"Bewilder"

Author: Kang Ji Rim (Icha)

Casts: Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Lee Donghae, Kim Kibum

Pairing: KyuMin, HaeHyuk

Genre: Romance, Drama

Rated: PG-15 / T

Warning: YAOI, Boys Love, SLASH, Shounen-ai, Typos(?)

Desclaimer: This ff is mine. MURNI PUNYA AUHTOR.

Summary: 'Kurasakan lagi jantungku yg berdetak tak karuan. Aku tak pernah merasa seberdebar ini seumur hidupku.'

DLDR! No bash :) and no cheat ya, thanks.


"Eh...hyung, aku...aku harus pulang." Ujar eunhyuk sambil berdiri dari duduknya dengan raut wajah bingung dan pandangan yg tidak fokus.

"Eh? Hyukkie? Ada apa? Makanannya belum datang." Kata sungmin bingung, ia menahan tangan eunhyuk.

"Mi-mian hyung, aku..aku lupa, aku ada urusan. Mianhae." Katanya sambil melepas tangannya dari genggaman sungmin lalu pergi meninggalkan cafe.

Sungmin mengalihkan pandangannya menatap kyuhyun yg hanya mengangkat bahunya tanda ia tak tau dan tak mengerti dengan sikap eunhyuk.

"Sudahlah, yg penting sekarang kita bisa melanjutkan kencan kita." Ucap kyuhyun tanpa sadar.

"A-apa?" Tanya sungmin sambil mengerjapkan matanya, memastikan perkataan kyuhyun barusan.

"Eh? M-maksudku...aish sudahlah." Kyuhyun salah tingkah. Sungmin pun juga tak berdeda dari kyuhyun. Tapi, dalam hati, sungmin tersenyum.

.

.

Di taman kota, terlihat seorang yeoja yg sedang duduk di bangku taman yg terbuat dari besi berwarna coklat tua. Di sisi kiri yeoja itu terdapat 2 bungkus plastik besar yg berisi beberapa kotak makanan.

"Ini." Seorang namja memberikan segelas cokelat hangat pada yeoja itu.

"Gomawo donghae-ah."

"Cheonma, yoona."

"Cuaca makin terasa dingin ya." Ucap yeoja itu sambil meniup-niup asap yg mengepul dari gelas plastiknya.

"Ne. Ehm, gomawo kau mau membantuku membeli makan siang."

"Hahaha, gwaenchana. Lagi pula aku tak suka jika jonghyun terlalu bersikap seolah-olah ia penguasa di club kita."

"Tapi ku akui dia memang dancer yg hebat."

"Yaa tapi itu selalu membuat dia jadi bersikap berlebihan."

Saat mereka tengah asyik mengobrol, bola mata donghae tak sengaja menangkap objek yg selama ini menyita perhatiannya. Eunhyuk.

Namja blonde itu terlihat sedang berjalan di pinggir trotoar sambil menundukan kepalanya. Walau jarak donghae dan eunhyuk cukup jauh, namun donghae bisa melihat dengan jelas kesedihan yg tampak di raut wajah eunhyuk. Kilatan matanya juga terlihat redup.

Donghae terus memandanginya dengan pandangan yg sulit di artikan. Ia menyadari bahwa ada yg salah dari namja yg kini telah duduk termenung di halte yg ada di sebrang jalan.

Baru saja donghae hendak berdiri dan berniat menghampiri eunhyuk, tiba-tiba sebuah suara membuat ia mengurungkan niatnya.

"Kajja kita kembali ke tempat latihan, kita tidak mau kan melihat jonghyun marah-marah lagi jika kita terlalu lama disini." Yoona menenteng 1 plastik dan langsung berjalan dengan pelan.

Sedangkan donghae masih setia dengan pemandangan di depannya.

"Dongahe-ah!" Panggil yoona.

"Ah ne, changkkaman." Donghae langsung mengambil 1 plastik lagi dan segera menyusul yoona. Setelah beberapa langkah, ia kembali menolehkan kepalanya menuju halte di sebrang jalan yg kini sudah kosong.

.

.

Namja berparas mungil baru saja sampai di apartemennya. Ia segera melepas sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu dekat pintu. Setelah melemparkan tasnya dilantai, ia ke dapur dan mengambil sebotol air mineral, lalu meminumnya sambil melangkahkan kakinya keruang tv dan ia menghempaskan dirinya di sofa.

Saat ia menyalakan tv, tiba-tiba saja pintu apartemennya terbuka, menampakan sesosok namja yg tak kalah mungil darinya.

"Hyung? Kau sudah pulang, hehehe." Namja itu langsung masuk tanpa disuruh.

"Ne, baru saja. Ada apa kibum?" Tanya sungmin sambil menggeser tempat duduknya untuk kibum.

"Tidak apa-apa kok hyung, hanya ingin mengobrol denganmu saja."

Sungmin hanya mengangguk-nganggukan kepalanya menanggapi.

"Em, kau sudah makan hyung? Kebetulan umma memasak sup ayam gingseng, apa kau mau hyung?"

"Tidak usah kibum, tadi aku sudah makan." Tolaknya sambil tersenyum.

"Makan dikampus?"

"Ani, tadi aku makan di cafe dengan temanku."

"Apa dia...kyuhyun?"

Sungmin tersentak mendengar pertanyaan kibum yg tepat mengenai jackpot. Tapi ia mencoba menyembunyikan terkejutannya dan berusaha bersikap biasa.

"Ne."

"Hm...oh iya hyung, waktu kyuhyun hyung menginap di apartemenmu dan saat itu kau sedang kuliah, aku menemaninya mengobrol hyung. Dia ternyata sangat baik ya? Kami mengobrol cukup lama hingga hampir sore, kau tau hehe."

Sungmin tersenyum mendengarnya, "Ya, dia itu memang sangat baik." Ucap sungmin tanpa sadar.

"E...hyung, apa kau sedang dekat dengannya?" Tanya kibum dengan nada serius.

Sungmin sedikit tersentak, "Maksudmu? Tentu saja kami dekat, kami teman sekelas, dan jurusan kami sama."

"Bukan itu maksudku hyung. Maksudku...hubungan pribadi kalian."

Sungmin terdiam. Cukup lama ia membisu. Ia sedang berperang dengan pikirannya sendiri.

"Kibum." Hingga akhirnya sungmin bersuara. Kibum pun refleks langsung menoleh ke arah sungmin yg sedang memandang lurus dan terlihat kosong.

"Ku rasa aku harus bercerita sesuatu padamu. Ini tentang aku...dan kyuhyun."

Kibum terdiam. Ia tau sepertinya ini serius.

"Ah ani, tapi tentang perasaanku pada kyuhyun."

.

.

Seorang namja dengan rambut acak-acakan tampak sedang berkutat di meja belajarnya. Ia sedang berusaha untuk tetap fokus mengerjakan pr dan tugas-tugasnya namun tetap saja ia kehilangan konsentrasinya. Pikirannya selalu saja tertuju pada namja itu.

Namja yg sudah sebulan serakhir ini sering menyita pikirannya. Namja yg awalnya adalah rivalnya, namun kini namja itu setiap hari selalu ada di sisinya. Bahkan ia mulai memikirkan hubungannya dengan namja itu. Bahkan...juga perasaannya.

"Lee sungmin kenapa kau mengambil alih pikiranku?"

Ia kembali mengacak-ngacak rambutnya. Karena butuh penyegaran, ia pun keluar dari kamarnya menuju dapur. Mengambil sebotol air dingin dari kulkas.

Setelah menyegarkan tenggorokannya, ia mendudukan dirinya di kursi meja makan. Pikirannya kembali melayang ke siang tadi, dimana ia menghabiskan waktu bersama namja bernama Lee sungmin.

Kyuhyun tersenyum. Ia ingat ketika sungmin salah tingkah, ketika ia menunduk malu, atau saat ia melihat rona merah dipipinya. Kyuhyun memang senang menggoda namja yg sedikit lebih tua darinya.

"Minnie, apa yg telah kau lakukan padaku?" Katanya sambil memegangi dada sebelah kirinya, ia dapat merasakan debaran jantungnya.

Kyuhyun mengambil ponsel dari sakunya. Ia membuka kontak. Entah apa yg ada dipikirkannya, pandangannya terhenti pada satu nama di kontak itu, lalu ia pun menekan tombol hijau pada ponselnya.

'Tuuut... Tuuut...'

"Yeoboseyo~"

"..."

"Kyu? Kyunnie?"

Kyuhyun kembali merasakan gejala aneh dalam dirinya walau hanya mendengar suaranya.

"..."

"Kyu apa kau baik baik saja?"

Kyuhyun tersadar dari lamunannya kemudian menjawab, "M-minnie hyung..." Ucap kyuhyun gugup.

"Ne kyu?"

"A-a-ani hyung, aku hanya..." Kyuhyun berpikir mencari alasan yg tepat. Orang disebrang sana terdiam menunggu kyuhyun menyelesaikan kalimatnya.

"A-a-aku hanya bosan hyung." Ucap kyuhyun.

"Benarkah? Biasanya kau langsung berkutat dengan game-mu kyu." Kata sungmin santai.

Kyuhyun salah tingkah mendengar pernyataan sungmin, kyuhyun kebingungan untuk membalas perkataan sungmin.

"Aish sudah ya hyung aku...aku mau main game saja." Kyu langsung memutuskan sambungannya tanpa menunggu balasan dari sebrang.

"Aishhhhhhhh." kyuhyun frustasi sambil mengacak rambutnya. Lalu terdiam di tempatnya.

'Kau membuatku gila hyung.' Batin kyuhyun sambil tersenyum menatap ponselnya.

.

.

Hari ini langit kota seoul menampakkan senyumnya. Cerah. Awan-awan beriringan seiring dengan angin yg bertiup. Suhu kota yg semakin dingin, sudah mulai terlihat butir-butir salju yg turun menghiasi daratan kota seoul. Namun hal itu tak menyurutkan semangat para mahasiswa Korean National University of Art untuk tetap pergi menuntut ilmu.

Koridor kampus lumayan ramai hari ini oleh para mahasiswa yg berlalu lalang. Salah satu dari mereka adalah namja berwajah innocent.

Ia berjalan dengan riang. Entah apa yg membuatnya semangat untuk datang ke kampus hari ini. Namun ia melihat seseorang yg sedang membereskan buku di lokernya. Ia tersenyum. Dengan mengendap, ia berjalan di belakang namja itu, lalu memeluk lehernya dari belakang.

"Eunhyukkie~" panggilnya dengan suara manja.

Eunhyuk terkejut setengah mati. Namun ia langsung tau siapa yg memanggilnya seperti itu. Siapa lagi kalau bukan Lee donghae.

"Donghae-ah, kalo selalu saja membuatku terkejut." Ujarnya pura-pura merajuk sambil berusaha melepas pelukan donghae. Setelah selesai dengan bukunya, ia mengunci lokernya lalu berjalan meninggalkan donghae dengan langkah tergesa.

Donghae mengerutkan keningnya. Biasanya, eunhyuk akan selalu berjalan bersamanya. Dengan cepat ia menyusul namja blonde tersebut.

"Kau mau kemana?" Tanya donghae setelah menyamakan langkahnya.

"Ke kelas." Ujarnya dengan tersenyum. Tapi donghae dapat merasakan senyuman itu bukan senyuman yg biasanya. Ia mulai berpikir macam-macam, namun ia berusaha meyakinkan dirinya mungkin ini hanya perasaannya saja, ia yakin eunhyuk baik-baik saja.

.

Jam pelajaran pertama hampir selesai, namun donghae masih merasa ada yg aneh dengan eunhyuk. Selama pelajaran berlangsung, namja itu sama sekali tidak berbicara padanya, sekedar meminjam pulpen seperti yg biasa ia lakukan atau bahkan melirik saja tidak.

Donghae benar-benar ingin tau apa yg sebenarnya membuat eunhyuk seperti itu. Apakah dia sedang ada masalah? Atau sedang bertengkar dengan keluarga ataupun temannya?

"Hyuk."

"Hae."

Kata mereka berbarengan.

"Kau duluan." Ujar donghae sambil tersenyum.

"Em, kau...apa kau sibuk hari ini?"

"Memangnya ada apa?"

"Aku...aku ingin kau menemaniku ke toko buku sepulang kuliah. Apa kau bisa?"

Donghae terlihat sedang berpikir keras.

'Aish, jonghyun memintaku latihan hari ini. Aku mana mungkin menolaknya.' Batin donghae. Namun di sisi lain, dia sangat ingin menemani eunhyuk, tapi ia juga tak bisa membantah seniornya. Ia benar-benar bingung.

"Hyukkie, jeongmal mianhaeyo. Hari ini aku sedang tidak bisa. Aku...aku sibuk. Urusanku belum selesai. Mian." Kata donghae dengan nada bicara memelas.

Eunhyuk terlihat menghela nafas sebelum akhirnya tersenyum.

"Ne, gwaenchana."

Tak lama setelah itu pun pelajaran usai. Eunhyuk dengan cepat melesat keluar dari kelas dan berlari sekencang-kencangnya.

.

.

Eunhyuk pov.

Aku berlari menerobos kerumunan mahasiswa yg sedang berlalu lalang di koridor. Sesekali aku menabrak mereka. Mereka tampak marah padaku, namun aku tak peduli.

Ku langkahkan kakiku menuju perpustakaan kampus dan langsung menuju rak buku yg berada paling belakang. Tempat yg paling pojok. Tempat yg sepi dan tak banyak mahasiswa yg datang ke sudut ini.

Ku dudukkan tubuhku di antara rak-rak buku yg tinggi. Ku tatap deretan buku di depanku dengan tatapan kosong.

Aku tersenyum miris. Sebenarnya tadi aku hanya berbasa-basi dengannya, berpura-pura untuk memintanya menemaniku ke toko buku. Namun...ternyata perkiraan ku sebelumnya benar. Dia masih punya 'urusan'. Bahkan 'urusan' itu belum selesai. Ku remas baju bagian dadaku, entah kenapa rasanya begitu sesak, begitu sakit saat mengingat kejadian kemarin siang.

Taman itu...

Yeoja itu...

"Apakah urusanmu itu sekarang lebih penting?"

Eunhyuk pov end.

.

.

Mobil hitam metalik itu berhenti di tempat parkir dekat sebuah bangunan besar yg lumayan mewah. Dari mobil itu keluar seorang namja tampan, ia lalu membukakan pintu untuk namja yg lebih pendek dan lebih manis darinya.

Namja manis itu keluar dari mobil. Setelah itu mereka berdua berjalan berdampingan memasuki gedung dan menaiki lift. Setelah sampai di lantai 5, mereka langsung ke kamar apartemen bernomor 0137.

Begitu pintu terbuka, si namja manis langsung terperangah melihat isi apartemen temannya itu yg terlihat besar dan furniturenya yg lumayan mewah.

"Whoa kyu, apartemenmu terlalu besar."

"Apartemen mu saja yg terlalu kecil, minnie."

Sungmin langsung mendengus mendengar perkataan kyuhyun. Ia mengerucutkan bibirnya dan langsung duduk di sofa.

"Hei, kau bahkan belum kusuruh duduk."

"Aku haus~" ujar sungmin tanpa mengindahkan ucapan kyuhyun. Kyuhyun hanya tertawa kecil, ia tau sungmin sedang merajuk.

Kyuhyun menjelaskan dan menunjukkan bagian dari apartemennya yg terdiri dari dapur, ruang tamu, ruang tv, termasuk ruang bermain gamenya. Ya, dia memang hobi main game dan terkadang suka ketiduran di sana. Namun kyuhyun tidak menjelaskan atau menunjukkan kamar tidurnya.

'Mungkin itu terlalu privasi untuknya.' Batin sungmin, ia juga tak mau ambil pusing soal itu.

"Minnie, kau sudah tau tentang kegiatan bakti sosial dan mengunjungi beberapa panti asuhan di malam natal?"

"Ne, kita harus berkelompok dan nanti akan di tentukan panti mana yg akan kita kunjungi." Ujar sungmin sambil meminum cokelat panas yg baru saja di berikan kyuhyun.

"Bagaimana jika...kita mengajak donghae dan eunhyuk untuk masuk ke kelompok kita? Lagipula, kita hanya berdua."

"Hm baiklah."

.

.

'Klik.'

Dengan sekejap lampu kamar berukuran 4x5 itu langsung menyala.

'Bruk.'

Sebuah tas baru saja terlempar ke lantai.

'Bruk.'

Kali ini suara si pemilik kamar yg baru saja menghempaskan badannya ke tempat tidur. Lelah. Ia baru saja pulang dari latihan dance nya. Pikiran namja itu kembali melayang ke kejadian tadi saat di kampus.

Donghae pov.

Setelah pelajaran pertama usai, kulihat eunhyuk langsung keluar kelas dengan tergesa, seperti ada yg sedang ia hindari.

Tapi apa?

Ada apa dengannya? Tak biasanya dia seperti ini. Saat ku coba untuk mengejarnya, saat itu juga aku kehilangan jejaknya. Kurasa ia langsung berlari.

Aku bangkit dari posisi tidurku lalu ku dudukkan tubuhku.

Aku kembali mengingat kejadian tadi siang. Bahkan saat pelajaran kedua dan ketiga ia tak kembali ke kelas.

'Seharusnya tadi kutemani saja ia ke toko buku, mungkin saja sebenarnya ia ingin meminta bantuanku mengatasi masalahnya kan?' Batinku.

'Aishhh~'

Ku lihat ponselku yg sedikit keluar dari kantung celanaku. Dengan cepat langsung saja aku mengetikkan sesuatu.

To: Eunhyukkie

Mssg: Hyuk, aku benar-benar minta maaf tak bisa menemanimu ke toko buku. Kau tidak apa apa kan? Oh iya, kemana saja kau tadi? Kau membuatku khawatir.

Send.

Cukup lama aku menunggu balasannya, ini membuatku makin khawatir, namun akhirnya ponselku bergetar.

From: Eunhyukkie

Mssg: Gwaenchana hae, aku juga tidak jadi ke sana. Oh soal itu, tiba-tiba aku teringat sesuatu, ada hal yg harus ku lakukan. Aku...aku minta maaf sudah membuatmu khawatir :)

Aku tersenyum membacanya. Dengan cepat, langsung saja ku balas pesannya.

To: Eunhyukkie

Mssg: Geurae. Hm...Ini sudah malam hyuk, lebih baik kau tidur, jangan sampai kesiangan besok. Jaljayo eunhyukkie~:)

Send.

Yah, kurasa dia memang baik-baik saja, mungkin ini hanya perasaanku saja telah berpikir yg tidak-tidak.

Ku rebahkan kembali tubuhku yg terasa pegal dan lelah.

'Hhh~ ini melelahkan. Namun, akan ku lakukan apapun demi kau, nae eunhyukkie.'

Donghae pov end.

.

.

.

Seminggu sudah berlalu.

Sore ini beberapa mahasiswa sedang sibuk menyiapkan beberapa keperluan untuk kegiatan bakti sosial yg akan di lakukan pada malam natal dengan mengunjungi panti asuhan.

Seperti yg terlihat di aula kampus, banyak mahasiswa yg sedang memilih pakaian-pakaian bekas yg akan mereka sumbangkan ke panti asuhan.

"Butuh bantuan?"

Namja yg ditanya langsung menolehkan kepalanya.

"Hehe aku bisa kok hyuk." Jawabnya sambil tersenyum.

"Tapi kau terlihat kesulitan sungmin hyung."

"Hehe iya sih, aku hanya ingin memberikan mereka pakaian yg benar-benar bagus, tak seperti mereka yg hanya asal ambil." Kata sungmin sambil menunjuk mahasiwa yg asal-asalan mengambil pakaian dari kantung plastik besar.

"Ne, aku juga merasa begitu." Kata eunhyuk yg kini membantu sungmin.

"Ohya hyung, nanti apa saja yg akan kita berikan ke mereka?"

"Baju-baju ini, uang yg sudah kita kumpulkan tentunya, lalu aku juga juga ingin membuat kue...eh? Ah iya aku lupa, aku belum membeli bahan-bahan untuk membuat kue!" Kata sungmin sambil menepuk jidatnya sendiri.

"Bagaimana kalau kita beli sekarang hyung? Aku akan membantumu."

"Tidak usah, kyuhyun yg akan membantuku. Kau disini saja mempersiapkan keperluan lain."

"Lalu siapa yg akan membantuku?" Ujar eunhyuk mem-pout bibirnya lucu, ia sedang berpura-pura merajuk para hyungnya.

"Aku yg akan membantumu." Tiba-tiba sebuah suara datang dari belakang eunhyuk. Saat eunhyuk menolehkan kepalanya, terlihat donghae yg sedang menyunggingkan senyuman.

"Baiklah, aku pergi dulu."

Sepeninggal sungmin, eunhyuk merasa canggung, namun sebisa mungkin ia mengendalikan dirinya kuat-kuat, dan tersenyum menanggapi donghae.

.

.

"Apa ini tak terlalu banyak hyung?" Tanya kyuhyun sambil menatap bahan-bahan kue di meja kasir.

"Tidak kyu, lagi pula mereka akan senang jika aku membuat banyak." Kata sungmin.

"Ku bantu membuatnya ya hyung."

"Memangnya kau bisa? Membuat ramyun saja kau tidak bisa." Ledek sungmin.

"Ya!"

Sungmin tertawa melihat kyuhyun yg 'ngambek' karena ucapannya barusan.

"Ne, ne. Kau boleh membantu."

.

.

Sungmin sekali lagi mematut dirinya di cermin besar yg menggantung di ruang game kyuhyun. Ya, semalam mereka membuat kue dirumah kyuhyun dan sungmin menginap disana. Ia ketiduran disana setelah bermain game semalaman dengan kyuhyun.

Ia merapikan mantel tebalnya sekali lagi. Lalu ia berjalan menuju dapur dan menenteng keranjang berisi puluhan cup cake dan beberapa makanan lain.

"Kyu, kajja! Ini sudah jam 4 sore, kita tak mau mereka menunggu terlalu lama kan?" Teriak sungmin dari depan pintu apartemen.

Tak lama kyuhyun keluar dengan mantel tebalnya.

"Ne, kajja, kita jemput eunhyuk dan donghae."

Setelah itu mereka segera turun dan menuju parkiran. Kyuhyun dan sungmin memasuki mobil dan langsung melajukannya ke apartemen eunhyuk, kebetulan donghae sedang menginap juga di apartemen eunhyuk.

Setelah menjemput mereka berdua dan membawa pakaian bekas yg akan di sumbangkan, keempat namja tersebut langsung ke Panti Asuhan Seoul.

.

.

"Selanjutnyaaa~" panggil sungmin.

Kemudian datang seorang gadis kecil yang memiliki senyum yang sangat manis. Dia menggunakan baju dress berwarna pink dengan motif bunga-bunga. Sungmin tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum.

"Halo adik manis." sungmin berlutut menyamakan tinggi gadis manis itu.

"Annyeonghaseyo, oppa." dia membungkuk hormat.

Menggemaskan. Sungmin tertawa kecil melihat tingkahnya.

"Annyeonghaseyooo~" balasnya dan membungkuk juga.

"Ayo pilih kue mana yg kamu suka?

Gadis itu kemudian melihat cupcake hello kitty dan mengambilnya. "Boleh aku memakannya?" Tanya gadis itu.

"Tentu saja." ucap sungmin tersenyum.

"Nyaaaam~ Hmmm mashitaaa~" kata gadis itu dengan kue yg penuh dimulutnya.

Sungmin gemas dengan tingkah laku gadis kecil itu. "Makannya hati - hati." Ucap sungmin sambil mengusap rambutnya dengan kasih sayang.

.

.

Kyuhyun melihat sekitar untuk mencari sungmin. Tapi nihil, sampai akhirnya...

"Pangeran memakaikan sepatu kaca itu ke cinderella. 'Ahhh sepatunya pas dengan kakinya.' Lalu Ibu tiri dan saudara tirinya pun terkejut."

Entah kenapa bibirnya menyinggungkan sebuah senyuman ketika mendengar suara yg begitu familiar ditelinganya. Ia pun mengikuti asal suara tersebut.

Kyuhyun tiba didepan pintu, melihat sesosok namja yg sedang duduk dikelilingi anak-anak kecil. Matanya berbinar ketika anak-anak ingin bertanya sesuatu. Dia memegang sebuah buku ditangannya dan tersenyum ceria. Senyumnya membuat orang yang melihatnya akan meleleh.

"Oppaa~!" Seorang gadis kecil dengan rambut yg diikat menyerupai buntut kuda mengangkat tangannya.

Sungmin kemudian menatapnya.

"Apa yang terjadi setelah itu?" Tanya gadis kecil itu.

Sungmin terlihat bingung.

"Setelah apa?" Sungmin balik bertanya.

"Setelah 'mereka hidup bahagia' apa yg akan terjadi selanjutnya?" Gadis itu bertanya dengan mimik wajah yg lucu.

Sungmin tertawa.

"Aku tidak tahu, ceritanya berakhir disini." Jawab sungmin.

"Jadi mereka cuma menikah dan berakhir disitu?" Anak kecil lainnya bertanya.

"Kita tidak tahu apa yg sebenarnya terjadi setelah itu."

"Yaaaaaaah." Anak-anak disana membuat choir.

'Apakah sungmin sedang mecoba membunuh harapan anak - anak dan mimpi mereka tentang cinta sejati?' Batin kyuhyun.

"Sssst..." Sungmin meletakan jari telunjuk dibibirnya. "Ini rahasia." Lanjutnya.

"Jadi itu artinya aku tidak dapat menemukan pangeranku?" Seorang gadis terlihat kecewa dan seperti ingin menangis.

Sungmin tertawa, "Aku tidak berkata seperti itu. Ketika kalian bertemu dengan orang yang kalian inginkan untuk menemani hidup kalian, tidak ada sesuatu yang berakhir. Kalian mau sesuatu yang indah dan bahagia untuk di akhiri?" Tanya sungmin.

"Tidaaaak~" jawab mereka serempak.

"Jadi jika kalian menginginkan seperti itu untuk bertahan selamanya, kalian harus menjaganya dengan baik dan memastikan kalian tidak kehilangannya." Ucap sungmin.

"Oppaaaa~" teriak salah satu gadis kecil berlari menghampiri kyuhyun yg bersandar di daun pintu. Kyuhyun tersenyum melihatnya, gadis kecil itu langsung memeluknya dan memberikan sebuah kecupan singkat dipipi kiri kyuhyun.

Sungmin melihat adegan tersebut tersentak kaget. Sungmin hendak beranjak dari duduknya kemudian ia mendengar gadis kecil yg memeluk kyuhyun itu meminta untuk menyanyikannya sebuah lagu.

"Oppaa~ bisa kah kau bernyanyi untuk kami semua?" Kyuhyun langsung melirik sungmin, kemudian ia tersenyum dan mengangguk pada kyuhyun untuk menyanggupi permintaan gadis itu.

"Tentu saja~" ucap kyuhyun sambil berjalan menuju sebuah piano disudut ruangan tersebut.

"Minnie hyung, bisakah kau membantuku bermain piano?" Pinta kyuhyun.

"Ne?"

"Ayolah oppa, bantu kyuhyun oppa memainkan piano." Ucap salah seorang anak dipanti asuhan.

"Baiklah~" ucap sungmin dengan senyum yang menawan.

Tak lama alunan musik terdengar dengan indah. Donghae dan eunhyuk yg sedari tadi di dapur dengan anak-anak lainnya pun ikut ke ruang tengah.

Suara dentingan piano yg dimainkan oleh sungmin dan kyuhyun terasa begitu memanjakan telinga.

'Machi amugeotdo moreuneun airo geureoke dasi taeeonan sungan gachi

Jamsi kkumilkkabwa han beon deo nun gamatda tteo boni yeoksi neomu ganjeolhaetdeon ne ape gidohadeut seo isseo

Dan han beonman ne yeopeseo bareul matchwo georeo bogopa han beon ttak han beonmanyo~'

Suara merdu kyuhyun menyanyikan lagu Into Your World begitu menggetarkan hati. Semua pasang mata yg ada di ruangan itu terdiam mendengarkan lagu yg di nyanyikan.

'Neoui sesangeuro yeorin barameul tago

Ne gyeoteuro eodieseo wannyago

Haemarkge mutneun nege bimirira malhaesseo manyang idaero hamkke georeumyeon

Eodideun cheongugilteni'

Kali ini suara sungmin yg bernyanyi dengan merdu. Mereka berdua bernyanyi bersama, bahkan hingga akhir lagu mereka bernyanyi sambil bertatap mata.

'Prok prok prok!'

Semua yg ada di ruangan itu bertepuk tangan. Menyadarkan 2 insan yg tengah menyelami manik masing-masing yg ada di hadapannya.

.

.

"Hyung aku tidak menyangka kau bisa bermain piano sehebat itu." Puji kyuhyun dihalaman panti asuhan. Mereka saat ini sedang mencari udara segar diluar.

"Benarkah? Aku juga tidak menyangka suaramu begitu merdu, aku kira kau hanya dapat berteriak jika game over." Ucap sungmin.

"Ya hyung! Jangan meledekku~" ucap kyu sambil menggosok-gosokan tangannya.

"Hehe mianhe. Kyu? Apa kau kedinginan?" Tanya sungmin kemudian menggandeng tangan kyuhyun. Kyuhyun kaget, ia tidak menyangka bahwa sungmin akan melakukan hal ini duluan. Dada kyuhyun bergemuruh seperti genderang.

"Begini lebih baik hyung." Ucap kyuhyun dengan senyumnya. Membuat sungmin tersadar atas perlakuannya ke kyuhyun. Muka sungmin memerah.

"U-umma ku biasa melakukan ini jika aku kedinginan." Ucapnya terbata.

"Tanganmu hangat sekali hyung."

"Jinjja?"

"Ne, hyung tau? Suhu seseorang itu mencerminkan kepribadian seseorang, itu berarti sungmin hyung orang yg hangat."

"Tanganmu dingin kyu, berarti kau orang yg dingin."

"Tentu saja, aku ini kan cool hyung hahaha." Kyuhyun tertawa.

Tanpa sadar mereka sudah sampai didepan pintu panti asuhan. Sungmin menghentikkan langkahnya, dan membuat kyuhyun menghentikan langkahnya juga. Ia bingung, lalu ia menoleh ke arah sungmin yg tengah menatap sesuatu di atasnya.

Kyuhyun pov.

"Mistletoe." Ucap sungmin pelan.

Ku tengokkan kepalaku ke arah atas pintu. Aku tersenyum melihat mistletoe yg menggantung di atas pintu.

"Barang siapa yg berciuman di bawah mistletoe, maka mereka akan mendapat berkat, di jauhkan dari segala marabahaya, dan...mereka akan diberikan kebahagiaan." Ucapku lalu aku menoleh kearah sungmin.

'DEG!'

Aku dapat merasakan jantungku berdebar ketika ia membalas tatapanku. Kami berpandangan. Sungmin menatap tepat dimataku. Dan dapat kurasakan tangannya makin menggengam tanganku erat.

Entah apa yg merasukiku, aku mulai mendekatkan wajahku padanya. Ia hanya diam. Aku makin mendekatkan wajahku, dan...

'Chu~'

Aku mengecupnya bibirnya. Aku tak menyangka aku melakukannya. Ku kecup bibirnya pelan dan agak lama. Lalu kutarik wajahku, tapi...aku ingin mencobanya lagi.

Manis...

Aku tak bisa menahannya, aku tak bisa membiarkan tubuhku menahan rasa manis dari bibir namja yg ada di depanku, bibirnya...membuatku ketagihan.

Lalu aku kembali mendekatkan wajahku, ia tak melawan, bahkan kulihat ia memejamkan matanya.

'Chu~'

Aku kembali menciumnya.

Bahkan, kali ini aku sedikit melumat bibirnya. Rasa manis ini, bagaikan candu bagiku. Kulingkarkan tanganku di pinggang rampingnya untuk memperdalam ciuman kami. Akupun merasakan tangan hangat yg mengalung di leherku.

"Mmmh~"

Ku degar lenguhannya. Suaranya semakin membuatku menggila, aku dapat merasakan sungmin membuka bibirnya, menarik lidahku untuk bermain-main di rongga mulutnya yg hangat.

Cukup lama aku menciumnya, melumatnya, hingga kami mulai kehabisan oksigen yg memaksa kami mengakhiri ciuman ini.

"Hh~" dapat ku dengar ia terengah. Ia menatapku, lalu menunduk malu. Aku bisa melihat rona merah yg keluar dari pipi chubby nya.

"A-aku mau masuk. E...aku...aku ingin mengecek anak-anak." Ujarnya dengan gugup lalu masuk ke dalam.

'DEG!'

Kurasakan lagi jantungku yg berdetak tak karuan. Ku raba bagian dada sebelah kiriku, aku tak pernah merasa seberdebar ini seumur hidupku.

Aku tersenyum. Ku raba bibirku yg beberapa saat lalu bertemu sapa dengan bibir sungmin yg manis.

Aku benar-benar tak menyangka. Ciuman kami. Ciuman pertama kami.

"Aku rasa aku sudah gila, aku gila karena mu, Lee sungmin."

Kyuhyun pov end.

.

.

"Kyu, kau darimana saja? Kami berdua mencarimu." Tanya eunhyuk yg disetujui anggukan oleh donghae.

"Aku mencari udara diluar bersama minnie hyung." ucap kyu dengan muka memerah.

"Lalu dimana sungmin hyung?" Tanya donghae.

"I-itu dia mau mengecek anak-anak katanya."

"Kyu, kenapa wajahmu merah sekali? Apa yg terjadi eoh?" Tanya donghae, "Jangan bilang kau dan sungmin hyung..." Donghae menggantungkan kalimatnya, terlihat kyuhyun yang mulai salah tingkah.

"Kau habis bermain petak umpet dan lari-larian ya?" Lanjut donghae dengan wajah polosnya.

Kyuhyun terlihat menghela nafasnya lega. Ia kira donghae akan mengatakan sesuatu yg tidak-tidak tentang ia dan sungmin, tapi ternyata malah... Hhh~ dasar manusia itu.

"Kyu, bagaimana kabar yeoja itu?" Tanya eunhyuk yg tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

Air muka kyuhyun berubah, mendengar perkataan sahabat kecilnya itu, ia baru mengingat seseorang yang ia lupakan.

"Kyu, kau...tidak melupakan tunanganmu itu kan?"

.

.

.

-TO BE CONTINUED-

Chap 9 is up! Maaf ya lama uploadnya, author agak sibuk akhir2 ini.

Hehehe maaf ya kalo chap ini kurang memuaskan, dan makasih banyak buat yg review

Jangan bosen2 tunggu chap selanjutnya ya, dan keep review. gomawooo :)