Title :Love, Life, and Death

Author : Soffaa CloudSomnia

Cast : YeWook, HaeHyuk, Leeteuk

Genre : Romance/Horror

Rating : T

CHAPTER 1~~

TIINNNN~~~TIINNN

Aku yang tengah asik berjalan sendirian, langsung menengok ketika mendengar bunyi klakson motor yang sedang menghampiriku.

"Hyung, aku pulang duluan ya," ucap seorang namja yang mengendarai motor yang tak lain adalah temanku. Di belakangnya terdapat seorang wanita yang mencengkram pinggang namja itu dan tak lain wanita itu adalah kekasihnya.

"Ne. Hati-hati di jalan," ucapku. Akupun langsung melanjutkan perjalanan untuk pulang, langkah demi langkah ku tempuh. Di tengah perjalanan aku melihat seorang gadis cantik dengan rambut hitam panjang yang terurai serta mengenakan dress berwarna putih yang tengah duduk di bangku halte. Gadis tersebut terlihat termenung duduk di bangku halte.

Lalu beberapa saat kemudian kulihat segerombolan preman berwajah bengis menghampiri gadis cantik tersebut dan mengganggunya. Aku yang melihatnya tak hanya bisa diam saja, aku langsung berlari untuk menolong gadis tersebut.

"Hai~~ gadis cantik, sendirian saja," ucap salah seorang dari segerombolan preman tersebut sambil mencolek pipi sang gadis.

"Lebih baik ikut kita saja," ucap preman yang lainnya sambil menarik tangan gadis tersebut. Gadis itu pun berontak dan menjerit minta tolong.

"Ahh~~ lepaskan saya," berontak gadis tersebut. Segerombolan preman tersebut terus menariknya.

"Hei~~ lepaskan gadis itu! Jangan ganggu dia!" tegasku yang kini sudah berada tepat di depan segerombolan preman tersebut.

"KURANG AJAR!" ucap preman tersebut sambil meluncurkan tanganya ke wajahku, tapi untungnya aku dapat menepis tangan prema itu yang hampir mendarat di wajahku. Selama beberapa saat terjadilah perkelahian disana. Akhirnya aku mampu mengusir mereka bahkan mereka langsung berlari pergi. Aku melihat gadis tersebut ketakutan.

"Noona, kau tidak apa-apa?" tanya Yesung khawatir.

"Ani, aku baik-baik saja. Gomawo sudah mau menolongku sunbae," ucap gadis tersebut sambil mengeluarkan tisu yang ada di kantongnya dan langsung mengusapkannya ke wajahku.

"Aduuhhh~~" rintihku sambil memegangi luka yang ada di wajahku..

"Mianhae, aku hanya ingin mengobati lukamu," ucap gadis tersebut dengan lembut.

"Sudahlah noona, tidak usah repot-repot, biar aku sendiri saja yang mengobatinya nanti," ucapku. Gadis tersebut pun tak lagi mengusapkan tisu di wajahku.

"Jeongmal mianhae, gara-gara aku, kau jadi terluka," ucap gadis tersebut sambil menunduk dengan rasa menyesal.

"Ani..ani.. jangan bicara seperti itu. Aku tak mungkin membiarkan wanita di perlakukan seperti tadi," ucapku sambil terus merintih kesakitan akibat luka lebam di wajahku.

"Oh ya~~ namaku Yesung. Namamu siapa?" ucapku sambil menjulurkan tangan tanda untuk berkenalan dan supaya lebih dekat.

"Namaku Ryeowook," ucap gadis tersebut sambil membalas juluran tanganku. Ada yang aneh aku merasakan dinginnya tangan Ryeowook seperti es yang membeku serta tatapan mata Ryeowook yang agak tajam. Akupun langsung melepaskan tanganku yang masih terpaut oleh tangan gadis itu.

"Ahh~~ tanganmu dingin sekali," ucapku sambil menatap wajahnya yang putih pucat, namun Ryeowook tidak menjawabnya. Akupun berpikir untuk bertanya yang lain.

"Hemmm.. rumahmu dimana?" tanya Yesung.

"Disana," jawab Ryeowook sambil menunjuk dengan jarinya. Aku pun menengok dan mengikuti arah tangan Ryeowook.

"Hemmm.. maksudmu disa…" belum sempat aku meneruskan kalimatku, aku terkejut karena saat aku kembali menengok ke arahnya, aku tak mendapati Ryeowook duduk disebelahku lagi. Aku pun menjadi bingung.

"Loh kemana dia? Apa dia sudah pulang? Kenapa tidak bilang?" tanyaku bertubi-tubi sambil menggaruk-garuk kepalan yang tidak gatal

Keesokan harinya, aku melihat seorang gadis yang duduk di bangku halte tersebut, dan ternyata gadis itu adalah Ryeowook, ia masih menggunakan dress putihnya. Akupun segera menghampirinya dan segera duduk disebelahnya.

"Ryeowook kau disini?" ucapku.

"Iya,kau juga ada disini?" tanya Ryeowook sambil tersenyum tipis.

"Tentu saja,aku kan selalu menunggu bis disini," jawabku santai. "Oh ya kemarin kau kemana? Kenapa menghilang tiba-tiba?" tanyaku dengan nada yang bisa dibilang seperti sedang mengintrogasi orang.

"Mian sunbae, kemarin aku harus buru-buru pulang," jawabnya dengan senyuman yang kini lebih lebar. Dia terlihat sangat manis dan cantik ketika tersenyum. Huh~~ entah kenapa aku jadi suka memandanginya.

TIK~~TIK~~TIK~~TIK

Tak lama, hujan yang tadinya hanya gerimis kini pun menjadi air yang mengalir deras. Kini suasana di halte berubah menjadi dingin. Ryeowook pun menggigil akibat kedinginan, ia menggosok-gosokan tangannya di bahunya. Aku yang melihatnya merasa tak tega karena kini tidak hanya tubuhnya yang menggigil kedinginan, namun kini bibirnya juga bergemetar. Akhirnya akupun berinisiatif untuk menutupi tubuh Ryeowook dengan jaket yang aku kenakan.

"Pakai jaket ini agar kau tak kedinginan," ucapku sembari memakaikan jaketku padanya. Ia menatapku sembari tersenyum dengan sangat manisnya.

"Oh Tuhan~~ jantungku kenapa bedebar seperti ini~~" batinku.

"Gomawo sunbae," ucap Ryeowook.

"Ne.. oh ya jangan memanggilku dengan sebutan sunbae ne, panggil saja oppa," ucapku. Ia pun hanya mengangguk.

"Bagaimana jika aku antar kau pulang? Pasti lama jika menunggu hujan reda."

"Ahh~~tidak usah oppa, biar aku pulang sendiri saja." ucapnya. Tak lama kemudian, hujan pun mulai reda, karena hari sudah mulai senja, akupun bersiap untuk pulang.

"Ryeowook kau tidak pulang, hujan sudah reda?"

"Ne oppa, sekarang aku mau pulang," ucapnya sembari berdiri dari bangku di halte tersebut.

"Kalau begitu kita bareng saja," ajakku. Dia pun mengangguk, akhirnya kami berdua menaikki bus bersama dan kami juga turun di tempat yang sama.

"Rumahmu dimana? Biar aku antar ya?"

"Itu yang disana rumahku," jawabnya sembari menunjuk ke arah rumah tersebut.

"Hemmm~~yang bercat putih? tanyaku untuk memastikan.

"Ne,"jawabnya. "Aku pulang duluan ya oppa?"

"Oke. Bye," ucapkku sampai melambaikan tangan.

Keeseokan harinya aku bertemu lagi dengan Ryeowook, kali ini ia tengah berjalan di tepi jalanan dengan wajahnya yang suram dan terlihat seperti banyak beban berat yang sedang dipikulnya.

"Ryeowook~~" panggilku sambil menepuk bahunya. Ia pun langsung menengok.

"Ahh oppa~~kita bertemu lagi," ucapnya sembari memaparkan senyumannya yang manis.

"Iya, sepertinya akhir-akhir ini kita sering bertemu," ucapkku. Ia masih terus memekarkan senyumannya, rasanya tubuhku meleleh ketika aku melihat senyumannya.

"Oh ya, mau ikut ke suatu tempat tidak? Aku jamin tempatnya pasti bisa buat semua orang bahagia," ucapkku dengan penuh keyakina. Namun, Ryeowook hanya terkekeh mendengarnya, selanjutnya ia pun mengangguk, tanda setuju atas ajakanku. Akhirnya kami pun berjalan ke tempat tujuan, selama di perjalanan kita terus saling bercanda ria bahkan seperti dunia ini milik kita. Tak terasa kami sudah sampai di tempat tujuan.

"Betapa rindunya aku dengan tempat ini," ucapkku sambil menghirup udara segar disana.

"Oppa, pemandangannya sangat indah. Aku suka tempat ini," ucap Ryeowook dengn penuh kekaguman.

"Iya, jika kamu punya masalah, kamu kesini saja, pasti pikiramnu menjadi fresh lagi," ucapkku sambil melebarkan senyum di bibirku. Ia pun hanya tersenyum. Disana kami bercemgkrama bersama sambil menikmati pemnadangan disana. Aku dan Ryeowook tidur di atas rerumputan hijau sambil menatap awan yang sebentar lagi akan senja. Tak kusadari ternyata aku ketiduran disana dan ketika ku bangun hari sudah gelap dan ketika ku menengok, aku tidak mendapati Ryeowook disebelahku lagi. Tetapi yang kulihat hanya selembar kertas disampingku.

Oppa mianhae, aku pulang duluan.

Hari sudah malam dan aku harus segera pulang. Maafkan aku karena aku tak membangunkanmu.

Kulihat kau tertidur sangat lelap, jadi aku tak berani membangunkanmu.

Jika kau sudah bangun, segera pulanglah.

KRIIINGGGG~~KRINGGGG~~KRRIINGGGG

Tak lama tiba-tiba ponselku berdering, terdapat nomor telepon yang tidak aku ketahui namanya, lalu akupun langsung mengangkatnya.

"Oppa kau sudah pulang?" tanya seorang gadis yang sudah tak asing lagi suaranya.

"Ryeowook? Apakah ini kau?" tanyaku untuk memastikan.

"Iya ini aku."

"Kamu tahu nomorku dari mana?"

"Hemmm~~ sudahlah itu tak penting. Oppa sudah tiba di rumah?"

"Belum, aku baru saja terbangun dan kku lihat kau sudah meninggalkanku."

"Mianhae oppa, aku terpaksa meninggalkanmu tadi."

"Yasudah tidak apa-apa. Kalau begitu aku mau pulang dulu ya."

"Ne. hati-hati di jalan ya oppa," ucap Ryeowook dan ia pun langsung mematikan ponselnya.

Semenjak aku tahu nomor ponselnya, kami pun jadi sering berkomunikasi, entah itu menelpon ataupun sms-an. Semenjak itulah hubungan kami semakin dekat.

Di hari yang senja dengan suasana teduh, tak disangka aku bertemu dengan Ryeowook di sebuah tempat yang sering aku kunjungi. Ryeowook memang pernah aku ajak kesana dan entah kenapa tiba-tiba ia ada disana. Kulihat ia sedang duduk di atas rerumputan, memandangi pemandangan indah yang ada di hadapannya.

"Ryeowook~~ kau ada disini?" ucapkku sembari duduk disampingnya.

"Ne oppa, semenjak kau mengajakku kemari, aku jadi sangat suka dengan tempat ini."

"Ya kan~~ sudah ku duga pasti kau akan mrnyukainya."

Tak lama hujan pun langsung turun dengan derasnya. Sudah ku duga pasti akan turun hujan, karena sedari tadi suasana memang sangat teduh. Kulihat Ryeowook menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.

"Dingin ya?" tanyaku. Dia hanya mengangguk sambil terus menggosok-gosokan telapak tangannya, karena aku tak membawa jaket, jadi aku berpikir untuk memeluknya, agar dia merasa hangat. Saat ku peluk, tiba-tiba ia kaget.

"Mian aku hanya ingin menghangatkanmu, jangan berpikir yang macam-macam ya?" ucapku. Ia pun hanya tersenyum, tak lama kepala Ryeowook menyandar di bahuku. Akupun membiarkannya, tapi ada yang aneh, kenapa jantungku berdebar sangat kencang sampai-sampai Ryeowook mendengar degupan jantungku. Ia pun langsung bangun dan tidak menyandarkan lagi kepalanya.

"Oppa, mengapa jantungmu berdebar-debar?" tanya Ryeowook dengan wajah innocent-nya.

"T-tidak," ucapku dengan nada sedikit gugup.

"Oppa boleh aku jujur padamu?"

"Jujur apa?" tanyaku dengan rasa penasaran.

"Aku suka padamu, entah kenapa hanya kau yang bisa membuatku nyaman," jelas Ryeowook. Perkataannya itu membuatku shock. Aku langsung membulatkan mataku, seolah tak percaya Ryeowook mengatakannya dengan sepolos itu.

"A-apa maksudnya?" ucapku sok polos. Ia pun terkekeh.

"Kau tidak perlu jujur dengan perasaanmu karena aku sudah tau jawabannya," ucap Ryeowook.

"Ahh tidak~~ memangnya kau tahu apa tentang perasaanku?" tanyaku dengan gugup. Ia tak menjawab, namun ia terus saja tersenyum.

"Baiklah aku akan jujur padamu," aku menarik nafas dalam-dalam sebelum aku melanjutkan kalimatku.

"A-a-aku juga suka padamu. Ini perasaanku yang sebenarnya. Setiap aku ada di dekatmu pasti jantungku akan berdebar seperti tadi," jelasku dengan perasaan malu, gugup, semua bercampur menjadi satu. Baru kali ini aku menyatakan perasaanku tepat di hadapan orang yang kusuka. Ia pun kembali terkekeh dengan perkataanku tadi.

"Eh~~ waeyo?" tanyaku dengan heran.

"Ani...lucu saja melihat wajahmu saat mengatakan perkataan tadi," jawab Ryeowook yang masih saja terus terkekeh. Akupun jadi salah tingkah.

CUUPPP~~~

Entah apa yang sedang aku pikirkan, tiba-tiba aku langsung mencium bibirnya sekilas.

"Mianhae," ucapkku dan akupun langsung memalingkan wajahku, karena malu dengan tingkahku tadi. Ia hanya tersenyum dan ia kembali menyandarkan kepalanya di bahuku. Di hari yang teduh dan di temani dengan suara rintik air hujan, kami pun bercengkrama bersama disana.


Okehhh.. Chapter 1 selesai..

Lanjuuuttttttt~~~~~~