Angin berhembus perlahan memainkan surai cokelatnya. Mata obsidiannya tersembunyi di balik kelopak matanya. Dan, jantung pemuda itu berdetak sangat cepat. Sampai-sampai rasanya jantung itu ingin menembus rusuknya. Bibirnya bergumam,

"Siwon sunbae, saranghae..."

Kalimat yang sempat membebani lidahnya kini terucap jua. Tangannya yang memegang setangkai mawar masih bergetar dengan hebatnya. Ia masih menunduk dalam-dalam. Belum berani menatap pemuda yang ia sukai.

Perlahan ia merasa kalau-kalau mawar di tangannya mulai terambil. Dan perlahan ia membuka matanya dan mendongakkan kepala. Tentu ia menangkap senyum lembut dari pemuda bernama Siwon barusan. Setangkai mawarnya pun sudah ada di tangan Siwon, sejajar dengan kepalanya. Ia sempat melengkungkan senyum sebelum akhirnya kembali menelan kecewa manakala Siwon menjatuhkan mawar itu dan menginjaknya hingga mahkota bunga itu terlepas dari kelopaknya...

~.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:!08*80!:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.~

It's Hard

Part 1

Author: Cho Eun Hye / LKyuLala

Main Cast: Cho Kyuhyun, Choi Siwon

Main Pair: WonKyu!

Genre: Romance

Rating: PG-15

Desclaimer: Siwon belong to Kyuhyun. Kyuhyun belong to me! :p Oh no! Kyuhyun belong to Siwon. :D

A/N: YAOI! Don't Like? Read it first, then you'll know you like it or not. I don't know the good title for this fanfic. So, I was titling this fic with that weird title. Oh my God!

~.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:!08*80!:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.~

Kyuhyun. Ia terhenyak mendapati perlakuan yang Siwon lakukan terhadapnya. Menolaknya mentah-mentah seolah ia memang makhluk menjijikkan.

"Kau pikir aku gay? Tsk! Lucu sekali, Cho Kyuhyun. Murid terpandai seantero sekolah ini ternyata memiliki kelainan. Menjijikkan!" desis Siwon yang disahuti tertawaan segala yang ada di tempat kejadian itu.

Kyuhyun hanya dapat menundukkan kepalanya. Menyembunyikan segala rasa malu yang ia rasa. Ia salah. Keputusannya salah... Apa salahnya mencintai lelaki?

-oOo-

Kyuhyun mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kantin. Nampan berisi makanan kini di tangannya. Saatnya mencari tempat duduk. Sekali lagi ia mengedarkan pandangannya. Ia hiraukan segala tatapan yang seolah mengintimidasinya dan mengatainya menjijikkan. Sekarang ia mencari Kim Ryeowook pula. Sahabatnya. Tumben sekali, sahabatnya yang beda kelas itu tak ada di kantin. Biasanya Ryeowook akan duduk di salah satu meja untuk menunggunya. Hanya sekedar makan bersama.

Ah! Ketemu!

Tapi, lagi-lagi Kyuhyun harus menelan pahitnya kecewa. Ryeowook hanya memandanginya sekilas tanpa bermaksud menyapanya. Anak laki-laki lainnya duduk mengelilingi Ryeowook. Ah, itu teman sekelasnya. Kyuhyun hanya merengut menanggapi tingkah sahabatnya. Ia akhirnya duduk di meja yang baru saja kosong, di sudut kantin.

"Selamat makan!" bisiknya senang.

Belum sampai sesuap pun makanan masuk ke mulutnya, mendadak ia dikagetkan dengan bunyi handphonenya yang meraung-raung. Ada sebuah pesan baru.

From: Ryeowook

Mianhae. Mungkin sekarang kita harus sedikit menjaga jarak jika di sekolah, Kyuhyun-ah. Kau tahu apa maksudku, kan? Selamat makan. Makanlah dengan lahap, okay?

Hati Kyuhyun mencelos. Bahkan sahabatnya pun takut berdekatan dengannya. Sejak kejadian seminggu yang lalu —Kyuhyun menyatakan perasaannya pada Siwon— semua orang menjauhinya. Menatapnya sinis dan seolah mengatainya menjijikkan. Bahkan tak jarang dari mereka sengaja mengerjai Kyuhyun. Ia sadar, keputusannya untuk menyatakan cinta pada Siwon saat itu adalah salah besar. Salah besar karena mereka sama-sama lelaki. Hal itu masih cukup tabu di sini. Maka tak ayal mereka pun menyudutkan Kyuhyun, dan membuatnya terasingkan.

"Hey, dia itu Cho Kyuhyun, kan?"

"Hm, kau benar. Dia gay. Menjijikkan sekali. Dia bertingkah seperti tak ada wanita lagi di dunia ini."

Kyuhyun hanya bertingkah seolah ia tak mendengarkan apapun. Tapi tentu saja tak dapat ia pungkiri kalau hatinya terasa sakit sekali. Sungguh, ia ingin menangis sekarang ini. Ia pun ingin meneriaki semua yang mengatainya. Dan lagi-lagi tak ada gunanya. Ia hanya seorang minor di sini.

-oOo-

Choi Siwon namanya. Katakan saja dia kaya, pandai, dan sangat terkenal. Katakan saja ia begitu tampan. Sangat tampan malahan. Orang bilang, Siwon itu seperti dewa-dewa pada cerita Yunani kuno. Tampan dan sempurna. Orang bilang, Siwon itu seperti malaikat. Wajahnya seolah-olah bersinar ditimpa matahari acap kali dia lewat di koridor kelas. Orang bilang, Siwon itu seperti pangeran-pangeran dalam buku dongeng. Selalu diceritakan sebagai sosok yang sempurna. Orang bilang, ah orang bilang. Terlalu banyak orang bilang. Pada kenyataannya adalah Siwon orang yang cukup arogan. Yah, cukup arogan. Cukup.

Masih ada bagian kecil dari hatinya yang mengatakan kalau dirinya adalah orang yang baik. Kebaikan yang tertimbun di balik sosok 'God-of-Love' yang justru lebih sering menghabiskan waktu Sabtu dan Minggunya dengan wanita yang berbeda ketimbang ke gereja

Tapi tetap saja masih ada bagian kecil dari hatinya yang menaruh belas kasihan pada pemuda kurus dan pucat di depan pandangan matanya.

Orang yang pernah menyatakan cinta padanya tanpa malu di depan umum.

Kyuhyun

Sedetik ia tampak menggingit bibirnya sebelum akhirnya kembali memasang senyum angkuh.

SPLASH!

Siwon sedikit mengernyit saat air kotor mengguyur tubuh Kyuhyun. Dan ia sedikit heran saat Kyuhyun malah diam tak melawan.

"Ah, gomawo, airnya segar sekali..."

Siwon pikir pemuda itu benar-benar tidak waras. Tersenyum dan mengucapkan terimakasih karena teman-temannya mengguyurnya? Oh, dengan air kotor pula. Kyuhyun pasti benar-benar gila.

"Tidak bisakah kalian melakukan hal yang lebih bermanfaat daripada mengganggu anak lemah?!" tukas Siwon sinis, "Tsk! Dasar anak-anak."

Kata-kata terakhirnya membawanya pada langkah yang lebih lebar untuk meninggalkan bocah-bocah kelas satu yang terpaku melihat sikap Siwon yang apatis.

-oOo-

SRAK!

BRAK!

"Ugh!"

Pengap, gelap, sempit.

Tubuh ringkih Kyuhyun terhempas begitu saja. Aih, punggungnya sakit sekali.

"Apa mau kalian?!" serunya

Perlahan, segerombolan anak laki-laki sebayanya mulai menampakkan dirinya di balik gelapnya gang sempit. Satu dari mereka tertawa keras.

"Kau mau tahu apa yang kami inginkan, Tuan Cho?"

Tawa kembali membahana. Tak hanya satu dari mereka, tapi semuanya. Mereka semua tertawa.

"Memberimu apa yang kau mau." Pemuda itu menyeringai, "Bukankah kau gay?"

Kyuhyun terdiam. Ah, lagi-lagi seperti ini.

"Kau benar-benar haus lelaki rupanya. Kau pikir, Choi Siwon itu akan dengan mudah menerimamu yang gay ini?!" pemuda itu berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Kyuhyun. Pemuda itu, Lee Donghae—terbaca dari nama dadanya meraih pipi Kyuhyun dengan satu tangannya, "Kau ini, sungguh menjijikan. Orang macam sepertimu itu tidak pantas ada di sini."

Donghae mendekatkan wajahnya —bermaksud mencium. Tapi belum sampai bibir itu menempel, Kyuhyun sudah menendang Donghae hingga membuatnya terjengkang. Merasa memiliki kesempatan, ia pun berusaha untuk melarikan diri. Tapi pemuda yang lainnya mencengkeram tangannya dan mengunci segala pergerakannya.

"Lepaskan aku!"

Donghae beranjak dari jatuhnya. Ia membersihkan segala debu dari bajunya, dan menyeringai, "Kau pikir kau bisa pergi begitu saja?"

Lagi-lagi Donghae mencengkeram pipinya dengan satu tangan, "Jangan takut, aku justru akan memberimu apa yang kau mau."

-oOo-

"Akh!" Kyuhyun meringis kesakitan begitu merasa handuk yang ia pegang menyentuh lukanya terlalu keras.

"Sial!" umpatnya

"Harusnya kau lebih berhati-hati." Zhoumi —tetangganya menginterupsi, "Kalau aku tidak datang, aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi padamu selanjutnya. Celanamu saja sudah lepas."

Kyuhyun meringis, "Terimakasih. Hehehe..."

"Sesekali kau harus melawan"

"Aku sudah melawan, tapi mereka saja yang terlalu kuat."

Zhoumi memutar bola matanya malas, "Sudah kubilang dari dulu, kau harus belajar bela diri."

"Huh, aku tidak suka."

"Dasar keras kepala!" Zhoumi mendorong pipi Kyuhyun

"Ukh! Ya!"

-oOo-

Angin berhembus semilir di balik daun-daun. Sinar matahari menyeruak sedikit-sedikit melalui celah-celahnya.

Kyuhyun duduk sendiri di bangku. Rambut cokelatnya berkibaran ditiup angin.

"Aish, kenapa anginnya kencang sekali?" gerutunya tatkala angin membolak-balikkan halaman bukunya.

Sembari terus menggerutu, jemari tangannya membuka penutup bekal makanan yang ia bawa.

"Selamat makan!"

Belum sampai suapan itu masuk ke mulutnya, seseorang duduk di sampingnya. Kyuhyun membatalkan suapannya hanya untuk menatap seseorang yang menginterupsi acara makan siangnya.

"Zhoumi-ge. Kenapa di sini? Mengganggu saja!"

Yang dipanggil Zhoumi tadi terkekeh pelan, "Kenapa makan sendirian? Tidak ke kantin?"

Kyuhyun menggeleng, "Malas saja. Lebih nyaman di sini."

Zhoumi menyenderkan punggungnya di batang pohon, "Aku juga malas."

"Pantas. Tumben sekali mau keluar dari kelas. Biasanya juga tidak pernah."

"Bosan, Kyuhyun-ah." Jawab Zhoumi sembari memejamkan matanya, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Kyuhyun tersenyum manis. Ia memandangi sunbae sekaligus tetangganya itu dengan seksama.

"Kenapa menatapku seperti itu? Ah, jangan-jangan kau mulai suka padaku, ya?"

"Ish! Bukan begitu, hanya saja, ada kissmark di lehermu!"

Zhoumi terperanjat. Kontan saja ia malu. Aish, ini ulah pacarnya yang sangat agresif.

'Eh, kelihatan, ya?'

-oOo-

Matahari sudah terbenam sedari tadi. Hari sudah gelap. Dan Kyuhyun baru saja menyelesaikan segala tugasnya di sekolah. Ia melangkah riang dengan earphone di kedua telinganya. Mantel cokelat yang membungkus tubuhnya berkibar-kibar ditiup angin musim semi.

"Eotokhae, naega eotokhae..." senandungnya mengikuti lirik yang mengalun di telinganya.

Tiba-tiba matanya menangkap bayangan seseorang. Siwon sunbae?

Kyuhyun melangkah mendekatinya untuk memastikan, "Siwon sunbae?"

Seseorang yang dipanggil Siwon tadi menoleh memperlihatkan wajahnya yang babak belur.

"Astaga, kau benar Siwon sunbae? Kenapa seperti ini?" gumam Kyuhyun khawatir, "Aigoo.."

"Seseorang merampokku barusan." Jawab Siwon dengan nada datar.

Kyuhyun mencibir. Biar sudah babak belur seperti itu, harga dirinya masih setinggi langit?! Keterlaluan sekali!

"Ayo ikut aku ke apartemen! Aku tidak bawa uang sepeserpun. Jadi lebih baik kau ikut aku saja."

Siwon menepis tangan Kyuhyun dan menatapnya dengan pandangan jijik, "Ikut denganmu? Aku tidak yakin akan selamat jika ikut denganmu. Kau pasti akan balas dendam denganku, bukan begitu?!"

Kyuhyun memutar bola matanya, "Kenapa di dunia ini ada orang sepicik dirimu, hah?! Aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin menolongmu. Sudah baik aku mau menolongmu, tapi kalau tidak mau ya sudah." Ujar Kyuhyun seraya melenggang meninggalkan Siwon.

-oOo-

"Kau tinggal di apartemen sebesar ini sendirian?"

Pada akhirnya, Siwon mau-mau saja ikut Kyuhyun. Yah, kalau dipikir-pikir ada baiknya juga sih. Toh, semua barangnya sudah raib dirampas orang. Handphone, dompet, jam tangan, bahkan mobilnya! Hell! Sungguh ia tidak bisa apa-apa saat itu.

"Hm.." jawab Kyuhyun sembari menghidupkan beberapa lampu di apartemen itu, "Duduklah di situ."

"Di mana orang tuamu?"

"Mereka tidak di sini. Mungkin mereka akan menengok anak tunggalnya ini akhir tahun nanti."

Siwon menangkap nada kekecewaan dibalik kata yang Kyuhyun ungkapkan. Anak tunggal? Akhir tahun? Apa Kyuhyun begitu jarang bertemu orang tuanya?

"Mandilah dulu. Aku akan mencarikan baju untukmu."

-oOo-

"Apa bajunya pas?" tanya Kyuhyun begitu Siwon keluar dari kamarnya.

"Hm. Aku tidak tahu kau punya baju sebesar ini. Kupikir tubuhmu tidak akan muat jika memakainya."

"Itu memang bukan bajuku." Jawab Kyuhyun sembari menata beberapa mangkuk di meja, "Itu baju milik Zhoumi ge. Aku meminjamnya.

"Eh? Jomi?" tampaknya Siwon merasa begitu asing dengan nama 'Zhoumi'.

"Zhou-mi. Dia tetanggaku."

Siwon tidak bertanya-tanya lagi tentang apa itu 'Zhoumi' dan siapa itu 'Zhoumi'. Ia lebih memilih untuk menatap nyalang makanan yang sudah Kyuhyun siapkan. Hanya sup, kimchi, dan nasi. Tapi tampaknya sudah sangat lezat di mata Siwon.

"Kau menyiapkannya sendiri?"

"Bukankah kau melihatku menyiapkannya sendiri?" Kyuhyun malah balik bertanya.

"Makanlah dulu, setelah itu aku akan memanggilkan taksi." Lanjutnya

"Kau tidak berniat untuk menyekapku atau menahanku? Atau melakukan hal-hal sejenisnya."

Kyuhyun menghela napas, "Apa aku terlihat serendah itu?"

Siwon tertegun. Tapi ia tak mau repot-repot mencari kalimat untuk menanggapi.

-oOo-

Hhhh... Kyuhyun menghela napasnya. Kepalanya cukup pusing sekarang. Ia mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih lalu menegaknya sampai tandas.

Tiba-tiba ia merasa ponselnya bergetar. Buru-buru ia merogoh kantongnya dan melihat nama yang tertera pada display ponselnya.

Eomma

"Ukh!" Kyuhyun mengerang. Untuk apa eommanya menelpon?

"Yeobseyo, eomma?"

"Ah, Kyuhyun-ah, eomma merindukanmu, nak..."

"Ah, ne. Kyuhyun juga merindukan eomma."

"Bagaimana dengan sekolahmu di Seoul? Apa semua baik-baik saja?"

"Ne eomma. Semuanya baik-baik saja. Segalanya menyenangkan."

"Bagaimana dengan teman-temanmu di sana?"

"Ah, mereka sangat baik. Aku memiliki banyak teman, eomma. Jangan khawatir. Mereka sangat baik mau memberiku kejutan setiap hari."

"Ah, jinja? Eomma senang sekali. Eomma akan mengunjungimu akhir tahun nanti. Baik-baik di sana, okay?"

"Okay, eomma."

"Ah, eomma tutup teleponnya sekarang. Jaga diri baik-baik."

"Eum!"

Kyuhyun menyandarkan tubuhnya di pintu kulkas. Kepalanya masih pusing...

.

.

Siwon bermaksud untuk mengajak Kyuhyun makan bersama. Ia agak tidak enak kalau memakan makanan itu sendirian, sementara Kyuhyun tidak. Jujur saja hatinya sedikit tertohok mendengar perkataan terakhir Kyuhyun sebelum akhirnya pemuda itu menghilang di balik tembok.

Sebenarnya tidak sopan bagi tamu seperti Siwon untuk masuk sesuka hatinya kemanapun yang dia mau. Tapi menunggu Kyuhyun sangat membosankan. Ia bahkan ragu kalau-kalau Kyuhyun akan kembali dan makan bersamanya.

"Ne eomma. Semuanya baik-baik saja. Segalanya menyenangkan."

Sayup-sayup Siwon mendengar suara Kyuhyun dari arah tembok. Bicara dengan siapa ia? Bukankah tadi Kyuhyun bilang tidak ada siapa-siapa di apartemen ini?

"Ah, mereka sangat baik. Aku memiliki banyak teman, eomma. Jangan khawatir. Mereka sangat baik mau memberiku kejutan setiap hari."

Siwon mengernyit. Teman yang mana? Setahunya Kyuhyun tidak punya teman di sekolah. Siwon melongokkan kepalanya. Ia melihat Kyuhyun sedang berbicara dalam teleponnya.

"Okay, eomma."

"Eum!"

Kyuhyun menyimpan kembali ponselnya dalam saku celananya. Ia lalu menyandarkan tubuhnya di pintu kulkas seraya memijat kepalanya.

"Kyuhyun-ssi?" Siwon menginterupsi.

Kyuhyun tampak terkejut. Buru-buru ia menegakkan tubuhnya dan berbalik menghadap Siwon.

"Mari makan bersama."

-oOo-

Sudah pukul tujuh lebih 20 menit. Masih ada 10 menit sebelum bel masuk berbunyi. Kyuhyun bahkan baru mau masuk kelasnya. Untuk apa berangkat pagi-pagi? Toh ini bukan jadwal piketnya.

Sebelum masuk ke kelasnya, ia menghentikan langkahnya sejenak untuk mengambil napas. Perasaannya agak tidak enak dengan pintu kelasnya yang tumben tertutup itu.

KLEK!

Ia memutar kenop pintu itu dan mendorongnya agar terbuka.

3, 2, 1

SRASH!

Mendadak segalanya menjadi berwarna putih. Tidak, itu bukan salju. Tapi...

Gema tawa memenuhi ruangan itu. Menertawai Kyuhyun yang sudah bermandikan tepung.

Salah seorang dari mereka menghampiri Kyuhyun dan menyalaminya, "Aku tidak tahu kalau kau berulang tahun hari ini." Ucapnya sembari menahan tawa.

Kyuhyun memang tidak sedang berulang tahun hari ini.

Kyuhyun tersenyum, "Ya, terimakasih. Aku memang sedang berulang tahun. Terimakasih atas kejutannya. Aku senang sekali! Kalian sungguh perhatian padaku. Terimakasih!"

Dan semuanya bungkam. Mengira kalau Kyuhyun benar-benar berulang tahun. Sial!

.

.

SRAK!

Tiba-tiba Kyuhyun merasa dirinya ditarik seseorang. Ia tak dapat melihat si pelaku, karena dia sendiripun tidak dapat membuka matanya yang kemasukan tepung. Langkahnya begitu tergesa-gesa. Siapa gerangan?

TBC

Annyeong! XD saya kembali dengan sebuah fic berchapter. berbeda dengan fic sebelumya yang rata-rata hanya oneshoot. it's my birthday fic for me. hahhahaha! semoga reader sekalian menyukainya. paypay! XD