Chara : Yesung, Kyuhyun, Siwon (Twins!Kyusung)

Genre : Yaoi, Brothership, Romace, Hurt/Comfort, Family, Drama etc.

Disc : Yesung and Siwon belong to each other. Kyuhyun belong to me :P

Summary : Yesung dan Kyuhyun adalah saudara kembar non-identik. Namun bukan hanya fisik mereka saja yg tidak sama, melainkan juga kehidupan mereka yg seakan berbeda 180 derajat. Kyuhyun dengan segala kesempuraan yg dimilikinya dan Yesung yg bisa dikatakan jauh dari kata sempurna. Apakah kedatangan seorang pria bernama Choi Siwon akan merubah sesuatu?

Warning : BL, Crack-Pair, aneh, alur maksa, etc.

Inspired by : Summer Breeze by Orizuka and Brother Sep-Brother by Baby Cloudy

.


Happy reading


.

Yesung menatap kertas di tangannya berkali-kali dengan mata berbinar. Ia terus menatap kertas itu sudah hampir sejak setengah jam yg lalu, seolah takut jika ia berkedip sekali saja mungkin kata 'Naik Kelas' yg tertulis di kertas itu akan menghilang atau berubah. Baru setelah merasa matanya pedih dan kering, ia memejamkan matanya erat dengan senyum lebar seraya mendekap kertas laporan hasil belajarnya itu erat.

"Haiz! Lihat anak itu! Naik kelas dengan peringkat paling bawah di kelas saja bangga!" Cibir seorang anak laki-laki berambut pirang pada temannya.

"Haha iya! Tapi paling tidak ini sudah peningkatan lah. Daripada tahun kemarin dia tidak naik kelas." Sahut temannya seraya tersenyum meremehkan.

Yesung langsung membuka matanya dan menatap kedua anak itu tajam.

"Siapa yg kalian bicarakan?" Seru Yesung kesal.

"Tentu saja kau! Memangnya siapa lagi anak di sekolah ini yg pernah tidak naik kelas selain kau?" Ejek anak itu.

"Aku tidak percaya, bagaimana mungkin kau dan Kyuhyun hyung itu kembar?" Tambah anak yg satunya sinis.

"Eh? Daripada kita berbicara dengan anak bodoh ini, bagaimana kalau kita ke aula melihat kelulusan anak kelas 6? Pasti Kyuhyun hyung mendapatkan nilai terbaik!"

"Kau benar! Kajja!"

Kedua anak itu pun lalu berlari meninggalkan Yesung.

Yesung kembali menatap kertas tadi. Ia lalu tersenyum hambar. Anak-anak tadi benar. Untuk apa dia begitu senang hanya karena naik kelas dengan peringkat paling bawah? Jangankan anak-anak tadi, Yesung sendiri juga terkadang tidak percaya jika ia dan Kyuhyun adalah saudara kembar.

Ya, Yesung dan Kyuhyun adalah saudara kembar non-identik. Secara fisik mereka sangat jauh berbeda tidak seperti anak kembar pada umumnya. Yesung memiliki postur tubuh yg lebih kecil dari Kyuhyun. Dari segi wajah mereka juga sama sekali tidak mirip. Yesung dengan mata sabit dan pipi chubby yg membuatnya terlihat manis, dan Kyuhyun dengan fox eyes dan wajah manly yg menunjukkan betapa dia sangat tampan.

Namun perbedaan mereka bukan hanya dari segi fisik saja, melainkan juga kepribadian. Yesung adalah tipe anak yg terkenal easy going sedangkan Kyuhyun anak yg cenderung serius. Yesung lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermain sedangkan Kyuhyun lebih suka berkutat dengan berbagai buku tentang ilmu pengetahuan dan sesekali bermain game, itu saja pasti sejenis game pengasah otak.

Kyuhyun memiliki begitu banyak kelebihan terutama dari segi kecerdasan. Sejak kecil ia selalu mendapatkan nilai terbaik di sekolahnya. Ia juga memiliki begitu banyak prestasi baik akademik maupun non-akademik. Sedangkan Yesung? Ya, bisa ditebak, Yesung adalah sebaliknya. Yesung mengidap disleksia yg membuatnya memiliki keterbatasan dalam belajar. Ia mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis. Mungkin itulah yg menyebabkan ia selalu mendapatkan nilai buruk dan pernah satu kali tidak naik kelas.

Pertemanan? Tentu saja berbeda. Kyuhyun memiliki banyak teman sedangkan Yesung hampir sama sekali tidak memiliki teman. Ya, mungkin ada satu atau dua anak yg mau berteman dengan Yesung, namun itu bukan benar-benar teman dekat. Tidak hanya berhenti sampai di situ, perlakuan yg Yesung dan Kyuhyun dapatkan dari kedua orang tuanya pun berbeda.

Yesung masih mengingat dengan begitu jelas apa yg Mr. Kim katakan ketika tahun lalu Kyuhyun berhasil naik ke kelas enam dengan nilai terbaik di sekolah sementara ia harus tinggal di kelas lima. Setelah itu Yesung mati-matian belajar agar tahun ini ia bisa naik kelas, dan akhirnya ia berhasil meskipun dengan nilai pas-pasan. Jadi wajar kalau dia begitu senang, bukan? Kau tau? belajar di sekolah regular dengan kualitas tinggi bagi pengidap disleksia itu bukanlah hal yg mudah. Bahkan sampai saat ini pun Yesung masih belum bisa membaca dan menulis dengan benar.

Yesung tersenyum tipis. Ia lalu melangkahkan kakinya menuju Aula sekolah di mana hari ini Kyuhyun yg memang berada satu tingkat di atasnya lulus. Ia yakin Mr. dan Mrs. Kim pasti berada di sana. Mereka sangat antusias karena pasti Kyuhyun akan lulus dengan nilai terbaik. Memang sudah menjadi rahasia umum jika Kyuhyun memiliki kecerdaan di atas rata-rata. Mungkin itulah mengapa kedua orang tua mereka lebih memilih menghadiri kelulusan Kyuhyun daripada mengambil raport kenaikan kelas Yesung yg bisa saja memalukan seperti tahun kemarin.

Yesung memasuki ruang aula masih dengan mendekap erat kertas laporan hasil belajarnya. Dan benar seperti yg ia duga, Kyuhyun saat ini tengah berada di atas panggung bersama kedua orang tuanya dengan memegang sebuah tropi besar diringi tepuk tangan meriah dan tatapan kagum dari semua orang yg hadir di sana. Yesung tersenyum dan ikut bertepuk sebelah tangan. Ya, bagaimana pun Kyuhyun adalah saudara kembarnya, jadi adalah hal yg wajar jika ia turut bahagia, bukan?

Acara berakhir. Yesung melihat Mrs. Kim berjalan ke arahnya bersama Mr. Kim yg menggendong Kyuhyun. Ya, mereka berdua pasti sangat bangga saat ini, terlihat jelas dari senyuman yg terus mengembang di bibir keduanya.

"Yesungie, kajja kita pulang!" Ujar Mrs. Kim seraya menarik tangan Yesung.

"Ne, Mom." Jawab Yesung.

"Anak kebanggan Daddy ingin minta apa?" Tanya Mr. Kim pada Kyuhyun begitu mereka sampai di rumah.

Kyuhyun menggeleng pelan, "Aku tidak ingin apa-apa." Jawabnya.

"Hey, mana boleh seperti itu? kau harus mendapatkan hadiah, sweetie." Sahut Mrs. Kim, "Kau ingin apa? Mobil? Atau liburan ke luar negeri?"

Yesung yg masih berdiri di depan pintu hanya tersenyum kecil masih dengan mendekap raport-nya. Kau lihat? Bahkan mereka tidak bertanya bagaimana hasil raport Yesung. Ya, mungkin karena mereka tidak ingin menghancurkan kebahagiaan hari ini hanya karena melihat nilai Yesung, begitu pikir Yesung.

"Aku ingin istirahat." Ujar Yesung pelan seraya masuk ke dalam kamarnya. Samar-samar terdengar suara Mr. dan Mrs. Kim yg masih terus membujuk Kyuhyun agar mau menerima hadiah dari mereka.

Yesung merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Ia tidak menangis. Ia sudah terlalu biasa dengan hal-hal seperti ini. Seperti setiap mereka ulang tahun, tidak jarang Kyuhyun mendapatkan kado yg lebih bagus dari Yesung. Bahkan Kyuhyun mendapatkan banyak kado dari teman dan saudara-saudara mereka, tapi tidak dengan Yesung. Kado yg ia dapatkan setiap ulang tahun mungkin bisa dihitung hanya dengan jari.

Yesung iri? Tentu saja. Ia juga manusia biasa, kau lupa? Terkadang ia ingin bisa menjadi seperti Kyuhyun yg pintar dan dicintai banyak orang. Mereka kembar, kan? Bukankah seharusnya mereka mendapatkan semuanya dengan adil? Tapi seiring berjalannya waktu, Yesung mulai terbiasa dengan semua perbedaannya dengan Kyuhyun. Lagipula ia sangat mencintai Kyuhyun. Ia menyayangi Kyuhyun lebih dari apapun meskipun ia tidak yakin Kyuhyun juga merasakan hal yg sama.

Selama ini ia dan Kyuhyun tidak begitu dekat. Mereka jarang bermain bersama. Kyuhyun lebih suka bermain bersama teman-temannya di luar jika sedang bosan belajar sedangkan Yesung lebih suka bermain sedirian di rumah atau di taman yg terletak tidak begitu jauh dari rumahnya. Yesung tidak terlalu memikirkannya. Baginya wajar jika Kyuhyun tidak mau—atau malu—bermain bersamanya, Selama ini teman-teman Kyuhyun pasti anak-anak pintar atau berbakat sama seperti Kyuhyun.

Yesung menggelengkan kepalanya mencoba menepis semua pikiran-pikiran buruknya. Ia tidak boleh berpikiran seperti itu, bukan? Ia menyayangi Kyuhyun, jadi kebahagiaan Kyuhyun adalah kebahagiannya juga.

Yesung lalu mengganti pakaiannya dan memutuskan untuk tidur siang.

.

.

.

Kyuhyun tengah asyik bermain game di ruang tengah-nya ketika tiba-tiba ia mendengar bel berbunyi. Ia segera mem-pause game-nya dan berlari untuk membuka pintu.

"Kibum hyung?" Kyuhyun mengangkat alisnya begitu melihat seorang pria yg terlihat lebih tua darinya berdiri di sana seraya tersenyum.

"Sore, Kyunnie.." Sapa pria yg dipanggil Kibum itu.

Kyuhyun tersenyum, "Sore, hyung. Ayo masuk!" Ujarnya seraya masuk ke dalam rumah diikuti oleh Kibum.

"Kyunnie, aku dengar kau lulus dengan nilai terbaik, ya? Selamat, ne?" Ucap Kibum masih dengan tersenyum.

"Terima kasih, hyung." Balas Kyuhyun. Ia lalu melihat box besar yg dibawa Kibum, "Itu apa, hyung?" Tanyanya penasaran.

"Ooh, ini? Ini kura-kura." Jawab Kibum.

"Kura-kura? Untukku?"

"Bukan, ini untuk Yesung. Dia naik kelas, kan? Kura-kura ini hadiah untuknya. Tapi kalau kau mau, nanti aku juga akan membelikannya untukmu."

Senyuman di bibir Kyuhyun seketika memudar, "Ti-tidak usah, hyung. Lagipula aku tidak terlalu suka kura-kura." Ujarnya dengan kembali tersenyum.

"Baiklah kalau begitu. Ah iya, di mana Yesung?"

"Yesung di kamarnya."

"Baiklah, aku menemuinya dulu, ne?"

"Ne, hyung." Jawab Kyuhyun.

Kibum pun lalu berlari ke kamar Yesung.

Sepertinya aku melupakan sesuatu. Yesung tidak benar-benar tidak memiliki teman dekat. Kibum adalah tetangga Yesung. Ia dekat dengan Yesung dan Kyuhyun sejak kecil. Usia mereka terpaut 3 tahun. Kibum bisa dibilang sangat dekat dengan Yesung, namun mereka tidak terlalu sering bermain bersama karena Kibum memiliki banyak kesibukan. Kibum begitu menyayangi Yesung bahkan mungkin lebih dari kedua orang tua Yesung sendiri.

Kibum adalah satu-satunya orang yg mengetahui Yesung mengidap disleksia selain dokter dan tentu saja Yesung sendiri. Ya, karena Kibum sendiri lah yg mengantarkan Yesung ke rumah sakit saat itu untuk melakukan pemeriksaan. Kibum yg begitu dekat dengan Yesung mulai menyadari ada sesuatu yg berbeda pada Yesung ketika Yesung tidak naik kelas tahun lalu. Yesung bukan bodoh melainkan seperti kesulitan belajar. Ia lalu memutuskan membawa Yesung ke rumah sakit dan akhirnya ia mengetahui Yesung ternyata mengidap disleksia. Ia tidak memberi tahu orang tua Yesung karena Yesung melarangnya. Yesung takut kedua orang tuanya akan semakin membencinya jika mereka mengetahuinya.

Kibum membuka pintu kamar Yesung dengan hati-hati. Dilihatnya Yesung tengah terlelap di atas tempat tidurnya. Ia lalu melangkahkan kakinya mendekati Yesung dan duduk di tepian tempat tidur. Senyum dibibirnya mengembang melihat wajah Yesung yg terlihat begitu polos ketika tidur seperti itu. Gemas, Kibum mengulurkan tangannya mengacak rambut Yesung pelan berusaha untuk tidak mengusik tidurnya. Namun sepertinya Yesung terlalu peka, ia menggeliat dan perlahan membuka matanya.

"Kibum hyung?" Gumam Yesung seraya mengerjap imut.

Kibum tersenyum, "Maaf aku mengganggu tidurmu."

Yesung bangkit dan mengubah posisinya menjadi duduk seraya mengucek kedua matanya.

"Tidak kok. Aku sudah tertidur cukup lama tadi." Jawabnya seraya tersenyum.

Kibum kembali mengacak rambut Yesung pelan, "Ah iya, aku punya sesuatu untukmu!"

Yesung mengangkat alisnya, "Apa?"

"Buka sendiri," Ujar Kibum seraya memberikan box yg dibawanya tadi pada Yesung.

"Ini apa?" Tanya Yesung lagi.

"Buka saja.."

Dengan kening berkerut, Yesung membuka box itu, dan sedetik kemudian matanya melebar begitu melihat akuarium kecil berisi seekor kura-kura, "Kura-kura?"

"Yeap! Kau bilang kau ingin memiliki kura-kura tapi tidak berani meminta pada orang tuamu, bukan? Apa kau suka?"

Yesung mengangguk dengan mata berbinar, "Sangaaat suka!"

"Ini hadiah untukmu."

Yesung kembali mengerutkan keningnya, "Hadiah? Tapi aku tidak ulang tahun?" Tanyanya bingung.

Kibum tertawa kecil, "Kau naik kelas, bukan? Ini hadiah untukmu!"

Tiba-tiba raut wajah Yesung langsung berubah membuat Kibum yg menyadarinya cemas, "Sungie-ah? Ada apa?" Tanyanya.

Yesung menggeleng pelan seraya tersenyum hambar, "Kenapa kau sangat baik, hyung? Mommy dan Daddy saja tidak menanyakan aku naik kelas atau tidak."

Kibum terhenyak. Ia langsung meraih tubuh kecil Yesung ke dalam pelukannya. Ia tau bagaimana perasaan Yesung. Ia mengenal keluarga itu sejak kecil, jadi ia tau dengan pasti bagaimana hubungan Yesung dan keluarganya.

"Mungkin mereka tadi terlalu lelah, Sungie-ah. Nanti pasti mereka akan bertanya. Jangan bersedih, okay?" Hibur Kibum seraya mengusap punggung Yesung.

Yesung menggeleng pelan, "Aku tidak apa-apa."

Kibum sendiri tidak habis pikir. Bagaimana bisa kedua orang tua Yesung seakan melupakan bahwa Yesung juga anak kandung mereka hanya karena Yesung memiliki keterbatasan? Mereka terlalu membanggakan kelebihan Kyuhyun sehingga membuat Yesung semakin terlihat lemah di mata mereka. Mereka memang tidak tau Yesung menderita disleksia, jadi yg mereka dan semua orang tau hanyalah Yesung memiliki IQ yg rendah. Namun itu sama sekali bukan berarti mereka boleh tidak mau tau lagi tentang Yesung dan justru seolah 'menyingkirkannya'.

Selama ini Kibum yg membantu Yesung belajar. Yesung tidak bisa membaca dan menulis, tapi ia masih bisa belajar dengan mendengar. Dan dari sanalah Kibum tau bahwa sebenarnya Yesung terluka di balik wajah polosnya. Ia bisa melihat Yesung begitu semangat belajar, itu pasti karena Yesung ingin bisa seperti Kyuhyun yg menjadi kebanggan semua orang –meskipun kenyataannya ia tidak akan pernah bisa. Yesung iri pada Kyuhyun, namun rasa sayangnya pada Kyuhyun jauh lebih besar daripada rasa iri itu.

Kibum tau bahwa Yesung sangat menyayangi Kyuhyun. Yesung begitu mengagumi dan bahkan mungkin mengidolakan Kyuhyun. Ia bisa melihatnya setiap kali Yesung bercerita bagaimana hebatnya Kyuhyun dengan mata berbinar seperti seorang fangirl yg tengah membicarakan idolanya. Tapi Kibum tidak tau bagaimana dengan Kyuhyun. Selama ini Kyuhyun tidak pernah menunjukkan bahwa ia menyayangi Yesung. Namun ia juga tidak terlihat membenci Yesung. Disamping itu, Kyuhyun juga memang merupakan anak yg agak sulit ditebak.

"Terima kasih, hyung. Aku tidak mungkin bisa naik kelas kalau kau tidak membantuku." Ucap Yesung lagi.

Kibum melepaskan pelukannya da menatap Yesung lembut, "Kau tidak perlu berterima kasih, Sungie-ah. Aku melakukannya karena aku menyayangimu. Kau sudah aku anggap seperti adikku sendiri," Ujarnya seraya tersenyum.

Yesung ikut tersenyum senang meskipun di dalai hatinya ia juga merasa sedih. Bagaimana bisa orang lain menganggapnya keluarga sementara keluarganya sendiri justru tidak pernah menganggapnya ada?

"Sungie-ah, err ada yg ingin aku bicarakan.." Ucap Kibum tiba-tiba.

Yesung mengangkat alisnya. Sejak kapan Kibum meminta ijin dulu sebelum mengatakan sesuatu?

"Aku err.. aku akan pergi.." Lanjut Kibum pelan.

Yesung melebarkan matanya, "Pe-pergi?"

Kibum mengangguk, "Ya, aku akan ke Amerika bersama orang tuaku dan melanjutkan Senior High School di sana." Jawab Kibum berat.

Ya, berat. Ia tidak ingin meninggalkan Yesung karena ia tau Yesung pasti akan sendirian. Selama ini hanya ia yg selalu menemani Yesung. Tapi ia juga tidak mungkin bisa menolak keinginan orang tuanya. Akhirnya setelah memikirkannya cukup lama, Kibum memutuskan untuk pergi ke Amerika dan meninggalkan Yesung meskipun sebenarnya sangat berat. Apalagi ketika kini dilihatnya Yesung terdiam dan tidak memberikan respon apapun.

"Kapan?" Ujar Yesung tiba-tiba dengan suara pelan.

"Eh?" Kibum terlihat sedikit tersentak dari lamunannya.

"Kapan hyung akan berangkat?" Ulang Yesung.

"Besok." Jawab Kibum dengan kepala menunduk.

Yesung tersenyum seraya meraih tangan Kibum, "Hyung harus belajar yg baik, ya? Hyung juga harus menjaga diri, tidak boleh nakal. Hyung harus kembali ke sini dan menjadi orang sukses," Ujarnya tulus.

Kibum langsung menarik Yesung kembali ke dalam pelukannya, "Maafkan aku, Sungie-ah.."

"Tidak apa-apa, hyung. Aku mengerti."

Yesung memejamkan matanya erat, mencoba menahan genangan air di kedua pelupuknya. Ia sedih. Sangat sedih. Karena ia tau setelah ia akan benar-benar sendirian. Namun ia juga tau ia tidak boleh egois. Ia menyayangi Kibum, jadi ia tidak boleh menghalanginya.

.

.

~ 규예원 ~

.

.

Dua minggu sejak kepergian Kibum, Yesung kini benar-benar sendirian. Ia tidak lagi memiliki teman bermain. Ia sekarang tengah berada di taman yg terletak tidak begitu jauh dari rumahnya bersama kura-kura pemberian Kibum.

"Apa kau merindukan Kibum hyung, Ddangkoma? Aku sangat merindukannya.." Ujar Yesung pada kura-kura darat yg ia beri nama Ddangkoma itu.

Yesung tau ia mungkin terlihat seperti orang gila yg berbicara pada binatang yg bahkan hanya merespon setiap ucapannya dengan kedipan. Tapi mau bagaimana lagi? Sekarang ia hanya memiliki kura-kura itu. Lagipula dengan kura-kura itu ia bisa terus mengingat Kibum.

"Kapan dia akan kembali ke sini? Aku ingin bermain dengannya lagi. Pasti akan sangat menyenangkan kalau kita bermain bertiga.." Ucap Yesung lagi.

"Lihat, Kyuhyun-ah! Itu Yesung, bukan?" Seru sebuah suara membuat Yesung mengangkat kepalanya dan menemukan Kyuhyun bersama empat orang temannya berdiri tidak jauh darinya.

"Apa dia sudah gila? Dia bicara dengan kura-kura?" Sahut anak yg lain.

"Mungkin karena tidak ada yg mau bermain dengannya, jadi dia gila!" Seru anak yg lain lagi di sambut tawa ketiga temannya kecuali Kyuhyun yg hanya terdiam dan menatap Yesung tanpa ekspresi yg jelas.

Tiba-tiba salah satu dari mereka berlari menghampiri Yesung dan mengambil kura-kura Yesung.

"Hey Lihat! Kura-kura ini sangat menggelikan!" Seru anak itu.

"Kembalikan kura-kuraku!" Seru Yesung seraya berusaha merebut kura-kuranya namun gagal karena anak itu memang lebih tinggi darinya.

"Buang saja!" Seru anak yg berdiri di samping Kyuhyun.

"Jangan!" Yesung kembali berusaha mengambil kura-kuranya namun lagi-lagi ia gagal.

"Ide bagus! Kita buang saja!" Anak itu tertawa lebar.

"Kembalikan!" Seru Yesung seraya mendorong anak itu membuat anak itu hampir terjengkang ke belakang. Dengan cepat Yesung langsung menangkap kura-kuranya yg jatuh dari tangan anak itu.

"Kurang ajar kau!" Seru anak itu marah seraya mendorong Yesung membuat Yesung terjatuh dan menimbulkan bunyi yg cukup keras karena kepalanya membentur pohon di belakangnya.

"Akh!" Yesung memekik kesakitan.

"Hentikan!" Seru Kyuhyun membuat teman-temannya yg tertawa langsung diam dan menatapnya.

Kyuhyun berlari menghampiri Yesung dan membantunya berdiri.

"Aku tidak mau lagi bermain dengan kalian!" Seru Kyuhyun lagi kemudian menarik tangan Yesung meninggalkan tempat itu.

Kyuhyun terus menarik tangan Yesung dan membawanya pulang.

"Kyu-ah, ta-tanganku sakit.." Ujar Yesung terbata begitu mereka sampai di rumah.

"Kenapa kau sangat bodoh, huh?" Seru Kyuhyun membuat Yesung tersentak.

"A-apa?"

"Bagaimana kalau tadi aku tidak ada? Apa kau akan membiarkan mereka terus mengerjaimu?"

Yesung menundukkan kepalanya, tidak berani menatap mata Kyuhyun, "Ma-maaf.."

"Berhentilah meminta maaf! Itu hanya membuatmu semakin terlihat bodoh! Kau menyebalkan!" Seru Kyuhyun lagi yg kemudian langsung masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Yesung.

"Aku memang bodoh.." Ucap Yesung pelan dengan mata berair.

Yesung lalu masuk ke dalam kamarnya sendiri seraya memegangi kepalanya yg sedari tadi terasa sakit karena terbentur cukup keras. Ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan mata terpejam erat.

"Sakit.." Rintihnya entah pada siapa. Sedetik kemudian tangan Yesung yg memegangi kepalanya tiba-tiba terlepas dan Ddangkoma yg ia genggam di tangan kanannya terjatuh.

.

.

To Be Continued

.

.