OHAYOU GOZAIMASU, KONNICHIWA, KONBANWA MINNA-SAN!

Disini saya a.k.a Neiyha atau panggil saja "NEY" datang di fandom "NARUTO" untuk membuat FF dengan pair SasuHina. Untuk pairnya, sengaja saya pakai CRACKPAIR SasuHina karena menurut saya pribadi, didalam fandom ini saya suka banget sama pair ini—jangan ditanya kenapa. Dan gomen untuk yang baca FF saya dengan title "Lose Maze Memory" yang belum saya update tapi malah sudah muncul FF baru dengan title beda. GOMEN! GOMEN! GOMEEEEEN! /teriak pake toa.

Dan saya mohon dengan sangaaaaat...

Mohon bantuannya untuk para readers yang membaca FF ini. Dan mohon dimaafkan apabila banyak kekurangan karena maklum saja saya masih newbie didunia perFF-an ini XD. Nah, tanpa banyak kata mari kita mulai ceritanya :3

LOVE TACTICS

DISCLAMER : MASASHI KISHIMOTO

Story by Neiyha (based from VN: Iza Shutsujin! Koi Ikusa-Oda Nobunaga's Route) dengan banyak perubahan ala seorang Neiyha /abaikan

Pair : Sasuke Uchiha x Hinata Hyuuga

Rate : T possible M ( mungkin dan semoga tidak )

Warning: Typo,OOC,Gaje,Failed Romance, dan lain-lain.

Bandung—06.06.2012

.

.

.

"Tou-san, kenapa harus aku?" Tanya Hinata dengan mata berkaca-kaca setelah mendengarkan perintah ayahnya tersebut.

"Tidak ada waktu lagi, Hinata. Kumohon mengertilah!" Ujar Hiashi mencoba meyakinkan putrinya untuk tidak menolak permintaannya.

"Tapi Tou-san, bukankah ada Neji-nii?" Sekali lagi Hinata merajuk sambil mencoba menarik ujung kimono milik Hiashi. "Aku takut." Lanjutnya sambil menundukan kepala dan menatap ubin kayu rumahnya.

Hiashi menghela nafas melihat putrinya yang masih berusaha menolak perintahnya. Dipandanginya putri semata wayangnya tersebut, Hiashi tahu bahwa pasti sulit untuk seorang Hinata pergi dari desa Hyuuga dan menjalankan perintah yang diberinya. Tapi apa boleh buat, kalau seperti ini terus maka desa yang dia bangun selama ini akan hancur.

"Hinata-sayang" Panggil Hiashi membuat sosok gadis itu langsung mengadahkan kepalanya ke atas. "Tou-san mohon! Demi desa ini." Ucap Hiashi lirih dengan sorot mata yang menyiratkan kesedihan.

Hinata menatap sendu wajah ayahnya itu. Kemudian segera meresponnya dengan sedikit anggukan kepala. Bagaimana mungkin Hinata dapat menolak permintaan Tou-sannya. Apalagi kalau permintaan tersebut berhubungan dengan desa tempat tinggalnya ini. Hinata sangat menyayangi desa kelahirannya ini, desa yang susah payah dibangun oleh klan Hyuuga. Desa ini tidak boleh hancur hanya karena "ITU". Hanya karena perang antara klan Uchiha dari negara Konohagakure dan klan Sabaku dari negara Sunagakure.

.

.

.

Sudah 2 tahun lamanya hubungan antara negara Konohagakure dan Sunagakure mengalami perpecahan. Apalagi dengan adanya konfrontasi antara klan-klan yang sangat berpengaruh di negaranya masing-masing. Entah siapa yang memulai, para tetua dari negara masing-masing pun mengalami percekcokan akibat perebutan wilayah dan batas masing-masing negara. Hal ini diperparah dengan tidak adanya pihak yang mau mengalah dan mulai menyerang secara terang-terangan. Dari sekedar pemutusan hubungan perdagangan, pembatalan kerjasama sampai isu yang beredar bahwa sekarang, masing-masing kedua negara telah mempersiapkan bala tentaranya dan hanya tinggal menunggu genderang perang dibunyikan untuk melihat pertumpahan darah berlangsung. Apalagi setelah muncul kabar bahwa pemimpin klan Uchiha meninggal karena diracuni oleh orang-orang klan Sabaku saat berkunjung ke Sunagakure.

Sejak saat itulah, desa-desa kecil yang berada di perbatasan negara pun mulai berbondong-bondong membuat aliansi dengan kedua negara raksasa tersebut. Entah memilih negara Sunagakure yang dipimpin oleh klan Sabaku ataupun negara Konohagakure yang dipimpin oleh klan Uchiha. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana caranya untuk mempertahankan eksistensi negaranya ditengah perang yang berkecamuk. Sangat sulit bagi desa kecil diperbatasan untuk bersikap netral dan tidak peduli dengan perang yang mungkin—akan terjadi karena saat perang inilah desa-desa kecil tanpa perlindungan yang akan menjadi korban.

Itulah yang sedang dihadapi oleh desa milik klan Hyuuga tersebut. Hiashi, sang kepala desa bingung akan untuk menetapkan aliansi mana yang akan dia pilih. Apakah Sunagakure? Atau Konohagakure? Yang pasti sekarang, dirinya telah memerintahkan Hinata untuk memata-matai salah satu dari negara tersebut agar akhirnya Hiashi dapat memutuskan pihak mana yang akan mendapat dukungan dari desanya itu. Itulah alasan yang membuat Hinata Hyuuga—18tahun harus rela pergi ke Konoha yang merupakan ibukota Konohagakure meninggalkan desa tempat tinggalnya untuk memata-matai pergerakan klan Uchiha yang memegang kekuasaan atas negara itu.

"Sakura, apa kita sudah sampai?" Tanya Hinata pada pada pelayan setia yang akan menemaninya selama menjalankan misi dari ayahnya tersebut, atau kita panggil saja—Sakura.

"Belum Hinata-sama, masih ada sekitar setengah hari lagi untuk sampai ke kota Konoha." Jawab Sakura sopan sambil membuka gulungan kertas yang berisi peta ditangannya.

Hinata berdecak karena kesal. Sudah setengah hari dirinya berjalan melewati hutan untuk mencapai kota Konoha yang merupakan ibukota Konohagakure itu. Ayahnya bilang, perjalannya itu tidak akan banyak memakan waktu. Tapi ini? Sudah setengah hari dia berjalan tetapi jangankan sampai, melihat gerbang pintu masuk kota Konoha yang katanya menjulang tinggi dan bisa dilihat dari kejauhan pun tidak.

"Hinata-sama lelah? Apakah sebaiknya kita beristirahat dulu?" Tawar Sakura melihat ekspresi kelelahan tergambar jelas di raut muka Hinata.

"Tidak! Sebaiknya kita bergegas sebelum matahari mulai tenggelam." Tolak Hinata menyadari bahwa akan berbahaya jika dua orang gadis seperti mereka masih berada dihutan ketika sang bulan mulai muncul.

"Ha'i" Balas Sakura singkat sambil terus berjalan mengiringi Hinata untuk menelusuri jalan setapak yang ada didepannya.

"Ngomong-ngomong Sakura—" Ujar Hinata sambil membalikan badannya kebelakang. "Yang kita mata-matai ini adalah kepala keluarga klan Uchiha-kan?" Tanya Hinata pada Sakura karena jujur saja, saat Tou-sannya sedang sibuk menjelaskan, dirinya sama sekali tidak mendengarkannya karena sibuk memikirkan bagaimana nasibnya kelak.

"Ha'i, Hinata-sama. Saya dengar saat ini klan Uchiha dipimpin oleh Sasuke Uchiha—27 tahun yang mengantikan kakaknya Itachi Uchiha yang meninggal saat berperang melawan pemberontakan Uchiha Madara 3 tahun yang lalu. Tapi rumornya dia meninggal karena diracuni oleh pihak Sabaku" Sakura pun yang sembari tadi menunggu Hinata sambil mendengarkan penjelasan Tuan Besarnya itu mencoba menjelaskan kembali pada Hinata.

"Oh." Sahut Hinata singkat mendengar penjelasan panjang-lebar Sakura. "Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat bertemu dengannya? Dan bagaimana kalau dia memang sudah mati?" Lagi-lagi Hinata mencoba bertanya pada Sakura tetapi kali ini bukan jawaban yang didapatnya. Hinata hanya melihat kedua bahu Sakura yang diangkat keatas.

"Tidak tahu ya." Sambung Hinata mengetahui arti bahasa tubuh Sakura tersebut. "Semoga kita beruntung!"

Sakura hanya menganggukan kepala menanggapi perkataan Hinata. Hinata sendiri pun mulai bingung alasan apa yang nanti akan digunakannya agar bisa bertemu dengan orang bernama Sasuke Uchiha memang sudah mati, mungkin Hinata bisa langsung kembali ke desanya dan melaporkan seadanya. Tapi kalau ternyata masih hidup? Kau tahukan orang penting? Susah sekali bagi Hinata yang notabennya hanya orang asing walaupun menyandang status putri Landlord tapi—apakah desa kecil seperti itu masuk perhitungan? Tentu saja tidak!

.

.

.

"Sebaiknya kita makan dulu, Hinata-sama" Ujar Sakura sambil menunjuk sebuah restoran yang masih terbuka.

"Hn" Gumam Hinata mengiyakan tawaran Sakura.

Hari sudah malam, dan saat itu mereka baru saja sampai ke kota yang cukup jauh membuat perut mereka tidak dapat berkompromi lagi. Sehingga akhirnya diputuskanlah untuk segera mencari makanan karena kalau tidak, mereka berdua bisa saja pingsan.

"Malam ini kita tidur dimana?" Tanya Hinata untuk yang sekian kalinya pada Sakura yang masih cukup—sabar untuk menjawabnya.

"Mungkin untuk malam ini kita akan mencari penginapan, semoga uang yang diberikan Hiashi-sama cukup untuk kebutuhan kita selama tinggal disini." Jawab Sakura berusaha untuk meyakinkan Hinata.

"Tidak mungkin." Sahut Hinata sambil menyendokan soup yang dimakannya dan memindahkan isinya ke dalam mulutnya.

"Kau benar Hinata-sama. Mungkin selama disini kita memang harus berkerja." Ucap Sakura menimpali pernyataan Hinata tersebut mencoba memberi solusi.

"Bagaimana caranya kita berkerja dan mema—maksud aku "itu" secara bersamaan?" Protes Hinata menyadari bahwa melakukan 2 hal yang bersamaan itu sangat mustahil.

Sakura terlihat berpikir keras berusaha mencerna perkataan Hinata. Jujur saja, mau tidak mau dia harus mengiyakan pernyataan Hinata yang bisa dikatakan 100% benar karena sangat mustahil bagi mereka untuk berkerja sambilan agar kehidupan mereka disini terjamin sambil berusaha mendekati klan Uchiha untuk memata-matai perkembangan mereka.

"Kita benar-benar tidak memikirkan rencana kedepan ya." Gumam Hinata yang membuyarkan lamunan Sakura. "Lihat saja kita, baru juga sehari sampai disini tapi benar-benar tidak tahu apa yang harus kita lakukan! Bertemu dengan Sasuke Uchiha saja kita tidak bisa! Mungkin saja dia memang sudah mati kan?"

"Kau mau bertemu dengan Sasuke?" Tiba-tiba suara seseorang menginterupsi obrolan mereka. Otomatis Hinata dan Sakura pun menengok ke sumber suara tersebut.

Dilihatnya seorang pria berambut kuning jabrik dan bermata biru sedang berjalan menuju arahnya. Wajah pria tesebut sangat khas sekali, apalagi ditambah garis yang lebih mirip seperti kumis kucing menghiasi pipinya. Lebih menyilaukan lagi ketika pria tersebut memamerkan senyumnya yang menampilkan deretan gigi putih nan rapi bak model pasta gigi Pepsodent.

"I—Iya" Jawab Hinata gugup karena takut kalau nanti pria tersebut akan menanyakan keperluannya.

"Memang kalian ada keperluan apa dengannya?" Tanya pria tersebut sambil menarik kursi didepan Hinata dan duduk manis melipat tangannya diatas meja.

"Ehm—Ano itu—" Hinata berusaha merangkai kata dalam otaknya. Itulah pertanyaan yang paling ditakutinya, sekarang bagaimana caranya Hinata menjawabnya? Mau langsung berkata jujur? Tamat sudah riwayatnya.

"Kami hanya ingin memastikan bagaimana kondisi Sasuke Uchiha sekarang." Jawab Sakura yang mengetahui bahwa Tuan Putrinya tersebut tidak akan bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan pria itu." Kau tahukan, kabarnya Sasuke Uchiha meninggal karena diracuni oleh klan Sabaku tapi kami tidak percaya dan ingin memastikannya sendiri." Lanjut Sakura cepat menyadari bahwa pria tersebut sangat ingin sekali memotong perkataannya.

"Jadi kalian jauh-jauh datang kesini hanya untuk itu?" Tanyanya lagi sambil menopangkan dagu ke tangan kanannya.

Hinata memandangi Sakura yang menjawab pertanyaan itu dengan bingung dan saat tersadar karena pertanyaan pria tersebut, dirinya hanya menganggukan kepalanya cepat sampai-sampai rambut indigonya berantakan.

"Be—Benar. Kami sangat mengkhawatirkan keadaan beliau." Timpalnya seadanya karena sudah tidak dapat berpikir lagi.

"Begitukah? Teme, kau beruntung sekali ada yang mengkhawatirkan dirimu sampai seperti ini!" Teriak pria tersebut sambil menunjuk kearah Hinata.

"Eh—"

Hinata yang kaget pun refleks untuk menoleh kebelakang. Dibelakangnya sudah berdiri seorang pria berambut raven dan pemilik mata onyx yang memakai kimono serba biru tua , dibagian dada kimononya terdapat lambang kipas berwarna merah-putih yang melambangkan klan Uchiha. Pria itu terlihat tampan dengan dandanan kimono yang terbuka dibagian dadanya menambahkan kesan sexy karena memperlihatkan dadanya yang berotot. Dimana ada pria tampan, disitulah ada wanita cantik. Tak lupa disebelahnya berdiri seorang wanita yang tak kalah sexy-nya dengan rambut berwarna merah dan kimono merah yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Dilihat dari keadaan mereka sekarang, mungkin mereka adalah sepasang kekasih karena saat itu Hinata melihat tangan pria tersebut bertengger di bahu sang wanita dan tangan wanita itu melingkar di pinggang sang pria.

"Menarik." Ucapnya tenang sambil memasang serigai diwajahnya. "Siapa namamu?"

.

.

.

Yaaaay, maaf kalau kurang menarik XD

Habisnya baru pertama kali ini bikin FF Naruto jadi mohon maaf apabila banyak kesalahan disana-sini. Dan maaf banget ceritanya garing gini /sujud-sujud. Dimohon untuk keripik dan sarannya :3 repiuwnya ditunggu untuk masukan ceritanya.

DAN TERIMAKASIH UNTUK YANG SUDAH MENYEMPATKAN DIRI BUAT BACA DAN REVIEW!

REVIEWMU SEMANGATKU!

REVIEW OR DELETE?