IT HURTS TO LOVE YOU

Chapter 10

Author : Anchovyyimutt a.k.a Shin Min Ni

Disclaimer : [CONFIRMED] Eunhyuk dan Donghae saling memiliki XD #abaikan, tapi cerita ini murni punya saya. DO NOT 'copycat' my stories or the exact same plots please~. Being inspired is okay, as long as you respect me^^

Rating : T

Genre : Drama / romance / slight!Angst

Warning : BL, YAOI, boyxboy, typos di mana-mana, EYD kacau, alur gaje, isi gak nyambung dengan judul, no flame, no bash the chara, DLDR, dll

Pairing(s) : HaeHyuk, HaeSica, slight!SuxHyuk, ?xHyuk (later)

Cast : Lee Hyukjae, Lee Donghae, Jessica Jung, Kim Junsu, member Super Junior, cameo!Hong Suk CHun

.

.

March 31, 2013

.

.

.

Anchovyyimutt presents

.

.

.

It Hurts To Love You © Anchovyyimutt

.

.

.

Don't Forget to Review!

.

.

.

DON'T LIKE, DON'T READ

.

.

.

I'VE WARNED YOU!

.

.

.

We, will never be able to turn back the time….right?

Me, I will never be able to erase this feeling.

And you, you will never be mine.

.

.

.

"Hyuk! Mulai sekarang kita akan jadi satu grup! Bukankah itu bagus? Kita bisa terus sama-sama! Hehehe…"

"Aish, jangan sok akrab Donghae...bukan berarti karna sekarang Junsu sudah debut bersama DBSK,jadi kau bisa menggantikan posisinya. Bagiku, Junsu sampai kapanpun akan jadi sahabat terbaikku!"

"Tapi…aku juga ingin berteman denganmu Hyuk…aku ingin kita latihan dance bersama…"

"Aish, kau tidak mengerti juga ya? Super Junior 05 itu baru rencana, belum debut. Bahkan kalau kita sudah debutpun, dengan member sebanyak itu, aku yakin kita akan lebih sering bersaing daripada berteman."

"Tidak! Aku yakin kok, kita pasti bisa kompak! Apalagi, kau dan aku ini seumuran. Kita juga menjalani masa trainee bersama! Aku-"

"Aish, Lee Donghae! Jangan sok akrab…jangan kira karna aku dan Junsu sering ngobrol denganmu, lalu kita bisa jadi sahabat karib. Lagipula, bukannya temanmu itu Yunho dan Heechul hyung?"

"Bukan, mereka itu sudah kuanggap saudaraku! Lagipula itu beda Hyuk, aku sudah menganggapmu sebagai sahabatku sendiri! Aku dari Mokpo, dan susah sekali menyesuaikan diri di Seoul. Tapi kalau denganmu…aku merasa nyaman…"

"Haha, Donghae, kau ini ada-ada saja. kita belum kenal begitu baik. Dan lagipula, itu kan cuma persepsimu sekarang. Aku yakin, setelah terkenal kau pasti akan berubah drastis. Bisa saja, kau tidak menganggapku sebagai temanmu lagi…iya kan?"

"Hyuk…k-kenapa…kau bicara seperti itu….?"

"E-eh…? K-kenapa..kau jadi berkaca-kaca begitu?"

"Hyuk…aku, benar-benar ingin berteman denganmu…t-tapi…kenapa kau ketus sekali padaku?"

"Eh anu, D-Donghae…a-aku tidak bermaksud-"

"Biar sudah terkenalpun aku tidak akan berubah!"

"EH?! Donghae kau mau kemana?! Jangan lari aku minta maaf! Tunggu, Hae!"

=ItHurtsToLoveYou=

Gyeonggi, 26 Oktober 2013

RIIINNNGGG RIIIINNNGGGGG RIIIIINNNGGG

"HAE!"

Suara keras alarm membangunkanku dari tidurku. Bisa kurasakan, keringat dingin mengucur disekujur tubuhku.

Itu tadi….apa?

Kenapa aku bisa memimpikan masa laluku bersama Donghae?

Masa lalu, dimana Donghae belum memiliki arti apapun di hidupku. Bahkan, aku tidak pernah mengira bahwa perasaan seperti ini bisa muncul di hatiku. Andai saja waktu dapat diputar…rasanya aku ingin kembali ke masa itu. Saat itu, Donghae bersikukuh sekali ingin berteman denganku, sementara aku lebih senang mengacuhkannya, bahkan membuatnya sedih. Kalau aku yang sekarang, pasti akan rela meluangkan seharian waktuku dengannya.

Apakah…ini karma bagiku? Karna dulu aku sudah mengacuhkannya?

"Akhirnya…kau bangun juga Lee Hyukjae."

Suara seseorang mengagetkanku dari lamunanku. Saat menoleh, kulihat orang itu sudah berdiri menghadapku sambil menyender pada pintu, senyum senyum mencurigakan.

"S-SU?! Sejak kapan kau ada di sini?!"

Aku terlonjak kaget dari tempat tidurku, mendapat kekuatan tiba-tiba untuk berdiri.

"Umm…sejak tadi. Kulihat tidurmu pulas sekali…jadi aku tidak tega membangunkan…hehe…"

"Aish! Tapi ini kan masih pagi! Untuk apa sih kau kesini pagi-pagi?! "

Aku berusaha menyembunyikan kepanikanku, karna jujur saja, aku ingat jelas sempat meneriakkan nama Donghae saat bangun dari tidurku tadi.

"Yah! Kau lupa ya ini hari Sabtu?"

"Tidak, aku ingat kok. Karna itulah aku mau bangun siang, hari ini kantor kan libur.", kataku polos.

"Kita kan mau pergi jalan-jalan pabo!"

"Yah jangan memanggilku pabo!"

"Habisnya kau sendiri sih-"

"Aish…sudahlah. Aku mandi dulu, kau tunggu di sini, ne?"

Kuputuskan untuk mengakhiri percekcokan mulut kecilku dengan Junsu. 'Senam mulut di pagi hari itu tidak baik untuk kesehatan. Lebih baik aku mandi saja sekarang…', batinku.

Kuambil sepasang pakaian dari lemariku, berjalan menuju kamar mandi. Sementara Junsu sekarang sudah duduk di tempat tidurku.

CKLEK

"Hyukkie?"

Baru saja aku akan masuk ke kamar mandi, ketika Junsu tiba-tiba saja memanggilku.

"Ne? ada apa?"

"Tadi….kudengar kau…meneriakkan nama seseorang…"

DEG

Tubuhku langsung berubah kaku mendengar penuturan Junsu. Apa dia, mendengarku menyebut nama Donghae tadi? Sungguh, aku belum siap kalau harus menceritakan hal ini pada Junsu juga.

"E-eh? Nama…s-siapa? Hahaha! Kau ini ada-ada saja…mungkin cuma salah dengar! Tadi seingatku aku cuma berteriak 'Hey' saja kok…haha…"

Aish…tertawaku pasti terdengar garing. Apa Junsu akan percaya? Aku tidak mau, dia jadi berasumsi macam-macam. Hal ini, cukup aku dan Sora noona saja yang tau.

Oh, dan mungkin juga Hong SukChun.

"Oh…begitu ya. Ternyata benar dugaanku…", gumam Junsu, namun masih dapat terdengar jelas di telingaku.

"A-apa..maksudmu?", aku balik bertanya padanya. Sepertinya, ekpresinya kelihatan sangat aneh.

"E-eh? Ani! Tidak apa-apa kok! Ya sudah, kau mandi saja dulu, aku akan menunggu di bawah, ne?", ucapnya, sebelum akhirnya bergegas menuju pintu dan keluar kamarku.

"Ada apa sih dengannya?"

Kuputuskan untuk menghiraukan pertanyaan yang bersarang di otakku, membawa diriku ke kamar mandi.

=ItHurtsToLoveYou=

"Su, sebenarnya kita ini akan kemana sih? Kau bahkan tidak membiarkanku sarapan!", rajukku pada Junsu, yang kini tengah mengemudikan mobilnya menyusuri jalanan pagi hari Seoul, entah menuju kemana.

"Kita akan sarapan di Itaewon…", jawabnya, masih dengan pandangan kearah jalan raya dan tangan di atas kemudi.

"Eh? Itaewon? Memangnya ada restoran langgananmu ya disana?"

"Yah…kira-kira begitulah. Ini restoran seorang teman…"

"Oh, ya sudah kalau begitu…", jawabku singkat, sebelum memutuskan untuk merilekskan diriku di sandaran jok.

Beberapa menit aku dan Junsu lalui hanya dalam diam. Entah kenapa, sepertinya ia seperti sedang memikirkan sesuatu sejak keluar rumahku tadi. Tapi…apa yang Junsu pikirkan ya? Atau mungkin aku berbuat salah padanya? Aish…tapi aku tidak merasa membuat salah apapun kok!

"Kita sudah sampai…", kata Junsu tiba-tiba, membangunkanku dari lamunanku.

Junsu sudah menghentikan mobilnya di bahu jalan. Di samping kanan, bisa kulihat sebuah restoran yang desainnya terlihat elegan dan nyaman. Di dinding bagian atas restoran itu terdapat papan besar yang mewah bertuliskan 'Our Place', sepertinya nama restoran ini. Dan dilihat dari desainnya, sepertinya ini restoran Italia.

"Ayo masuk Hyukkie…", ajak Junsu. Ia sudah lebih dulu keluar dari mobil, dan aku menyusul di belakangnya memasuki restoran itu.

Suasana di dalam restoran juga terlihat sangat nyaman. Meja-meja berbentuk bundar ditata dengan rapi, dengan beberapa kursi kayu di sekelilingnya. Sepertinya, restoran ini belum buka, karna suasananya masih sepi.

"Aih, Junsu…akhirnya kau datang juga. Kenapa lama sekali eh?", kudengar sebuah suara, sepertinya dari arah dapur restoran ini.

Terlihat, sesosok bayangan berjalan mendekat. Figurnya terlihat cukup tinggi. Dan dilihat dari bentuk kepalanya, sepertinya orang ini berkepala botak.

Tunggu dulu. Botak? Jangan bilang…

"Ne, mian ya, SukChun hyung. Hyukkie tadi susah sekali dibangunkan, kami jadi terlambat kesini. Benar tidak apa kau biarkan restoranmu tutup?"

Aku tidak menghiraukan ucapan Junsu yang sepertinya menyindirku, karna aku terlalu sibuk memikirkan kata-kata yang tepat untuk menyapa orang di depanku sekarang ini. Baru beberapa hari yang lalu, kami terlibat percakapan yang sangat penting. Sejak hari itu, SukChun-sshi tidak datang untuk membimbingku di kantor lagi, karna tuan Yoon bilang SukChun-sshi juga sibuk mengurus restorannya.

"Ne, tidak apa-apa. Lagipula kalian ini kan teman-temanku, jadi tidak masalah. Hal yang akan kita diskusikan ini terlalu penting untuk dibicarakan di depan banyak orang…", jawabnya serius, sebelum akhirnya menoleh kearahku. "Hyukjae, senang bertemu denganmu….lagi. Apa kau baik?", ucapnya berubah santai, menyunggingkan sedikit senyuman.

"Ne…aku baik-baik saja…", kubalas dengan senyuman. Tapi, sebenarnya bukan hal itu yang menarik perhatianku. "Umm….kalau boleh aku bertanya, memangnya hal penting apa yang akan kita bicarakan?"

Kupandang Junsu dan SukChun-sshi bergantian, sementara mereka berdua hanya menyunggingkan senyuman sebagai balasan.

'Aish…sebenarnya ada apa sih ini?'

"Sudahlah Hyukkie, lebih baik kita sarapan dulu. Nanti, kami akan menjelaskan semuanya…", ucap Junsu, yang hanya membuatku makin penasaran.

=ItHurtsToLoveYou=

Oke, ini semakin aneh. Pertama, mereka mengacuhkan pertanyaanku dan hanya menjawab dengan senyuman mencurigakan. Kedua, SukChun-sshi rela menutup restorannya demi 'hal penting' yang katanya akan disampaikan Junsu. Ketiga, kenapa juga SukChun-sshi harus repot-repot menyiapkan semua menu sarapanku dan Junsu, yang menurutku, err….agak berlebihan.

Bagaimana tidak? Mungkin kalo roti, telur, dan segelas susu saja sudah cukup. Tapi kenapa ia harus menambahkan sebuah taplak meja merah yang terlihat mewah, pisau, serbet, dan garpu yang ditata rapi, ditambah dengan vas bunga yang diisi bunga mawar di dalamnya?!

Hei! Aku ini tidak sedang kencan dengan Junsu!

"Umm….aku, sudah selesai sarapan.", ucapku agak ragu, sedangkan Junsu dan SukChun-sshi sedari tadi sudah menghabiskan sarapannya, asik mengobrol entah tentang apa.

"Oh? Kau sudah selesai? Kalau begitu biar aku cuci dulu piring-piring ini, kau disini saja, SukChun hyung!", ucap Junsu sambil membereskan semua piring dan gelas kotor di atas meja, dan berlalu menuju dapur.

Kini, aku hanya berdua saja dengan SukChun-sshi. Ia mulai menggeser kursinya ke sebelah kursiku.

"Hyukjae…apa kau sudah memikirkan kata-kataku kemarin?", tanyanya to the point, ekspresinya sudah benar-benar berubah. Kini raut mukanya terlihat sangat serius.

"Apa…maksudmu?", aku pura-pura tidak mengerti. Karna sebenarnya, aku memang tidak ingin mengingat masalah ini lagi. Jika mengingatnya, aku pasti akan otomatis mengingat kejadian di kamarku bersama Donghae seminggu yang lalu.

"Hyukjae, kau tidak bisa terus-terusan menghindar seperti ini. Kau tau kan, cepat atau lambat, kau harus menghadapi semuanya. Dan kau harus tau, aku akan selalu ada untuk membantumu. Biar bagaimanapun, aku pernah ada di posisimu ini, dan aku tau betapa beratnya hal itu. Jadi, kau tidak perlu sungkan untuk bicara padaku…", kata SukChun-sshi terus terang.

Sungguh, aku tidak tau lagi apa yang harus aku katakan untuk menjawab perkataannya. Kata-katanya begitu jujur, begitu tepat mengenai isi hatiku. Apa benar yang dia katakan?

"Tapi…ini tidak semudah itu, SukChun-shii…"

"Aish, kenapa kau masih memangilku dengan embel-embel –sshi sih? Hyung saja…"

"B-baiklah…SukChun hyung…", jawabku.

"Lalu, apa yang membuatmu jadi gelisah seperti ini?"

Butuh waktu sejenak bagiku untuk menjawab pertanyaannya. Sebelum pembicaraan ini terlalu jauh apa sebaiknya aku berhenti bicara saja? atau mungkin, aku harus mencurahkan semua isi hatiku padanya? Mungkin saja kan, ia benar-benar bisa mengerti isi hatiku?

"Dia…mencintai orang lain, SukChun hyung. Sampai kapanpun, cintanya hanya untuk orang itu. Dan sampai kapanpun,ia hanya akan menganggapku sebagai sahabatnya. Jadi, bukankah lebih baik seperti ini?", ucapku lesu.

Hah…akhirnya, aku harus benar-benar membahas ini lagi.

"Tapi, kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, jika belum mencobanya.."

"Eh? Apa maksudmu? Tapi dia sudah punya kekasih…"

"Tentu aku tau itu. Jessica juga temanku…"

DEG

Apa maksud orang ini? Apakah….ia sudah tau semuanya? Ataukah ia hanya menebak-nebak? Andwae! Jangan sampai ia menyampaikan semua ini pada Jessica.

"Haha, Hyukjae, kenapa ekspresimu langsung pucat begitu? Tenang saja, kau ini juga temanku, jadi rahasiamu akan aman bersamaku. Dan soal darimana aku tau semua ini…anggap saja aku bisa merasakan semuanya.", jawabnya penuh misteri.

"T-tapi tetap saja…aku tidak bisa-"

"Aish, ya sudah, kalau kau memang tidak ingin meceritakan lebih lanjut. Aku hanya ingin mengatakan padamu, bahwa sebelum ada pengikat apapun diantara hubungan mereka, kau bebas melakukan apapun, bahkan memisahkan mereka sekalipun."

"Tapi….Donghae suka wanita…", ucapku malu.

Aish, sebenarnya apa sih yang aku tanyakan ini?!

"Hmm…susah juga. Tapi, temanku yang mengaku straight pun akhirnya menjadi pacarku juga."

"Tapi…"

"Aish…sudah jangan kebanyakan tapi. Bukankah tidak ada salahnya kau coba dulu? Lagipula…apa kau mau aku beri tau sebuah rahasia?"

Ekspresi SukChun hyung yang mendadak berubah misterius, membuatku penasaran.

"A-Apa…itu…?"

"Jessica dan Donghae…", ia berbisik ke telingaku, mungkin takut jika Junsu muncul tiba-tiba. "Mereka itu sudah putus dua bulan yang lalu, sudah tidak ada hubungan apapun. Sica, ia mengatakannya sendiri padaku."

DEG DEG DEG

Ucapan SukChun hyung, lagi-lagi membuatku mencelos. Entah…aku harus senang, atau tidak saat ini?

Di sisi lain, aku senang karna ternyata mereka sudah tidak ada hubungan apapun. Namun di lain sisi, aku juga merasa tersakiti mengingat kejadian seminggu lalu, saat tiba-tiba saja Donghae menciumku karna mengira aku Jessica.

Apakah…karna hal inikah ia jadi pemabuk seperti itu? Apakah sebegitu rindunya ia dengan Jessica, sampai ia membayangkan diriku sebagai Jessica saat ia mabuk? Apakah sebegitu rindunya Donghae dengan gadis itu, sampai ia menciptakan lagu Y itu untuknya?

Lagi-lagi, nafasku terasa berat memikirkan hal ini.

"Oke! Semua piring dan gelas sudah kucuci bersih!"

Tiba-tiba suara Junsu yang melengking membuatku terlonjak.

Tanpa rasa bersalah, ia berjalan santai mendekatiku dan SukChun hyung, menarik sebuah kursi, dan menyelipkannya begitu saja di antara kursiku dan SukChun hyung. Sementara SukChun hyung, ia hanya mengucapkan 'kita bicara lagi nanti' dalam diam.

"Yah! Su! Bukankah ada tempat lain?!", aku memprotes, tapi hanya dibalas cengiran oleh Junsu. Sementara SukChun hyung, entah kenapa sedari tadi ia tidak marah karna digusur paksa oleh Junsu, tapi malah tertawa tidak jelas.

"Tidak bisa Hyukkie~ aku ingin mengatakan sesuatu yang penting padamu, jadi aku harus duduk di sebelahmu…", ucap Junsu sedikit manja.

"Sebenarnya ada apa sih denganmu hah? Aneh sekali hari ini…", ucapku malas, sedikit menggeser kursiku menjauh dari Junsu.

"Sudahlah, Su. Katakan saja sekarang, kau membuat Hyukjae makin penasaran…"

Ugh..kata-kata SukChun hyung yang ambigu makin membuatku bertanya-tanya.

"Oke, kalau begitu langsung saja…", tiba-tiba saja nada bicara Junsu berubah serius, dan ia langsung menggenggam kedua tanganku. "Begini Hyukkie, sebenarnya…kemarin saat di rumahmu, aku juga ingin mengatakan ini. Tapi karna Donghae muncul tiba-tiba, aku jadi tidak bisa mengatakannya…", ucap Junsu makin basa basi.

'Aish! Sebenarnya anak ini ingin mengatakan apa sih?!', aku berteriak tidak sabaran dalam otakku. Sementara, kini kulihat Junsu meraih sesuatu dari kantong celananya.

"Ini…", ia menyodorkan sebuah box kecil di depanku.

"Apa ini?"

"Aish, pabo! Tentu saja ini cincin!"

"C-cincin?!"

Tak bisa dipungkiri, aku langsung terlonjak begitu mendengar jawaban Junsu. Apa maksudnya semua ini?! Kenapa Junsu tiba-tiba memegang tanganku seperti ini?! Kenapa tiba-tiba ia mengeluarkan cincin dan menunjukkannya padaku?! T-tapi, setauku Junsu itu-

'AISH! Aku bahkan tidak bisa berpikir jernih sekarang!'

"U-untuk apa…kau menunjukkan ini padaku?", tanyaku sambil menelan ludah. Mudah-mudahan, ini bukan seperti yang aku pikirkan.

"sebenarnya…ini hal yang sangat penting bagiku, Hyukkie. Karna itulah…aku mengatakannya padamu…"

Kata-kata Junsu semakin membuatku takut. Aku menoleh kearah SukChun hyung, berusaha meminta pertolongan. Tapi, ia hanya nyengir tidak jelas sedari tadi.

"Begini, Hyukkie…", lanjut Junsu, membuat darahku mengalir lebih cepat. "S-sebenarnya…aku…."

=ItHurtsToLoveYou=

"Baiklah…kalau begitu kami permisi dulu, SukChun hyung…", ucapku, seraya berjalan keluar restoran yang diberi nama 'Our Place' ini, sambil melambai pada SukChun hyung yang berdiri di ambang pintu.

Sementara, Junsu sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil.

"Ne, hati-hati, kalian berdua. Oh ya, Hyukjae, jangan lupa, minggu depan kita pergi ke gedung SM untuk mencocokkan kostum Super Junior. Dan soal Sooman, kau tenang saja. Aku sudah bicara dengan pak tua itu, ia tidak akan macam-macam padamu…", ucapnya enteng, sebelum akhirnya melambai untuk yang terakhir kali dan menutup pintu restorannya.

Sementara aku, hanya bisa menghela nafas. Benar juga, aku harus mengantarkan kostum-kostum itu, dan itu artinya, aku akan bertemu dengan member Super Junior lagi, termasuk Donghae. Yang jadi pertanyaan, apakah aku sudah benar-benar siap untul hal itu?

"Yah, Hyukkie! Ayo cepat masuk ke mobil!", lagi-lagi, lengkingan suara Junsu mengagetkanku dari lamunanku.

"N-ne!"

Aku berlari memasuki mobil, dan Junsu akhirnya menjalankan mobilnya.

Seperti tadi, perjalanan kami kali ini juga dihiasi dengan suasana sunyi. Bedanya, sekarang senyum terkembang dikedua wajah kami. Memang, aku masih kepikiran dengan kata-kata SukChun hyung tadi. Tapi, teringat hal yang dikatakan Junsu di restoran tadi, membuatku jadi semangat. Dapat kulihat, sekaang Junsu sedang senyum-senyum tidak jelas sambil menyetir, tidak jauh beda juga denganku.

Aku benar-benar tidak menyangka, akan secepat ini Junsu mengatakan hal itu. Padahal, dulu waktu kecil aku ingat sekali, dengan bodohnya kami berjanji untuk melakukannya bersama-sama, apapun yang terjadi. Jika diingat-ingat lagi, itu benar-benar sangat konyol.

"Hyukkie?"

"Hmm?"

"Bagaimana…kalau sekarang kita ke Lotte World?"

"Eh? Lotte World? Andwae! Di sana sangat ramai, kau kan tau sendiri aku tidak ingin dikenali banyak orang…"

"Aish, tenang saja! aku sudah memikirkan semua itu. Coba lihat ke jok belakang…"

Aku menoleh ke jok belakang, seperti kata-kata Junsu. Di sana, kulihat sudah ada dua topeng plastik dengan bentuk muka singa. Aku langsung terkikih melihatnya.

"kkkk…yah! kau sudah merencanakan semua ini ya?"

"Haha, tentu saja! lagipula, kapan lagi kita bisa menghabiskan waktu berdua seperti ini?", jawab Junsu enteng, yang malah membuatku semakin ingin tertawa.

"Oke! Kita ke Lotte World!", ucapku semangat.

Junsu…kau memang satu-satunya orang yang bisa membuatku tertawa tanpa beban, bagaimanapun kondisiku. Kau, tidak akan pernah kulupakan dalam bagian lain hatiku.

=ItHurtsToLoveYou=

"UWAAAAA! AAAAA! ANDWAAEEEE!"

Begitulah jeritan-jeritan yang aku dengar di sekitarku sekarang ini. Aku dan Junsu, saat ini sudah berada di Lotte World. Karna ini hari Sabtu, jadi keadaan disini jadi sangat ramai. Kulihat antrian berbagai wahana disini juga sangat panjang.

Kurapatkan topeng singaku, berharap tidak akan ada orang yang mengenali kami.

"Yah Bau, bagaimana kalau kita main rollercoaster dulu?", Tanya Junsu padaku.

Ya, tadi sebelum kami turun dari mobil, kami memang sudah sepakat untuk memakai nama alias, biar orang tidak curiga. Tapi…kenapa sih Junsu harus memangillku bau?! Aku kan tidak bau! Itu hanya image yang dibuat SM untukku!

"Aish, Doll! Apa kau tidak bisa mengubah panggilanmu?"

"Yah, kau sendiri memanggilku 'Doll', apa-apaan itu?"

"Yah…tapi itu kan-"

"Sudah, tidak ada tapi-tapian! Kita harus segera mengantri, Bau!"

"Yah!", teriakku masih kesal, sementara Junsu masih saja terus menarikku menuju antrian rollercoaster.

Hah…sepertinya giliran kami masih akan sangat lama. Dilihat dari antriannya, mungkin kami baru bisa berada di depan setelah 15 menit.

"Yah, Bau, apa kau tidak merasa aneh?", bisik Junsu ditelingaku, membuatku kaget karna nafasnya menggelitik gendang telingaku.

"Aneh apanya?"

"Sejak di tempat parkir tadi….apa kau tidak merasa ada sesuatu yang aneh?"

Mendengar kata-kata Junsu, aku langsung berpikir dalam diam. Pikiranku tertuju ke waktu di saat kami masih ada di tempat parkir tadi.

Benar juga, kalau dipikir-pikir, memang ada yang aneh. Sedari tadi, aku merasa kalau ada yang mengikuti kami, bahkan mungkin juga, memata-matai sejak kami keluar dari rumahku tadi. Aku pikir, cuma aku yang merasakannya. Tapi, ternyata Junsu juga.

Gawat, apakah ini….seperti yang aku duga? Apakah mungkin, itu adalah paparazzi? Bagaimana kalau iya, bisa-bisa, kedatanganku ke Korea terekspos lagi. Padahal, aku ingin sekali hidup tenang. Aku hanya orang biasa sekarang, bukan seorang idola. Kenapa masih ada paparazzi yang mengikuti juga?

GREPP

Tiba-tiba saja, kurasakan pundakku dirangkul oleh seseorang, yang tidak lain adalah Junsu.

"S-Su…?"

"Sudahlah, kau tenang saja. Tidak akan terjadi apa-apa. Aku yakin kok, itu hanya perasaan kita saja…pasti sebenarnya tidak ada yang mengikuti kita…", ucapnya menentramkan, dengan senyumannya yang langsung membuatku tenang.

"Bagaimana kalau hari ini kita menikmati hari kita di Lotte World ini saja….Bau?"

Mendengar panggilan Junsu, pikiranku akan scene-scene yang dramatis dan mengharukan pun langsung menghilang, digantikan oleh tawa terbahak-bahak, yang juga disusul oleh Junsu.

Benar juga, aku tidak boleh terlalu banyak berpikir. Yang harus aku lakukan sekarang, adalah bersenang-senang dengan Junsu. Melupakan semuanya. Bahkan pembicaraanku dengan SukChun hyung sekalipun.

=ItHurtsToLoveYou=

"Hei Bau, apa kau ingin susu hangat?", Tanya Junsu, sesaat setelah aku mendudukkan diriku di sebuah bangku taman yang ada di Lotte World.

Sudah seharian ini kami bermain, dan sekarang langit sudah beranjak senja. Ditambah lagi udara dingin Seoul yang semakin menusuk. Sepertinya, aku memang butuh minuman hangat.

"Ne…hot choco saja!", kataku, sebelum akhirnya Junsu hanya menjawab dengan anggukan dan berlari ke kedai minuman yang berada sekitar 5 meter dari kami.

"Tunggu disini ne!", teriaknya sebelum benar-benar menghilang di tengah kerumunan.

Kupandangi sekelilingku, seraya menyandarkan punggungku di bangku taman yang sekarang kududuki ini. Topeng singa ini membuatku risih, tapi aku juga tidak mungkin membukanya. Banyak orang berlalu lalang di hadapanku, sepertinya hendak pulang. Tak jarang pula kulihat sepasang kekasih yang saling bergandengan tangan, terlihat sangat mesra.

'Enak sekali mereka….hidupnya seperti tidak ada beban. Apa aku tidak bisa, menjalani hidup yang seperti itu?', tanyaku, pada diriku sendiri.

"HAESICA! LIHAT ITU HAESICA!"

Teriakan seseorang, lebih tepatnya seorang gadis, menyadarkanku dari kegiatan melamunku. Terlebih lagi, gadis itu menyebut nama yang sangat familiar di telingaku.

Haesica?

"KYAAA ITU BENAR-BENAR DONGHAE OPPA!"

Sontak, kuedarkan pandanganku ke segala arah, berusaha mencari asal keributan itu. Aku terus mencari dan mencari, sampai akhirnya kulihat kerumunan gadis-gadis remaja, yang sepertinya sedang mengejar sesuatu. Pandanganku tertuju pada objek yang ada di depan mereka, sepertinya berusaha menghindar.

Dan….mereka sedang menuju kemari. Tidak, mungkin mereka ingin menuju pintu keluar.

"KYAAA! OPPA! EONNIE! AKU INI HAESICA SHIPPER!", teriak seorang gadis sangat lantang.

Kufokuskan pandanganku kearah dua orang yang berjalan di depan itu, berusaha mengenali mereka. Sepertinya mereka sepasang kekasih, karna mereka memakai bando kelinci sepasang, dan masker penutup wajah dengan motif yang sama. Rambut mereka…yang wanita, blond agak orange panjang, sementara yang pria, blonde terang.

Apa benar mereka Donghae dan Jessica?

"OPPA! AKU MINTA FOTO SEKALI SAJA!"

Para gadis yang berada di belakang mereka terus saja memaksa, sementara dua orang itu sekarang sudah mulai terpojok dan terkurung diantara kerumunan.

"KYAA!"

Seorang gadis menarik masker wajah sang pria dengan cukup kuat, sehingga masker itu terlepas dari wajahnya.

Dan saat itulah, hatiku benar-benar mencelos dibuatnya.

Itu…benar-benar mereka.

Donghae, dan Jessica.

Apa yang mereka lakukan disini? Apakah mereka sedang kencan diam-diam?

"UWAAA ITU BENAR-BENAR DONGHAE OPPA!"

"HAE! AYO LARI!"

Aku hanya bisa melihat drama yang terjadi di depanku dalam diam. Sang wanita, yang aku yakin adalah Jessica, meraih tangan Donghae dan mengajaknya untuk berlari. Sementara Donghae berusaha untuk menghalangi para gadis remaja di belakang mereka, sepertinya berusaha melindungi Jessica.

TAPP TAPPP TAPP

Mereka berdua terus berlari, mendekat ke arahku. Dan entah sejak kapan, paparazzi juga mulai menyiagakan kamera meraka.

TAP

Berhenti. Donghae, berhenti beberapa meter di depanku. Entah kenapa, aku merasa kalau ia tau ini adalah aku, Hyukjae. Kulihat, pandangan matanya terlihat sangat sayu. Tapi…tidak mungkin kan ia tau ini aku? aku kan, memakai topeng singa ini.

Tapi…kenapa sepertinya kami berdua saling bertukar pandang saat ini?

"Bau, ini hot chocomu…", tiba-tiba saja, Junsu muncul dan menepuk pundakku, membuatku mengalihkan pandanganku dari mata Donghae.

"HAE AYO LARI!"

Kudengar Jessica berteriak, sebelum akhirnya mereka berdua kembali berlari, dengan para fangirls dan paparazzi itu terus mengejar mereka.

"E-Eh?! Bukankah itu Donghae?!"

Tanya Junsu polos, yang hanya bisa aku jawab dengan anggukan.

Kenapa? Kenapa hal seperti ini bisa terjadi lagi?

Sekali lagi, aku harus menyaksikan kemesraan mereka. Sekali lagi, aku harus melihat pandangan mata orang yang tidak akan pernah mencintaiku itu.

Sekali lagi, Donghae harus terlibat masalah seperti ini. Apakah…ia akan baik-baik saja setelah ini?

Tapi…bukankah SukChun hyung bilang, mereka sudah putus? Tapi…kenapa mereka masih juga pergi bersama ke Lotte World ini?

Bohong…SukChun hyung pasti hanya berbohong…untuk menghibur aku.

Kenapa sih, ia harus berbohong seperti itu? Padahal, tanpa mengatakan kata-kata yang membuatku berharap lagi itupun, aku sudah tidak apa-apa.

Padahal, tadi aku bisa melupakan semuanya untuk sejenak, dan bersenang-senang bersama Junsu.

Tapi kenapa? Kenapa pada akhirnya….harus selalu kemunculan Donghae yang membuatku terjatuh, untuk kesekian kalinya?

Jika tau cinta akan sesakit ini, lebih baik aku tidak pernah merasakan yang namanya cinta.

Akan lebih baik, jika aku menghabiskan semua waktuku bersenang-senang dengan Junsu saja.

Memang hanya Junsu sajalah, satu-satunya sahabat yang bisa membuatku selalu tenang.

Tanpa sadar, setetes air mata menuruni pipiku yang tertutup oleh topeng singa ini.

.

.

.

-to be continue-

.

.

AN : iya Hae kenapa? Kenapa? Kenapa harus selalu kamu yang bikin ff ini tbc?! XD

Oke, singkat aja, thanks buat semua reviewnya readeeeeerrsss! Satu persatu, udah mulai muncul konfliknya. Dan itu Junsu ngomong apaan yak ke Hyuk? XD