A/N: HAAAAAIIIII. Masih ingat saya? Iya ini Sehun HUAHAHAHAHAHA. Oke, jadi semacam saya php, haha tapi sungguh nggak maksud. Saya sibuk RL :-) /kalem. Dan ada sedikit masalah kemarin-kemarin karena kondisi laptop saya yang bangke abissss. Seneng deh rasanya bisa publish sama selesaiin fic ini. HAHAHAHAH akhirnya Twinkle SELESAI YEEAAAAH. /ditimpuk/ Dengan itu saya nggak punya utang lagi hehe. Oh iya, bagian HunHan terinspirasi dari suatu fic; exo's chat room. Saya sudah bilang ke authornya kalau fic-nya menginspirasi saya untuk bikin fic, kebetulan kenal juga. Haha lega deh akhirnya bisa nyelesaiin HunHan yang kemarin2 sempet mati ide OTL. Maaf berantakan, nggak sempet edit fic.

Happy reading!


chanbaek/baekyeol; - i like everything about you

.

.

BRUUUUK!
BRUUUUUUGH!
PRAAAANG!

Suara gaduh terdengar dari dalam ruangan paling pojok di dalam dorm EXO.

EXO-K lebih tepatnya.

Entah sudah berapa kali suara yang menunjukkan orang jatuh dari tempat tidur, perabotan dilempar, dan teriakan yang dapat membuat anak kecil menangis karena takut itu terdengar. Namun bukannya makin mereda, tapi malah makin menjadi. Apalagi setelah terdengar bunyi 'BUG' yang cukup keras diikuti suara rintihan yang menyayat hati (suara berat yang khas namun sekarang terdengar lebih tinggi dan ada nada kesakitan disana)—

"AAUUUUUUUUUUUH! Selangkanganku!"

"HAHAHAHAHAHAHA!"

—dan suara tawa.

Membuat Kyungsoo yang sedang memasak sarapan di dapur mengernyitkan dahi sebelum kemudian menoleh ke arah Joonmyeon yang sedang asik menonton televisi sambil tertawa bahagia seakan tidak pernah terjadi apa-apa di dalam dorm. Kyungsoo memutar bola matanya sebelum menghela napas panjang dan menoleh ke arah Jongin.

Sang object sedang sibuk memandangi cermin seukuran dirinya sebelum ia mulai 'ritual'. Yang dimaksud 'ritual' adalah ketika Jongin—bukan—Kai mulai membuat pose-pose (yang menurutnya dan katanya sendiri) seduktif dan seksi. Anak laki-laki berkulit tan itu menyeringai sebelum mengedipkan mata ke arah dirinya sendiri, membuat pistol dari jari tangannya lalu berpura-pura menembakkannya ke refleksi dirinya dan dengan itu dia berkata,

"Hai sexy beast. Lihatlah, betapa mengagumkannya dirimu di pagi hari ini. Kau tahu, kau tampan dan aku suka itu."

Diakhiri dengan Kai menyisir poni rambutnya ke belakang menggunakan jari-jari tangannya, membuat Kyungsoo memberi respon sebuah dengusan. Kyungsoo berdecak frustasi lalu mengalihkan pandangannya ke arah sang maknae yang tadi ia dapati sedang duduk di meja makan.

Sudut bibir Kyungsoo berkedut ketika melihat Sehun tertidur pulas dengan kepala di atas meja. Air liur mengalir deras dari dalam mulutnya.

Karena dia tidak ingin menambah stresnya di pagi hari itu (setiap pagi, sebenarnya) ia pun melanjutkan kegiatannya sebelum merengek pelan dan memijit-mijit dahinya.

"Kenapa aku hidup bersama kalian."

.

.

"Cukup, Baekhyun, cukup!" Chanyeol mengangkat tangan kanannya, memberi tanda kalau ia menyerah, sedangkan tangan kiri memegangi selangkangan. Dilihat dari ekspresi kesakitan yang menempel di wajahnya, dapat disimpulkan kalau Baekhyun baru saja melakukan sesuatu di bagian sensitif itu.

Baekhyun, di sisi lain, menyeringai lebar sebelum kemudian memukuli Chanyeol dengan bantal yang sejak tadi ia pegang dengan kedua tangannya. Chanyeol berusaha menghentikannya namun sia-sia karena tidak banyak yang dapat dilakukan hanya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain berusaha meredam rasa sakit pada bagian tertentu.

BUUUUGH!
BRAAAK!

Ya, suara berisik tadi memang berasal dari kamar duo heboh, Chanyeol dan Baekhyun.

"Baekhyun, hentikan!" Chanyeol berusaha sekuat tenaga menahan serangan Baekhyun yang bertubi-tubu tapi well... dia tidak dapat berbuat banyak hanya dnegan menggunakan satu tangan. "Hentikan! Kau baru saja menendang selangkanganku!"

"Kau mengataiku pendek!"

"Tapi itu tidak sebanding dengan—" Chanyeol melihat ke arah dimana tangan kirinya bersemayam, "—ini."

"Well," sebuah dengusan, "kau juga bilang bahwa aku terlalu derp sedangkan kau tahu bahwa kau lebih—lebih derp dari segala derp yang ada—"

"...Baek—"

"Aku belum selesai!" Baekhyun memberi Chanyeol satu pukulan dengan bantal, menghiraukan 'ouch!' yang keluar dari mulut Chanyeol. "Kau juga bilang bahwa kentutku lebih bau dari makanan basi—"

Chanyeol tertawa datar, "Tapi itu memang iya—"

"Diam!" Satu pukulan kembali diluncurkan. "Ketiakmu lebih bau!"

"..."

"Kau juga bilang bahwa jariku seperti wanita, wajahku terlihat seperti wanita ketika aku memakai eyeliner, dan hal-hal lain yang menurutku disitulah letak kharismaku, tapi kau menghancurkannya dengan berkata bahwa aku seperti wanita!" Baekhyun menghentikan luapan kekesalannya dengan jari telunjuk yang mengarah tepat ke wajah Chanyeol. Chanyeol hanya diam dan memandang ke arah hyung-nya itu dengan kikuk. Baekhyun menghela napas sebelum kemudian duduk bersimpuh di depan Chanyeol, membuang bantal yang digenggamnya tadi ke lantai. "Aku lelah."

"..."

"..."

"..."

"..Ng."

"Pff—"

Dan meledaklah suara tawa Chanyeol. Ia tertawa seperti orang gila (hal biasa yang sering ia lakukan ketika ada sesuatu yang menurutnya lucu), duduk bersila kemudian menepuk-nepuk lututnya. Baekhyun mengernyitkan dahinya dan memukul dada Chanyeol agak keras.

"Itu tidak lucu, kau membuatku sedikit kesal pagi ini—"

"Setiap pagi."

Baekhyun menggerakkan kedua bola matanya ke arah samping, "Oh benar. Setiap pagi."

"Benar," Chanyeol masih tertawa, tapi kali ini hanya tawa kecil. Namun suara tawanya kembali mengeras ketika ia mendapati bibir Baekhyun membentuk sebuah 'pout' dan dahinya mengernyit. Ekspresi yang menurut Chanyeol terlihat kekanakan tapi—imut?

"Hentikan sebelum aku menendang selangkanganmu lagi."

Tersedak udara, Chanyeol berusaha menghentikan tawanya. Kedua tangan kini menutupi bagian yang dimaksud oleh Baekhyun. Chanyeol berdehem, "Baiklah, baiklah, aku berhenti, oke?"

"Bagus." Chanyeol bisa melihat 'angelic smile' terukir di wajah Baekhyun, hanya saja kali ini disertai dengan aura hitam yang menjalar-jalar di belakang tubuhnya. Yang membuat senyumnya itu terlihat mengerikan kalau boleh jujur. Chanyeol bergidik memandangnya.

Ruangan menjadi hening untuk beberapa saat. Chanyeol hanya diam, masih berusaha meredam rasa sakit yang tersisa. Sedangkan Baekhyun sibuk memandangi jari-jarinya. Chanyeol memiringkan kepalanya, menatap hyung-nya dengan penasaran.

"Lucu," Baekhyun memainkan jari-jarinya, sebuah senyum terukir di wajahnya, "aku tidak pernah minta untuk lahir seperti ini. Kalau bisa memilih, aku juga ingin terlahir tinggi—" Baekhyun bisa mendengar Chanyeol sedang berusaha keras menahan tawa setelah ia mengatakan 'tinggi' tapi memutuskan untuk tidak menghiraukannya karena ada hal yang lebih penting dari hanya sekadar memukul Chanyeol tepat di bahu atau menendangnya untuk yang kesekian kali.

"Aku juga ingin punya jari yang panjang dan besar dan tubuh yang gagah dan tegap," terhenti, Baekhyun mengerucutkan bibirnya dan mengernyit, "aku juga ingin dipanggil raksasa, setidaknya itu terdengar lebih baik daripada midget—atau kurcaci." Baekhyun terkekeh, Chanyeol mengikutinya.

Baekhyun tersenyum kecil, kemudian memainkan jari-jarinya, "Kadang aku iri denganmu, Chanyeol."

Kali ini suara tawa Chanyeol kembali meledak, makin keras. Bahkan Baekhyun bisa melihat air mata menggenang di sudut mata Chanyeol. Sudah bukan pemandangan yang baru lagi, Baekhyun sudah terbiasa dengan kebiasaan Chanyeol yang seperti orang gila. Memang sulit mendapati sang Happy Virus bersikap serius. Baekhyun hanya bisa menghela napas sebelum kemudian ikut tertawa bersama Chanyeol.

"—..hahaha. Iri," Chanyeol menghentikan tawanya, sebuah senyum tergantung di wajahnya. "Kau tahu, lebih baik menjadi diri sendiri daripada menjadi orang lain. Bersyukurlah dengan apa yang kau miliki sekarang."

"Kata-kata yang sudah sangat sering aku dengar."

"Formalitas," kekehan, "aku merasa tidak enak kalau tidak menanggapi kata-katamu tadi."

"Sialan," kata Baekhyun kemudian memukul bahu Chanyeol dengan keras. Chanyeol mengais kesakitan, tapi dia masih tertawa, by the way. Baekhyun tersenyum kecil, lalu suara tawa terdengar detik berikutnya.

"Lagipula." Chanyeol bergerak mendekat, menempatkan dirinya tepat di depan Baekhyun, kemudian duduk bersila. Dia tersenyum lebar memamerkan gigi-giginya yang putih bersinar sebelum mengulurkan tangan kanannya dan meraih tangan kiri Baekhyun. Pipi Baekhyun berubah menjadi sedikit merah.

"A-Apa?" tanya Baekhyun, suaranya bergetar. Baekhyun yakin Chanyeol pasti akan menertawakannya karena bereaksi seperti perempuan.

Tapi ternyata tidak. Baekhyun mendapati tatapan mata dongsaengnya melembut, sebuah senyum kecil tercoreng di wajah Chanyeol. Membuat suhu badan Baekhyun memanas dan jantungnya berdetak cepat (Baekhyun menampar dirinya sendiri secara mental), sementara itu Chanyeol sibuk mengaitkan jari-jemari mereka.

"Kau lihat? Kalau kau terlahir tinggi dan berjari besar dan kau dipanggil raksasa," Chanyeol menghentikan kata-katanya, kemudian membawa kedua tangan mereka yang terkait satu dengan lainnya ke depan wajah Baekhyun, "jari-jarimu tidak akan bagus jika berada di sini."

Baekhyun bisa melihat jemarinya mengisi ruang-ruang kosong di sela-sela jari Chanyeol. Dan menurutnya itu terlihat...bagus? Sangat pas?

"Um..." Baekhyun memalingkan wajahnya yang sudah semerah tomat dan menggembungkan kedua pipinya, "apa kau mencoba berkata kalau aku terlihat bagus karena berukuran mini seperti wanita?"

Chanyeol hanya melongo mendengar perkataan Baekhyun, tapi kemudian tertawa kecil, "Bukan, idiot."

"HEI! Kau tidak baru saja memanggilku—mmh!" kata-katanya dipotong dengan bibir Chanyeol yang mengunci bibir Baekhyun. Membuat yang lebih pendek terdiam dengan wajah semerah udang rebus.

Chanyeol melepas ciumannya, menyeringai lebar, sedangkan Baekhyun hanya tertunduk dengan wajah yang semakin merah.

"P-Park Chanyeol kau tolol."

"Aku tahu." Chanyeol tersenyum, mengacak rambut light-brown Baekhyun, lalu mengusap pipi kiri Baekhyun dengan lembut, "Yang tadi aku coba untuk katakan adalah... Aku menyukaimu apa adanya, dan menyukai semua yang ada pada dirimu. Kau tahu? Mungkin jika kau terlahir berbeda, aku belum pasti memiliki perasaan yang sama dengan perasaanku padamu seperti sekarang ini. Bukan hanya karena masalah fisik, tapi aku yakin, jika orang terlahir berbeda dengan dirinya yang ada saat ini, maka pikiran, hati, dan tingkah lakunya akan menjadi... berbeda juga? Karena bagaimanapun, itu bukan dirinya—"

"Park Chanyeol kau kerasukan apa!?"

Chanyeol tertawa karena reaksi Baekhyun yang seperti baru saja melihat setan. Ia mencium dahi Baekhyun sebelum kemudian melanjutkan, "Bagiku, kau yang sekarang sudah sempurna."

Baekhyun masih memerah dan nyaris tersenyum seperti orang tolol sebelum kemudian Chanyeol mulai berceloteh lagi,

"Aku menyukaimu, walau kau pendek seperti midget dan kau terlalu feminine. Atau walau kau mengeluarkan suara aneh seperti anjing sebelum tidur dan kentutmu lebih bau dari makanan basi."

Kalimat tersebut diakhiri dengan cengiran lebar oleh Park Chanyeol. Baekhyun hanya menatap pria yang lebih besar darinya dengan mulut menganga dan Chanyeol bersumpah bahwa wajah Baekhyun saat itu terlihat sangat bodoh. Andai saja ia menggenggam kamera.

"Park..." sudut-sudut bibir Baekhyun berkedut, aura hitam menjalar-jalar di sekujur tubuhnya.

"Oops." Melihat itu, Chanyeol segera turun dari tempat tidur dan berlari keluar ruangan.

"PARK CHANYEOL JIKA AKU TIDAK MEMBUNUHMU HARI INI, MAKA AKU BUKAN BYUN BAEKHYUN!"

BRUUUUGH!
PRAAAANGG!
BUUUUGH!

"Baekhyun dengarkan aku, aku tadi—"

"AKU AKAN MEMBUNUHMU SEKARANG JUGA CHANYEOL JANGAN LARI!"

"Haha aku tidak tahu sejak kapan layar televisi menampilkan boxer yang sama dengan boxer milik Baekhyun..—"

"Woohoo! Apa kau tahu kalau kau juga memiliki perut yang sempurna? Oh! Dan lihat tatapan matamu, rawr!"

"...—mm? Apa ini sudah masuk waktu makan malam?"

Dan dengan itu kegaduhan berpindah dari kamar tidur ke ruang keluarga.

Kyungsoo, sekali lagi, hanya bisa menangis dalam hati.

"Kenapa aku hidup bersama kalian..."

.

.

.


hunhan/sehan; -because distance is nothing

.

.

Thehunthesheep is now signing on

LuhanChan is now signing on

Thehunthesheep started a conversation with LuhanChan

Thehunthesheep: Hyuuuuuuuuung!

LuhanChan: Ah! Sehun! Aku merindukanmu!

Thehunthesheep: Haha hyung, kau baru saja kembali ke China dua hari yang lalu? Tapi aku senang mengetahui hal itu. Ehem.

LuhanChan: Memang kenapa? Kau tidak merindukanku juga? Oh fine, senang bisa mengenalmu, Tuan Oh. Bye.

Thehunthesheep: ...

LuhanChan: Apa?

Thehunthesheep: Aku juga merindukanmu. Sangat. Jangan marah.

LuhanChan:

Thehunthesheep: Hyung?

LuhanChan:

Thehunthesheep: Kau marah, hyung? Aku minta maaf.

LuhanChan:

Thehunthesheep: Hyung? Aku juga merindukanmu, sangat. Satu detik tanpamu serasa seperti satu hari. Lihat betapa menyedihkannya aku tanpamu. Aku hanya bisa melihat foto-fotomu yang ada di laptop dan handphone sambil membayangkan kau duduk di sampingku, tersenyum dan bercanda denganku. Percayalah padaku, hyung. Jangan marah!

LuhanChan:

Thehunthesheep:

LuhanChan: Wow!

Thehunthesheep: Hyung?

LuhanChan: Aku tidak percaya acting skills-ku semakin meningkat! Xi Luhan kau memang mengagumkan!

Thehunthesheep: ...

LuhanChan: Well, aku hanya tidak menyangka kau sampai melakukan hal itu. Maksudku... membayangkan aku ada di sana. Aku harap kau melakukannya dengan maksud yang baik, bukan untuk sesuatu yang jelek dan kurang tepat...

Thehunthesheep: Memang ada sesuatu yang jelek mengenai itu?

LuhanChan: Bukan sesuatu yang jelek sebenarnya, hanya saja kurang baik. Kau sudah cukup umur untuk berpikiran seperti itu.

Thehunthesheep: ...Apa hubungannya...

LuhanChan: Ckck jangan sok inosen seperti itu Sehun. Aku tahu semua yang ada di pikiran remaja dalam masa pertumbuhan sepertimu. Kau bukan anak kecil lagi.

Thehunthesheep: ...Aku tidak tahu kemana arah pembicaraanmu.

LuhanChan: Masturbasi, idiot.

Thehunthesheep:

LuhanChan: Sehun?

Thehunthesheep:

LuhanChan: Sehun? Kau masih disana?

Thehunthesheep:

LuhanChan: Kuharap kau tidak lari ke kamar mandi dan mempraktekkannya. Kalaupun iya, ingat, bukan aku yang menyuruh, oke? Aku hanya berusaha memberimu nasihat.

Thehunthesheep: HYUNG AKU TERSEDAK KENTANG GORENGKU!

LuhanChan: Benarkah?

Thehunthesheep: TENTU SAJA. ITU SEMUA KARENA KAU.

LuhanChan: Sudah kubilang aku hanya memberimu nasihat.

Thehunthesheep: KAU GILA. AKU SAMA SEKALI TIDAK BERPIKIRAN SEPERTI ITU.

LuhanChan: ...jadi ini semua salahku?

Thehunthesheep: TENTU SAJA.

LuhanChan: Tapi sungguh aku bermaksud baik!
Huft, aku minta maaf.

Thehunthesheep: UNTUNG AKU MENCINTAIMU JADI KAU KUMAAFKAN.

LuhanChan: Bisakah kau berhenti memakai caps lock? Itu terlihat seperti kau sedang berteriak dengan kasar kepadaku...

Thehunthesheep: Oh maaf, aku yakin tombol caps lock-nya tidak sengaja tertekan ketika aku tersedak tadi. Dan aku lupa mematikannya. Hehe.

LuhanChan: ...

Thehunthesheep: Ehem. Jadi... bagaimana kabarmu, hyung?

LuhanChan: Uh baik? Kurasa.. Kau sendiri? Bagaimana kabarmu setelah kepergianku ke China dua hari ini?

Thehunthesheep: Baik juga, kurasa. Hanya yah...kau tahu, kan, bagaimana keadaan di dorm?

LuhanChan: Kebun binatang.

Thehunthesheep: Hahaha, penggambaran yang bagus, hyung. Tapi memang di sini tidak akan pernah tenang sebelum jam tidur.

LuhanChan: Aku tahu.

Thehunthesheep: Tapi jangan khawatir, para hyung memperlakukanku dengan baik.

LuhanChan: Sebaiknya. Terutama Kai, bilang saja padaku kalau dia melakukan hal yang aneh-aneh kepadamu. Aku akan memberinya tendangan melayang jika aku kembali ke Korea nanti.

Thehunthesheep: LOL hyung. Selain karena ragu kau bisa melakukan hal itu, tenang saja, Kai tidak akan membully-ku ataupun menjailiku terlalu kejam. Yang ada malah sebaliknya.

LuhanChan: Aku hanya berusaha menunjukkan rasa perhatianku padamu.

Thehunthesheep: Ah, itu manis sekali.

LuhanChan: Tapi tidak semanis aku.

Thehunthesheep: ...tentu saja.

LuhanChan: Kau seperti enggan mengakuinya.

Thehunthesheep: ...Bukan begitu, hyung. Tentu saja kau yang paling manis, cantik, dan imut. Aku sudah berkali-kali mengatakannya, kan?

LuhanChan: Oh jadi karena kau sudah berkali-kali mengatakannya, sekarang kau malas mengakui dan bilang kalau aku manis?

Thehunthesheep: Astaga hyung...

LuhanChan: Huh!

Thehunthesheep: Entah kenapa kau jadi lebih moody kalau kita tidak bersama.

LuhanChan: Karena kau jadi lebih menyebalkan kalau kita tidak bersama.

Thehunthesheep: ...baiklah, baiklah. Aku minta maaf. Kau orang paling manis yang pernah kukenal.

LuhanChan: Pasti.

Thehunthesheep: Kau narsis sekali hyung haha.

LuhanChan: Dan kau menyukaiku.

Thehunthesheep: Sangat. Jadi, bagaimana kabar yang lain?

LuhanChan: Baik? Kris sedang menyelenggarakan konser tunggal di kamar mandi saat ini, Lay sedang memasak sesuatu di dapur, Tao sedang menonton telenovela, Jongdae sibuk dengan laptopnya, bermain game, sedangkan Baozi sedang membaca majalah di ruang tamu.

Thehunthesheep: Hahaha cukup normal. Maksudku, mereka tidak seberisik hyung-hyung yang ada di sini. Kecuali fakta bahwa Kris sekarang sedang bernyanyi di kamar mandi. Jika kau tahu apa maksudku...

LuhanChan: Sebenarnya suaranya tidak jelek. Hanya kadang perutku mulas ketika dia menyanyi dan harus menggapai nada tinggi.

Thehunthesheep: Kurasa dia tidak buruk. Kau harus mendengarkan Chanyeol bernyanyi. Aku berani bertaruh, di bait pertama lagu, kau bisa menemukan dirimu menyumpal mulutnya dengan sesuatu.

LuhanChan: Aku pasti akan mendengarkannya di suatu kesempatan.

Thehunthesheep: Hahaha itu jahat.

LuhanChan: Well, sebenarnya aku selalu ingin membalas semua perbuatannya padaku selama ini.

Thehunthesheep: Hey, kau belum pernah cerita tentang hal itu.

LuhanChan: Belum sempat lebih tepatnya.

Thehunthesheep: Aku akan menjadi pendengar atau dalam kasus kali ini, pembaca yang baik? Apapun itu.

LuhanChan: Sehun, ini bukan masalah serius, kau tahu bagaimana Chanyeol.

Thehunthesheep: Ayolah.

LuhanChan: Jadi... suatu hari Chanyeol memergokiku sedang menonton sebuah video?

Thehunthesheep: Lalu?

LuhanChan: Mungkin dia akan menganggapnya angin lalu kalau aku hanya menonton video biasa. Tapi saat itu...

Thehunthesheep: ..Oh?

LuhanChan: Aku menonton video gay.

Thehunthesheep:

LuhanChan:

Thehunthesheep:

LuhanChan: Sehun?

Thehunthesheep: BAHAHAHAHAHAHAHAHA.

LuhanChan: ...

Thehunthesheep: Maaf hyung, maaf. Aku hanya... yeah?

LuhanChan: Tidak apa, setidaknya aku sudah memprediksikan kalau kau akan memberi reaksi seperti itu.

Thehunthesheep: Dan prediksimu tepat. Haha weeeelll, sebenarnya tidak ada yang salah dari kau menonton video gay. Walaupun itu sedikit yeah mengejutkan.

LuhanChan: Awkward. Aku ingat sekali saat itu Chanyeol menatapku dengan horor dan dia masih memberiku tatapan yang sama dua hari setelahnya.

Thehunthesheep: Tapi sekarang kalian sudah tidak canggung antara satu dengan yang lain kan?

LuhanChan: Bisa dibilang begitu.

Thehunthesheep: Bukankah itu bagus?

LuhanChan: Tidak, itu buruk.

Thehunthesheep: Jadi?

LuhanChan: Chanyeol... dia terus berkata bahwa semua hal yang aku lakukan atau gunakan itu gay. Bahkan dia bilang baju yang baru saja aku beli kemarin, yang bergambar mobil limousin hitam beroda emas itu gay. Padahal aku tidak bisa menemukan dimana sisi gay-nya dari gambar itu.

Thehunthesheep: Mungkin karena rodanya emas?
Walaupun aku juga tidak yakin kalau itu gay...

LuhanChan: Oh jadi kau lebih membela Chanyeol. Backstabber.

Thehunthesheep: Astaga hyung, bukan itu maksudku. Hyung, kau tahu bagaimana Chanyeol. Dia suka bercanda, jangan anggap serius semua ucapannya, oke?

LuhanChan: Huft. Aku tahu. Tapi tetap saja, dia menyebalkan. Sepertinya dia lupa kalau aku masih hyung-nya.

Thehunthesheep: Kau memang masih seperti anak kecil, hyung.

LuhanChan: Maaf?

Thehunthesheep: Itu sesuatu yang bagus, aku mencoba mengatakan kalau kau baby face.

LuhanChan: Semua orang juga berkata seperti itu. Dan ya, aku cukup senang mendengarnya.

Thehunthesheep: Yeah.

LuhanChan: Yeah. Kau tidak mengantuk? Ini sudah malam.

Thehunthesheep: Aku tadi tidur siang cukup lama, hari ini kami tidak ada kegiatan.

LuhanChan: Itu bagus. Jaga kesehatan.

Thehunthesheep: Kau juga.

LuhanChan: Yap.

Thehunthesheep: Yap.

LuhanChan: Sehun...

Thehunthesheep: Hm?

LuhanChan: Aku merindukanmu.

Thehunthehseep: Aku tahu, kau sudah mengatakannya tadi haha. Aku juga.

LuhanChan: Tidak, maksudku, aku benar-benar merindukanmu. Kau tahu, aku bersungguh-sungguh.

Thehunthesheep: Tentu, hyung. Aku percaya padamu. Ada sesuatu yang mengganjal?

LuhanChan: Haahh... tidak. Hanya saja aku.. um, sedikit kepikiran.

Thehunthesheep: Ada sesuatu yang mengganggumu? Ini tentang Chanyeol lagi?

LuhanChan: Bukan, tapi kita?

Thehunthesheep: Baiklah, ada apa dengan kita?

LuhanChan: Pft mungkin aku akan terdengar melankolis.

Thehunthesheep: Melankolis? Haha, aku memperhatikan.

LuhanChan: Mungkin ini terdengar sedikit egois, tapi kadang aku berpikir... berpikir kalau akan lebih baik kalau kita berada dalam satu grup. Dengan itu kita bisa lebih menghabiskan waktu bersama. Membeli bubble tea atau hanya sekadar berjalan-jalan santai di taman. Walaupun ketika kita bersama kita jarang mengobrol karena aku masih belajar bahasa Korea dan kau sama sekali tidak mengerti mandarin, tapi aku senang um... bisa berada di dekatmu.

Thehunthesheep: Hyung, itu manis sekali haha.

LuhanChan: Apapun yang menyangkut tentang diriku pasti manis.

Thehunthesheep: Bisa kukatakan itu.

LuhanChan: Pft kau menyebalkan.

Thehunthesheep: Tapi kau suka berada di dekatku.

LuhanChan: Lihat, siapa sekarang yang narsis.

Thehunthesheep: Hahaha, kau, tetap kau.

LuhanChan: Hhh.. terserah.

Thehunthesheep: Hyung?

LuhanChan: Hm?

Thehunthesheep: Mungkin kita tidak bisa selalu bersama seperti yang lain, dan kalau boleh egois, aku juga ingin selalu di dekatmu dan menghabiskan waktu bersama denganmu selagi aku bisa. Tapi lihat hal positifnya, kita jadi bisa mengobrol banyak melalui chat seperti ini. Walau aku yakin kau masih melihat kamus ataupun bolak-balik ke kamar untuk bertanya pada Baozi arti dari kata-kata yang belum kau tahu. Aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu dengan mengobrol panjang seperti ini. Yah, walau lebih senang ketika melihatmu secara langsung. Tapi aku cukup bersyukur.

LuhanChan: Ah, kau membuat mataku sedikit lembab. Tapi, aku bersyukur telah mengenalmu.

Thehunthesheep: Aku juga.

LuhanChan: Baiklah, karena hari sudah semakin larut, lebih baik kita tidur. Aku yakin besok kalian punya jadwal yang harus kalian lakukan.

Thehunthesheep: Kau juga, hyung. Selamat malam, tidur yang nyenyak.

LuhanChan: Yep. Night.

Thehunthesheep: Night.

LuhanChan: Um, Sehun, sebelum kau sign off...

Thehunthesheep: Ya?

LuhanChan: Pastikan kau benar-benar langsung tidur, oke?

Thehunthesheep: Tentu saja, hyuuung.

LuhanChan: Jangan masturbasi.

Thehunthesheep:

LuhanChan:

Thehunthesheep:

LuhanChan:

Thehunthesheep: ASTAGA HYUNG AKU BARU SAJA TERSEDAK SUSUKU.

LuhanChan left the conversation.

LuhanChan is now signing off.

.

.


A/N: HUAHAHA gimana? Epic fail ya. MAAF. Writer block kills. OTL. Dan maaf saya nggak bisa bales review karena saya lagi keburu-buru, cuma minjem modem temen OTL. Tapi makasih buat yang udah revieeeew dan yang udah baca. AAAAAAA saya cinta kalian! :"-3 Btw, itu headcanon saya untuk Baekyeol XD Di mata saya mereka itu couple yang paling rajin berantem, meski sebenernya mereka saling sayang /eaaa. Terus buat HunHan... saya nggak begitu tahu tentang couple ini. Yang saya tahu, Sehun itu orangnya sebenernya banyak omong (makanya kalau dilihat Sehun chatnya banyak2 di fic ini), sedangkan Luhan... Entah kenapa Luhan itu bagi saya malaikat yang berhati iblis. Katanya juga dia member terjahil kan di EXO-M haha. Dan yang soal Luhan ketauan nonton video gay sama Chanyeol itu.. well, kalian pasti tau ada fact kayak gitu kan. LOL banget OTL. Udahlah daripada saya makin ngebacot, THAAAAANKS udah mengikuti Twinkle sampai akhir :"-3 I love you to bits.

Sampai ketemu lagi di fic selanjutanya? Doakan saya bisa nyelesaiin Baekyeol berchapter ini ya. Hahaha. Chyeah~! *ala Luhan*