Teardrops (part 8)

Main cast :

Lee Sungmin

Cho Kyuhyun

Seo Joohyun

Special appearence:

Shim Changmin

Lee Hyukjae

Lee Donghae

Choi Siwon

Special guest :

Kim Heechul

Sunny Lee

And all murid Shinki high school dan yang namanya terpakai yang ga bisa disebut satu persatu

Disclaimer : nothing but the story :D

Author by : Shin Ahra

Di bumi ini, tidak ada satupun insan yang akan pernah tahu rahasia Tuhan. Termasuk Lee Sungmin dan Cho Kyuhyun. Apa yang Tuhan inginkan untuk kedua insan manusia yang nyatanya saling mencintai ini? Takdir apa yang Tuhan inginkan untuk keduanya jalani?

Kim Heechul dan Shim Changmin adalah dua orang yang paling memikirkan jawabannya. bahkan pada waktu yang sangat aneh seperti sekarang. Kyuhyun yang pingsan dalam pelukan Heechul dan Sungmin yang pingsan dalam pelukan Changmin, kini keduanya sama-sama terbaring dalam satu kamar rawat yang sama.

Changmin memegangi tangan Sungmin yang masih tertidur pulas. Dibalik tirai yang berada disebelah ranjang Sungmin, Heechul duduk memandangi wajah pucat Kyuhyun yang sudah sadar. Banyak hal yang ada dipikirannya, tapi tak satupun keluar bersuara.

"Le-"

"Jangan bicara apapun, Hyung." sela Kyuhyun. "Tentangnya. Jangan."

Bukan hanya Heechul yang tertarik pada suara Kyuhyun, Changmin pun mengalihkan pandangannya pada tirai seakan ia bisa melihat kedua orang yang berada dibalik tirai.

Heechul menghela nafas, "Baiklah." ujar Heechul. ia menyamankan duduknya di kursi tunggu. "Aku merubah topik. Besok aku akan pulang ke China. Ahra yang akan menggantikanku disini. Jangan menyelaku!" sergah Heechul saat melihat mulut Kyuhyun hampir terbuka. Kyuhyun memutar matanya. "Ahra lebih mengerti dirimu. Aku tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik. Jadi kupanggil ia kesini, menggantikanku."

"Aku tidak perlu siapapun menjagaku, Hyung." protes Kyuhyun.

Heechul menggeleng tak setuju, ia bergumam tak jelas. "Kau perlu penjagaan, sangat memerlukannya. tidak sekarang mungkin, nanti." komentar Heechul. Lagi-lagi Kyuhyun memutar matanya. "Umma dan Appa tidak akan bisa menjagamu 24jam penuh, Kyu. Ahra lebih bisa melakukannya."

"Kenapa aku tidak berada diruangan sendiri?" tanya Kyuhyun, kembali merubah topik.

Heechul menatap Kyuhyun penuh arti, "Aku tidak punya jawaban atas pertanyaanmu, aku sedang memikirkannya sebenarnya. Saranku, lebih baik setelah ini kau tidak mengeluarkan suaramu setelah ia sadar."

Kyuhyun menatap Heechul tak mengerti. Alisnya terangkat sebelah. "Siapa?"

Heechul tak ingin menjawabnya. Ia bangkit dari duduknya menuju tirai pembatas. Kyuhyun menatap penasaran hingga ia bisa melihat sahabatnya, Shim Changmin dan tubuh yang terbaring dihadapan Changmin.

Heechul masih menutupi setengah dari tubuh yang terbaring itu, namun ia dan Changmin bisa merasakan bahwa Kyuhyun tahu siapa yang berada disebelahnya. Lee Sungmin.

Heechul tak ingin lama-lama menutupi Sungmin. Ia beranjak dari tempatnya berdiri dan menampilkan Sungmin dan wajah pucatnya yang tertidur tak nyaman.

"Ke- kenapa Sungmin-"

"Tak bisa menemukan jawabannya atau tak bisa mengungkapkan jawaban dari pertanyaan yang akan kau ajukan?" sela Changmin dingin. Matanya menusuk tajam Kyuhyun.

"Kenapa kau-"

"Berada disamping Sungmin?"

Kyuhyun menghela nafas pelan, sejak kapan Changmin bisa membaca pikiran orang? tidak penting. Ada sesuatu yang ia tangkap tentang keberadaan Changmin disisi Sungmin. Ia tak berani menyuarakan pikirannya.

"Kuperingatkan tidak ada pertengkaran hari ini. pertengkaran diluar saja sudah cukup mengganggu, aku tidak ingin kalian bertengkar juga, terutama kau Shim Changmin." Heechul memperingati Changmin dengan wajah datar, namun Changmin tahu bukan hal yang baik untuk dilanggar. "Dan untukmu, Cho Kyuhyun," Heechul menatap Kyuhyun serius. "Aku benar-benar tidak ingin kau bersuara saat Sungmin sadar. Lebih baik ia sama sekali tidak tahu kau sekamar dengannya hanya karna kamar VIP di rumah sakit ini penuh."

Kyuhyun kesal, pada sesuatu yang ada dihatinya.

"Dan, jika kalian tidak keberatan," Heechul mengambil jaketnya yang tersampir di kursi tunggu disamping kanan ranjang Kyuhyun, "Aku harus melerai pasangan CLBK itu sekarang. permisi."

"Pasangan CLBK?"

Heechul menghela nafas tak sabar. "Kim Kibum dan Choi Siwon."

_-=o000o=-_

Bukan satu atau dua jam Choi Siwon dan Kim Kibum duduk berhadapan dalam diam. Sejak mereka bertemu semalam di UGD dan Siwon berhasil meyakinkan Kibum untuk bicara dengannya, terhitung sejak kedua sahabat mereka dipindahkan ke dalam ruang rawat keduanya belum memecah keheningan didalam kantin yang silih berganti orang-orang berdatangan itu. Lima jam.

Siwon menatap Kibum dalam. Namja yang telah lama hilang dari hidupnya kini hanya berjarak kurang dari satu meter namun ia masih diam tak tahu harus melakukan apa. Kim Kibum sendiri dengan tenang menyesapi espresso yang ia pesan.

"Apa kabarmu, Siwonnie?"

Mata Siwon yang menatap Kibum membesar. Kibum memutuskan memecah keheningan, tubuhnya lelah terus duduk tanpa bicara, lima jam Choi Siwon, kau membiarkan Kibum menunggumu.

Kibum menatap Siwon dengan alis terangkat, sedikit bingung. Apa ada yang salah dengan Seme-nya ini? "Apa kau baik-baik saja?" tanya Kibum lagi.

"Setelah kau meninggalkanku? Cukup baik." jawab Siwon tanpa berniat sedikitpun menyindir Kibum.

Tak ada sedikitpun wajah menyesal yang Kibum perlihatkan, sepertinya mereka hanyalah kawan lama yang sudah lama tidak berjumpa. Siwon sedikit kecewa pada kenyataan itu, hingga ia merasa harus membahasnya langsung tanpa basa-basi.

Kibum tersenyum, "Well, aku tahu kau akan baik-baik saja tanpa aku disisimu."

Raut wajah Siwon mengeras, "Kau tahu dengan jelas, Kibum." ujarnya dengan nada rendah penuh maksud. "Kau meninggalkanku tanpa jejak, tidak ada alasanku untuk mati sebelum mendengar penjelasanmu."

"Jadi, kau mencariku selama ini?"

"Kau pikir?"

Kibum tertawa. "Kemana kau mencariku? Tempat terjauh yang mungkin ku tuju? tempat-tempat kenangan kita?"

"Kau meremehkan semua itu?"

Kibum mengakhiri tawanya dengan kekehan pelan, "Jika bisa dikatakan, ya." sahutnya ringan.

Siwon menggeser kasar cangkir espresso dihadapan Kibum. "Apa hakmu meremehkan semua itu? Kau menghilang bagai es yang mencair. kemana aku harus mencarimu? kutub utara?"

Kibum secara tiba-tiba menghapus jarak diantara mereka dan menyisakan jarak kurang dari lima cm. "Kau harus mencariku dijantungmu. aku berdetak disana."

Mata Siwon melebar. Tubuhnya kaku.

Kibum tertawa. "Apa kau terkejut bahwa aku sangatlah sedekat itu denganmu? Kutub utara? untuk apa kau kesana jika di Korea juga bisa turun salju?"

Siwon kembali ke kursinya. Pikirannya melayang jauh ke awal perpisahan mereka. Kibum mengucapkan perpisahan itu dalam pesannya. 'Jika saat kau bangun dan tak menemukanku berada disampingmu, cari aku dijantungmu, aku berdetak disana.'

"Jantung?" gumam Siwon pelan. Ia tertawa pelan, terdengar dingin di telinga Kibum. "Apa alasanmu menghilang?"

"Apa menurutmu?" tanya Kibum balik.

Siwon melempar senyum termanisnya. "What? You're the one who abandoned me, i don't have the answer till now. But, i'm absolutely sure that it's not about my family."

"No, absolutely not. I thought you were clever, Choi Siwon-ssi." sindir Kibum. "Aku salah. kau tidak sepintar yang terlihat."

"Apa jawaban itu juga begitu dekat?"

Kibum mengangguk pasti.

_-=o000o=-_

Shim Changmin menarik lagi pembatas antara Cho Kyuhyun dan Lee Sungmin. Menutup penglihatan Kyuhyun pada Sungmin.

"Sejak kapan kau mengenal Sungmin?" tanya Kyuhyun saat Changmin berdiri didepan tempat tidurnya, tersenyum bersahabat seakan tidak ada perang dingin yang baru saja terjadi diantara mereka.

"Mengapa kau ingin tahu?"

"Memastikan sesuatu yang aku pikirkan."

Changmin tersenyum, ia duduk di ujung tempat tidur Kyuhyun. "Well, kau tidak seharusnya mempertanyakan hal tidak penting itu, Cho. Ada yang lebih penting lagi untuk kau tanyakan, banyak hal. Tapi, mungkin yang kau pikirkan adalah benar. Aku adalah namja pertama yang akan membuatnya menjadi seorang gay, sayangnya hal itu tidak pernah terjadi. Sungmin hyung terlalu menginginkanmu sejak pertama kali ia bertemu denganmu, Cho."

"Sejak kapan kau terlalu terbuka seperti ini, Shim?"

Changmin terkekeh pelan. "Well, kita sudah terlalu banyak bicara, Cho. Kau tidak mengenalku terlalu baik nyatanya, sama seperti kau tidak terlalu mengenal Sungmin hyung."

"Kau bahkan tidak pernah bicara dengannya secara langsung, Shim."

"Nyatanya orang yang tidak pernah bicara dengannya selama ini adalah orang yang dicarinya saat ia membutuhkan perlindungan, Cho. menurutmu bersama siapa Sungmin hyung selama ini?"

"Jangan bicara yang tidak perlu, Shim."

Changmin terkekeh pelan lagi, ia menganggukkan kepalanya, setuju dengan pernyataan Kyuhyun. "Kau benar. seperti yang ku katakan tadi, ada yang lebih penting untuk ditayakan dan dibicarakan."

"Apa?" tanya Kyuhyun singkat. Entah apa yang Changmin pikirkan, tapi yang Kyuhyun inginkan saat ini adalah Sungmin. Hanya Sungmin, bukan yang lain.

"Apa yang akan terjadi setelah ini, Cho? Kau tahu? Ada sebuah nama yang muncul dalam bawah sadarmu selain Sungmin hyung, Cho?"

"Sebuah nama?"

"Seo Joohyun. Kau sudah lupa? Perlukah kuingatkan yeoja yang kau buang itu sekarang ini?"

"Seohyun? Aku tidak- tidak mem..buang..nya."

Changmin menyeringai. Sudah lama sejak terakhir kali ia menyeringai seperti ini didepan Kyuhyun. "Tersadar sesuatu, Cho Kyuhyun?"

"Aku- aku tidak membuangnya, Shim. aku- hanya-"

"Menghindar? Well, itu tidak baik untuk dilakukan, Cho. Dia kekasihmu, yeoja yang kau pilih. Kau pikirkan apa yang ia alami disekolah setelah kau tidak masuk? Kau bisa menebak apa yang Heechul hyung lakukan setelah aku memanggilnya pulang untuk menyingkirkan yeoja Seo itu?"

"Kau? Tapi- Shim apa yang kau pikir kau lakukan!"

"WOW! Calm Down, Cho!"

Changmin menahan bahu Kyuhyun dengan sigap. ia mengecek jarum infus yang rasanya hampir terlepas dari pergelangan tangan Kyuhyun karna Kyuhyun memaksa tubuhnya untuk bangun.

Kyuhyun menghempas tangan Changmin. "Apa yang kau pikir kau lakukan, Shim Changmin? Apa semua kekacauan ini kau penyebabnya? Yang terjadi pada Seohyun? Sungmin hyung? Kau yang melakukan semuanya?"

Changmin menatap Kyuhyun tajam. "Kau salah, Cho. Kau lah penyebabnya." ujar Changmin dingin. "Aku hanya menyelesaikan kekacauan yang kau sebabkan."

"Apa maksudmu?"

"Apa yang terjadi pada Sungmin hyung disebabkan oleh Seohyun, apa yang Seohyun lakukan itu karna ia merasa kau tidak mencintainya dengan tulus, Cho. dan apa yang Seohyun lakukan pada Sungmin hyung semata hanya karna aku mencegahnya menyakiti Sungmin hyung lebih jauh. Jadi, aku menyiapkan kartu terakhirku."

"Apa yang akan kau lakukan, Shim."

Changmin beranjak dari sisi tempat tidur Kyuhyun. ia meletakkan jari telunjukknya dibibir, menyuruh Kyuhyun untuk diam. "Kau akan menemukannya sebentar lagi, Cho. pilihan ada ditanganmu. Seohyun atau Sungmin?"

_-=o000o=-_

"Sunny baru saja mendarat di Incheon. Mungkin ia akan langsung menemui Seohyun setelah ini." lapor Lee Donghae entah pada siapa sambil memasukkan ponsel Changmin ke dalam kantong celananya.

Di luar kamar rawat Lee Sungmin dan Cho Kyuhyun hanya ada Donghae, Lee Hyukjae dan Lee Sungjin. Kim Kibum dan Choi Siwon belum juga kembali, tapi mereka tidak terlalu memusingkan sepasang mantan kekasih yang baru saja bertemu lagi itu.

"Heechul hyung baru saja keluar. Ia harus mengepak barang-barangnya untuk pulang besok." Lapor Hyukjae pada Donghae. Hyukjae menarik tangan Donghae untuk duduk diantara ia dan Sungjin.

"Kau tidak pulang, Sungjin?" tanya Donghae.

Sungjin mengangkat kepalanya yang tertunduk lalu menggeleng singkat. "Umma dan Appa akan kesini sebentar lagi. aku akan pulang bersama mereka."

Donghae mengangguk singkat lalu menoleh pada Hyukjae yang kini meletakkan kepalanya dibahu Donghae. "Kalau kau lelah kita bisa pulang, Hyuk. Lagi pula kita belum membawakan baju Sungmin, baju Sungmin ada di rumah kita semua." Tawar Donghae. namun, yang didapat hanya tolakan ringan dari Hyukjae.

"Apa sebenarnya yang terjadi selama ini?" gumam Hyukjae pelan. "Changmin yang tidak dikenal tiba-tiba menjadi orang penting dalam hidup Sungmin, bahkan kita yang sedekat ini dengannya saja tidak tahu kalau Changmin adalah mantan tunangan Sungmin." keluh Hyukjae.

"Jangankan kau, Hyuk. Aku yang membantu Changmin dilapangan saja tidak tahu apa-apa, hanya mengikuti perintah yang aneh-aneh itu." ujar Donghae setuju.

Hyukjae menghela nafas berat. "Yang lebih parahnya lagi, Kibum yang sedekat itu saja tidak terdeteksi oleh Siwon. Aku hampir benar-benar yakin bahwa Kibum sudah tidak berada di bumi, kembali ke planet asalnya. Tapi, apa yang ku lihat sekarang."

Donghae mengangguk setuju. "Bicara tentang planet, Hyuk. Mungkin jawaban pertanyaan kita hanya...". Donghae menolehkan kepalanya menatap Sungjin, Hyukjae juga menoleh menatap Sungjin.

"Mwoya, Hyungdeul?" tanya Sungjin yang tidak mengerti arti tatapan Hyukjae dan Donghae.

Hyukjae mengangkat kepalanya dari bahu Donghae dan memicingkan matanya menatap Sungjin. "Kau tentu saja tahu apa yang terjadi antara Sungmin dan Changmin bukan? Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka? Dan mengapa Sunny –entah siapapun yeoja bernama Sunny itu, harus dipanggil pulang sebagai kartu terakhir Chagmin?"

Sungjin menelan ludah dan menatap horor Donghae dan Hyukjae.

_-=o000o=-_

"Unnie? Ka- kau pulang?"

Sunny Lee memutar kursi yang ia duduki hingga berhadapan langsung dengan Seo Joohyun. Ia tersenyum manis pada Seohyun, tapi dengan amat sadar Seohyun tahu bahwa senyum itu tidaklah berarti baik.

"Nae yeodongsaeng, Seo Joohyun." Sunny bangkit dari kursinya dan mendekati Seohyun. "Kau tidak senang melihat aku pulang?"

Seohyun menahan nafasnya. Ketakutan menjalar di punggungnya. "Te-tentu saja aku senang, Unnie pulang. tapi, kenapa mendadak sekali?"

Sunny menatap Seohyun tajam, "Mendadak? None at all, dongsaeng. Aku sudah dipersiapkan untuk pulang sejak Changmin memberitahuku tentang hubunganmu dengan namja bernama Cho Kyuhyun."

Seohyun terpaku. "Apa yang kau lakukan pada Sungmin oppa, kau harus membayarnya." Bisik Sunny dingin. Ia tersenyum manis pada Seohyun yang menatapnya takut.

"Well, kau tahu bukan Kyuhyun dan Sungmin masuk rumah sakit karna akibatmu? Oh, tentu saja kau tidak tahu, Kyuhyun menghilang dari pandanganmu setelah mengetahui semuanya bukan?" Sunny beranjak dari hadapan Seohyun. Ia mengambil tas tangannya, "Kau mau ikut aku ke rumah sakit? Kyuhyun pasti kaget mengetahui alasan kau menyakiti Sungmin."

"Bukannya Unnie mencintai Sungmin?"

Sunny yang sudah setengah jalan menuju pintu berhenti dan memutar tubuhnya menghadap Seohyun. "Cinta? sudah berapa lama kau mendengar aku mencintai Sungmin oppa?"

"Unnie memang mencintainya bukan? Selama ini Unnie pergi karena Sungmin oppa bukan? Tapi, sekarang Unnie bisa memilikinya. Kyuhyun sudah jadi milikku, tidak ada lagi yang menghalangi Unnie. Tidak Changmin, tidak juga Sungjin."

Sunny menatap Seohyun penuh ketertarikan. "Menarik, benar-benar menarik." Ujar Sunny sambil beranjak mendekati Seohyun lagi. "Kau pikir kau memiliki Kyuhyun, sangat menarik. Lalu jika aku mencintai Sungmin oppa dan kau memiliki Kyuhyun, menurutmu kau bisa memisahkan mereka? Jangan bodoh Seo Joohyun. Sejak awal Sungmin mengenal Kyuhyun, Kyuhyun adalah miliknya tanpa keraguan."

Seohyun menundukkan kepalanya saat Sunny benar-benar sampai didepannya. Sunny menangkap dagu Seohyun dan memaksa mereka bertatap muka. "Dengar Seo Joohyun, kau tahu apa yang paling membuatku membencimu? Karna kau lahir aku tidak bisa memiliki Sungmin oppa lagi, sejak saat itu aku membencimu. Aku benci darah kotor yang mengalir dalam tubuhmu."

"Mereka bukan tercipta untuk bersama, Unnie." Gumam Seohyun pelan. ia memberanikan diri menatap langsung ke mata Sunny, hal yang selama ini tidak pernah berani dilakukannya.

Sunny tersenyum. "Aku menunggu saat-saat kau berhasil memisahkan mereka, Seo Joohyun."

_-=o000o=-_

Author's Corner

Eahhhh banyak banget kontroversinya nih ff yah.. maksud aku bilang "kyu dapet seo, umin dapet sunny.. changmin dapet author" tuh bercanda.. kan author aja ga dapet partnya disini, gimana caranya Changmin punya pasangan? -_-' Kan udah diputusin ini ff yaoi sejak voting tanpa sengaja dulu.

Jeongmal mianhae untuk keterlambatan posting. Selama sebulan ini banyak pekerjaan.

Jeongmal gamsahae untuk semua reviewer dan review2nya yang selalu buat aku tersentuh. Love you guys.

Sedikit aja bicaranya kali ini, sekarang fokus ke chapter-chapter akhir. Sampai jumpa semuanya.

-tbc-