Eddreine : entah kenapa ingin buat cerita pendek. Bosen ama cerita bersambung? Of course not! Hanya saja mau melampiaskan kekesalan karena di tinggal ama kakakku tersayang.

.

.

Me and The Bloody Prince.

Reader X Belphegor

Gender : Eh..., maybe T maybe K+. Romance? Of course!

Katekyo Hitman Reborn © Akira Amano

Bukan punyaku (sayangnya #PLAK!)

.

.

.

Pagi itu aku terbangun sesaat sebelum wekerku memecah keheningan pagi yang cerah. Kutatap kalender yang tanggal hari ini berisi coretan spidol warna emas bentuk hati dan menghela nafas teringat kejadian seminggu lalu. Saat aku sedang berdua dengan orang yang kusukai di cafe tepat kami biasa bertemu untuk ngobrol dan curhat. Seperti biasa, dia selalu membicarakan pekerjaannya yang membuatnya sibuk, bossnya yang suka memerintah seenaknya, atasannya yang cerewet, junior sekaligus partnernya yang dia anggap tidak imut, dan banyak lagi. Aku mendengarkannya dengan sabar sambil sesekali tertawa melihatnya begitu menghayati ceritanya.

.

Dan hari itu, kami bertemu di sana. Duduk di tempat yang sama, memesan kesukaan kami sambil bertukar cerita. Sesekali aku meliriknya yang tampak sibuk dengan sms di handphonenya yang terus berdatangan.

.

"Sesibuk itukah?" Dan dia hanya nyengir sambil meneruskan makannya.

.

2 tahun sejak aku mengenalnya dan 3 bulan sejak aku mulai pacaran dengannya dan waktu kami berdua sangat sedikit. Dia selalu sibuk dan pergi dalam waktu yang lama. Aku tahu apa pekerjaannya, dan itu bukan masalah bagiku asal dia pulang dengan selamat dan tak kurang suatu apapun. Sebagai pacar aku bisa menghitung dengan jari berapa kali aku melihat wajahnya yang selalu tertutup poni tebal itu. Dan tiap kali aku melihatnya, dia pasti langsung menutup mulutku dengan cara yang tak bisa kulawan.

.

Setiap aku memakinya karena ingkar janji atau terlamba (sangat) saat kami akan kencan, dia akan memelukku dengan erat dan tertawa juga menciumiku sampai aku diam dalam pelukannya. Dia tak pernah marah padaku walau aku menyalahkannya pada setiap masalah yang kuterima dari musuhnya. Dia tak pernah memperlakukanku dengan kasar walau aku tahu dia adalah orang yang kejam dan mampu membunuh dengan cara yang kejam dan gila. Selalu memberikan ciuman lembut dan pelukan yang hangat, selalu memberikan apapun untuk membuatku senang meski aku sebenarnya tak menginginkan itu. Semua perlakukannya padaku sangat berlawanan dengan apa yang menjadi imagenya selama ini sebagai Prince The Ripper atau Sang Pangeran Pengoyak.

.

"Bel, kau ingat ini bulan apa?"

"Ushishishishi, tentu saja. Pangeran tidak pernah lupa" Begitulah cara dia menunjukkan identitasnya setiap kami bicara. "Minggu depan ulang tahunmu kan?"

"Iya, aku ingin kau-"

"Pangeran ada pekerjaan besok dan sepertinya akan makan waktu lebih dari seminggu. Pangeran tidak bisa menemanimu. Apa mau kukirim anak buahku atau un-cute kohaiku untuk menemanimu?"

"Huh? Masa kau menyuruh orang lain menemani pacarmu?" Kalau Fran aku masih bisa terima tapi kalau anak buah yang lain, TIDAK AKAN! Saat ini aku tak mau ditemani orang selain dia, aku ingin bersamanya. "Ya sudah, aku akan merayakannya dengan teman-temanku saja!"

"Ushishishishishi, kau ngambek? Tumben..." Tawanya itu terkadang sangat menyebalkan.

"Aku juga punya batas kesabaran pangeran bodoh!" Aku kesal sekali!

.

Aku berteriak sendiri mengingat apa yang terjadi hari itu. Terkadang aku ingin sekali melihat isi otaknya yang menurutku cukup aneh alias abnormal itu dan kenapa aku bisa suka padanya? Oke, aku merasa bodoh menanyakan hal itu setelah ingat bagaimana dia memperlakukanku selama ini. Kalian mau tahu gimana pertemuan pertama kami? Agak aneh sih, lucu malah. Aku bertemu dengannya di cafe yang sekarang jadi tempat kami untuk ketemuan itu. Hari itu adalah hari pertama aku mulai tinggal di kota ini. Aku jalan- jalan dan memutuskan makan siang di cafe itu karena dekat dengan apartemenku. Saat sedang memilih kue, aku melihat potongan terakhir kue shortcake strawberry. Aku suka strawberry, langsung saja aku mengambilnya dan saat yang sama satu penjepit beradu dengan penjepit yang kugunakan. Tentu saja spontan aku enoeh kearah pemilik penjepit yang mau merebut calon cemilanku.

.

Aku melihatnya dengan tatapan heran, kok bisa dia melihat dengan poni setebal itu dan ngak malu ya pakai tiara miring gitu di kepala? Kayak orang habis cosplay saja. Kami masih saling adu tatapan memperebutkan kue itu sampai Fran muncul menyambar kue itu dan memakannya sekali suap. Kami berteriak marah pada saat yang hampir bersamaan dan sesaat kemudian kami menggunakan penjepit kue untuk memukul kepala Fran. Itulah saat pertemuan pertama kami. Aku sering menghabiskan waktu di cafe itu bersama teman- teman juga sekadar minum teh saat belajar. Seminggu kemudian kami bertemu lagi dan duduk di meja yang sama (karena Cuma itu yang kosong). Akulah yang pertama menyapanya, dia dan Fran terlihat seperti kombinasi lucu di mataku.

.

Terkadang aku bertanya- tanya apa yang dilakukan orang ini sampai sering di jemput orang-orang berpakaian hitam ala 'Men in Black' dan membawa mobil yang tergolong super duper mahal. Tapi 4 bulan setelah perkenalan kami aku tahu dengan cara yang tidak mengenakkan. Aku diculik oleh kawanan orang asing dan disekap beberapa hari di sebuah rumah di tengah hutan. Sepertinya mereka mengira aku dekat dengannya karena sering terlihat bersama. Aku dikurung tanpa makan dan minum, beberapa kali di pukuli saat mereka tak mendapatkan jawaban yang mereka inginkan dariku. Kukira aku akan mati, hingga aku melihat pintu ruangan tempatku di sekap terbuka dan kulihat dia penuh dengan darah dan beberapa pisau terselip di sela- sela jarinya, Fran juga ada bersamanya. Semua yang ada di rumah itu mati dengan badan tercabik dan bau darah sangat menyengat. Sungguh sangat mengerikan dan itu tak terjadi 1 kali saja. 2 tahun mengenalnya aku 5 kali diculik dan hampir mati karena menjadi sasaran musuhnya. Oh, itu Cuma sebagian kecil saja dari hal buruk yang kualami. Aku tak mau mengingatnya.

.

Bagaimana kami bisa pacaran? Aku sendiri tak mengerti. Kami jadi akrab dan tanpa sadar sudah sangat dekat, tak ada pernyataan cinta, tak ada yang nembak duluan. Kami jadian begitu saja dan baru menetapkan hubungan kami sebagai pacar sejak 3 bulan lalu. Lussuria bilang hubunganku dan Belphegor bagai air yang mengalir tanpa hambatan berarti. Tapi dia terkadang sangat menyebalkan! Dia selalu saja terlambat setiap kami janjian bertemu, memang dia selalu datang tapi terlambat sampai 3 jam itu sangat keterlaluan! Apa lagi saat aku ikut ke tempat dia tinggal, sungguh membuat isi kepalaku pecah dan ketakutan setengah mati pada boss dan atasannya. Perpaduan Liger dan White Shark yang menyeramkan!

.

Setelah mandi aku memeriksa kotak surat dan menemukan beberapa surat dan katupos dari teman-temanku yang berisi ucapan selamat ulangtahun. Ada juga beberapa kotak hadiah yang diberikan penjaga apartemen. Katanya datang tadi malam dan pagi-pagi sekali, salah satunya dari orangtuaku. Aku memang tinggal sendiri karena rumah dan sekolahku jaraknya 7 jam pakai mobil atau 5 jam dengan kereta. Di sekolah aku di sambut oleh teman-teman sekelas, mereka menyiapkan pesta kejutan. Pulang sekolah kami pergi ke karaoke sama-sama, mereka membuatku senang dan bisa sedikit meupakan kekesalanku pada pangeran menyebalkan itu. Aku sebenarnya tak perduli dengan semua hadiah dan ucapan selamat itu. Aku hanya ingin dia bersamaku saat ini. Aku merindukannya, aku ingin bertemu, ini pertama kalinya dia pergi selama ini tanpa menelpon sekalipun.

.

"Maaf ya teman-teman, aku agak kurang enak badan" Aku berdalih dan meningalkan mereka yang masih asik menyanyi.

.

Aku sedang ingin sendiri saat ini, mungkin lebih tepatnya berharap dia pulang dan ada bersamaku. Orang yang paling membuatku kesal juga satu- satunya yang bisa membuatku senang saat ini. Kuhempaskan tubuhku ke teempat tidur dan memeluk bantal erat- erat menutupi wajahku yang mulai terasa panas. Kepalaku pusing, dan aku merasa air mata mulai keluar membasahi bantal yang kugunakan menutup wajahku. Aku menangis dalam diam sampai akhirnya tertidur karena lelah menangis.

.

Malam hari aku terbangun melihat sekeliling kamarku yang gelap. Namun aku mendengar suara televisi dari ruang tengah, padahal aku tak menyalakannya saat pulang tadi. Serta merta aku bangun dan perlahan menuju ruang tengah. Kunyalakan lampu dan mendekati sofa merah panjang yang ada di depan televisi. Aku melihat sesosok tubuh tertidur di sofa itu. Rambut pirang yang menutupi separuh wajahnya agak tersingkap membuatku bisa melihat matanya yang terpejam dan tiara yang biasanya nangkring di kepala itu ada di atas meja. Dia pasti masuk dengan kunci duplikat yang kuberikan.

.

Wajahnya tampak lelah, bahkan lebih pucat dari terakhir kami bertemu. Apa dia makan dengan teratur? Apa dia cukup istirahat? Kalau dari keadaannya mungkin dia tak tidur beberapa hari. Aku merasa bersalah sudah seenaknya sudah marah dan menyalahkannya. Tapi aku tahu, dia hanya akan tertawa mendengar pengakuanku jadi kupilih tutup mulut saja. Aku membaca sebuah memo yang tergeletak di atas meja di dekatnya. Aku tersenyum setelah membacanya dan kuputuskan untuk mandi saja sebelum dia bangun dan melihat mukaku yang acak-acakan..., hei dia sudah melihatku saat aku tidur tadi! Sungguh memalukan!

[Akhirnya setelah menyelesaikan semuanya dengan cepat, sangat cepat kurasa! Pangeran pulang lebih awal dengan jet milik Varia. Boss pasti marah karena tidak langsung menemuinya, Mammon juga pasti mengatai pangeran boros tapi itu urusan nanti * aku tetawa*.

.

Tidak ada yang mengganggumu selama pangeran tak ada kan? Kau tidak selingkuh kan? *hei, yang kemungkinan bakal seingkuh kan kamu!*. Kau tahu, wajahmu sangat jelek kalau menangis, jadi segeralah mandi. Pangeran tak mau melihatmu masih dalam keadaan kacau saat bangun nanti! Pangeran sangat lelah. Biarkan pangeran tidur sebentar, bangunkan pangeran jam 9 nanti. Ada hadiah special untukmu karena sudah sabar menunggu kepulangan pangeran. BUON COMPLEANO, AMORE MIO, TI AMO]

.

Jam 9 malam, kucium pipi sang pangeran tidur. Itulah caraku membangunkannya setiap dia tidur. Sebenarnya aku malu melakukannya, tapi dialah yang memintaku melakukan itu jika ingin membangunkannya. Kalau tidak kulakukan? Pastinya dia akan tidur lagi dengan memelukku seharian. Kulihat dia bergerak sedikit, menatapku yang yang sudah berpakaian rapi di sampingnya. Dia memelukku dan kami pun berciuman, ciuman lembut penuh rasa sayang dan rindu. Dengan mobilnya kami meninggalkan apartementku. Aku tak tahu dia mau ngajakku kemana tapi aku yakin kami akan menghabiskan malam ini berdua dengan suasana yang romantis.

~END~

.

.

.

Gimana? Jelek ya? Maaf deeeeh! Saya ini specialis fanfic rate M sih!#PLAK!

Mind R&R? PLEASEEEE *PUPPY EYE*