CherRyeowook

Presents

.

.

.

1st of VampFic and 1st The Story Continued

Nuit ténèbres

.

Chapitre 4

Rendez-vous Doux Sakura par Mikoto

Rencontre avec Mme Sakura

—Janji Manis Sakura dengan Mikoto

Pertemuan dengan Ibu Sakura

.

.

.

Disclaimer of Naruto is Masashi Kishimoto

.

.

.

Thank you

.

Happy Reading!

~ Nuit ténèbres ~

Warning : Not Character POV, but it's Author POV, OoC (Sasuke dan this chapter Fugaku), Typo(s)

Warning Rated : M for Bloody Scene

No thoughts for the 'LEMON or LIME'. Thus, no LEMON or LIME. Will come later.

oOo

Nuit ténèbres…

—Kegelapan malam

oOo

Gugup. Gugup, gugup. Itulah yang dirasakan oleh Sakura. Bukan karena gugup berkumpul dengan para vampir, tapi akan bertemu dengan keluarga Uchiha—lebih tepatnya orangtua Sasuke. Seseorang yang memang telah menjadi orang yang di cintainya itu. Sakura dan Sasuke hanya diam di dalam mobil—yang sedang dikendarai oleh Sasuke. Mungkin saja, mereka tidak tahu ingin membahas tentang apa untuk pembicaraan. Dan ini akan sangat menges—

"Apa tidak apa-apa aku ke rumahmu, Sasuke?"

—alkan. Hei, aku belum selesai menulis. Kalian—Sakura—sudah memotongnya. Menjengkelkan sekali kalian berdua ini. Lama-lama, akan kutamatkan sekarang di sini—di chapter 4—dan kalian tidak akan di gaji. Bagaimana readers? Apa mau ditamatkan di chapter 4 ini? Ataukah ada yang setuju dengan membuat sekuel-nya? Ok, ini cerita sudah mulai aneh. Lanjut ke cerita.

"Tidak apa. Ayah dan Ibu yang menyuruhku untuk membawamu. Apa kamu takut?" jelas dan tanya Sasuke—masih fokus dengan kendaraan roda empatnya ini. "Hei, kalau aku tiba-tiba minta kita lebih lanjut hubungannya—maksudku menikah—gimana?" tanya Sasuke—memandang ke arah Sakura.

"Aku…"

"Kamu bisa menjawabnya nanti. Tidak perlu buru-buru," Sasuke memandang Sakura dengan lembut. Sakura menatap ke arah Sasuke—tersenyum lembut memandang Sasuke. Sasuke kembali menatap ke depan—fokus ke arah jalanan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Sakura juga kembali menatap ke depan.

Sakura hanya diam—kembali memikirkan pertanyaan Sasuke. Walaupun, dia menginginkan sebuah pernikahan dengan Sasuke, tapi Sasuke adalah seorang vampir. Itu membuatnya bingung. Ditambah lagi, sebuah kenyataan Sakura sering haus secara tiba-tiba. Ada prediksi dalam hatinya, apa dia seorang vampir? Tapi, Sakura belum pernah digigit oleh vampire. Ada apa dengan dirinya selama ini?

oOo

Je n'ai revenir à rêver à nouveau

—Aku memang kembali bermimpi lagi

oOo

Sakura melangkahkan kakinya menuju rumah yang besar di depan ini—mengikuti Sasuke yang ada di depan. Sakura merasa rumah ini bersahabat dengan keberadaannya. Langkah kecil Sakura terhenti ketika memandangi sebuah bingkai kaca yang ada di dinding tangga. Hei, apa itu? Sebuah bingkai kaca yang cukup besar menampilkan berbagai macam warna. Apa itu? Sakura yang penasaran, memandang dari dekat bingkai kaca itu.

Topi kelulusan?

What the—

"Sasuke, banyak sekali," kagum Sakura melihat bingkai kaca itu. Kagum? Aku akan mengakuinya jika Sakura memang aneh. Hei, Sasuke! Berapa banyak topi kelulusan yang kalian bingkai ini? Banyak sekali.

"Hn?" apa Sasuke sedang tuli?

"Ini. Banyak sekali," ucap Sakura sambil menunjuk dengan jari telunjuk bingkai kaca yang ada di depannya. Sasuke hanya mengendikkan bahunya sambil berjalan mendekati Sakura yang masih asyik memang topi kelulusan itu. Menggenggam tangan kanan Sakura.

"Ayo… Kamu mau membuat mereka menunggu?" tanya Sasuke pelan. Sakura dengan mata yang berbinar menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu, ayo!" ajak Sasuke menaiki tangga menuju ruang keluarga lantai tiga.

oOo

Mais ce rêve est le rêve le plus cher

—Tapi, mimpi ini adalah mimpi terindah

oOo

Gugup. Kembali gugup? Hei, tentu saja. Sekarang, Sakura tengah memperjuangkan kegugupannya agar menghilang. Iissh… Berapa kali sudah aku menulia kata 'gugup'? Biasa aja kali, Sakura. Hei, bagaimana bisa biasa aja jika sedang dipandangi dengan tatapan menilai dari kepala keluarga Uchiha dan seorang pendiri Uchiha? Haduh… Siapa yang tahan? Angkat kakinya.

"Sakura," gumam Mikoto pelan walaupun masih dapat didengar oleh semua orang yang ada di sana.

"Y-ya?" gumam Sakura dengan gugup yang luar biasa—sambil menundukkan kepalanya. Tanpa disadarinya, jika seseorang sedang berada di depannya. Sakura yang melihat ada sepasangan kaki di depannya—dengan cepat mengangkat kepalanya.

DUK…

"Aauuw…"

"Ugh~…" eluh Sakura—merasakan sakit di kepalanya. Ino yang ada di depan Sakura hanya meringis karena dagunya yang tercium (?) dengan kepala Sakura. Ino hanya tersenyum walaupun dia masih kesakitan. Madara Uchiha—pendiri Uchiha—hanya tertawa kecil melihat kelakukan Ino yang sengaja berjalan ke arah Sakura. Itachi Uchiha—kakak Sasuke—bersama pasangannya, Konan Uchiha menatap Sasuke dengan lembut.

Tiba-tiba, suara tawa menggema di ruang keluarga lantai tiga itu. Mencairkan suasana yang semula canggung—untuk keluarga Uchiha dan Sakura—dan gugup—untuk Sakura. Tawa Naruto yang memang besar membuat Sai harus melemparkan sebuah buku padanya tepat di kepala—yang bersurai pirang itu. Meringis. Itulah yang tengah dikeluarkan mulut Naruto. Oh, ditambah dengan mengomel dengan kata 'dasar, mayat hidup' atau 'mati kau nanti' atau 'tengkorak jalan' atau' tengkorak senyum'. Hei, kalian memang mayat hidup, kan?

Sakura yang melihat Naruto hanya dapat tersenyum. Sasuke yang memperhatikan Sakura juga ikut tersenyum. Sakura yang masih tersenyum melihat kehangatan keluarga Uchiha, tidak menyadari jika Mikoto sudah ada di sampingnya.

"Saku, hari ini tidur dengan kami yang perempuan, ya?" tanya Mikoto sambil merangkul Sakura layaknya seorang anak dengan ibunya. Sakura yang kaget dengan keberadaan Mikoto hanya mampu menganggukkan kepalanya. Konan langsung menghampiri Sakura begitu juga dengan Ino, Hinata, dan Shion.

"Maafkan aku, ya, Sakura," ucap Ino lembut—menggenggam tangan Sakura.

"Tidak. Aku yang salah," ujar Sakura.

"Hei, kalian berdua yang salah," ucap Shion. "Ayo! Kita masuk ke kamar," ajak Shion. "Aku ingin mendandanimu," lanjutnya lagi. Sasuke yang mengerti jika Sakura tidak dapat menolak, menarik tangan Sakura yang tidak ditarik Shion.

"Hentikan, Shion," tegur Sasuke.

"Aiss… Aku ingin mendandaninya lagi," aku Shion sambil menatap tajam Sasuke.

"Jangan berkelahi," Fugaku yang dari tadi hanya diam, akhirnya membuka suaranya. Fugaku berjalan ke arah Sakura yang ada di tengah Shion dan Sasuke. Mikoto hanya dapat menggelengkan kepalanya—karena mengerti maksud perkataan Fugaku. "Lebih baik, Sakura denganku saja," kata Fugaku dengan tegas.

BRUK…

Shikamaru hanya dapat menguap mendengar perkataan Fugaku. Sai hanya tersenyum miris karena keakraban Fugaku dengan Sakura memang sudah dari dulu. Naruto hanya mengaruk belakang kepalanya yang gatal. Ino, Hinata, dan Shion hampir jatuh karena perkataan Fugaku. Itachi dan Konan hanya tertawa canggung. Madara dan Mikoto hanya dapat menggelengkan kepalanya. Sasuke? Jangan ditanya!

Sekarang dia sedang menatap Fugaku dengan tajam—tidak peduli jika itu ayahnya. Dari dulu, dia memang tidak suka dengan keakraban Ayahnya dengan Sakura yang terasa berlebihan untuknya dan keluarga besarnya. Fugaku akan lebih protektif lagi dengan Sakura jika Sasuke melukai Sakura.

"Tidak," penekanan kata dengan tajam itu berkumandang di ruang keluarga lantai tiga. Fugaku hanya menatap tajam Sasuke. Mikoto ingin menghalangi pertarungan antara Fugaku dan Sasuke, tapi dia ditahan oleh Sai dan Naruto. Fugaku dengan perlahan melepas genggamannya terhadap tangan Sakura.

Sasuke tersenyum menang dan pergi berjalan menuju kamarnya dengan menautkan tangan kirinya dengan tangan kanan Sakura.

oOo

Je ne sais pas ce que j'ai des pouvoirs surnaturels…

—Aku tidak tahu apa aku memiliki kekuatan supranatural…

oOo

Seorang lelaki dari kejauhan melihat ke sebuah rumah yang ada di dalam hutan itu. Bukan hanya seorang, tetapi ada tiga orang yang mengamati rumah itu. Satu orang gadis sedang bersandar pada pohon yang mengjulang tinggi. Dan seorang lagi sedang berada di dahan pohon. Ketiga memiliki rambut yang sangat sama, yaitu berwarna merah. Seorang lelaki dan dua orang perempuan.

"Dia ada di sana,"

"Haruskah kita memberitahukannya pada Rin, Sasori?" sahut gadis yang bersandar pada pohon.

"Ya, ketika kita sudah selesai mengamatinya. Semakin lama kekuatannya semakin kuat dan perkembangan pada tubuh manusia semakin cepat," kata lelaki yang bernama Sasori. "Karin, gunakan spiritualmu untuk memberitahukan pada Rin," lanjutnya dan perintahnya pada gadis yang bersandar di pohon.

Seorang gadis yang berada di dahan pohon pun turun—mendekati dua sosok yang ada di samping pohon. "Kita pergi. Dia mencium bau kita," katanya sambil menunjuk kea rah sebuah ruangan yang dimana Itachi, Naruto, Shikamaru dan Sai melihat ke arah mereka bertiga.

"Apa yang kalian lakukan di sini?"

Ketiga pasang mata itu melebar mendengar suara yang dingin. Mereka masih diam. Tidak berniat membuka mulut. "Aku tanya. Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya suara itu lagi dengan penekanan akhir kata. Sasori langsung melompat ke belakang tubuh sang suara dingin itu.

"Tidak ada. Kami hanya sedang melewati hutan ini," kata gadis yang tadi berada di dahan pohon itu.

"Tayuya,"

"Karin, Tayuya… Ayo, kita pergi," ucap dingin Sasori.

Sasuke—yang ternyata adalah penanyaan keberadaan ketiga sosok itu—hanya memandang diam ke arah ketiga sosok yang menghilang itu. "Siapa mereka?"

oOo

Événements à venir

—Kejadian yang akan datang

.

Comme si je pouvais le prévoir…

—Seakan aku bisa meramalnya…

oOo

Sasuke memandang ke arah luar dimana Sakura sedang bermain dengan Ino dan Hinata. Shikamaru yang mengerti arah pandang Sasuke hanya diam. Seperti terjadi pembicaraan serius di antara keluarga Uchiha ini. Masih banyak pikiran-pikiran yang melintas di mereka semua mengenai ketiga sosok itu tadi.

"Siapa mereka?" tanya Mikoto. Shion berjalan ke arah komputer yang menyala—yang menampilkan sebuah website google. Sai yang memang sedang mengetik sesuatu ke kotak yang ada di google menatap Shion.

"Apa yang kamu temukan, Sai?" tanya Shion.

"Ketiga sosok berambut merah—seperti yang dikatakan Sasuke—adalah vampir keturunan dari klan tertinggi kita—klan Uchiha, Senju, dan Hyuuga—yang tercampur. Awalnya, karena dulu salah satu anggota klan Uchiha menikah dengan klan Senju yang memiliki gen rambut hitam dan merah atau merah kemudaan, begitu juga dengan sebaliknya yang terjadi antara klan Hyuuga dan Senju," kata Sai sambil menatap Fugaku. Fugaku menganggukkan kepalanya.

"Jika, rambut—berwarna merah atau merah kemudaan—sang keturunan tidak sama dengan Uchiha dan Hyuuga, maka keturunan itu adalah bukan keturunan asli dari Uchiha dan Hyuuga. Bisa dibilang klan itu adalah klan buangan. Tapi, mereka juga bekerja di bawah pimpinan Senju maupun Uchiha dan Hyuuga. Keturunan itu akan tetap menjadi anaknya—bukan sebuah dosa ataupun aib. Apalagi, klan Senju memiliki gen rambut yang banyak. Hanya satu orang yang awalnya memiliki rambut berwarna merah. Hanya satu saat itu. Hingga, dia menikah dengan keturunan Uchiha dan hamil. Klan ini jugalah yang menjaga Naruto dan Shion dulu, yaitu klan Uzumaki. Klan yang dimana semuanya memiliki rambut berwarna merah ataupun merah kemudaan," lanjut Fugaku panjang.

"Jadi, ketiga orang itu adalah keturunan Uzumaki?" tanya Shion.

"Ya, kemungkinan terbesar hanyalah itu," jawab Sai.

"Dan mereka bukanlah klan yang sembarang. Klan Uzumaki—klan berambut merah—memiliki kekuatan tertinggi kedua setelah Uchiha, terutama yang memilik rambut merah muda. Karena itulah petinggi vampir selalu menjaga mereka dan membutuhkan mereka. Satu yang menandakan kekuatan tertinggi mereka adalah mereka yang merupakan keturunan asli dari satu orang yang kukatakan tadi. Mata. Warna mata juga penentu kekuatan mereka. Hazel coklat, kekuatan sama seperti vampire biasa, tapi lebih kuat. Biasanya yang memiliki mata hazel coklat dapat berubah menjadi warna merah. Merah, kekuatan stabil—seperti kekuatan Hyuuga. Violet atau ungu, kekuatan di atas klan Senju dan memiliki sebuah kekuatan yang dapat mengendalikan darah dan waktu. Emerald atau hijau muda, kekuatan terdahsyat dan suatu hari akan memiliki kekuatan yang dapat menghancurkan dunia. Pemimpin klan seorang wanita yang memiliki mata violet," lanjut Fugaku.

"Apa ada yang memiliki mata emerald?" tanya Naruto. Fugaku, Mikoto, dan Itachi hanya diam. Semua menatap dengan mata yang serius, terutama Sasuke.

"Ada, hanya satu orang," kata Itachi.

"Kenapa bisa?" tanya Sasuke.

"Awalnya, pemimpin klan Uzumaki menikah dengan seorang klan Uchiha. Mereka saling mencintai dan memutuskan tidak ikut dalam hal peperangan ataupun sebuah peristiwa. Mereka klan Uzumaki menghilang bersama dengan seorang klan Uchiha. Itupun karena mereka disembunyikan oleh petinggi vampir. Hingga dua bulan berlalu, dikabarkan kalau seorang bayi lahir dengan mata emerald dari rahim pemimpin klan Uzumaki. Seorang bayi perempuan. Entah bagaimana itu bisa terjadi. Dimana seorang vampir seharusnya tidak memiliki seorang bayi apalagi melahirkan. Saat itu aku adalah teman sang pemimpin klan Uchiha dan saudara dari suaminya," kata Mikoto.

"Itu adalah hal yang mustahil bagi semua vampir. Tapi, tidak dengan klan Uzumaki. Setelah diperiksa dengan teknologi yang kubuat. Ternyata, benar. Beberapa orang tertentu klan Uzumai memiliki rahim. Saat aku memeriksanya, ada sekitar tiga orang yang memiliki rahim. Tapi, bagi anak yang dilahirkan oleh Ibu yang memiliki rahim, maka anaknya tidak akan memiliki rahim. Itulah perbedaannya. Kepemilikkan rahim tergantung, bukan karena faktor keturunan maupun gen. Mungkin saja ini hanya sebuah berkat yang diberikan pada vampir klan Uzumaki," lanjut Fugaku.

Mikoto hanya diam. Menatap ke arah luar dimana Sakura tengah bermain dengan Ino dan Hinata. Dia tidak berubah. Dan bahkan sangat mirip dengan ibunya, pikir Mikoto. Mikoto berdiri dan berjalan keluar menuju Sakura. Semuanya memandangi Mikoto dengan tatapan aneh.

oOo

Événement ou un beau rêve

—Kejadian atau mimpi yang indah ini

oOo

Sakura dan Mikoto. Mereka hanya berdua berada di luar. Bahkan, Hinata dan Ino disuruh masuk oleh Mikoto. Sepertinya akan ada pembicaraan yang cukup penting. Sakura yang tidak tahu ingin mengatakan apa, memutuskan untuk diam sambil sesekali bersiul dengan lembut atau bahkan hanya memandangi pemandangan di depan.

"Aku ingin kamu memanggilku dengan sebutan Mama atau Ibu, bukan Tante," ucap Mikoto tiba-tiba. Sakura hanya menganggukkan sebagai jawabannya. "Apa kamu tidak apa dengan Sasuke sebagai vampir?" tanya Mikoto memandang Sakura yang tengah memejamkan matanya.

"Tidak," Sakura menjawab dengan cepat. "Karena aku yakin dia adalah sosok yang kubutuhkan dan kucintai di dunia ini. Aku merasa perasaan luar biasa saat bersamanya," jelas Sakura memandang balik Mikoto dengan tatapan kagum karena ucapannya.

Sekilas, Mikoto tersentak kaget. Ucapannya sama, pikir Mikoto. Kekagetan Mikoto membuat Sakura memandangnya dengan bingung. Mikoto yang mengerti arti tatapan Sakura berkata, "Aku baik-baik saja. Apa kamu sangat mencintainya?"

"Tentu saja," jawab Sakura tegas dengan malu-malu.

"Sakura, maukah kamu berjanji padaku?" tanya Mikoto. Aku ingin mendengar jawabannya. Apakah sama? pikir Mikoto. Sakura menganggukkan kepalanya. "Aku ingin kamu menjadi kekasih abadi dari Sasuke. Aku ingin kamu menjaganya dengan baik, mengurusnya, merawatnya sampai kapanpun. Karena percayalah, bahwa Sasuke hanya mencintaimu selamanya hingga waktu suatu saat berhenti berjalan. Ya?" ucap janji Mikoto.

"Ya. Ibu, itu janji yang sangat manis. Sakura akan menepatinya," jawab Sakura yang membuat senyuman Mikoto mengembang. Jarang sekali, kamu tersenyum seperti itu Mikoto Uchiha.

Mikoto berdiri dan mengulurkan tangannya dihadapan Sakura. "Ayo masuk! Sekarang anggaplah ini rumahmu, ya~,"

"Uh-hmm,"

oOo

Moi et toi…

—Aku dan kamu…

oOo

Sasuke membawa Sakura jalan-jalan menuju sebuah taman yang dekat dengan menara Eiffel. Layaknya sepasang kekasih—memang kekasih abadi—mereka bertautan tangan dengn mesra. Menautkan kelima jari menjadi satu. Sasuke melepaskan tautan tangan mereka dan menuju ke bangku panjang yang di taman itu. Sakura mengikutinya dengan langkah yang pelan.

"Sakura?"

Sakura masih diam. Entah mendengar suara Sasuke atau tidak. "Sakura?"

Sakura tersentak kaget. Sasuke memandang Sakura dengan khawatir. Walaupun Sasuke dapat membaca pikiran orang-orang di sekitarnya. Dia tidak akan pernah bisa membaca pikiran seorang Sakura. "Ada apa? Apa yang kamu khawatirkan?"

"Tidak ada. Aku hanya teringat sesuatu saja," jawab Sakura dengan suara yang pelan dan lembut. Keheningan melanda mereka berdua. Hingga suara Sakura memecahkan keheningan itu. "Aku merasa haus darah, Sasuke. Apa yang terjadi padaku? Kamu belum mengigitku'kan?" aku Sakura dengan suara yang nyaris tak terdengar. Sasuke hanya diam memandang Sakura yang tengah menunduk.

"Aku bahkan belum menyentuhmu, Saku. Apalagi aku mengigitmu. Aku belum melakukannya, sama sekali tidak," jujur Sasuke. Sasuke mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura. Perlahan mereka sambil mengecup rasa manis dari bibir masing-masing—oh, atau hanya rasa manis yang berasal dari Sakura—Sasuke sesekali mengigit bibir bawah Sakura dengan mesra. Tidak ada yang menganggu mereka, hingga sebuah suara menginterupsi ciuman mesra mereka yang ada di bawah menara Eiffel.

"Aku tidak tahu, jika kalian sekarang bersama," kata seseorang itu dengan nada yang dingin—atau lembut?—walaupun, tubuhnya tidak tahu ada dimana. "Aku sempat berharap kalian tidak akan bertahan lama, anakku," lanjut suara itu masih sambil bersembunyi di balik bayangan menara Eiffel.

"Siapa?" tanya Sakura. Sasuke langsung mendekati Sakura—berusaha melindunginya dengan kekuatannya—dan Sakura yang mengerti gerak-gerik Sasuke hanya diam. "Siapa?" tanyanya lagi pada sang pemilik suara itu.

"Aku adalah Ibumu, Sakura," jawab seseorang itu—yang mengaku sebagai Ibu Sakura. "Dan aku adalah seorang vampir," lanjutnya yang membuat Sasuke dan Sakura kaget dengan sebuah kenyataan ini.

oOo

Sous la Tour Eiffel

—Di bawah menara Eiffel

oOo

Semua keluarga Uchiha tengah berkumpul di rumah keluarga Uchiha. Fugaku hanya terdiam memandangi sosok wanita berambut merah di depan. Sosok wanita itu tidak sendirian. Dia bersama dengan tiga orang dengan rambut merah juga. Salah satunya adalah seorang lelaki dan dua lainnya adalah perempuan—yang satu berkacamata dan satunya menggunakan pita warna putih di kepala merahnya.

Mikoto mendekati Sakura yang hanya bisa diam ketika mendengar penjelasan dari sosok wanita yang mengaku sebagai Ibunya. Kepalanya terasa pusing ketika memikirkan ini semua. "Jangan terlalu dipikirkan, sayang," kata Mikoto dengan lembut.

"Aku adalah pemimpin klan Uzumaki—pemilik rambut merah—dan Sakura adalah anakku yang terpaksa kubuang karena takdirnya. Sekarang, aku memutuskan akan mengambilnya kembali setelah aku melihat peredaran darah pada dirinya. Semakin lama, dia akan menjadi vampir sempurna. Ini karena aku yang menikah dengan manusia dan manusia itu juga adalah makhluk setengah manusia dan setengah vampir," jelasnya sambil memandang Sakura dengan lembut. "Kemarilah, anakku," pintanya.

Sakura hanya diam, tapi dia bergerak menuju wanita yang mengaku sebagai Ibunya. Di dalam kepala masih berpikir. Bagaimana seorang vampir bisa melahirkan dan memiliki anak? Kata Sasuke, seorang vampir tidak akan memiliki anak jika dia memang ditakdirkan untuk memiliki anak seperti Fugaku dan Mikoto.

"Benarkah? Kamu adalah Ibuku?" tanya Sakura. "Dan aku adalah vampir?" tanya Sakura lagi untuk memastikan sebuah kebenaran.

"Kushina," panggil Mikoto. "Kalau begitu, dia adalah sosok gadis yang kau katakan dulu itu?" tanya Mikoto.

"Ya, dia adalah gadis yang kuperlihatkan padamu dulu sebelum aku membuangnya dan dia adalah masa lalu milik Sasuke," jawab Kushina—Ibu Sakura—dengan lembut. Mikoto tersenyum ringan. Fugaku yang mengerti, hanya dapat menganggukkan kepalanya. "Berarti perjanjian manis itu akan dilakukan, kan?" tanya Kushina. Sakura menatap ke arah Sasuke yang sedang tersenyum lembut padanya dan Sakura membalasnya dengan senyum terindah yang dia miliki. Sepertinya, ingatannya yang dulu sudah kembali.

"Iya, iya," antusias Mikoto dan dia langsung memeluk Sakura dengan sayang yang melimpah.

oOo

Regardèrent avec les mains tenant

—Saling memandang dengan berpegangan tangan

oOo

Rambut merah muda itu kini kusut karena sang pemilik lebih memilih tidur di antara bunga-bunga yang sedang mekar karena akan masuk musim semi. Dimana bunga-bunga akan mengeluarkan harumnya dan mengundang lebah untuk meminum nektarnya. Dia tidak sendiri. Dia bersama dengan kekasihnya yang tengah menatapnya dengan tatapan lembut yang sanggup meluluhkannya dalam sedetik. Ditemani oleh sejuknya udara dan matahari yang bersinar dengan terangnya—tidak menjadi hambatan untuk Sasuke.

Tubuh Sakura memang lama kelamaan akan berubah semaki kuat dan dia sebentar lagi akan menjadi seorang vampir sempurna tanpa digigit oleh Sasuke dia akan selalu hidup bersama Sasuke. Dia kini ingat ketika berada di Italia, dia dan Sasuke adalah sahabat yang susah untuk dipisahkan—dan itu mempersulit orangtua mereka membawa pulang keduanya. Dan Sasuke yang selalu mengkonsumsi darahnya dulu, begitupun sebaliknya. Tapi, untuk sekarang Sasuke dilarang untuk mengkonsumsi darah Sakura karena Sakura belum menjadi vampir sempurna. Dulu kenapa dihisap? Tidak tahu, karena Sasuke memaksa.

"Jangan melamun," kata Sasuke—merebahkan tubuhnya di samping Sakura dan wajahnya menghadap ke arah Sakura dengan senyum yang indah. Sakura mendekatkan wajahnya ke wajah Sasuke dan kembali mengecap rasa manis dan dingin dari bibir Sasuke.

"Aku mencintaimu,"

"Aku juga mencintaimu,"

Mereka kembali mengecap rasa bibir masing-masing. Semuanya terasa damai dan mudah. Awalnya, Sasuke kira dia akan berhadapan dengan klan Uzumaki karena Ibu Sakura tidak akan menerimanya, tapi ternyata tidak. Malah sebaliknya, Ibu Sakura sangat menerima keputusan yang akan diambil oleh keduanya.

Seperti yang kukatakan…

Il était une fin heureuse à leur histoire d'amour…

—Ini adalah akhir yang bahagia untuk kisah cinta mereka…

oOo

Et…

S'embrasser sous le scintillement de la Tour Eiffel…

Dans l'obscurité de la nuit

— Dan…

Berciuman di bawah kerlap-kerlip menara Eiffel…

Di dalam kegelapan mala

oOo

Nuit ténèbres…

Je n'ai revenir à rêver à nouveau

Mais ce rêve est le rêve le plus cher

Je ne sais pas ce que j'ai des pouvoirs surnaturels…

Événements à venir

Comme si je pouvais le prévoir…

Événement ou un beau rêve

Moi et toi…

Sous la Tour Eiffel

Regardèrent avec les mains tenant

Et…

S'embrasser sous le scintillement de la Tour Eiffel…

Dans l'obscurité de la nuit

oOo

Terminé

—Selesai

oOo

.

.

.

oOo

Hai, semuanya… Lama tak berjumpa~D

Saya mempercepat endingnya (agak maksa endingnya), loh~P Khehehe… Saya nggak sanggup melanjutkannya lagi karena saya akan membuat SEQUEL-nya. Hohoho~… *dikubur hidup-hidup*

Dan saya ada proyek baru mengenai fanfic saya. Silahkan baca di bio saya~)

Terima kasih sudah membaca fanfic saya dan mendukung saya dengan memberikan review. Review Anda sangat berharga bagi saya. Terima kasih juga untuk (jika ada) silent reader. Ma'kasih~*

Pertanyaan di Review :

Siapa pemilik rambut merah? Ada sudah jawabannya di chapter ini.

Kira-kira berapa umur Sasuke? Setelah dipikir-pikir, umur Sasuke pasti sudah tua*plak* #ya, iyalah Sekitar 200 tahun, mungkin. Silahkan tebak-tebak sendiri.

Kapan Sasuke gigit Sakura? Sebenarnya Sakura tidak digigit oleh siapapun. Jawaban adalah di chapter ini.

Untuk CN Bluetory : Saya masih kelas 3 SMP~D

oOo

Prediksi Sekuel

Nuit ténèbres ~ Breaking the Nuit Noire ~

Pernikahan antara Sasuke dan Sakura dan sebuah keajaiban yang diberikan untuk Sasuke dan Sakura.

oOo

Nanti saja sekuelnya, ya, teman~D

oOo

Sign,

CherRyeowook

December 4th 2012