"Oi, Itachi," Ujar Sasuke sambil mengetuk pintu kamar kakak laki-lakinya.

"Masuk." Ujar Itachi, yang sedang duduk didepan meja belajarnya, sambil membaca sebuah novel. Nada bicaranya terdengar kesal, sepertinya dia tidak suka diganggu saat sedang membaca novel.

"Lain kali, aku tidak akan membiarkanmu masuk kalau kau tidak memanggilku 'kakak'"

Sasuke mengabaikan omongan kakaknya itu, dan lalu berbaring di kasur Itachi yang baru dibereskan.

"Hei, jangan memberantakkan kasurku,"

"Nanti bisa dibereskan lagi kan, cerewet." Sasuke berkata sambil mencari posisi yang paling nyaman menurutnya. Setelah Sasuke berguling untuk beberapa kali, Itachi lalu bangkit dari tempat duduknya,

"Kau pasti malas membereskan kasurmu sendiri,"

Ujar Itachi sambil kemudian bergegas keluar kamar,

"Aku akan rapikan kasurmu, lalu setelah itu keluarlah dari kamarku."

Dan Itachi menutup pintu kamarnya.

Bisa dipastikan, Itachi merasa terganggu saat Sasuke masuk ke kamarnya dan memberantakkan kasurnya secara semena-mena.

Ya, Sasuke memang paling malas beres-beres, terutama membereskan kasurnya sendiri. Padahal, dia lebih menyukai kasur yang rapi daripada yang berantakan. Setiap bangun tidur dan kasurnya berantakan, pasti Sasuke akan melanjutkan tidurnya di kamar Itachi yang selalu dibereskan oleh pemiliknya.

Saat Sasuke berganti-ganti posisi, tiba-tiba saja dia merasa punggungnya menimpa sesuatu.

Sasuke kemudian bangun dari posisi tidurnya, lalu menggapai benda yang tadi mengganjal di punggungnya.

'...Majalah?' Batin Sasuke, dan lalu kemudian membalikkan majalah itu dan melihat covernya.

Dalam sekejap,

wajah Sasuke bersemu merah, dia langsung membanting majalah itu ke ujung kasur,

"Ma-Majalah dewasa...!"


Frenzied

Main Characters: Uchiha Sasuke, Hyuuga Hinata
Rating: T

Characters on this fanfiction,
are under Masashi Kishimoto's rights.


Sasuke mendengar bunyi langkah Itachi yang berjalan mendekat, lalu dengan secepat kilat, Sasuke mengambil kembali majalah yang baru saja dia lempar dan menaruhnya di tempat dimana dia menemukannya.

Sasuke kembali ke posisinya semula tepat sepersekian detik sebelum Itachi membuka kamar. Dalam hatinya, Sasuke menarik nafas lega!

"Sudah kubereskan, Sasuke. Sana, kembali ke kamarmu."

Sasuke lalu bergegas menuju ke kamarnya, dan melewati Itachi yang berdiri didepan pintu.

"Kau mau pergi begitu saja?"

"Iya, iya. Terimakasih, Itachi." Dan lalu Sasuke berjalan cepat menuju kamarnya.

Itachi hanya menatap adiknya itu dengan tatapan kesal, lalu menutup pintu kamarnya dengan perlahan, dan kembali melanjutkan membaca novelnya.

Begitu sampai di kamarnya, Sasuke langsung duduk dipinggir kasurnya. Percaya atau tidak, Sasuke baru pertama kali melihat foto... Ehm, foto seorang cewek yang hampir tidak berpakaian.

Biar bagaimanapun juga, Sasuke murni seorang laki-laki. Dan seorang remaja. Cowok mana yang tidak akan bereaksi kalau melihat 'yang aneh-aneh'?

Sasuke lalu meninju wajahnya sendiri,

'Lupakan, baka. Lupakan apa yang baru kau lihat.' Sasuke berkata pada dirinya sendiri dalam pikirannya.

Sasuke lalu berbaring di kasurnya yang sudah dirapikan oleh Itachi. Namun, biarpun sudah hampir setengah jam berbaring diatas ranjangnya, Sasuke tidak dapat melanjutkan tidurnya. Matahari yang bersinar terik membuat temperatur kamar Sasuke jadi agak panas.

Tapi Sasuke tetap tidak menyalakan air conditioner yang terpasang di kamarnya. Panasnya cuaca hari ini masih bisa Sasuke hadapi. Yang sukar dihadapi Sasuke saat ini adalah rasa bosannya sendiri.

Ditambah lagi, saat Sasuke mengecek kulkas, didalamnya tidak ada minuman dingin kesukaannya. Sasuke pun berniat untuk pergi ke minimarket untuk sekedar mengganti suasana, sekaligus membeli minuman kesukaannya, jus tomat.

Sasuke pun bergegas keluar rumah, tanpa memberitahu Itachi terlebih dulu. Sasuke mengeluarkan sepeda-nya, dengan alasan malas berjalan kaki. Sasuke pun menaiki sepedanya sambil mencari jalan yang teduh. Saat berbelok di tikungan, Sasuke baru ingat ada mesin otomat yang posisinya tidak sejauh minimarket. Dan yang paling penting, disana ada jus tomat yang saat ini sangat Sasuke inginkan.

Sasuke pun mengarahkan sepedanya kearah tempat dimana mesin otomat itu berada, yaitu di persimpangan jalan yang sebentar lagi akan Sasuke lewati.

Dan saat Sasuke sudah dekat dengan persimpangan itu, Sasuke melihat seseorang sedang berlutut didekat mesin otomat, sambil menggapai-gapai sesuatu yang sepertinya jatuh kebawah mesin itu.

Sasuke berniat menghiraukan orang itu. Tapi ternyata, Sasuke mengenalnya.

Orang itu... Memiliki rambut panjang berwarna biru gelap, berkulit putih cerah, dan jelas sekali bahwa orang itu adalah teman sekelas Sasuke, yang bernama Hyuuga Hinata.

Tapi apa yang dia lakukan disana?

Sasuke segera memarkir sepedanya. Dan saat itulah cewek itu menyadari bahwa ada Uchiha Sasuke dibelakangnya.

"A-Ah! Uchiha-kun, se-selamat siang..." Hinata menyapa Sasuke sambil tetap pada posisinya.

"Sedang apa kau...?"

Seharusnya Sasuke tidak bertanya. Tapi, mungkin ini karena efek musim panas. Cewek itu memakai baju musim panas dan rok berbahan tipis yang panjangnya hanya selutut. Saat cewek itu berlutut dan membungkukkan badannya, otomatis rok-nya sedikit terangkat.

"T-Tadi koinku jatuh, a-aku bisa meraihnya sedikit lagi..."

Dan Hinata justru semakin merendahkan badannya, membuat roknya semakin terangkat. Dan tanpa diduga... Sasuke kalang kabut melihatnya. Seharusnya Sasuke tidak bereaksi terhadap hal seperti ini. Tapi tiba-tiba... Sasuke teringat majalah yang tadi dia lihat di kamar Itachi!

"Ba-Baka!" Sasuke berseru dengan nada suara yang agak terdengar panik,

"Kau minggir saja, Biar aku yang ambil."

Sasuke lalu ikut berlutut di samping Hinata, dan meraba-raba untuk mencari koin yang jatuh itu. Karena merasa mengganggu, Hinata langsung berdiri tanpa berkata apapun. Dan untunglah, setelah beberapa detik, koinnya ditemukan.

Sasuke lalu menoleh keatas, sambil memperlihatkan koin yang baru saja dia temukan pada Hinata.

Dan tiba-tiba, Sasuke kembali kalang kabut. Sasuke sekilas melihat 'sesuatu dibawah rok Hinata' saat sedang menoleh kearah Hinata yang sedang berdiri disampingnya.

"Baka! Jangan berdiri disebelahku!" Sasuke langsung berseru panik, sambil bergegas berdiri.

Hinata langsung mundur beberapa langkah, lalu ikut panik, "Ma-maaf!"

Dia panik karena Sasuke tiba-tiba berseru padanya.

Sasuke lalu merasa bodoh. Gara-gara tidak sengaja melihat majalah dewasa, lalu dia jadi kalang kabut oleh seorang cewek yang bahkan tidak melakukan apapun padanya.

"Ini." Sasuke lalu menyodorkan koin itu dan sekuat tenaga melupakan apa yang baru dia lihat. Hinata mengambilnya dengan hati-hati lalu tersenyum kecil pada Sasuke,

"Te-terimakasih... Maaf merepotkan..."

"Hn." Sasuke bergumam kecil.

Setelah itu, Hinata memasukkan koin itu kedalam mesin otomat, membeli sekaleng minuman, lalu pergi kearah yang berlawanan dengan rumah Sasuke. Sebelum itu, Hinata kembali mengucapkan terimakasih, dan Sasuke hanya membalasnya dengan mengangguk satu kali.

Sasuke lalu mengeluarkan beberapa koin dari kantungnya, dan membeli jus tomat kesukaannya. Saat Sasuke baru saja memasukkan satu koin kedalam mesin itu, tiba-tiba rintik hujan turun, dan serta merta menjadi hujan ringan.

Karena insiden koin tadi, Sasuke tidak memperhatikan bahwa cuaca tiba-tiba menjadi mendung.

Di musim panas seperti ini, cuacanya memang kadang sulit ditebak.

Sasuke awalnya tidak peduli. Tapi saat Sasuke menekan tombol mesin otomat dan jus tomat menggelinding keluar, disaat yang bersamaan hujannya menjadi tambah deras. Tapi Sasuke tidak berniat menunggu hujannya berhenti. Sasuke pun memasukkan jus tomat itu kedalam keranjang sepedanya. Saat baru saja Sasuke ingin menaiki sepedanya, tiba-tiba Hinata datang kembali, dan kemudian berteduh didekat mesin otomat itu yang memang memiliki atap untuk menangkal hujan.

"Ku-kukira kau sudah pergi..." Hinata berkata dengan napas tersengal-sengal. Sepertinya dia belum berjalan begitu jauh, dan dia kembali kesini karena hujan tiba-tiba turun deras.

Sasuke lalu melihat Hinata sebentar, dan matanya terpaku pada baju Hinata yang basah karena hujan. Baju musim panasnya yang tipis, menjadi agak transparan karena dibasahi air hujan.

Dan apa yang seharusnya ditutupi oleh baju itu... Kini terlihat jelas oleh Sasuke.

Sasuke lalu membuang mukanya. Dan kembali meninju mukanya. Dia melihat apa yang seharusnya tidak ia lihat!

"A-Ada apa, U-Uchiha-kun?" Hinata bertanya dengan ragu-ragu. Saking tidak pekanya, Hinata tidak sadar bahwa penampilannya saat ini terhitung provokatif.

Sasuke hanya menggelengkan kepala. Tadinya mau meninggalkan Hinata disana sendirian. Tapi... Entah kenapa sekarang Sasuke merasa berdosa padanya.

"Dimana rumahmu?" Sasuke bertanya balik pada Hinata.

"Se-sepuluh menit dari sini..." Hinata menjawab sambil menunjuk kearah jalan menuju rumahnya, yang berlawanan dengan arah menuju rumah Sasuke. Hujan deras membuat mereka berdua tidak bisa bergerak dari sana, dan tidak ada diantara keduanya yang membawa payung. Jelas saja, cuaca tadi begitu cerah. Tidak ada yang menduga bahwa hujan akan turun.

Sasuke sebenarnya bisa saja menerobos hujan ini dan langsung pulang dengan sepedanya. Rumahnya hanya tiga menit dari sini kalau ditempuh dengan sepeda. Namun... Sasuke tidak bisa membiarkan Hinata begitu saja.

Ditambah lagi, Hinata tidak sadar bahwa lekuk tubuhnya tercetak jelas oleh bajunya yang basah, membuat akses Sasuke untuk 'melihatnya' pun semakin mudah. Sasuke akhirnya berbicara pada Hinata tanpa menoleh padanya,

"Kau ikut aku saja."

Sesaat setelah Sasuke berkata demikian, dia mengutuk dirinya sendiri dalam pikirannya. Dia tidak sempat merangkai kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Dan untungnya, Hinata menangkap perkataan Sasuke itu dengan ringan.

"Ru-rumahmu dekat...?"

"Cuma tiga menit dari sini."

Hinata lalu terlihat agak bingung, dan kembali bertanya, "Me-memangnya... Tidak merepotkan?"

Sasuke berpikir sebentar. Merepotkan sih, tidak. Yang terpenting adalah Sasuke tidak terjebak disini bersama Hinata yang basah kuyup untuk waktu yang lama.

"Tidak sama sekali,"

Sasuke lalu menerobos hujan dan mengambil sepedanya yang ia parkir dipinggir jalan, dan menduduki sadel sepedanya,

"Cepat naik."

Hinata terlihat ragu-ragu, "T-terimakasih, ta-tapi..."

"Cepat! Kau harus segera ganti baju, baka!" Sasuke tanpa sadar berseru pada Hinata, dan suaranya mengalahkan deru hujan yang deras. Spontan, wajah mereka berdua memerah. Sasuke tanpa sengaja meneriakkan pikirannya!

Lalu, apa yang terjadi setelahnya?
Bersambung ke chapter 2!


A/N: Bisa dilihat dari judulnya... Fic ini menceritakan satu hari dalam hidup Sasuke yang penuh dengan hiruk pikuk.
Maaf kalau ceritanya agak kurang dapat dimengerti... Udah gitu OOC lagi -_-v

Dan cerita ini cuma terdiri dari dua chapter, yang berarti akan selesai di chapter depan.

Terimakasih sudah membaca!