Ultimate Love

Pairing : HoMin / YunJae / slight YooSu

Rate : M

Length : 1 of ?

Warn : the character a little bit..

Lelaki itu berdiri sendirian dipinggir sungai Han. Bukankah ini terlihat seperti awal drama yang begitu membosankan, eh?

Lelaki tampan, sendirian , dan cairan bening yang mengalir disela pipinya.

Klise.

Dia mau bunuh diri?

Kenapa?

.

.

.

"aku mencintaimu"

"tidak Jaejoong. Aku lebih mencintaimu"

Jaejoong tersenyum muak. Muak pada dirinya.

"kau pikir apa yang telah kau lakukan padaku Jung Yunho!"

Suara teriakannya redam di dalam apartemen kedap suara ini.

"boo.. aku suka lokasinya. Lagipula kedap suara lebih baik. Tidak ada yang akan mendengar jeritanmu kan my boo.."

Pria itu mengerling nakal pada Jaejoong yang entah mengapa menunduk dengan wajah bersemu.

Ya. Bahkan pria itu telah memikirkan betapa bergunanya apartemen ini saat dia menyakitinya. Membuatnya menangis. Damn it, Jung Yunho.

.

.

.

Resort itu kosong. Khusus untuk Shim Changmin.

Lilin-lilin memenuhi marmer gading. Membentuk sebuah jalan kearah luar.. ada banyak bintang malam ini. Ribuan kelopak mawar memenuhi pandangan Changmin. Sebotol wine dan dua gelas kaca tersaji dihadapannya. Pantai menggenang angkuh di kejauhan sana. Sesekali Changmin dapat menangkap bunyi deburnya. Entah bagaimana, hal sederhana semacam

Yunho berdehem kecil. Dia berhasil memberi kejutan yang membuat pria itu kagum.

Lelaki dihadapannya menatapnya tak suka.

"hentikan itu Yunho. Kau menyebalkan!" keluh lelaki itu sambil melangkahkan kakinya lebar-lebar.

"mau kemana kau Shim Changmin! kau tidak mematuhi perjanjian kita!" Yunho berupaya mensejajarkan langkahnya dengan lelaki bernama Changmin barusan.

Lelaki itu telah berjanji untuk melakukan apa saja kalau dia berhasil mengeluarkan pujian pada kejutannya. Enak saja dia kabur..

"aku mau hadiahku Sim Changmin!"

.

.

.

Namaku Shim Changmin. Umur 24 tahun. Cukuplah untuk dikatakan dewasa. Atau masih dikategorikan berondong? Terserahlah. Aku tak peduli.

Tinggal dikota besar itu menyenangkan. Semuanya ada. Kau mau apa? Kendaraan mewah? Hiburan malam? Wanita? Ck, jangan bercanda. Semua hanya butuh uang. Uang. Dan kau bahagia.

Mari ulangi perkataanku!

Uang.

Dan kau bahagia.

Apa? Tidak setuju? Sebenarnya aku percaya dengan "uang tidak bisa membeli kebahagiaan". Orang bodoh mana yang meletakkan kebahagiaan pada berlembar-lembar kertas? Kebahagiaan itu kompleks. Kalau benda itu, dibakar saja sudah binasa. Tolol sekali.

Tapi benda bodoh itu kebetulan dapat memberikanku mobil sport. Dan apartemen mewah. Dan aku, merasa bahagia. Dengan mobil sport. Dengan apartemen mewah. Jadi bagaimana ini?

Oh iya, tadi aku sempat menyinggung soal wanita kan? Kau lupa? Berarti kau tidak memperhatikan. Pergi saja sana. Ini ceritaku. Kalau kau tidak berminat, stay away!

Dikota besar ada banyak wanita cantik. Ada yang mahal, ada yang murah. Ada juga yang tidak punya harga. Mau harga jual atau harga diri. Yang seperti itu sama saja dengan sampah. Aku tidak membicarakan wanita baik-baik. Aku bicara soal yeah, you know what I mean..

Sometimes striptease live show really interesting... I'm serious! Namun aku tidak begitu tertarik sebenarnya. Aku hanya tidak suka mereka. Mereka berisik. Wanita yang pasrah dibawahmu memang menggiurkan, tapi wanita yang normal (err.. pakai baju dan berbicara) sangat berisik! Bikin sakit kuping saja.

I'm gay.

"kau mau kemana oppa? mau kupesankan sarapan?"

"tidak perlu"

Changmin memakai celananya dengan cepat. Menyambar kaos blue navy-nya yang tergeletak kusut dilantai. Dan beranjak pergi.

Changmin menyodorkan kartu kreditnya pada resepsionis hotel. Okay, done!

Saat menghidupkan mesin mobilnya, Changmin teringat dengan Hyemi. Gadis yang ditinggalkannya begitu saja setelah malam panas yang mereka lalui. Dasar Yoochun gila! Bisa-bisanya dia menjajakan gadis berumur 15 tahun yang masih perawan seperti itu. Tapi terserahlah, aku juga membayarnya dengan harga yang pantas. Buka plastik, pasti lebih mahal kan?

Tidak perlu heran begitu. Memangnya ada larangan gay tidur dengan wanita? Sepertinya kalian belum paham dengan mantraku sebelumnya.

Uang.

Dan kau bahagia.

Keluarkan beberapa lembar uang, dan bersenang-senanglah. Seperti yang kulakukan semalam.

Saatnya bergegas menuju rumah kekasihku. Pria bodoh itu sedang apa ya kira-kira? Ah, awas saja kalau dia tidak memasakkan sarapan yang enak. Siap-siap mati kau Jung Yunho!

.

.

.

Tiiinnnnnnnn !

Bunyi klakson memekakkan telinga.

"hei! Kau mau membuat aku diusir tetangga atau apa?"

"buka pagarmu bodoh!"

Changmin melenggang masuk ke rumah berdesain minimalis itu dengan riang. Riang karena indera penciumannya menangkap bau semerbak dari arah dapur.

"tunggu dulu!" Yunho membuat portal dengan kedua tangannya.

Langkah changmin terhenti. Raut kesal mewarnai wajahnya.

"kemana saja kau semalam? Park Yoochun sialan itu tersenyum aneh saat aku ke klub"

"….."

"kau bersama peliharaannya lagi Shim Changmin…" dengus Yunho.

Changmin menggerutu dalam hati. Oke Yoochun sialan, kau cari masalah rupanya. Ingatkan aku untuk menggergaji satu-satunya kebanggaannya. Bukan otaknya. Tapi satu benda yang kau-tau-apa-itu kan?

"kau cemburu Yunho.." ledek Changmin.

"ini bukan saatnya bercanda Changmin!" geram yunho.

Cup! Kecupan singkat di bibir Yunho

"I love you. Mana sarapanku?" ucap Changmin sambil berlalu.

"hei ikan. Mau makan?" sapa Changmin pada ikan-ikan koi peliharaan Yunho.

Changmin sangat menyukai rumah ini. Dari depan memang terlihat kecil. Tapi tengoklah ke belakang, ada cukup lahan untuk menanam tanaman hias dan kolam kecil dengan air mancur mungil. Dan jangan lupakan kolam renang berukuran sedang yang letaknya pas menghadap kamarnya. Salah. Maksudnya, kamar Yunho. Tapi tak apa kan kalau disebut kamarnya juga? Banyak hal telah terjadi dikamar itu dan beberapa diantaranya melibatkan dia juga.

"jangan. Aku sudah memberi makan mereka"

Changmin melirik kesamping.

"aku pikir kau tidak akan bicara lagi padaku selamanya" ejek Changmin.

Sarapan tadi sangat hening. Hanya terdengar suara kunyahan saja. Yunho tampaknya kesal sekali.

"aku sangat membecimu untuk masalah tadi, kau tau?" ucap Yunho dingin.

"begitukah? Lalu bagaimana dengan Kim Jaejoong?"

Yunho merapatkan rahangnya.

"kenapa kau diam Yunho? haruskah aku membencimu untuk masalah yang itu, eum?" nada sarkas menguar kuat dari perkataan Changmin.

"kita lupakan saja ya Yunho.. Aku kemari untuk berduaan denganmu. Bukan untuk berdebat"

Changmin mulai memaki dalam hati. Brengsek kau Jung Yunho! Salahkan saja aku terus. Padahal kau sendiri masih menabur cintamu pada si sialan Kim Jaejoong. Lelaki itu benar-benar pengemis. Berlutut dan memohon pada Jung Yunho-ku? Jangan bercanda, pria brengsek ini hanya milikku! Kau dengar tidak Kim Jaejoong?

.

.

Changmin mengeluarkan ekspresi mencemoohnya. Lelaki dihadapannya telah meninggalkan tubuhnya. kemana dia? berkelana disurga? Pergi sendiri saja, eh? Menjemput hasrat dengan bulir gairah yang yummy ..

Apa memang senikmat itu Yunho?

Hanya aku yang bisa membuatmu merasa segila ini kan, Jung Yunho..

.

.

.

Tbc.

Cerita ini Repost ya. Karena sebelumnya dihapus sama admin. Entah mengapa.. T.T

Minta Reviews-nya ya. Perlu dilanjutkan atau nggak..

p.s. : thanks for readers yang baca baik sekarang maupun pas sebelum di-delete kemarin ^^