Kiss Kiss Kiss

.

.

.

Summary : Pangeran es Kim Kibum yang jenius berdampingan dengan si polos Lee Donghae yang berIQ pas-pasan. Apa jadinya ya?

Declaimer : Super Junior milik diri mereka sendiri, keluarga dan SMEnt. Khusus untuk LEE DONGHAE, Eun Byeol ikut memiliki.. khekhekhe~ *dikroyok elfishy*

Pairing : KiHae KiHae KiHae, YunHae slight!

Other cast : KangTeuk (Kibum's parents), HanChul (Donghae's parents), Yunho, Sungmin and other SJ members.

Rating : M (NO CHILDREN UNDER 17 y.o.)

Genderswitch : Donghae, Heechul, Leeteuk, Sungmin, Jaejoong, maybe more.

Warning : Terinspirasi dari Playful Kiss dan They Kiss Again.

Don't like don't read, no copas, review please.

.

.

.

^^ Saranghaeyo Super Junior ^^

-Previous-

"A-aku akan per-gi membeli ba-baju sebentar." Dengan sudah payah Donghae mengeluarkan suaranya yang tertahan di tenggorokannya.

Donghae hendak mengambil dompet dan jaketnya kemudian pergi ke supermarket yang berada di dekat hotel tempat ia menginap. Namun hal itu tidak pernah terjadi karena tangan Kibum yang mencekal lengannya, menahannya agar tidak pergi.

"Tidak perlu." Ujar Kibum dengan suara beratnya yang terdengar sangat manly di telinga Donghae.

.

.

.

Chapter 2

Dapat Donghae rasakan kerja jantungnya yang meningkat dua kali atau tiga kali lebih cepat dari biasanya saat Kibum membalikkan tubuhnya hingga mereka kini berhadapan. Tak sampai di situ kegugupan Donghae. Kibum mencengkeram kedua lengan Donghae, direndahkan sedikit badannya guna mensejajarkan tingginya dengan Donghae yang notabenenya lebih pendek dari dirinya.

Kibum menelusuri paras manis di hadapannya yang akhir perhatiannya terpusat di bibir tipis pink Donghae yang entah mengapa terlihat berkali-kali lebih sexy di mata Kibum. Kibum memejamkan matanya, semakin mengeliminasi jarak diantara keduanya. Donghae -yang mengerti akan apa yang hendak dilakukan Kibum- memundurkan kepalanya. Donghae tahu, Kibum pun juga tahu kalau mereka berdua sudah berkali-kali melakukannya, tapi entah mengapa Donghae sangat gugup kali ini.

Cuuup~

Bibir mereka pun menempel dengan posisi Kibum yang lebih condong ke depan dan Donghae ke belakang. Kibum melumat lembut bibir Donghae yang membuat Donghae pada akhirnya menyerah dan terbuai akan ciuman suami dinginnya. Kibum mendorong Donghae ke almari pakaian satu-satunya yang ada di kamar itu, dihimpitnya tubuh Donghae memenjarakannya di antara almari tersebut dan dirinya.

Ciuman Kibum bertambah liar, kasar dan basah. Sangat panas dan bergiarah. Donghae meremas lengan kekar Kibum, kedua matanya sudah terpejam rapat. Kibum memiringkan kepalanya, menggerakkannya ke berbagai posisi guna mempermudah dirinya dalam menginvasi bibir manis Donghae.

Donghae merasakan sesak di dadanya, napasnya pun mulai menipis. Kibum tidak memberi kesempatan Donghae untuk menghirup udara sehingga membuat Donghae kehabisan pasokan oksigen di paru-parunya. Donghae memukul-mukul bahu Kibum, memberi tanda pada suaminya yang tengah bergairah untuk menyudahi sesi hot kiss mereka.

"Bummiiiehhh se-saaakhhh." Pinta Donghae di antara desahannya.

Kibum yang mengerti dengan sinyal yang diberikan Donghae dengan berat hati mengakhiri pagutan bibirnya dengan berat hati. Dijilatnya seduktif sudut bibir Donghae yang terdapat sisa saliva mereka. Kibum tersenyum –lebih tepatnya menyeringai- saat melihat Donghae yang terengah-engah meraup oksigen sebanyak-banyaknya sehingga membuat wajah Donghae merah hingga cuping telinganya. Sangat lucu di mata Kibum.

Donghae mendorong dada bidang Kibum menjauh dari dirinya dan Kibum pun melonggarkan jeratannya pada Donghae.

"A-aku pergi dulu." Ucap Donghae cepat dan dengan cepat pula pergi dari hadapan Kibum selagi ada kesempatan.

Donghae menyambar jaket dan dompetnya lalu berlari keluar terbirit-birit. Kali ini Kibum tidak menghentikan Donghae. Kibum tersemyun, diusapnya bibirnya yang sedikit –ehm atau mungkin banyak- basah akibat ciuman yang ia ciptakan dengan Donghae.

.

.

.

'ting tong ting tong'

Selang beberapa menit setelah kepergian Donghae, terdengar suara bel pintu hotelnya yang telah menginterupsi kegiatan Kibum berkencan dengan selingkuhannya –PSP. Kibum mengernyitkan alisnya, penasaran siapa yang datang berkunjung ke kamarnya. Jika Donghae sepertinya tidak mungkin, untuk apa Donghae memencet bel? Dia bisa langsung masuk bukan? Jadi Kibum menyimpulkan bahwa orang yang berada di depan kamarnya menunggu dibukakan pintu bukanlah Donghae.

Kibum memakai jaketnya yang terletak begitu saja di sandaran sofa. Sangat tidak elit bukan jika dia hanya mengenakan piyama untuk menemui seorang tamu. Walaupun mengenakan piyama sekalipun tidak akan mengurangi kadar ketampanannya. Kibum menyimpan PSPnya di meja kecil di samping sofa yang didudukinya tadi dan berjalan dengan malas untuk membuka pintu.

"Selamat malam, Kibum-ah." Sapa yeoja bermake up berlebihan dengan memasang senyum lima jarinya –sang pelaku memencetan bel.

Kibum hanya membalasnya dengan anggukan. Dia kelihatannya heran pada yeoja yang ada di hadapannya itu. untuk apa yeoja yang baru di kenalnya sore tadi datang ke kamarnya? Dan lihatlah apa yang ia bawa? Sebotol red wine dan dua buah gelas? Dan jangan lupakan dandanannya yang heboh itu.

Tanpa permisi dan izin dari Kibum, yeoja bernama Ah Young itu dengan seenak jindatnya masuk ke dalam kamar Kibum dan mendudukkan dirinya di sofa.

"Ayo kita minum bersama, Kibum-ah." Ajaknya. Dibukanya tutup botol red wine yang dia bawa dan menuangkannya di dua gelas tersebut.

Kibum duduk berseberangan dengan tamu tak diundangnya. Kibum berpikir tak ada buruknya juga menerima tawaran yeoja itu, sudah cukup lama saat ia terakhir kali minum minuman beralkohol bersama teman-temannya di acara kelulusan Senior High School nya.

Kibum menumpukan kaki kanannya di atas kaki kirinya, membuat kedua lulutnya saling menindih dan ia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. Tak lupa dipasangnya wajah datar dan dinginnya.

"Kajja bersulang, Kibum-ah." Ah Young menyodorkan segelas red wine kepada Kibum dan mengajaknya bersulang. Kibum menerima gelas itu dan ajakannya tanpa ekspresi, bertahan dengan stoic face nya.

Hening beberapa saat setelah keduanya menegak minuman yang ada di gelas masing-masing. Tiba-tiba Ah Young berpindah tempat duduk di samping Kibum dan bergelayut manja di lengan kekar namja yang terpaut lebih muda beberapa tahun darinya.

"Kibum-ah, mengapa kau bisa menikah dengan Donghae?" tanya Ah Young dengan suaranya yang dibuat seimut mungkin membuat telinga Kibum gatal. "Apa kalian dijodohkan? Pasti kau dipaksa menikah dengannya kan? heeeh, tidak mungkin kau mau menikah dengan gadis seperti dia." Yeoja itu tertawa meremehkan. Kibum hanya diam menunggu kelanjutan apa yang akan yeoja itu katakan. Belum saatnya ia membuka mulut, pikirnya.

"Lihat saja badannya itu, seperti anak kecil. Pendek, kakinya besar, dadanya rata, tidak cantik, sifatnya kekanakan sekali, tidak ada yang menarik darinya." Kembali ia merendahkan Donghae di hadapan Kibum. "Berbeda sekali denganku. Aku cantik, seksi dan menarik. Tentunya tidak akan membosankan jika kau 'bermain' denganku, Kibum-ah."

Wow wow wow! Yeoja itu menggoda Kibum! berani sekali!

Kibum yang sudah habis kesabarannya menghadapi yeoja itu mulai bertindak. Didorongnya tubuh Ah Young untuk membebaskan lengannya dari jeratan yeoja itu membuat yeoja itu tersentak. Kibum berdiri tak jauh dari Ah Young seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku tahu Donghae memang tidak cantik, tidak seksi dan tidak menarik seperti yang kau bilang, tak jarang dia pun bertindak ceroboh. Dan aku menikah dengannya memang karena dijodohkan" Ah Young mengembangkan senyumnya mendengar kalimat Kibum.

"Tapi dia jauh lebih baik daripada dirimu, ahjumma. Yeoja polos yang sangat mudah dibodohi dan memiliki hati yang tulus. Dan aku jatuh cinta pada yeoja tak sempurna itu. Bagiku Lee Donghae adalah segalanya, yeoja manis yang bersemangat dan pantang menyerah. Kau tahu betapa berharganya seorang Tan Donghae untukku? dia bagai oksigen yang selalu kubutuhkan untuk bernapas." Kibum memberi jeda sejenak.

"Jadi bisakah kau tidak muncul di hadapanku lagi dan menggangguku juga istri tercintaku? Kau tahu di mana letak pintunya bukan?" tanya Kibum sinis.

"Mw-mwoya? Kau mengusirku? Kau menolakku?" wajah Ah Young sudah merah padam menahan amarahnya.

"Apa perlu kuperjelas, ahjumma?"

"Sialan! Kau bodoh Kim Kibum! kupastikan kau akan menyesal!" yeoja centil itu meninggalkan Kibum dengan rasa marah yang amat sangat setelah dipermalukan seperti itu oleh Kibum. Dibantingnya pintu kamar Kibum dengan sangat keras guna mengungkapkan kekesalannya.

Sepeninggal yeoja itu, Kibum tersenyum geli. Menertawai dirinya sendiri. Apa yang ia katakan tadi? Sangat langka seorang Kim Kibum berbicara panjang lebar seperti itu, apalagi memuji Donghae. Kalau Donghae mendengarnya, ia pasti akan besar kepala dan bertingkah sombong. Kibum bahkan tidak pernah mengungkapkan pada siapapun atau bahkan Donghae sendiri seberapa besar rasa cintanya pada Donghae, yeoja yang telah membuat hatinya hangat saat melihat angelic smile sat menatap mata teduh yeoja polos itu, yeoja yang berusaha keras merebut hatinya.

Bahkan saat mengajak Donghae menikah pun tidak ada yang special. Suatu malam saat kedua keluarga mereka bertemu untuk makan malam bersama di rumah Kibum, setelah selesai acara makan malam Kibum dan Donghae duduk berdua di taman belakang rumah Kibum. Kibum hanya berkata, "Kita menikah minggu depan" dengan datarnya. Tidak ada surprise, cincin, bunga atau hal romantic lainnya. Donghae terkejut dibuatnya. Saat Donghae meminta Kibum mengulangi ucapannya lagi, Kibum malah berkata "Ya sudah kalau tidak dengar" dan beranjak meninggalkan Donghae sendirian yang melompat-lompan kegirangan.

Keluarga Kim dan Tan tentu saja sangat senang dengan keputusan mendadak Kibum, orang tua mereka memang sudah menjodohkan keduanya dan berharap bisa berbesan. Keinginan itu sempat akan sirna saat Kibum menunjukkan ketidaksukaannya pada Donghae secara terang-terangan. Tapi ajakan menikah dadakan Kibum pada Donghae tak dipungkiri membuat kedua keluarga itu repot, untung saja kedua keluarga mereka cepat tanggap dan mempersiapkan semuanya mendadakan tetapi bersyukurlah pesta pernikahan keduanya berjalan lancar dan meriah.

.

.

.

Donghae membuka pintu kamar hotelnya dengan dua tangan menenteng tas berukuran cukup besar. Dia tampak heran mendapati sebotol red wine dan dua buah gelas tegeletak di meja. Ditengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, mencari sosok namja tampan yang menghuni kamar yang sama dengannya. Karena tidak menemukan suami tampannya di ruang tamu, ia melangkahkan kakinya ke kamar hendak meletakkan belanjaannya dan membasuh tubuhnya yang sudah penat.

'ceklek'

"KYAAAAA~" teriakan yang berasal dari mulut mungil Donghae membahana memekakkan telinga.

Donghae menjatuhkan plastic berisi pakaian yang baru saja dibelinya dan menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Tan Donghae kenapa berteriak, eoh?" seru Kibum kesal.

"Kibummie, pakai bajumu!" jerit Donghae balik bertanya masih menundukkan wajahnya dan menyembunyikannya dibalik tangannya.

Kibum memandang tubuhnya sendiri yang topless dan hanya mengenakan celana pendek. Musim panas di Cina membuatnya gerah, bahkan dengan AC sekalipun masih terasa panas baginya. Kibum menyeringai. Muncul sebuah ide di otak jeniusnya untuk menjahili istri polosnya. Kibum berjalan mendekati Donghae.

"Jangan kekanakan seperti itu, Tan Donghae. Tidakkah kau terpesona denganku?" Kibum memegang pergelangan tangan Donghae dan menyingkirkan tangan Donghae dari wajah manisnya.

"Nanti kau juga akan melihat .nya." ujar Kibum seduktif, kini wajahnya berada sangat dekat dengan paras cantik Donghae yang dihiasi semburat pink, terlalu dekatnya sampai hidung mereka bersentuhan.

Kibum memejamkan matanya, semakin menghapus jarak yang ada antara dirinya dan Donghae. Dapat Donghae rasakan jantungnya berdetak sangat cepat berada begitu dekat dengan Kibum. Sekuat tenaga Donghae mendorong dada Kibum hingga Kibum terjengkang beberapa langkah ke belakang. Tanpa berkata apapun, Donghae melarikan kakinya dengan cepat menuju kamar mandi dan menyisakan Kibum yang terkekeh geli akan tindakannya yang menurut Kibum sangat lucu. Terlebih ekspresi gugup Donghae yang membuat Kibum ingin 'menerkam' Donghae segera.

Sesampainya di kamar mandi, Donghae langsung mengunci pintunya lalu menyandarkan dirinya di balik pintu. Disentuhnya dada kiri atas di mana jantungnya berada. Jantungnya masih berdegup kencang seperti baru saja berlari marathon.

"Aku bisa terkena serangan jantung mendadak kalau terlalu dekat dengan Kibummie."

.

.

.

Dua sejoli tampak tengah bersantai di satu sofa panjang yang muat untuk menampung mereka berdua. Pasangan suami-istri muda tersebut duduk di kedua ujung sofa, sibuk dengan kegiatan masing-masing, mengabaikan layar televise yang entah menayangkan apa. Sosok yeoja berparas manis itu menundukkan kepalanya seraya meremas ujung piyamanya, bergelut dengan argumen-argumen yang mengelilingi kepalanya. Entah apa yang ia pusingkan, biarlah ditanggungnya sendiri.

Sementara namja berwajah datar dengan sikap sedingin es nya sedang asyik dengan dunianya sendiri. Menyelami dunia fantasi yang disuguhkan oleh benda persegi panjang hitam di tangannya yang bernama PSP. Tapi benarkah apa yang namja itu perlihatkan sama dengan apa yang ia rasakan? jawabannya tidak. Sesungguhnya namja itu tengah menahan gejolak yang bergemuruh di dalam dadanya, menjinakkan hasratnya untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang hanya bisa dibantu oleh yeoja manis di sampingnya.

Mereka adalah Kibum dan Donghae. Dua insane dengan kepribadian yang berbanding terbalik 180 derajat, bagaikan bumi dan langit, bagaikan air dan api, yang dipersatukan dalam janji suci sebuah pernikahan. Apa Donghae dan Kibum gugup? Jawabannya adalah iya. Bagaimana mereka berdua tidak gugup mengingat malam tersebut adalah malam pertama Donghae dan Kibum sebagai suami istri, ditambah lagi mereka hanya berdua di dalam kamar hotel yang terbilang luas dengan fasilitas bintang lima.

Kibum meletakkan PSP nya gusar di meja. Dua buah kata berbunyi 'Game Over' memenuhi layar benda segi empat hitam itu. Sebuah peristiwa sangat langka sang jenius Kim Kibum kalah dalam memainkan PSP nya, sepertinya baru yang pertama kali untuk Kibum. Diraihnya remote control televise di meja, mengganti acara televise dengan channel lain yang lebih menarik. Namun tak ada satu menit kemudian Kibum meletakkan kasar remote tersebut ke tempatnya semula.

Kibum melirik Donghae di sampingnya yang mendadak menjadi yeoja pendiam. Masih menundukkan kepalanya dan meremas-remas memainkan jemari lentiknya. Sangat bukan Lee Donghae. Entah mengapa malam ini Donghae tampak begitu cantik di mata Kibum. Memang Dongahe setiap hari sudah cantik, tapi di malam pertama mereka sebagai sepasang suami-istri ini Donghae tampak lebih 'bersinar'. Kibum sudah tidak tahan lagi, dia tidak sanggup membendung sesuatu yang ingin terlampiaskan.

Dengan gerakan secepat kilat, Kibum mengangkat dagu Donghae dan mendaratkan bibir kissable nya di bibir pink Donghae. Tanpa menunggu waktu bergulir lebih lama lagi, Kibum langsung melumat habis bibir tipis Donghae, menyesap rasa manis yang selalu Kibum rasakan saat 'mencicipi' bibir istrinya.

Donghae membulatkan matanya kaget mendapati tindakan spontan suaminya. Kedua tangannya terselip diantara dadanya dan Kibum, berusaha mendorong dada Kibum agar mengakhiri ciuman Kibum yang terbilang liar. Donghae belum siap menerima 'serangan' Kibum.

Donghae terus memundurkan tubuhnya ke belakang agar bisa menjauh dari Kibum. Namun tentu saja hal itu sia-sia karena Kibum yang mempunyai kekuatan yang jauh lebih besar daripada Donghae –terlebih nafsunya yang sudah di puncak- terus saja memajukan tubuhnya hingga Donghae tertidur di sofa dengan Kibum di atasnya.

"Bummiiiehhhh", rancau Donghae di sela-sela lumatan-lumatan yang Kibum berikan.

Kibum sengaja menulikan telinganya. Bahkan dirinya kian erat mendekap tubuh Donghae dan mengelus punggung sempit Donghae, semakin gencar 'melahap' bibir yeoja manis itu.

"Eeengghhh." Donghae kembali mengerang, cukup kesal dengan tingkah Kibum yang menurutnya seenaknya, walaupun tidak Donghae pungkiri dirinya menyukai permainan bibir Kibum.

"Buuumm-ahhh." Donghae menggeliatkan tubuhnya bermaksud meloloskan diri dari Kibum yang berubah liar mendadak.

Kesal dengan protes yang terus Donghae lancarkan, Kibum mengakhiri hot-kiss season pertamanya dengan Donghae dan sedikit melonggarkan dekapannya.

"Wae?" tanya Kibum pada Donghae yang menundukkan wajahnya.

"Kau tidak suka aku mencumbumu?" Kibum bertanya kembali dengan tatapan datarnya.

Donghae masih tetap bungkam. Wajahnya memerah mendengar pertanyaan frontal yang Kibum lontarkan. Kegugupannya meningkat dua level.

"Aku tidak akan memaksamu jika kau tidak mau melakukannya." Tutur Kibum dingin.

Kibum hendak beranjak dari atas tubuh Donghae sebelum Donghae mencegahnya dengan mengalungkan kedua tangannya di leher Kibum dan secepat kilat mengecup pipi Kibum.

"Mianhae. Aku hanya gugup." Donghae mengungkapkan kegundahannya dengan suara yang sangat lirih dan kepala yang ditundukkan namun tangannya masih melingkar di leher Kibum.

Kibum yang semula diliputi kekesalan pun akhirnya melunak setelah mendengar penuturan istrinya. Tentu saja kegugupan melanda Donghae. Donghae belum pernah melakukan hal yang lebih jauh selain berciuman dengan Kibum dan Kibum yakin, amat sangat yakin bahwa Donghae belum pernah melakukannya dengan namja lain, karena bagi Donghae hanya Kibum lah namja paling sempurna, ia tidak bisa melihat namja lain selain Kibum. Begitulah pemikiran Kibum, dan itu benar adanya.

"Aku tidak akan 'memakanmu' jika kau tidak kau izinkan." Tutur Kibum berusahan mencairkan kegugupan Donghae, disertai senyum nakal ala Kim Kibum.

Kembali wajah Donghae merona heboh. Kibum sedang menggodanya, eoh?

"Haish! Ka-kau menyebalkan!" Donghae memukul kecil bahu Kibum.

Kibum tertawa geli akan tingkah menggemaskan Donghae-nya.

"Jadi, boleh kah aku mendapatkan malam pertama ku?" Kibum mengajukan izin kepada Donghae. Sementara Donghae hanya menganggukkan kepalanya, menunduk malu sambil memainkan jarinya di kerah piyama Kibum.

"Hey, jangan tundukkan wajahmu, Kim Donghae, biarkan kau melihat melihat wajah manis istriku."

'blush' Donghae dapat merasakan wajahnya yang semakin memanas mendengar sederat kata manis yang Kibum rangkai. Semenjak dirinya mengenal Kibum, ia belum pernah mendapatkan rayuan dari namja yang kini menjadi suaminya tersebut. Donghae pun terheran, namun tidak menutupi rasa senang yang tengah menyelimutinya.

Kibum meraih dagu Donghae dan membawa mata sendu Donghae menatap ke dalam obsidiannya. "Kau mencintaiku?"

"Sangat." Jawab Donghae mengangguk dengan imutnya.

"Gomawo, Kim Donghae, nae sarang." Dan di akhir kalimatnya, Kibum membawa Donghae dalam ciuman yang begitu manis dan lembut.

Kibum menyelipkan tangannya di leher dan lutut Donghae, mengangkatnya bidal style tanpa melepas ciuman manis mereka. Membawa yeoja nya ke dalam kamar, lalu dibaringkannya tubuh Donghae dengan hati-hati. Kibum yang tidak rela melepas ciuman manisnya dengan Donghae mengambil posisi di atas tubuh Donghae, menindihnya tanpa menyakiti Donghae, menyangga tubuhnya dengan kedua tangannya.

Kibum memiringkan kepalanya ke kanan dan kiri, mencari posisi senyaman mungkin melumat bibir kissable Donghae, melumat bibir atas dan bawahnya bergantian. Lumatan-lumatan itu perlahan menjadi pagutan panas diiringi nafas keduanya yang tersengal-sengal dan tidak beraturan, terutama Kibum.

Beberapa detik selanjutnya, Kibum telah sukses melucuti seluruh pakaian yang melekat pada tubuh Donghae sehingga tidak ada sehelai benang pun yang melekat di sana. Kibum terpana akan keindahan tubuh polos Donghae yang terpampang jelas di hadapannya. Kulitnya yang putih mulus ditambah dengan –banyak- kissmark yang menghiasi leher hingga dadanya, bibir merah merekahnya yang bengkak dan sedikit terbuka, dan tatapan matanya yang sendu menambah nilai plus keseksian Tan –Kim- Donghae di mata Kim Kibum.

Kibum pun menyusul Donghae, menanggalkan setiap pakaian yang bertengger di tubuhnya dan nampaklah tubuh kekar Kim Kibum dengan otot yang terbentuk sempurna. Donghae memalingkan wajahnya setelah kedua matanya membidik pada abs yang menghiasi tubuh Kibum, tak lupa pula pipinya yang merona merah.

Kibum meraih dagu Donghae dengan jari telunjuknya dan kembali mempertemukan bibirnya pada bibir Donghae yang tak bosan ia kecup dan lumat. "Kau sangat menggoda, Hae-ya." bisik Kibum di telinga Donghae seduktif di akhiri jilatan di telinga Donghae.

"Euuunggh." Lenguhan terlontar dari bibir Donghae saat salah satu bagian tubuh tersensitifnya mendapat perlakuan seperti itu dari Kibum, Donghae pun juga menggeliatkan tubuhnya yang tanpa sengaja membuat tubuh bagian bawah keduanya bersentuhan.

"Eeeuhhmm." Berganti lenguhan yang lolos dari Kim Kibum.

"Kau sudah tidak sabar, eoh?" tanya Kibum, smirk tercetak di bibirnya.

Kibum menghujani wajah hingga leher dan perpotongan leher Donghae yang telah penuh tanda kepemilikan darinya dengan kecupan-kecupan.

"Kibummie~ geliiiii~" rengek Donghae yang memang geli akan sikap Kibum.

Kibum menghentikan kegiatannya mengecupi istri manisnya dan menatap Donghae dalam.

"Bolehkah aku memilikimu secara utuh, Hae-ya?" tanya Kibum serius.

Donghae menganggukan kepalanya. "Tentu saja, Kibummie, cinta dan tubuhku hanya milikmu seorang." Donghae tersenyum dengan cantiknya.

"Gomawo, Hae-ya." Kibum menyibakkan rambut Donghae yang menghalangi dirinya memandangi yeojanya ke belakang telinganya.

Kibum kembali mempertemukan bibirnya dengan bibir Donghae, tak bosan-bosannya ia memagut bibir Donghae yang lembut dan manis, membuat candu tersendiri bagi Kibum. Ciuman Kibum begitu lembut dan hangat serta tidak menuntut, sebuah ciuman yang menyampaikan betapa Kim Kibum mencintai seorang yeoja polos bernama Tan Donghae.

Di tengah ciuman manisnya, tangan Kibum beranjak menuju bawah, melebarkan kedua kaki Donghae. Setelah sekiranya akses menuju vagina sang istri tersedia, Kibum perlahan memasukkan miliknya ke dalam pangkal paha Donghae yang sama sekali belum pernah dimasuki.

Donghae yang merasakan sakit yang luar biasa di bagian selatan tubuhnya, reflex menggigit bibir bawah Kibum yang tengah melumatnya hingga membuat ciuman mereka usai. Tak tertinggal pula setitik air mata mengalir dari kedua sudut mata sendunya.

"Uljima. Mianhae, chagiya." Kibum menghapus air mata Donghae dengan ibu jarinya. Sesungguhnya ia tidak tega melihat Donghae yang kesakitan, akan tetapi ia juga tidak ingin mengakhiri kegiatan sakralnya dengan Donghae di malam pertama mereka. Kim Kibum, kejam atau egois?

"Hiks. Appo. Hiks. Neomu appoyo. Hiks." Ungkap Donghae terisak.

"Jeongmal mianhae." Kibum merasa bersalah atas penderitaan sang istri. Dikecupnya kening Donghae penuh cinta, turun ke kedua mata Donghae, hidung mungilnya, kedua pipinya yang cukup chubby dan terakhir mengecup sekilas soft lips Donghae.

Setelah membiasakan diri dengan Kibum di dalamnya selama beberapa menit, Donghae memberi lampu hijau pada Kibum untuk melanjutkan kegiatan mereka yang belum selesai.

"Bergeraklah, Kibummie." Donghae berujar lirih, dan Kibum pun menuruti permintaan Donghae dengan senang hati.

Tak lama kemudian, suara erotis Donghae mulai mendominasi kamar hotel yang mereka sewa, semakin membangkitkan semangat Kibum melakukan in-out. Bahkan suhu AC yang dapat dikategorikan dingin tidak dapat mengalahkan hawa panas yang dua sejoli itu ciptakan dari aktivitas mereka yang panas pula. Peluh telah membasahi tubuh naked Kibum dan Donghae, begitu pula dengan napas tak beratur dari keduanya.

"Aaakkhh, Donghae-ya!" Pekik Kibum yang mengeluarkan cairannya ke dalam rahim Donghae.

"Eungh Kibum-aanhhh." Rancau Donghae, ia merasa perutnya terasa begitu penuh.

.

.

.

T~B~C

.

.

.

SAENGILCHUKKAE LEE DONGHAE! ^^

*tebar kembang api*

.

.

Mianhae karena lama banget update nya, masih tertarik untuk membacanya?

Karena kendala tugas jadi ff terbengkelai.

Gomawo untuk 33 orang baik yang bersedia review, mohon maaf tidak bisa membalas atau menyebutkan nama satu persatu. Saranghae^^

Mau malancarkan protes atau kritikan?

Silahkan sampaikan pada Eun Byeol.