

.

Donghae tersenyum begitu tulus melihat Sungmin yang begitu terlihat manis di matanya "Nona Sungmin, berhubung aku masih disini sampai saat pesta itu, bisakan nona menemaniku untuk berkeliling desa. Aku dengar di desa sebelah terdapat sungai yang begitu indah.."

.

Sungmin memandang Donghae lekat, dan sedetik kemudian dia tersenyum begitu tulus "Baiklah Tuan, aku tunggu kau di ujung jalan desa Namwon, jam 9 pagi, bagaimana?"

.

Wajah donghae berbinar senang "Baiklah nona Sungmin, aku akan datang besok jam 9 pagi"

.

"Dan jangan panggil aku nona, cukup Sungmin saja Tuan.."

.

"Kalau begitu jangan panggil aku tuan, cukup Donghae saja Minnie…"

.

.

Keesokan harinya…

.

Sungmin dan Donghae berjalan berdampingan menuju sungai di desa sebelah. Sesekali mereka terlihat tersenyum bercanda, berbagi cerita masa kecil mereka. Begitu banyak yeoja yang iri dengan Sungmin yang bisa begitu dekat dengan Donghae. Mereka berdua terlihat serasi.

.

Pemandangan di sekitar sungai membuat mereka memejamkan kedua mata mereka, meresapi betapa indahnya pemandangan yang di suguhkan Tuhan di depan mata mereka. Terlihat sebuah pohon yang begitu nyaman, sehingga membuat mereka memutuskan untuk duduk di bawah pohon rindang itu.

.

"Cuacanya bagus untuk berjalan-jalan Minnie, kau sependapat denganku?"

.

Sungmin menyandarkan punggungnya pada batang pohon itu "Begitulah, sepertinya keputusan yang tepat kau mengajakku kemari Hae.."

.

"Aku saat kecil hidup disini Min, sampai saat sebuah keluarga mengangkatku menjadi anak mereka. Ayah angkatku begitu menyanyangiku, adik angkatku juga begitu mengasihiniku. Tapi tak begitu dengan kakak angkatku, dia tak menyukaiku, dia selalu menuduhku yang tidak-tidak. Ah.. maaf, aku jadi sedikit mengenang masa lalu"

.

Sungmin tersenyum ramah "Tak masalah Hae, asal itu membuatmu lega, aku akan mendengarkannya"

.

"Yah, kakak angkatku selalu menuduhku, bahwa akulah yang membuat keluarga mereka hancur. Ayah angkatku meninggal, dan adik angkatku mengalami trauma yang hebat sejak kehilangan ayahku. Dan kakakku, menuduhku aku yang membuat mereka seperti itu. Dan akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari rumah mereka dan menjadi prajurit miskin seperti sekarang.."

.

"Aku memang tak bisa memberikan saran apapun untukmu Hae, tapi percayalah, aku akan selalu mendukung setiap langkahmu untuk berhasil"

.

"Terima kasih Min, kau bisa menjadi sahabat yang begitu baik.."

.

Di saat mereka terlihat asik bercanda dan berbincang, suara-suara langkah kaki kuda mengusik pendengaran mereka. Sungmin dan Donghae menolehkan kepala mereka, sembari mencari keberadaan suara kuda itu.

.

Sebuah kuda melintas di depan mata mereka, Sungmin dan Donghae membeku melihat pengendara kuda yang pertama melintasi mereka, Kyuhyun…

.

"Kyuhyun hyung…."

.

"Tuan Cho…."

.

Donghae dan Sungmin membulatkan mata mereka, saat mereka tanpa sadar menyebutkan nama Kyuhyun bersamaan.

.

Pengendara kuda kedua terlihat, Siwon…

.

"Donghae-ah, kau disini?"

.

"Ahh.. nde Siwon hyung, aku kebetulan sedang bertugas disini dan mendapat perintah untuk datang ke pesta dansa yang akan kau adakan hyung.."

.

Kyuhyun menatap tajam bergantian ke arah Sungmin dan Donghae, sedetik kemudian dia menoleh ke arah Siwon.

.

"Siwon-ah, ayo kita segera kembali, cuaca mulai panas…" Kyuhyun menjalankan kudanya terlebih dahulu, dan meninggalkan Siwon yang masih berbicara dengan Donghae.

.

"Hae, aku duluan… kapan-kapan kau datang ke rumahku Hae, aku menunggumu.. sampai jumpa…"

.

"Nde hyung, aku usahakan, sampai jumpa…"

.

Sungmin menatap wajah Donghae yang terlihat gelisah dan sendu di saat bersamaan "Hae-ah.. apa kau mengenal Tuan Cho…"

.

Donghae menjawab tanpa melihat Sungmin "Dia kakak angkatku Min…"

.

Dua minggu berlalu begitu cepat, hari minggu yang cerah begit di sambut riang oleh penduduk desa Namwon, yah..tak salah lagi, malam nanti adalah malam pesta dansa keluarga Choi. Sore hari tiba begitu cepat, seluruh penduduk berbondong-bondong menuju rumah kediaman keluarga Choi.

.

Tak terkecuali keluarga Lee, mereka begitu heboh menyambut pesta dansa malam ini, nyonya Lee adalah orang paling sibuk, dia begitu ingin hari ini juga putri tercantiknya, Lee Kibum, aka dilamar oleh Tuan Choi Siwon. Mimpi.. tidak, putrinya begitu cantik, dia optimis sang Tuan muda Choi akan meminangnya.

.

Sungmin masih gelisah dengan perkataan Donghae, kenyataan pahit yang di alami donghae dan kenyataan yang begitu mencengangkan bahwa Donghae adalah saudara angkat Cho Kyuhyun, namja yang akhir-akhir ini mengusik hati dan kehidupannya. Tak di pungkiri, dia tak ingin percaya dengan Donghae, tapi melihat sikap Kyuhyun saat itu, membuatnya semakin yakin bahwa Kyuhyun adalah orang yang begitu tak bersahabat. Sungmin merutuki dirinya sendiri saat dia mulai bisa menghargai Kyuhyun sebagai manusia pada umumnya, namun kenyataan saat itu membuatnya kecewa sekali lagi.

.

.

.

Kediaman Keluarga Choi,

.

Hingar bingar suara music klasik, mengiringi sebagian tamu pesta yang tak lelah berdansa dengan pasangan yang berbeda. Seluruh penduduk desa Namwon begitu meninkmati –sekali lagi- peta dansa sang Tuan muda Choi. Tak henti-hentinya Kibum tersenyum saat Siwon mengajaknya berdansa dari awal acara, entah sampai kapan mereka akan larut dalam suasana pesta yang begitu membuat mereka semakin jatuh dalam pesona pasangan mereka.

.

"Nona Kibum,,,"

.

"Nde..?"

.

"Boleh aku berkata sesuatu untukmu?"

.

Kibum mengerutkan keningnya sedikit, dan tetap melanjutkan langkah dansanya bersama Siwon. Senyum kecil tersungging di bibir mungil Kibum.

.

"Nde, katakanlah Tuan muda…"

.

"Kau cantik malam ini nona Kibum, mengalahkan cantiknya sinar bulan malam ini… terima kasih, kau bersedia meluangkan waktumu untuk sekali lagi datang ke pesta kecilku ini"

.

"Jeongmal gomawo untuk pujiannya Tuan Choi"

.

Kedua pipi chubby Kibum merona semu, semakin membuat kecantikannya terlihat jelas. Siwon memandangnya tak tahan, rasanya kedua tangannya ingin sekali mengecup kedua pipi Kibum. Namun sopan santun keluarga Choi, membuatnya mengurungkan niat buruknya.

.

'Aishhh~ cantik sekali yeoja ini, Ya Tuhan… aku tak tahan…'

.

"Tuan Choi, gwenchanayo, mengapa kau memandangku seperti itu, ada yang salahkah denganku?"

.

Siwon tersadar dari lamunannya,, "Annio nona, mari kita lanjutkan dansa kita"

.

Kibum menangguk imut, dan mereka kembali larut dalam indahnya pesta hari ini, yang mungkin akan menjadi hari terakhir Tuan Choi berada di desa ini.

.

Sungmin tampak begitu gelisah malam ini, entah mengapa dia tampak begitu tak tenang. Ada sesuatu yang hilang di pesta ini, dia begitu yakin. Yah.. Tuan muda Cho itu, tak tampak di pesta malam ini. Apakah dia tak datang, ataukah dia sudah kembali ke Seoul?

.

Berbagai pikiran berkeliaran di otak cerdasnya, namun… mengapa dia begitu berharap Tuan muda dingin itu muncul di acara ini? Tidak.. dia tak boleh berpikir bahwa dia merindukan sosok pemuda tampan nan pucat itu.

.

Sungmin berkeliling kesana kemari, dia begitu bingung dengan apa yang sedang dilakukannya, mengitari kediaman Tuan Choi yang begitu besar hanya untuk berharap bertemu dengan namja dingin itu. Sungmin berulang kali menepis pikiran kalutnya, entah mengapa dia merasa begitu lemah saat ini…

.

"Tidak.. aku tak mungkin.. aku tak mungkin melakukannya.. tidak.."

.

Sungmin berjalan mundur menolehkan kepala mungilnya ke kanan dan ke kiri..

.

Tep~

.

"Mencariku nona Sungmin?"

.

"Eoh.. anniyo… aku hanya sedang berkeliling Tuan Kim"

.

"Mau berdansa denganku?" Yesung yang tak curiga apapun dengan Sungmin, mengulurkan tangannya untuk di sambut oleh Sungmin.

.

Sungmin menatap tangan Yesung dan akhirnya dia memutuskan untuk menyambut tangan itu, dan memulai dansa kecil mereka. Sungmin masih berusaha menepiskan pikiran anehnya, yang entah mengapa nama seorang Cho Kyuhyun masih berekliaran di otaknya. Berulang kali Sungmin menggelengkan kepalanya tak sabar.

.

Beberapa menit kemudian Sungmin memutuskan untuk mengakhiri dansanya bersama Yesung. Dan sekali lagi dia berkeliling di rumah megah itu, hanya untuk mencari sosoknya, sosok Cho Kyuhyun.

.

"Sungmin-ah…"

.

Sungmin menoleh saat merasa namanya di panggil "Hyemin-ah, kau kah?"

.

"Nde…" yeoja mungil bernama Hyemi itu berlari dan menabrak dengan cepat tubuh mungil Sungmin. Kedua sahabat itu berpelukan erat, dan saling tersenyum, tanpa menyadari ada sosok yang sedari tadi mengawasi gerak gerik Sungmin.

.

"Aku merindukanmu Hyemi…"

.

"Nado Minnie-ah.. kau bersama keluargamu kemari?"

.

Sungmin mengangguk lucu "Nde, namun mereka sudah berpencar dan melupakanku, hehehe…"

.

"Ah.. arraseo, pasti prajurit-prajurit itu membuat mereka meninggalkanmu…"

.

"Kau tahu itu Hyemi…"

.

"Lalu, siapa yang kau cari Min, kau terlihat sedang mencari seseorang"

.

Sungmin membulatkan mata kelincinya, saat sahabat kecilnya memergoki tingkah anehnya "Ahh.. annio Hyemi, aku hanya sedang berkeliling. Maaf Hyemi, aku harus menemui keluargaku dulu, kurasa mereka perlu diingatkan bahwa mereka kehilangan anak mereka yang paling manis ini"

.

"Hahaha… baiklah,, bye Minnie-ah…"

.

Sungmin kembali pada rutinitas anehnya, berkeliling tanpa arah, berharap sejenak saja dia dapat memandang wajah stoic khas milik Cho Kyuhyun itu. Beberapa menit kemudian, Sungmin tampak lelah, dia akhirnya menyerah dan berjalan mencari keluarganya. Dia berjalan mundur, berharap dapat melihat keluarganya dari jarak yang agak jauh, namun…

.

Bruk~

.

"Nona Lee Sungmin.."

.

Sungmin membulatkan mata kelincinya "Tu..Tuan.. Cho Kyuhyun"

.

"Bisakah kau berdansa denganku, setelah ini"

.

"Tentu saja…"

.

Tidak… ini bukan dirinya, Sungmin menjawab ajakan Tuan muda dingin itu dengan cepat. Betapa bodohnya dia, menunjukkan betapa dia begitu ingin melihat sosok Cho Kyuhyun itu, walaupun dia tahu, bukan senyuman yang akan dia terima, namun dia terlanjur menyanggupi, dan tak akan bisa mundur lagi.

.

"Bahkan kau tak tahu bahwa sedari tadi aku berada di belakangmu nona Sungmin…."

.

Alunan music sebuah biola begitu merdu dan syahdu, mengiringi para tamu yang ingin berdansa. Nuansa romantis menaungi seluruh tamu yang hadir, mereka berdansa dengan gerakan yang begitu lembut, seakan mampu membawa mereka pada sebuah kehidupan yang penuh dengan romansa.

.

Para pedansa memulai gerakan mereka dengan masing-masing membungkuk di hadapan pasangan mereka, kemudian sang namja menyambut tangan sang yeoja dan mengajaknya untuk berdansa. Di mulai dengan gerakan memutar sang yeoja, sang namja berdiri sambil menatap sang yeoja, yang penuh dengan keanggunan. Saat sang yeoja menyambut sang namja, sang namja kembali membawa pasangannya untuk berjalan dengan sedikit menghentak kaki, seakan menegaskan bahwa hanya mereka berdua yang akan menguasai dunia ini, yah..siapapun mengerti seseorang yang sedang jatuh cinta, hanya akan merasakan bahwa dunia hanya milik mereka berdua.

.

"Aku begitu menyukai berdansa…" Sungmin mengawali kecanggungan mereka, dan tetap pada irama dan hentakan kaki mereka saat berdansa..

.

"Aku tahu itu,,,"

.

Kembali, hening…

.

"Dansa dapat membuatku menghilangkan segala pikiran, dan kekesalah yang sedang ku alami…"

.

Tak ada sahutan, Sungmin tahu bahwa pertemuan mereka berdua akan berujung pada hal yang yang begitu membosankan, keheningan…

.

"Tuan Cho, aku sedang membicarakan soal dansa"

.

"Kau tahu, aku tak pandai mengatakan hal seperti ini nona Lee Sungmin…"

.

"Yah.. bahkan saat berdansa, keangkuhanmu tetap begitu jelas terlihat…"

.

Kyuhyun menatap Sungmin tajam, dan melanjutkan langkah kaki mereka menyusuri lantai dansa.

.

"Aku hanya bersikap apa adanya nona Sungmin-shi.."

.

Sungmin mengulurkan kedua tangannya, yang di sambut dengan lembut oleh Kyuhyun "Yah..aku mulai terbiasa dengan sikap angkuhmu Tuan Cho Kyuhyun" dan kembali mereka berjalan beriringan..

.

Hening.. sekali lagi…

.

"Ah… bahkan aku melupakan dirimu yang lebih suka diam, bahkan saat lawan bicaramu mengajak bicara"

.

Diam..Kyuhyun, memang lebih suka mendengarkan Sungmin di banding berbicara dengan yeoja mungil nan lincah itu.

.

"Baiklah, kurasa saat berdansa memang kita harus diam…"

.

Sungmin memutar tubuhnya ke kiri, mensejajarkan dirinya di depan Kyuhyun "Apa kau ingin membicarakan tentang aturan berdansa?" Kyuhyun berujar datar..

.

"Yah, setidaknya di banding kita hanya berdiam di tempat sebesar ini Tuan Cho.."

.

"Apakah kau dan kakamu sering berjalan kaki, kemanapun kalian pergi?"

.

Sungmin mengerutkan dahinya heran dengan pertanyaan Kyuhyun "Yah.. begitulah.. berjalan kaki akan membuat peluang kita bertemu dengan orang baru begitu besar. Dan kita akan mempunyai begitu banyak kerabat dengan karakter yang berbeda"

.

"Tuan Lee Donghae, mempunyai sikap yang begitu baik. Sehingga membuatnya begitu mudah dalam berteman. Tentu saja semua orang akan menutupi kekurangannya dengan bersikap loyal"

.

"Yah.. dia memang baik, di adalah pribadi yang sensitive, dan mudah rapuh. Namun seseorang telah menyakitinya, tanpa memberinya kesempatan untuk menjelaskan"

.

"Mengapa kau mengatakan hal yang tak kau ketahui dengan begitu sinis…"

.

Bukan.. mereka berdua tak mengharapkan pertemuan mereka kali ini berakhir buruk. Mereka terus berdansa seakan hanya mereka berdua yang berada di tengah lantai dansa itu, tak perduli seberapa aneh semua orang menatap mereka.

.

"Aku hanya ingin membuatmu keluar dari karakter dinginmu yang begitu menyedihkan, dan mengetahui potongan puzzle kehidupanmu yang kau sembunyikan Tuan Cho"

.

"Terima kasih atas semuanya nona Lee Sungmin…"

.

Dan mereka kembali pada irama sendu yang keluar dari sebuah biola yang sejak tadi mengiringi mereka. Bergerak selaras dengan irama yang begitu menyayat hati, menyanjung begitu tinggi keangkuhan sekaligus rasa cinta yang tak terungkap… dan saat semua irama itu telah usai…

.

Sungmin beserta semua pedansa membungkukkan badan sekali lagi kearah pasangan mereka, dan memilih untuk berlalu dari hadapan Kyuhyun saat itu juga. Hatinya sakit, Sungmin tahu, bahkan amat sangat tahu, semuanya akan berakhir seperti ini, berakhir dengan meninggalkan segala bentuk luka…

.

"Bahkan aku tak dapat mengabaikanmu walaupun sedetik, padahal aku tahu, kau bahkan hanya seorang namja yang senang menyakiti orang lain…."

.

.

.

.

.

.

.

TBC

.

Ok, tahu..tahu kalo nih chap pendek mah,,, hehehe… maklum napa waktu bkin nih chap, berasa menyayat hati ajah, hueeeeeeeee~ #Nunjuk2adeganKyuMinwaktudans a~

.

Mungkin banyak yang bingung yah dengan versi novel n filmnya, coz emang aku gak sama banget sama cerita aslinya, aku rubah di sana sini, supaya nih FF gak jadi FF yang berat buat di konsumsi. Kalo readers tau versi aslinya, bakal susah aku maparinnya, biasalah cerita klasik, different status is the big problem..

.

Jadi aku bkin lebih sederhana ajah, gpp ya readers, kekeke…

.

Sorry for many typo, lagi ogah ngedit mah.. maklum buat nyelesein nih FF, aku selalu bkinnya di malam hari, pulang kerja, itupun kalau idenya lagi nyantol,,,#Plak~

.

Oya, aku dulu pernah ngungkapin nih FF bakal jadi short Ff, buttttttttttt~ kayaknya bakal jadi agak panjang deh.. T^T maapin saya lagi yah, kalau agk membocankan…. T_T

.

Buat Guest, Sunghyunnie, nonkyu, ANAKNYADONGHAE, kyu99, Gue Nata '-'b, , dan Kyucho, thanks for ur review... aku baca review semuanya, tapi maaf belum bisa bls semuanya... but, aku selalu baca review kalian... makasihhhh... ,

.

And the last, bring me ur motivation, if you want me stay here for next chapter...

.

Karena buat nih FF aku kurang optimis disini, jadi kalau gak bagus disini, mending aku publish di Fb aja, gak disini lagi... jepngmal mianhe... T^T