The Angel Of Rain

Twoshoot

END

By Yuya Matsumoto

Desclaimer: Sungmin is always MINE… forever

Warning: Boys Love / YAOI, Too long oneshoot. Membosankan. Alur lambat.

Pair: KyuMin

Summary: Kyuhyun membenci hujan. Setiap hujan ia selalu bertemu dengan namja yang menarik. Suatu hari namja itu memperkenalkan dirinya sebagai Sungmin, pecinta hujan. Dimulailah rasa cinta di bawah derasnya hujan. Bisakah mereka bersatu?

.

.

\(^w^)/~ Happy Reading ~\(^0^)9

.

.

"Kyuhyun! Apa yang kamu lakukan di bumi?", tanya Hankyung dengan suara keras penuh amarah.

Kyuhyun yang baru saja pulang, langsung bergidik ngeri. Ia menyembunyikan dirinya di balik sayap putih bersihnya itu. Hankyung semakin marah saat ia mendapati Kyuhyun dengan sikap pengecutnya, menghindari Hankyung.

"Appa bertanya kepadamu Cho Kyuhyun, Apa yang kamu lakukan di bumi?", tanya Hankyung sekali lagi namun ia menggunakan nada lebih lembut dan terkesan datar.

Bukannya menjawab, Kyuhyun memilih untuk menundukkan kepalanya. Ia benar-benar takut, karena ia tahu atas semua kesalahannya. Heechul menghampiri Hankyung yang sudah kelihatan sangat marah. Heechul mengelus-elus punggung Hankyung agar ketua malaikat itu meredam amarahnya.

"Sudahlah Hannie. Maafkanlah dia. Kita tidak berhak memarahi dan menghukumnya. Hanya Tuhan yang memiliki hak-Nya.", ujar Heechul bijak.

Hankyung mengernyitkan dahinya. "Sudahlah. Kau terlalu memanjakannya! Aish!", omel Hankyung sebelum ia menghilang ditelan udara. Itu adalah salah satu kebiasaan Hankyung. Jika ia marah, ia akan menghilang ke suatu tempat—entah dimana—hanya untuk menenangkan diri dan pikirannya.

Kyuhyun membuka sayapnya perlahan saat ia merasa sudah aman dari amukan Hankyung. Kyuhyun menghembuskan napasnya lega saat ia melihat Heechul sudah berada di hadapannya. Ia menghempaskan tubuhnya di atas awan yang empuk, menundukkan kepala, telah menyiapkan diri untuk menerima wejangan panjang lebar dari Heechul, sang eomma.

Heechul tersenyum kecil, melihat anak nakalnya sedang menyesali setiap perbuatannya. Ia ikut mendudukkan tubuhnya di samping Kyuhyun, mengacak pelan rambut hitam malaikat hujan itu. "Berhentilah membuat kami khawatir, Kyu. Appa hanya terlalu menyayangimu, chagi."

Kyuhyun mengangguk pelan. Ia menatap wajah manis Heechul yang sudah dianggapnya seperti seorang ibu itu. "Eomma, kenapa Sungmin bisa melihatku?", tanya Kyuhyun langsung pada pertanyaan yang telah membebani pikirannya sejak tadi.

Heechul tersentak kaget, mendengar pertanyaan Kyuhyun. 'Apa? Apa maksudnya? Jangan katakan Kyuhyun juga… Aigoo!', batin Heechul kalut. Ia sibuk dengan segala kemungkinan yang menggelayut pada otaknya saat ini. Heechul belum sanggup jika harus menerima kemungkinan terburuk sekali lagi.

"Eomma! Eomma!", panggil Kyuhyun lembut, karena tidak mendapatkan jawaban apapun dari Heechul. Ia menggoyangkan bahu malaikat cantik itu. Berkali-kali hingga ia tak peduli jika menyakiti eomma-nya itu.

"EOMMA!", teriak Kyuhyun di depan wajah Heechul, membuat Heechul tersentak kaget. "Jawab pertanyaanku, eomma!"

CUP!

Heechul mencium kening Kyuhyun dengan sayang, mengelus pipi pucat itu. "Eomma pergi dulu ya! Appa memanggil. Jangan pergi kemana pun sebelum ada perintah apapun.", ujar Heechul memperingati. Mimik wajahnya terlihat tenang, namun pancaran matanya nampak sedih dan ketakutan. Entah apa yang ada di pikirannya, yang pasti Kyuhyun merasa kesal oleh sikap Heechul itu.

"Ya! Eomma jahat!", rengek Kyuhyun, saat Heechul sudah melesat pergi, menembus jutaan awan di langit. Ketika Kyuhyun sedang kesal seperti ini, hanya satu yang bisa menenangkannya, yaitu kekasih segiempatnya—PSP.

SREEEET! Seorang malaikat hujan lainnya menghampiri Kyuhyun dari atas langit. Wajah datar dan aura dinginnya menghias diri seorang Kim Kibum—malaikat hujan itu. Kibum terdiam tanpa suara, membiarkan dirinya sibuk memperhatikan Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun tak juga menyadari bahwa ada sosok lain yang duduk di sampingnya.

"Yah! Yah! Jangan mati dulu. Aish! Huaaa! Menyebalkan.", umpat Kyuhyun berkali-kali sambil menekan tombol di tubuh kekasihnya itu dengan antusias. Sebuah kata GAME OVER terpampang jelas di layar PSPnya, membuat Kyuhyun sebal.

Kyuhyun bergidik ngiri, seakan merasakan hawa dingin yang merasuki ceruk lehernya. Ia berusaha tak peduli, masih asyik menatap layar PSPnya untuk memulai permainan baru. Semakin tak peduli, maka semakin menusuk hawa itu menyerangnya. Kyuhyun mengusap lehernya agar sensasi mengerikan itu pergi dari dirinya. Merasa sangat terusik, Kyuhyun memutuskan mencari tahu sumber hawa dingin di sekitarnya.

"BOO!", teriak Kibum tepat di depan wajah Kyuhyun, membuat Kyuhyun terjatuh dari gundukan awan yang sedang ia duduki. "Buahahahahahaha!", tawa keras Kibum membahana seantero langit. Jelas saja Kibum tertawa geli, karena kondisi Kyuhyun yang tidak elit itu. Kyuhyun terjatuh dengan posisi kepala dahulu, meninggalkan bagian bawah tubuhnya yang masih tersangkut di atas gundukan awan.

Kyuhyun berusaha bangun dengan susah payah, walau pada akhirnya tetap harus dibantu oleh Kibum. Kyuhyun melemparkan death glare andalannya kepada Kibum. "Diam kau, malaikat salju aneh!", hina Kyuhyun sambil mencubit pipi Kibum yang tak juga berhenti tertawa.

"Ya! Maksudmu apa? Aku ini malaikat hujan, tahu!", bantah Kibum tak terima.

"Sejak kapan kamu ada di sampingku?", tanya Kyuhyun, sambil melemparkan PSPnya ke udara. PLUP! PSP itu menghilang ke dalam ruang tak terbatas, tempat penyimpanan terbaik milik Kyuhyun.

"Hmm… Sudah sangat lama. Sejak kamu mulai bermesraan dengan PSP bodohmu itu.", jawab Kibum tak acuh. Kibum mengepakkan sayapnya, duduk diantara awan yang terbentang luas.

Kyuhyun mengernyitkan dahi, bingung dengan tindakan Kibum. 'Apa yang ia pikirkan? Kenapa ia mengembangkan sayap di sini?', tanya Kyuhyun dalam hati.

"Terserah aku dong. Ini kan sayapku. Aku mau mengeluarkan sayap dimana pun bukan urusanmu.", ujar Kibum seakan tahu isi hati Kyuhyun.

Kyuhyun mengerucutkan bibirnya. 'Cih! Dia sombong sekali. Kenapa dia bisa tahu isi hatiku? Dia bukan seorang mind reader kan?'

CETAAAK! Kibum menyentil kening Kyuhyun dengan keras. "Aku memang bukan mind reader, tapi isi otakmu tergambar jelas di wajahmu. Kamu mudah ditebak, Kyu.", ucap Kibum datar.

SREEET! Kyuhyun membentangkan sayap putihnya selebar mungkin. Ia sudah sangat kesal untuk meladeni sikap Kibum itu. "Kau menyebalkan. Lebih baik aku pergi. Jangan ganggu aku. Aku sedang tidak mood berkelahi denganmu.", ujar Kyuhyun sebelum ia terbang menembus awan di atas langit.

Kibum menunjukkan killer smile-nya yang penuh misteri itu. Ia mengambul sebuah bulu putih yang terselip di atas awan—tempatnya berpijak. "Dasar bodoh. Waktumu akan datang sebentar lagi, Kyu. Nikmati apa yang bisa kamu nikmati."

.

.

(^o^)/ YuyaLoveSungmin \(^.^)

.

.

Hubungan Kyuhyun dan Sungmin semakin hari semakin dekat. Mereka sudah seperti sahabat yang saling berbagi suka dan duka. Rasa sayang Kyuhyun kepada Sungmin bertambah menjadi rasa cinta. Sungmin sendiri pun sangat senang dimanja oleh Kyuhyun. Tanpa Kyuhyun tahu bahwa Sungmin pun menyimpan perasaan yang sama kepada malaikat hujan itu.

Selama tiga bulan ini Kyuhyun masih sering mengunjungi Sungmin diam-diam, walau tidak bisa berlama-lama. Menghilang di tengah cuaca terik setelah hujan, bukanlah hal yang tepat, terlebih lagi Hankyung sangat menjaga ketat Kyuhyun. Hankyung dan Heechul selalu menempatkan Kyuhyun di daerah yang terletak sangat jauh dari Daegu—kota dimana Sungmin tinggal. Heechul lebih sadis lagi. Ia sering memerintahkan Kyu untuk berjaga di luar negeri, terutama belahan dunia barat. Jika itu yang terjadi, maka Kyuhyun tidak bisa mengunjungi Sungmin sama sekali. Poor, Kyu!

Kyuhyun mendaratkan tubuhnya di atas awan dengan rasa kesal. Ia baru saja bertugas di Amerika yang letaknya berkilo-kilo dari rumahnya saat ini. Butuh waktu sepuluh jam bagi Kyuhyun untuk kembali pulang. Lelah dan kesal. Terlebih lagi ia tidak mengerti bahasa malaikat di sana. Aish! Sepanjang perjalanan pulang, Kyuhyun ingin sekali memaki eomma-nya itu.

"Eomma! Kenapa eomma memintaku pergi sejauh itu?", teriak Kyuhyun di depan eomma dan appa-nya.

Heechul mengernyitkan dahinya. Ia bingung dengan ucapan Kyuhyun.

"Bersikap sopan pada ibumu, Kyu.", marah Hankyung tak terima dengan sikap buruk Kyuhyun. "Aku yang menyuruhmu pergi ke Amerika. Jadi salahkan aku, bukan eomma-mu.", bela Hankyung, membuat Heechul membelalakkan matanya.

Heechul membalik tubuh Hankyung agar ia bisa menatap wajah Hankyung. "Amerika? Kamu meminta Kyuhyun pergi sejauh itu? Waeyo?", tanya Heechul tak terima. Ia benar-benar tidak bisa berpikir secara logika tentang alasan Hankyung sebenarnya.

"Karena…", putus Hankyung. Ia bingung harus menjawab apa, terlebih lagi Heechul terlalu mengintimidasinya dengan tatapan itu. Hankyung menundukkan kepalanya. Lidahnya kelu, tak mampu mengeluarkan satu patah kata pun.

"KATAKAN TAN HANKYUNG! Wae? Wae? Kenapa kamu harus menyiksa Kyuhyun?", tuntut Heechul atas jawaban Hankyung yang tak kunjung keluar dari bibirnya itu.

Kyuhyun mengepalkan tangannya kesal. Ia merasa diacuhkan. "Appa! Tolong katakan alasannya SEKARANG!", teriak Kyuhyun tak tahan lagi. Ia juga ingin tahu alasan Hankyung menyiksa dirinya seperti ini.

"DIAM KAU, CHO KYUHYUN!", teriak Heechul sambil mengarahkan tangannya kepada Kyuhyun yang berdiri agak jauh darinya.

CETAAAAS! PULP! Kyuhyun menghilang seketika dari hadapan kedua ketua malaikat itu. Bulu kuduk Hankyung berdiri seketika. Ia menelan ludah kecut, menyadari telah melakukan hal yang salah kali ini.

BRAAAK! Heechul mendorong Hankyung hingga ia terduduk di atas kursi kebesarannya. "Cepat katakan, chagiya.", desah Heechul di telinga Hankyung. Heechul duduk di atas Hankyung, berusaha menggoda namja itu agar mau mengatakan kebenaran.

"Aku… glek… hmm… hanya ingin agar Kyu… eh… ti-tidak bertemu dengan Sungmin aww… lagi.", ucap Hankyung terbata-bata karena Heechul terus menyerang tubuhnya dengan gerakan erotis dan cubitan di dada namja itu.

SREEET! Sebuah kursi mendekat ke arah mereka berdua. BUUUG! Heechul duduk di atas kursi itu. Ia menyilangkan kakinya, tersenyum misterius.

"Katakan berapa lama Kyuhyun membutuhkan waktu berangkat dan pulang? Berapa presentase hal terburuk yang akan terjadi?", tanya Heechul dengan wajah seriusnya.

"Eh?". Hankyung bingung harus menjawab apa.

"Saat berangkat Kyuhyun membutuhkan waktu tujuh jam, sedangkan saat pulang ia membutuhkan waktu sepuluh jam. Kemungkinan presentase yang sedang terjadi adalah empat puluh persen.", jawab Kibum sambil membacakan data yang tercantum pada iPad-nya.

Hankyung membelalakan matanya saat ia melihat Kibum sudah duduk di samping Heechul. 'Kapan dia masuk ruanganku? Sejak kapan dia di sini? Anak dan ibu sama-sama mengerikan', batin Hankyung.

"Ssst… Tidak baik mencibir anak dan istri sendiri, appa.", bisik Kibum pelan di telinga Hankyung. Entah kapan Kibum mendekatinya, yang Hankyung tahu bahwa ia harus berhati-hati dengan malaikat hujan satu itu.

"Apa? Empat puluh persen bisa menyebabkan Kyuhyun seperti itu?", kaget Heechul, tak pernah menyangka bahwa kondisi anaknya lebih buruk dari perkiraannya.

"Ini akan diperparah jika Kyuhyun berlama-lama dibawah terik matahari. Ia benar-benar akan… menghilang.", jawab Kibum datar, tanpa perasaan.

Heechul tercekat mendengar penuturan Kibum. "Terus awasi Kyuhyun. Jangan biarkan ia mendekati Sungmin sedikit pun."

.

.

Kyuhyun's side

.

.

"Apa-apaan eomma! Seenaknya menteleportasi diriku ke kamar. Argh! Eomma menyebalkan. Aku kan ingin tahu alasan appa.", keluh Kyuhyun sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Ia melirik ke kanan-kiri, memastikan bahwa tidak ada yang menjaga kamarnya. Sebuah seringai tersungging di bibir Kyuhyun. 'Appa dan eomma pasti sibuk berdebat. Lebih baik aku turun ke bumi. Aku merindukan Sungmin-ku'.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di Daegu. Cuaca cerah hari ini. Sepertinya seharian ini belum ada tanda-tanda hujan turun. Sungmin sedang terlelap di atas ranjangnya, sebuah kebiasaan Sungmin setiap pulang kuliah. Kyuhyun mengendap-endap masuk ke dalam kamar Sungmin. Ia memandangi wajah manis namja yang sangat ia cintai itu.

"Kamu sangat cantik, chagiya. Benar-benar seperti malaikat.", bisik Kyuhyun pelan sebelum mengecup bibir Sungmin.

Kyuhyun hanya menempelkan bibirnya di atas bibir Sungmin, tanpa lumatan atau pun gigitan. Ciuman ini murni, tanpa napsu. Walau begitu, Kyuhyun tidak bisa berhenti menikmati pertemuan bibir tebalnya dengan bibir Sungmin yang terasa manis. Saat Kyuhyun ingin mengakhiri candunya, mata Kyuhyun terbelalak kaget. Ia tidak bisa melepas dirinya dari tubuh Sungmin, bahkan sekarang tidak ada lagi jarak di antara mereka berdua. Kyuhyun terjatuh tepat di atas tubuh Sungmin.

Kepala Kyuhyun tertahan dengan kuat. Ia tidak mampu melepaskan ciuman basah yang kini terjadi di bibirnya itu. Lumatan demi lumatan terpaut dalam permainan ini. Sadar akan permainan yang butuh perlawanan itu, Kyuhyun mulai berani menggigit bibir bawah Sungmin. Sungmin mendesah, membuka jalan bagi lidah Kyuhyun untuk menjelajahi mulut Sungmin. Lidah mereka pun bertarung. Gesekan tubuh mereka membuat libido keduanya naik. Tangan Sungmin tidak tinggal diam. Ia mencari bagian terprivate milik Kyuhyun di bawah sana. Ia tidak ingin permainan ini berhenti. Pikirannya sudah kacau. Sungmin benar-benar ingin berbaur dengan Kyuhyun.

"Aaaah!", lenguh Kyuhyun saat Sungmin telah berhasil mendapatkan incarannya. Ciuman mereka terputus karena Kyuhyun mengangkat kepalanya. Ia belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini seumur hidupnya. Napas mereka beradu. Napsu benar-benar mengendalikan pikiran mereka, sehingga mereka tidak lagi berpikir akan kebutuhan oksigen untuk paru-paru.

"Sungmin-ah, saranghae.", ucap Kyuhyun di atas tubuh Sungmin. Ia sudah tidak peduli bahwa tubuhnya berkeringat karena teriknya matahari di luar sana.

"Na-nado saranghae, Kyu.", jawab Sungmin sambil memalingkan kepalanya. Semburat merah menghiasi kedua pipi chubby-nya. Ia terlalu malu untuk menatap wajah Kyuhyun, apalagi ia sendiri yang memulai permainan ini.

Jari-jemari Kyu merapikan helaian rambut dari kening Sungmin, agar ia dapat menatap wajah manis itu. "Kenapa kamu malu, Min?", tanya Kyuhyun sedikit menggoda.

"Ta-tapi Kyu, kita sesama jenis.", ucap Sungmin dengan suara bergetar. Ia memeluk tubuh Kyu posesif seakan tidak ingin Kyu pergi darinya.

"Tidak ada perbedaan gender untuk malaikat sepertiku. Aku akan selalu mencintaimu.", ujar Kyuhyun sambil mengecup kening Sungmin dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Malaikat?", tanya Sungmin bingung.

BRAAAAAAAK! Tubuh Kyuhyun terpelanting menabrak dinding. Sungmin terbangun, menatap khawatir ke arah Kyuhyun yang kesakitan.

BRAAAK! Sekali lagi tubuh Kyuhyun terpelanting ke lantai. "Hentikan Kibum!", teriak Kyuhyun menahan rasa sakit yang mendera tubuhnya. Ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya.

"Kibum?", tanya Sungmin sambil memandang ke sekelilingnya. Ia membantu Kyuhyun berdiri, tapi Kyuhyun menolaknya dan meminta Sungmin menjauh dengan gerakan tangannya.

"Sudah cukup, Kyu! Kamu memang tidak bisa dibiarkan begitu saja.", kata Kibum dengan nada yang meninggi. Kibum sudah sangat kesal dengan kelakuan Kyu.

"Suruh pemuas napsumu itu menjauh dari pandanganku. Aku jijik melihatnya.", pinta Kibum mutlak.

"Menjauhlah, Minnie. Aku tidak ingin kamu tersakiti.", kata Kyuhyun memperingati Sungmin.

"Tapi, Kyu… Kamu berbicara dengan siapa?", tanya Sungmin masih mendekati Kyuhyun.

"Menjauhlah, Minnie-ah. Aku tidak ingin kamu terlibat dengan kami.", ucap Kyuhyun lembut. Ia mengecup bibir Sungmin sekilas, lalu mendorong Sungmin darinya. "Kibum, ayo selesaikan di rumah"

"Berani-beraninya kamu tetap menciumnya di hadapanku? Pulang? Memangnya kamu bisa pulang dengan kondisi seperti itu? Kepakkan sayapmu, lalu pandang dirimu di cermin.", perintah Kibum mutlak. Kibum menggiring Kyuhyun ke depan cermin. Ia berdiri di belakang Kibum.

Kyuhyun terbelalak kaget ketika ia hanya melihat pantulan dirinya sendiri. Sayapnya terbentang dari punggungnya. Sayang putih itu berubah menjadi kelambu. Koyakan di sana-sini, membuat sayap itu tak lagi terlihat indah. Kyuhyun tak pernah menyadari bahwa sayapnya telah serusak ini. Sayapnya yang dulu lebar dan kuat, kini telah menjadi kecil seukuran tubuhnya. Ia memandang ke arah lantai kamar Sungmin. Di sana terjejak banyak sekali sayap kelabunya yang rontok. Kyuhyun memandang miris sekali lagi kepada pantulan dirinya. Ia merengkuh sayapnya. Sayapnya mulai menghitam di ujungnya. Ya Tuhan, inikah sosok sebenarnya seorang angkuh bernama Cho Kyuhyun?

SREEEET! Dua sosok malaikat itu menghilang dari kamar Sungmin, menyisakan Sungmin yang pingsan setelah melihat penampakan Kyuhyun sebenarnya.

"Apa-apaan kalian?", teriak Heechul marah besar. "Menunjukkan sosok malaikat di depan seorang manusia. Hal terbodoh yang pernah terjadi, kamu mengepakkan sayapmu di depan Lee Sungmin?"

PLAAAAK! Heechul menampar Kibum. "Bodoh!", umpat Heechul tepat di wajah Kibum. Ucapan dan tindakan kasar Heechul tak membuat Kibum bergeming. Ia masih memasang wajah datarnya. "Kamu masih pintar kan untuk mengetahui kesalahanmu?", sindir Heechul pada Kibum.

"Ne, eomma.", jawab Kibum pelan. Ia mengepakkan sayapnya, pergi ke kamarnya.

PLAAAK! Kini giliran Kyuhyun yang mendapatkan tamparan. "Bagus, Cho Kyuhyun! Kamu hampir melakukan hubungan intim dengan Lee Sungmin. Sungguh bodoh!", bentak Heechul diambang kesabarannya. Ia sangat tidak mengerti jalan pikiran anaknya itu. Napasnya memburu menahan amarah yang selama ini ia tahan. Kepalanya berat. Ia tak mampu lagi berpikir jernih.

"Apa yang kamu lakukan, Kyu?", tanya Hankyung sabar. Ia baru saja sampai di ruangan itu. Hankyung segera memeluk tubuh Heechul, mengelus punggung Heechul. Setidaknya ini menghilangkan sedikit amarah Heechul.

"Jeongmal mianhamnida, appa. Aku… Aku tidak bermaksud seperti itu.", ucap Kyuhyun penuh penyesalan. Ia menundukkan kepalanya. Kali ini ia benar-benar tahu kesalahannya.

Hankyung meminta Heechul duduk di atas sofa, membiarkan ibu para malaikat hujan itu tenang. Ia mendekati anak kesayangannya itu, mengelus rambut Kyuhyun dengan lembut. "Sadarkah kamu jika perbuatanmu itu mengancam eksistensimu di dunia?", tanya Hankyung pelan yang segera dijawab oleh anggukan Kyuhyun. "Apakah selama ini kamu menyadari kondisi tubuhmu yang kian melemah, Kyu?".

Kyuhyun mendongakkan kepalanya, kaget dengan penyataan Hankyung. Jujur, selama ini ia tidak pernah menyadari itu. Ia hanya merasa semuanya berjalan normal walau tubuhnya sedikit kurang enak diajak kompromi. "Tidak, Appa".

Hankyung menghela napas panjang. "Kamu harus tahu. Siang tadi kondisi tubuhmu telah melemah empat puluh persen. Walau begitu kamu perlu waktu sepuluh jam untuk kembali dari Amerika, padahal itu bisa ditempuh paling lama empat jam oleh malaikat hujan. Tubuhmu sudah terlalu kuat untuk menahan semuanya. Namun apa yang kamu lakukan tadi, tubuhmu kini tinggal dua puluh persen. Bayangkan! Hampir melakukan hubungan intim dengan manusia telah membuatmu kehilangan lagi empat puluh persen kehidupanmu. Wajar saja jika eomma-mu murka.", jelas Hankyung semakin membuat Kyuhyun semakin menyesal dan shock.

"Apa? Hanya tersisa dua puluh persen? Jangan bercanda, Hannie!", teriak Heechul tak percaya. Ia menggoyangkan tubuh Hankyung. Ini terlalu berat untuk dipikulnya.

"Itulah yang terjadi. Aku tidak bisa berbuat apa-apa.", balas Hankyung datar. Ia memalingkan wajahnya dari Heechul. Ia tak ingin melihat ekspresi menyedihkan milik Heechul.

Heechul terjatuh di atas lututnya. Ia bersimpuh di depan Hankyung. Rasanya ini terlalu berat untuk ia hadapi. Heechul tak ingin kehilangan anaknya kembali, seperti Ryeowook dulu. Ah, ia sudah tak sanggup. Ia merasa telah menjadi ibu yang buruk bagi semua anaknya.

"Masuklah ke kamarmu, Kyu.", lirih Heechul memberi perintah. Kyuhyun tak jua bergeming. "Aku bilang MASUK KE KAMARMU!", teriak Heechul, membuat Kyuhyun terpaksa mengikuti perintah itu.

Suasana di atas awan itu benar-benar menegang. Kibum terdiam di dalam kamarnya. Heechul dan Hankyung yang berdebat untuk mengembalikan kondisi Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun memandang miris kepada sayapnya yang mengerikan.

.

.

(T.T#) YuyaLoveSungmin (o.O)

.

.

Kyuhyun dikurung di dalam kamarnya selama dua minggu ini. Ia dipaksa untuk menerima energi yang dikumpulkan pasukan kecilnya setiap hari, walaupun energi itu tidak sebanding. Heechul dan Hankyung pusing sendiri, karena Kyuhyun selalu menolak untuk menerima jenis energi apapun untuk tubuhnya. Ia selalu memaksa kedua orang tuanya itu untuk bertemu dengan Sungmin. Ia sangat merindukan Sungmin. Ia khawatir sesuatu terjadi pada namja itu, apalagi ia meninggalkan Sungmin dengan kondisi seperti itu.

KRIEEEK! Sebuah suara membangunkan Kyuhyun dari lamunan singkatnya. Ia berusaha membangkitkan tubuhnya. Walau tubuhnya sedikit membaik, tiga puluh persen kehidupan, namun Kyuhyun masih tak bisa melakukan sesuatu yang berat. Sesosok malaikat hujan masuk ke dalam kamarnya. Ia masih tetap menunjukkan wajah datarnya.

"Kamu masih bersikeras ingin bertemu dengan Sungmin? Jangan bodoh, Kyu. Kamu tidak bisa melanggar kehendak Tuhan.", ujar Kibum sarkastik.

Kyuhyun mencengkram tubuh Kibum kuat. "Aku akan melawan Tuhan, jika itu bisa membuatku bersama dengan Sungmin. Aku mencintai Sungmin. Selamanya aku akan selalu mencintai Sungmin.", ikrar Kyuhyun sepenuh hati. Kali ini ia sangat serius dengan ucapannya. Ia tidak ingin melepaskan cintanya begitu saja.

CETAAAR!

Sebuah halilintar menyahut keberanian Kyuhyun, seakan halilintar ikut mendengar kegigihannya. Kibum tersenyum miris, menyadari apa yang akan terjadi. Sebuah tanda telah diturunkan untuk malaikat hujan di depannya itu.

"Buktikan ucapanmu! Jika kamu berani menemui Sungmin sekarang, kamu akan segera mati dan menghilang dari dunia ini. Atau kamu tetap hidup tanpa cintamu, karena ia yang akan segera mati.", tantang Kibum.

"Maksudmu?", tanya Kyuhyun bingung.

Kibum tersenyum meremehkan. "Cari tahu saja sendiri.", jawabnya sebelum meninggalkan Kyuhyun dalam kegelisahan di kamar itu.

'Apa maksud Kibum? Apakah Sungmin sakit? Tapi aku tidak bisa keluar dari kamar ini selama eomma-appa mengurungku.', batin Kyuhyun berperang dalam argumen. Ia sangat bingung untuk memilih diantara kedua pilihan itu.

"Eh?". Kyuhyun tak pernah menyangka jika Kibum tidak mengunci kembali kamarnya itu. Apakah ini artinya ia bisa pergi menemui Sungmin? Tak ingin menghabiskan waktu, Kyuhyun terbang keluar gumpalan awan, mencari keberadaan Sungmin.

Kyuhyun melayang tak beraturan di atas udara. Sayapnya tak sanggup lagi menahan beban tubuh Kyuhyun. Sayapnya yang telah menghitam seluruhnya itu, sedikit demi sedikit habis terhempas angin. Kyuhyun memaksa dirinya untuk tetap berada di atas udara. Ia harus bertemu dengan Sungmin. Harus.

BRAAAAK!

Kyuhyun tersungkur jatuh di lantai beranda kamar Sungmin. Suara dentuman keras itu membuat perhatian Sungmin teralihkan. Ia berusaha bangkit dari tidurnya, walaupun kepalanya masih sangat pusing karena demam. Mata Sungmin terbelalak sempurna saat ia melihat tubuh Kyuhyun tergeletak tak berdaya di luar kamarnya. Sayap Kyuhyun tak bersisa dari tubuhnya. Semua bulu halus itu telah tanggal dari dirinya, menyisakan warna hitam hangus di atas lantai marmer itu.

Sungmin meneteskan airmatanya, tatkala tubuh mengenaskan itu adalah tubuh kekasihnya. Ia mendekap tubuh Kyuhyun, membiarkan kepala Kyuhyun bersandar di atas pangkuannya. "Kyu, nae nan gwenchana?", tanya Sungmin sambil menahan isakannya.

Kyuhyun berusaha tersenyum sangat manis untuk Sungmin. Ia tak ingin Sungmin bersedih karenanya. "Aku baik-baik saja, Min. Aku telah kembali.", jawabnya sambil menahan seluruh rasa sakit yang membakar dalam tubuhnya.

"Ssst… Jangan banyak bicara, Kyu. Aku tahu kamu telah kembali. Terima kasih.", balas Sungmin berusaha tegar.

Kyuhyun terbatuk. Kerongkongannya terasa sangat kering dan terbakar. 'Inikah rasanya menghadapi kematian?', tanya Kyuhyun dalam hatinya. "Aku kembali untuk berpisah.", ujar Kyuhyun dengan seluruh tenaganya yang tersisa.

Sungmin tersentak kaget. Dadanya terasa nyeri. Ia tidak ingin membayangkan hal-hal buruk yang akan terjadi. Ia memeluk Kyuhyun seposesif yang ia mampu. "Tidak, Kyu. Kita harus bersama. Aku tidak ingin kehilanganmu."

Kyuhyun mengangkat tangannya yang kebas dan terasa sangat berat. Tubuhnya bergetar hebat. Rasa sakit itu terus naik ke atas dadanya dari kakinya. Sebelum Kyuhyun mampu menggapai pipi putih kekasihnya itu, Sungmin sudah menangkap tangan Kyuhyun. Sungmin membawa jari-jemari itu untuk mengelus pipinya, kebiasaan Kyu selama ingin menenangkan Sungmin. Ia sudah tahu secara jelas tentang ini.

"Tidak. Kita tidak akan bisa bersama, karena kita berbeda. Aku malaikat hujan dan kamu seorang manusia. Tuhan telah murka kepadaku. Sudah sepantasnya aku pergi, Min.", jelas Kyuhyun dengan suara yang tercekat.

"Tidak. Tidak. Kita akan baik-baik saja, Kyu. Kita akan tetap bersama. Kita lawan Tuhan, Kyu. Aku tidak ingin engkau pergi kemana pun.", teriak Sungmin ketakutan. Tubuh Sungmin ikut bergetar keras. Bukan. Bukan karena rasa sakit yang ia tahan, namun itu semua karena rasa takut yang menjalar di setiap inchi tubuhnya. Sungmin memeluk Kyuhyun, menenggelamkan wajah tampan malaikat itu di depan dadanya.

'Aku harus pergi, Min. Kamu akan melupakanku, karena aku bukanlah untukmu.', ucap Kyuhyun dalam hatinya. Ia sudah tak mampu lagi mengeluarkan kata-kata. Kyuhyun mengerang kesakitan saat rasa panas itu telah sampai ke ubun-ubunnya. "ARGH!"

CEEES! Tubuh Kyuhyun hangus menjadi serpihan-serpihan debu. Sebuah angin kencang menghempas tubuh itu hingga tak lagi bersisa, terbawa oleh alunan angin yang indah. Sungmin masih mendekap udara kosong. Ia tidak mau membuka matanya. Ia hanya ingin menganggap ini mimpi, namun inikah kenyataan? Sungmin memaksa dirinya, memastikan kebenaran yang ada di hadapannya. Airmata itu mengalir lebih deras dari sebelumnya. Jantungnya bagai terhunus pedang. Nyeri, perih, sakit dan ngilu, semua berpadu menjadi satu.

Sungmin harus rela mengakui bahwa Kyuhyun telah pergi, menghilang untuk selamanya. Ia mengelus lantai marmer berandanya. Hanya itu satu-satu tanda terakhir milik Kyuhyun. Sebuah tanda kehitaman, bekas sayap Kyuhyun yang terbakar. Sungmin tertidur di atas lantai itu, berharap Kyuhyun akan kembali di sampingnya saat ia terbangun.

Di lain pihak, Heechul dan seluruh keluarga besar malaikat hujan menangis pedih karena kehilangan sesosok malaikat hebat untuk sekali lagi. Heechul tak mengeluarkan airmata, tapi hujan yang membasahi bumi telah cukup mengekspresikan kesedihannya.

"Kau memang bodoh, Kyu.", umpat Kibum kepada udara. Ia tahu jika semua ini akan terjadi, tapi apa daya. Inilah yang Tuhan kehendaki.

.

.

(T.T#) YuyaLoveSungmin (o.O)

.

.

Sepasang yeoja dan namja sedang duduk di bawah halte bus, memandang langit yang kelam karena hujan. Mereka memakai seragam High School yang sama. Keduanya terlihat sangat canggung seakan takut mengatakan kata yang salah. Yeoja itu memainkan ujung rok seragamnya yang sebatas paha. Sedangkan sang namja sibuk menggerak-gerakkan kakinya, tanda seseorang saat gelisah. Tanpa mereka sadari ada sesosok makhluk yang memperhatikan mereka dari atas pohon. Sosok itu tersenyum senang.

"Apa yang kamu perhatikan, Bummie?", tanya sosok lain yang baru saja sampai di atas pohon. Ia mendudukkan dirinya di atas batang pohon, tepat di sebelah sosok sebelumnya.

"Lihatlah ke sana, eomma.", pinta Kibum, sosok yang sedari tadi memperhatikan sepasang manusia di halte itu.

Heechul, sang eomma, menajamkan pandangannya pada dua sosok manusia yang masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. "Itu... Itu...", ujar Heechul tergagap. "Nae aegya?", tanyanya tak percaya.

Sang namja membuka jaketnya, menaruh jaket itu pada bahu sang yeoja. Yeoja itu menatap wajah sang namja dengan bingung. "Pakailah. Lihat dirimu sudah kedinginan seperti itu. Jangan keras kepala.", ujar namja itu dengan lembut. Ia mengenal diri yeoja itu. Sebelum yeoja itu menolak dirinya, ia sudah mengancam duluan.

Pipi yeoja itu memerah. Ia menundukkan wajahnya malu. Belum pernah ada namja yang sangat perhatian kepadanya selain sang appa. "Min. Lee Sungminnie.", panggil namja itu pelan.

"Mwo? Sungmin?", teriak Heechul kaget. Untung saja statusnya sebagai malaikat hujan memungkinkan suaranya tak terdengar oleh siapapun. "Bu-bukankah dia namja? Ke-kenapa? Kenapa? Kenapa ia menjadi seorang yeoja?", tanya Heechul tergagap. Ia tidak bisa memikirkan alasan paling masuk akal bagi dirinya.

Kibum tersenyum ala killer smile-nya. Ia tetap memandang kedua orang itu. "Tidak ada yang tahu rencana Tuhan, eomma. Siapa yang menyangka kalau di kehidupannya yang lain, ia akan menjadi yeoja. Tuhan menyayangi setiap makhluk ciptaannya, termasuk Kyuhyun. Jika sebelumnya Kyuhyun harus melawan Tuhan untuk mendapatkan cintanya, namun Tuhan tidak mengabulkannya sama sekali. Tapi lihatlah saat ini, eomma", jawab Kibum bijak.

"Aku mengerti maksudmu, Kibummie. Tuhan selalu mendengarkan doa setiap umat-Nya. Tuhan selalu akan mengabulkan doa setiap hamba-Nya. Hanya saja Tuhan menunggu waktu yang tepat. Saat waktu itu datang, Tuhan akan memberikan kebahagiaan tiada tara.", ujar Heechul. Ia turun dari pohon, mendekati sosok aegya-nya yang sudah berbeda.

"Nado saranghae, Kyu.", jawab Sungmin atas pernyataan Kyuhyun sebelumnya.

Mereka berdua saling melempar pandangan penuh rasa cinta. Tubuh mereka semakin mendekat hingga tak ada jarak di antara keduanya. Cup! Bibir mereka saling beradu. Mereka menyalurkan seluruh perasaan yang selama ini telah terpendam begitu dalam. Sekarang mereka tidak perlu malu dan takut untuk mengungkapkan semuanya. Di bawah hujan deras, di hadapan kedua malaikat hujan, mereka telah resmi menjadi sepasang kekasih.

Kibum menarik tangan Heechul, berniat untuk membiarkan sepasang kekasih itu menghabiskan waktu bersama. Heechul seakan mengerti dengan semuanya. Ia mengepakkan sayapnya, terbang menembus langit terlebih dahulu. Heechul sudah tidak sabar untuk memberitahu Hankyung. Ia terlalu senang mengetahui kabar Kyuhyun.

"Ya! Kalian berpacaran? Berhenti berbuat mesum!", teriak seorang namja, membuat Kibum berhenti terbang.

Kibum melayang di atas langit. Jantungnya berdebar kala mendengar suara berat itu. Takut-takut Kibum menolehkan kepalanya, menemukan sesosok manusia yang kini bercengkrama bersama Kyu dan Sungmin.

Deg!

"Siwonnie?", kagetnya tak percaya. Kibum ingin sekali turun, menyentuh namja yang begitu ia rindukan, tapi ia tidak bisa. "Kyu, tolong jaga kekasihku di sini ya!", pesan Kibum seakan Kyuhyun mendengar suaranya yang terbawa angin.

"Kibummie, ayo pulang!", teriak Heechul melalui telepatinya. Jika diperhatikan dari nada suaranya, Heechul terdengar sangat senang. Kibum melesat ke atas langit, bergegas untuk bertemu keluarga malaikatnya.

'Tuhan mempunyai caranya sendiri untuk membagi karunia dan anugerah-Nya. Semua yang Ia berikan pasti memiliki rahasia dibaliknya. Hanya cara kita bagaimana menyikapinya. Sekarang aku mengerti mengapa Tuhan tidak mempersatukan KyuMin sebelumnya. Itu karena status mereka yang berbeda, malaikat-manusia. Hubungan sesama jenis pun dilarang oleh Tuhan. Ah, Tuhan hanya ingin Kyuhyun mengenal kerasnya perasaan cinta dan perjuangan untuk orang yang dicintai. Sekarang setelah Kyuhyun lulus dari cobaan-Nya, Tuhan memberikan kebahagiaan yang luar biasa. Berbahagialah, Kyu, Sungmin, dan Siwon. Jalani hidup kalian dengan penuh perjuangan. Aku akan memperhatikan dari sini, sama seperti Tuhan yang selalu memperhatikan kalian.', batin Kibum.

Sekarang Kibum baru paham maksud Tuhan untuk Kyuhyun. Selama hampir seribu tahun ia bertanya-tanya, kini ia memahami semuanya. Tuhan memang selalu menyayangi makhluk ciptaannya. Kibum yakin suatu hari nanti ia akan menemui semua anugerah dan kebahagiaannya. Harapan dan doa yang sama seperti setiap manusia di muka bumi ini, berharap bahagia.

.

.

END

.

.


#Thanks to all READERS#

No Sekuel

~I hope all of you can get the message of this Fanfiction~

Please, Leave REVIEW for SUPPORTING me

Annyeong ^.^v