A Naruto Fan Fiction

Naruto © Masashi Kishimoto

MoriMorio Proudly present

Naruto Ghost Files

Episode 1

Sistem dunia arwah yang kacau.

Ah, apakah yang tadi kurasakan? Apa itu yang namanya proses pencabutan nyawa? Yah, aku baru merasakannya, rasa sakit yang beberapa waktu lalu melandaku. Meski tidak lama, tapi sakitnya benar-benar terasa sangat menusuk hingga seluruh badanku menjadi kelu. Ditusuk ribuan jarum racunpun masih belum seberapa. Kau tahu? Rasa sakaratul maut itu sangatlah rumit. Dan menurut hematku, kata-kata bukanlah jalan yang efektif untuk mendeskripsikannya.

Lewat seluruh perasaan yang bercampur aduk tak karuan, aku menyadari bahwa kini aku telah benar-benar mati! Saat ini aku adalah roh, kalian tahu? Aku adalah roh yang telah berpisah dengan jasadnya. Roh yang baru saja mati di medan perang. Gagah bukan? Ya, semua orang di desa akan berterimakasih padaku. Jasaku ini tidak akan pernah terlupakan. Aku telah menjadi pahlawan.

Meski tak sempat menjadi Hokage dan membuat Gaara mengakui jiwa kepemimpinanku, aku sudah cukup puas mati sebagai pahlawan desa. Hei, mati sebagai pahlawan adalah hal yang paling keren bukan? Dan keren merupakan sebuah indicator paling tinggi untuk menilai seberapa pria-kah seorang pria? Dan aku cukup bangga akan hal itu.

"Jadi kau bangga atas kematianmu?"

Sebuah suara tiba-tiba mengusikku. Suara yang cukup kukenal, ah tidak rasanya begitu familiar. Tapi siapa? Aku kan baru saja mati?

Aku mengedarkan pandanganku ke kanan, kiri, depan juga belakang. Tapi, aku tak menemukan seorangpun disini. Apa mungkin hantu?

"dasar bodoh! Kau sendiri sekarang sudah menjadi hantu!"

Ah, ya! Benar aku baru saja mati, maka saat ini statusku hantu bukan? Hantu pasti bisa saling melihat hantu lainnya. Karena mereka eh, maksudku kami menempati dimensi yang sama. Tapi dimana dia? Kenapa hanya ada suaranya saja? Apakah itu hanya suara khayalanku kah?

"bodoh! Kau tak bisa melihatku?"

Ah, suara itu lagi! Sepertinya dia tidaklah datang dari khayalanku. Lantas jenis apakah dia? Sebuah substansi baru kah? Jika dia hantu, aku yang saat ini menjadi hantupun sudah pasti bisa melihatnya. Namun, sejauh pandanganku dia tidak ada di sebelah kananku. Di sebelah kiriku pun tak ada siapapun. Didepanku? Jelas tak ada! begitu juga saat aku melihat kebelakang. Lantas dari mana suara itu berasal?

"Atas! Aku ada di atas bodoh!"

Eh? Aku mengangkat kepalaku, menengadah untuk melihat sumber suara. Dan benar saja suara itu bersumber dari seseorang –kalau itu bisa disebut orang- yang saat ini sedang melayang tepat di atas kepalaku. Dan rasanya sangat mirip dengan seseorang.

"uaaaa Sakura-chan? Sedang apa kau disini? Apa kau mati juga?" tanyaku

"Hei, kenapa kau tahu namaku? Aku kan belum memperkenalkan diri!" ujar gadis berrambut pink itu

"Bicara apa kau! Aku ini teman lamamu Naruto! Sudah pasti aku mengenalmu kan?" sedikit bangga, aku senang bisa bertemu Sakura-chan di dunia arwah ini.

"Temanku? Apa kau pernah menjadi arwah sebelumnya?"

"Eh? Menjadi arwah? Tentu saja tidak! Aku baru kali ini mati." Jawabku sedikit heran. Apa dia lupa tentangku?

"kalau begitu kau salah roh" jawabnya tegas.

"salah roh? Jelas-jelas kau Sakura-chan! Mana mungkin aku salah! Aku ini sudah mengenalmu belasan tahun!"

"salah roh ya salah roh! Aku bukan manusia."

"eh?"

"aku belum pernah menjadi manusia!" tegasnya

"lantas? Kau ini apa?"

"aku ya roh! Kau bisa lihat kan?"

Aku melihatnya yang dalam balutan kimono putih terbang melayang-layang di atas permukaan tanah –ya, kalau yang ku pijak ini memang tanah?-

"hah?"

Tunggu, biarkan aku berpikir sedikit! Sakura-chan yang ku temui ini bukan Sakura-chan temanku? Dia bukan manusia dan belum pernah menjadi manusia. Dia roh, dan baru menemuiku saat ini?

"Yup! Betul sekali" jawab Sakura yang bukan Sakura-chan

"kau bisa membaca pikiranku?"

"tentu saja! Aku kan pengantar roh! Sudah selayaknya aku bisa baca pikiran mu!"

"hah? Tu..tunggu! biarkan aku berpikir sedikit! Kau roh yang sangat mirip dengan teman manusiaku dan kalian sama-sama bernama Sakura? Jangan katakan bahwa kau juga punya nama lengkap Haruno Sakura?"

"Aku memang Haruno Sakura!"

"Heeeee?"

"Sudah, itu sudah tidak penting. Ayo cepat! Kita harus segera mengurus kedatanganmu!" ajaknya

"kedatangan?" tanyaku heran

"ia, kau harus mengurus beberapa prosedur sebelum kau benar-benar akan dipindahkan ke dunia akhirat" terang Sakura.

"apa aku akan dimasukan ke neraka? Atau Surga?" selidikku.

"itu diputuskan saat kiamat tiba dan seluruh penghuni bumi telah kembali ke dunia arwah ini."

"Eh?"

"Nah, ayo kita kita bergegas!"

Sakura menuliskan sesuatu di udara, tak lama kemudian muncul sebuah ember besar di hadapanku!

"ayo naik!" ajak Sakura sambil ikut masuk kedalam ember itu

"hah? Kita pergi pakai ember ini?"

"ya! Tentu saja! Kau roh baru, jadi belum bisa terbang. Untuk sementara kita gunakan ember sebagai alat transportasi kita"

Ouh, oke. Ku pikir dunia lain semacam ini akan menciptakan alat transortasi yang jauh lebih canggih –minimal bentuknya- dari pada sebuah ember butut yang bahkan warnanya saja telah luntur.

"jangan mengejek penampilan ember ini! Ini cukup berguna dari pada kita pakai Sapu terbang atau dayung. Ini adalah alat transportasi yang paling aman." Jelasnya, sepertinya aku melupakan hal penting bahwa dia bisa membaca pikiranku.

"yah, terserah kau saja roh" ujarku sambil memasuki ember butut itu

"siap, berpegangan ya! Ember yip yip"

Ember ini berlari sangat kencang, sungguh aku bahkan tidak bisa mengatur napasku dengan benar –itu juga kalau aku masih butuh napas- rasanya seluruh tubuhku bergetar hebat. Kecepatan ini mungkin beribu kali lipat dari kecepatan cahaya.

"nah kita sudah sampai"

Kami mendarat di depan sebuah rumah, ah tidak, ini lebih mirip tumpukan jerami yang hanya ada sebuah pintu terbuat dari daun pisang kering. Tumpukan jerami itu, mengapung di tengah-tengah danau yang airnya entah mengapa berwarna seputih susu.

"kita sudah sampai? Maksudmu?"

"tumpukan jerami yang kau maksud itu adalah kastil kepresidenan dunia Arwah!"

Wahhh di dunia arwah saja ada kepresidenan ya? Tapi kenapa harus di tumpukan jerami? Apa tidak bisa lebih elit sedikit? Mana pintunya dari daun pula? Sudah kering lagi! Ckckck apa semiskin ini kah dunia Arwah?

BUGG!

"aduuuuhhhhhh!"

Sebuah pukulan keras sukses mendarat di kepalaku. Sial mau jadi manusia atau arwah, pukulan tetap terasa menyakitkan.

"apa yang kau lakukan?" tanyaku pada pengantar arwah yang tiba-tiba saja memukul kepalaku

"jaga pikiranmu dasar bodooohhhhh! Bilang dunia arwah miskin! Kau mau ku buang ke laut neraka hah?" ancamnya dengan dahi penuh kerutan

BUGGG!

"aduuhhhh! Apalagi?"

"siapa yang kau bilang dahi penuh kerutan hah?"

Maaf readers sepertinya aku memang tidak boleh berpikir apapun disini!

"baik aku akan mencoba menjaga pikiraku" kataku pasrah

"bagus! Ayo kita masuk!" ajaknya

Saat Sakura membuka pintu daun kering itu, kami tiba-tiba saja tertarik oleh sebuah lubang hitam yang sangat dahsyat.

"heiiii kita mau kemana ini?" kataku yang mulai terbiasa dengan kecepatan-kecepatan abnormal yang tidak akan pernah kau temui dimanapun di bumi.

"tentu saja menemui presiden dunia arwah untuk mengurus registrasi kedatanganmu"

Mengurus registrasi saja harus bertemu dengan presiden. Hokage mana mau mengurusi hal remeh macam begini. Sampai matipun nenek Tsunade juga tidak akan pernah sudi mengurus urusan tidak penting begini.

"Sudah selesai berpikirnya?" Tanya Sakura yang tiba-tiba saja mendekatkan jaraknya denganku

BUGGGG!

"adudududduuhhhh"

"sudah ku bilang untuk menjaga pikiranmu! Kau masih saja menjelek-jelekan dunia arwah!"

DUAKKKKKK!

Kami tiba-tiba terpental keangkasa kemudian jatuh dengan kecepatan super dan

BRUUUGGGGG

Aku tersungkur dengan sangat tidak elitnya.

"maaf atas ketidaknyamanan pendaratan anda. Ada sedikit masalah teknis dengan system transportasi blackhole kami saat ini. Nah silahkan lewat sini untuk menuju Kantor Kepresidenan dunia Arwah" seseorang dengan rambut kuning terkuncir yang sepertinya tidak asing bagiku menyambut kami di sebuah tempat pemberhentian yang entah apa namanya.

"tapi sebelum itu silahkan tuliskan nama anda di sini terlebih dahulu." Sambungnya.

Aku mengambil secarik kertas yang 'ino dunia roh' sodorkan padaku. Kemudian kutulis nama kanjiku disana

"maaf tuan, kami tidak menerima penulisan kanji di sini! Silahkan tulis dengan huruf dunia arwah" tegurnya

"hah? Tulisan dunia arwah? Mana kutahu! Aku belum lama di sini! Mana sempat belajar di sekolah dunia arwah! Sudahlah! Pakai bahasa apapun sama saja kan?" kataku protes.

"anda tidak bisa menulis huruf dunia arwah?" Tanya 'ino dunia arwah' padaku.

"tentu saja! Aku kan belum pernah di ajari siapapun! Mana mungkin aku bisa!" jawabku

Entah ada apa, tapi 'ino dunia arwah' malah menatapku dengan wajah heran. Aku kan memang benar-benar tidak tahu huruf dunia Arwah! Kenapa menatapku seperti itu sih?

"Sakura" panggil 'ino dunia arwah'

"yah? Ada apa Ino?"

"kau tidak salah cabut nyawa kan?" Tanya Ino.

"He? Tentu saja! Apa maksudmu?"

"dia! Tidak bisa menulis huruf arwah!"

"apaaaa? Mana mungkin?"

"dari pikirannya yang terlalu polos itu jelas-jelas bukanlah sebuah kebohongan!"

"he? Ja..jadi aku harus bagaimana?"

"tidak bisa menulis huruf arwah berarti tidak bisa mengurus kedatangan ke dunia arwah! Kau harus mengantarnya ke bagian 'salah kirim' " lanjut ino.

"kebagian 'salah kirim'?" teriak Sakura dengan penuh kekagetan.

"..ta.. tapi itu kan khusus untuk…"

"tidak ada waktu lagi, cepatlah pergilah!" usir ino sambil membukakan sebuah kotak dan kami langsung terhisap kedalamnya.

"Heiiii Sakuraaa! Kenapa dengan ku? Apa kematianku bermasalah?" tanyaku disela-sela perjalanan penuh kecepatan ini

"yah! Bisa dibilang begitu. Tapi aku tidak terlalu mengerti! Biar bagian 'salah kirim' yang menjelaskan permasalahannya"

" bagian 'salah kirim' memang aku barang apa? kerenan dikit kek namanya!" oh man, aku akan di retur sepertinya.

"sudah dari sananya 'salah kirim' mau gimana lagi! Sudah lah! Kau dari tadi protes terus deh"

"habis semua yang ada di dunia arwah ini memang pantas dikomentari sih!"

"kau mau kujitak lagi hah? Atau kutampar?" Tanya sakura dengan tatapan membunuh.

"aku akan diam!" jawabku spontan.

Perjalanan kami tiba-tiba berhenti, dan kami berada tepat di depan kardus mie yang lebih pantas digunakan untuk menyimpan anak anjing atau anak kucing di pinggir jalan dengan tulisan 'pungutlah aku' di depan kardusnya.

"kita sudah sampai di kantor 'salah kirim' " kata Sakura sambil menunjuk pada kardus yang tergeletak menyedihkan di ruang kosong hampa udara ini.

"ini kantor 'salah kirim' itu?" tanyaku seakan tak percaya. Ckckckck kantor dunia arwah memang sangat menye…

DUAKKKK

Sebuah pukulan keras mendarat mulus di kepalaku. Sang pengantar roh berambut pink itu menatapku dengan tajam

"mari masuk!" katanya dan aku hanya bisa mengangguk sambil memegangi kepalaku yang terasa sangat sakit.

Saat Sakura mengetukkan kakinya tiga kali, tiba-tiba saja seekor anjing muncul disana –maksudku di dalam kardus-

"pa..pakuuuunnnn?" kataku. Jujur saja aku tak percaya dengan apa yang ku temui ini.

"siapa kau? Kenapa tahu namaku?" Tanya pakun dengan pandangan penuh curiga

"dia sepertinya korban 'salah kirim' pakun!" jawab Sakura

"Mustahil! Korban 'salah kirim' hanya untuk binatang saja! Kenapa manusia bisa sampai 'salah kirim' ?"

"i..itulah yang aneh pakun, apa yang harus kulakukan dong?" rajuk Sakura

"sebagai pengantar roh, kau tak bersalah apapun. Tapi, kau memang agak sedikit sial. Baiklah akan ku antar kalian menuju tuanku." Ujar Pakun

Pakun membuka mulutnya dengan sangat lebar dan memakan kami berdua. Yang kupikirkan saat ini adalah jangan sampai tuan yang dimaksud pakun itu adalah guru kakashi! Atau aku akan benar-benar menganggap ini hanyalah sebuah mimpi.

Dan sampailah kami di sebuah ruangan serba merah dengan dinding lengket dan sangat ehmm tidak enak dilihat.

"hei, sakura! Dimana kita?" tanyaku

"didalam perut pakun!"

"apa? Didalam perut anjing tadi?"

"iya, kau kenapa?"

"pantas aku merasa agak mual!"

"dasar roh amatiran!"

Kami berjalan menyusuri jalanan menurun yang sangat terjal dan agak licin. Sampai kami tiba disebuah tempat yang entah mengapa sangat terang. Di ujung lorong ada sebuah tirai berwarna putih yang langsung tersibak begitu saja saat kami sampai di depannya.

"Silahkan masuk" suara dari dalam menyambut kami.

"Ayo, cepat!" sakura mendorongku untuk berjalan lebih cepat.

"Halo, tuan komisaris bagian 'salah kirim'" sapa Sakura pada seseorang yang Nampak sedang duduk santai membelakangi kami.

"yo! Ada apa?" ujarnya tanpa merubah posisi duduknya sedikit pun.

"sepertinya ada yang salah dengan roh pendatang baru bernama Naruto ini. Apa dia ada di catatan 'salah kirim' anda?" Tanya Sakura to-the-point

"HAHAHAHAHAHAHAHA Jangan Bodoh!"tawanya meledak seketika.

Kursi yang didudukinya bergeser sedikit

" dia manusia kan?" Tanya tuan komisaris tetap pada posisi semula.

" bukan! Sekarang aku roh!" jawabku spontan

ZRRRTTTTTTT

Sebuah listrik bertekanan tinggi tiba-tiba saja menyerangku dari belakang. Saking linunya, aku bahkan tidak bisa berteriak untuk sekedar mengekspresikan rasa linu yang dahsyat ini.

"Jaga bicara anda!" katanya

Aku berbalik untuk menemukan sosok yang telah dengan tidak sopannya tiba-tiba menyetrumku dari belakang.

"justru anda yang tidak sopan" balasnya

Oh ya, aku lagi-lagi melupakan hal terpenting bahwa di dunia roh ini pikiranku bisa terbaca dengan jelas.

"heh! Teme!" pekikku saat aku menyadari bahwa orang-maksudku roh- yang telah menyetrumku itu adalah 'Sasuke dunia roh'

"siapa yang anda panggil teme?"

"kau! Sudah jelas kau!" ahhh, rasanya benar-benar tak ada bedanya dengan di Konoha

"nama saya Sasuke bukan teme" jawabnnya dengan tetap berwajah dingin

"aku tahu, namamu Sasuke! Dasar teme!" umpatku kesal.

Arghhhh sial kenapa emosiku jadi tiba-tiba kacau seperti ini?.

"yare yare… tahan dirimu sasuke, jangan terlalu ketat pada roh pendatang baru!" ujar komisaris yang kini berjalan mendekat.

"Kakashi-san, ada apa sebenarnya ini? Kenapa emosi Naruto jadi mendadak beringas?" Tanya sakura

Kakashi? Waduh waduh, sepertinya aku sedang bermimpi panjang dalam tidurku ya?

"sayangnya kau tidak bermimpi naruto!"

"yah! Aku tahu! Biarkan aku menghibur jiwaku walau sebentar!" responku cepat.

"hahaha! Yah, kau memang butuh sedikit relaksasi!" Kakashi membantuku berdiri.

"jadi kakashi-san, bagaimana dengan kasus Naruto-kun ini?" Tanya Sakura mengulang

"dia ini mantan manusia kan? Bagian 'salah kirim' ini hanya mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan roh hewan! Kenapa dia malah dikirim kemari?" Tanya kakashi yang juga terlihat heran

"Apa? Jadi aku dianggap binatang? Begitu?" kataku sedikit kesal

"Hei, tenangkan dirimu naruto! Emosimu saat ini sedang sangat tidak stabil." Saran Sakura

"Jelas ini merupakan sebuah kesalahan dari system kami. Beberapa saat yang lalu pun system blackhole sedang kacau. Tunggu! Aku akan menghubungi Petinggi dunia Arwah" seusai mengucapkan katakata itu, tiba-tiba saja wujud kakashi menghilang bersamaan dengan bunyi 'pop' dan kepulan asap.

"yang benar-benar mengganjalku saat ini adalah kenapa aku bisa salah begini? Apa waktu kematianku salah? Apa aku tidak seharusnya mati pada saat ini? Lantas kenapa aku ada di sini? Jika aku bermimpi aku jelas-jelas tidak akan mengungkit mimpi dalam mimpi. Kenapa sebenarnya ini?" kataku frustasi.

"intinya anda sedang sial" komentar Sasuke dunia roh dengan sangat dingin.

"Ughhh! Heh teme kuberi tahu ya! Mau kau jadi manusia kek, jadi roh kek. Kau tetap sangat menyebalkan!" umpatku. Haduh haduh emosiku ini benar-benar sedang meledak ya?

"Terserah anda, saya merasa belum pernah mengenal anda." Jawabnya. Arrrgggghhhh mengesalkan saja!

"sudahlah naruto. Jangan buang tenagamu untuk sesuatu yang tidak perlu" lerai Sakura.

Sakura memang benar, tidak ada gunanya aku mengumpat dia! Hanya buang-buang tenaga saja! Eh iya, ngomong-ngomong tenaga, aku jadi teringat ramennnn! Ichiraku ramen, aku merindukanmu!

"bodoh, sudah mati masih ingat makanan" celetuk sasuke dengan seringai menyebalkannya.

"Terserah aku ! dasar kau teme!"

"sudahhhh kalian berdua! Berhentilah!" teriak Sakura setengah frustasi

"dia yang mulai duluan!" kataku merajuk

"kalian berdua sama saja! Diamlah! Dan duduk dengan tenang" Sakura menempatkan posisi duduknya tepat di antara aku dan Sasuke. Rasanya aku seperti kembali ke tim tujuh deh. Dunia Arwah ini tidak berbeda jauh dengan Konoha.

"hei, sakura-chan" panggilku pada Sakura

"Hem?"

"apa di dunia arwah ini tidak ada roh yang mirip denganku? Aku melihat ada arwah-arwah yang mirip dengan teman-temanku di konoha, berarti aku juga punya roh kembaran bernama naruto juga kan?" tanyaku

"itu…"

"pop"

"Maaf menunggu lama!" kakashi sensei datang membuyarkan percakapan antara aku dan sakura.

"Bagaimana?" Tanya Sakura yang langsung berdiri dengan antusias

"ternyata memang ada sedikit masalah!" kakashi membuka buku laporannya

"disini dijelaskan bahwa Naruto belum saatnya meninggal. Tapi ternyata belum lama ini ada revisi dari pusat tentang kematian naruto yang menegaskan bahwa Naruto harus mati pada tanggal sekarang. Tapi masalahnya surat revisi itu belum disahkan oleh pusat sedangkan shinigami malah bertindak lebih dulu."terang Kakashi. Yang bisa kulakukan hanyalah bengong. Apa-apaan system dunia ini? Ckckck yang lebih parah, kenapa harus aku yang mengalami pe-revisian dadakan itu?

"sudah saya katakan tadi, anda sedang sial!" komentar Sasuke dengan tampang tenang seperti biasa.

"errrggghhhh…"

"aku mengerti perasaanmu Naruto. Maka dari itu lah pusat memberikan dua pilihan untukmu!"

"Pilihan?"

"benar! Karena kasusmu ini adalah murni kesalahan system, dan baru kali ini terjadi. Pusat memberikan dua pilihan untukmu." Terang kakashi.

"dengan kata lain ini kasus perdana?" Tanya sakura

"benar, tapi kesalahan ini hanya akan terjadi sekali ini! Dengan kata lain pertama dan terakhir!"

"kenapa begitu?" Tanya Sasuke yang ikut penasaran

"selama ini belum pernah ada revisi untuk kematian seseorang. Pada dasarnya seorang makhluk hidup garis kehidupannya dibumi sudah digariskan sebelum dia diciptakan. Lahir, kecelakaan, kesuksesan, sakit, jodoh, kemakmuran dan tentu saja kematian sudah di tertulis dan benar-benar bersifat mutlak. Namun ternyata ada sedikit kesalahan pada catatan hidup Naruto ini!" kakashi menarik napas panjang, kemudian membuka lembar demi lembar surat laporan dari pusat.

"kesalahan?"

"benar! Ada sedikit diskomunikasi antara beberapa catatan perjalanan hidup naruto yang berpotensi mengacaukan catatan perjalanan roh lainnya. Dan kesalahan ini akan bersifat sistemik!"

"dengan kata lain, aku jadi virus begitu?"

"wah, tidak disangka kau bisa sepintar itu! Yup! Untuk menghindari itulah kemudian revisi dilakukan, tapi sayangnya waktu yang tidak tepat ini membuatnya jadi kacau."

"malang sekali nasibmu naruto!" ujar Sakura

"untuk permintaan maaf, pusat memberikan dua pilihan untuk mu! Pilihan satu, kau tetap mati dengan tetap menunggu hingga surat revisi selesai. Atau pilihan dua, kau bisa hidup kembali dengan memperbaiki garis kehidupanmu? Pilihan ada di tanganmu."

"memperbaiki garis kehidupan?"

"benar, bukankah kematianmu saat ini di sebabkan oleh revisi untuk menyelamatkan garis kehidupan roh yang lain? Jadi untuk membuatmu kembali menjadi manusia adalah kau harus bisa memperbaiki garis kehidupanmu yang kacau itu."

"bagaimana jika aku memilih mati?"

"kau hanya tinggal diam saja disini, dan menunggu hingga revisi selesai dilakukan. Jika memungkinkan kau bisa dihidupkan kembali untuk reinkarnasi. Tapi kemungkinan itu sangatlah kecil"

"kalau aku ingin memperbaiki garis kehidupan, Bagaimana caranya?"

"karena buku takdir tidak boleh dibaca roh mantan manusia, maka kami lah yang akan membimbingmu untuk memperbaiki garis kehidupanmu. Namun ada sedikit masalah, roh hanya bisa kembali ke jasad pada saat kalender dunia arwah berakhir! Sedikit saja terlambat kau tidak akan bisa kembali untuk selamanya. Kalau sudah begitu, kau tetap saja mati. Untuk itulah, kau harus menyelesaikan tugasmu itu sebelum kalender dunia arwah tahun ini berakhir! "

"kapan kalender dunia arwah berakhir?"

"tepat saat sinar yang ada dalam kalung mu itu menghilang" jawab Sakura sambil menunjuk Kalung pemberian nenek Tsunade

"kalung ini?"

"iya, tadi kami sudah men-set kalungmu sebagai jam alaram yang sesuai dengan penanggalan dunia arwah"

"jadi? Apa yang kau pilih?"

"me..mengenai itu…"

"oh iya, ada yang lupakan, kau akan ditemani Sakura dan Sasuke dalam perjalananmu mengubah garis kehidupanmu itu. Dan aku sebagai komandan kalian"

"he?" ini sih gak beda jauh sama pas menjalankan misi

"baiklah! Aku memilih pilihan ke dua!" kataku mantap. Ah kalau aku gagal ujung-ujungnya mati juga kan? Yah untung-untung usaha dulu deh!

"wah wah wah,, cepat sekali kau membuat keputusan? Baiklah, karena kau sudah memutuskan. Mari kita lihat apa yang harus kau kerjakan."

Kakashi membuka lembar demi lembar buku laporan itu.

"kau akan tinggal di dunia manusia dalam wujud roh, selama masa tugasmu kau harus mencari partner manusia yang bisa menghubungkanmu dengan dunia manusia. Diantara sekian banyaknya orang-orang yang mengenalmu, hanya ada satu teman yang bisa melihatmu. Temukan dia dan pastikan dia mau membantumu! Mengerti?"

"hem.."

"untuk bisa menemukan orang yang akan menjadi partner mu itu, kau harus masuk ke alam mimpi temanmu itu, dan lihat mana orang yang benar-benar mempercayaimu. Jika dia melakukan apa yang sudah tertulis disini! Dialah partnermu. Nah, pergilah!"

Setelah mengucapkan ini itu, kakashi membukakan tirai tempat kami masuk tadi.

"ayo!" ajak Sasuke yang sudah siap dengan gayung raksasanya.

"Gayung?"

"kenapa? Kau mau protes lagi?" Tanya sakura sambi memperlihatkan kepalan tangannya yang siap meluncur kapanpun.

"glekhhh… baiklah.. sepertinya aku sudah mulai terbiasa" kataku sambil ikut menaiki gayung raksasa itu"

Maaf sebetulnya aku ingin sekali mengomentari Gayung bu*** itu, tapi mengertilah akan keadaanku.

"berpegangan!" perintah Sasuke yang saat ini sedang duduk di pegangan gayung

"siap Naruto!" ujar Sakura memperingtkan

"Menuju dunia manusia. Gayung yip yip!"

Dan kami meluncur dengan kecepatan super yang jauh lebih cepat dari kecepatan ember milik sakura. Perjalananku sepertinya akan dimulai. Memperbaiki nasib? Hal konyol yang malah benar-benar mempertaruhkan hidup-matiku dimasa depan.

~Episode 1 End~