Hola Minna. Ini fic request yang saya buat. Masih gaje sih.

.

DISCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO

.

RATE : T

.

Warning : OOC (banget), AU, Gaje, Misstypo (Nongol mulu), Gak karuan.

.

Attention : Fic ini adalah request dari mitsu-tsuki Fic ini adalah fiksi belaka. apabila ada kesamaan atau kemiripan di dalam fic atau cerita lain dalam bentuk apapun itu adalah tidak disengaja sama sekali .

.

.

.

"Aku... menyukaimu Naruto Senpai..." ujar gadis itu malu-malu. Umurnya masih 11 tahun. Tapi dia benar-benar menyukai kakak kelasnya yang berusia 12 tahun itu. Laki-laki berambut pirang yang tengah menenteng bola kaki di tangannya sambil bermandikan tanah dan keringat seusai melakukan pertandingan bola sebelum kelulusan sekolah dasarnya.

Uzumaki Naruto namanya. Sudah lama gadis manis berambut biru gelap pendek ini menyukai kakak kelasnya. Sejak pertama kali di bangku sekolah dasar, kakak kelasnya inilah yang selalu baik padanya setiap kali gadis ini dijahili oleh anak-anak nakal. Naruto selalu menolongnya dan tersenyum cerah padanya. Naruto memang anak yang baik. Walau dia nakal, keras kepala, suka usil dan tidak bisa diatur, tapi gadis ini, sosok Naruto adalah laki-laki paling baik di dunia. Dan Naruto juga adalah tipe orang yang setia kawan serta tak pernah meninggalkan rekannya walau apapun yang terjadi. Meski usianya baru 12 tahun, tapi Naruto tampak begitu mempesona untuk gadis manis ini.

"Aku juga menyukaimu, Hinata-chan!" ujarnya penuh senyum. Wajahnya yang manis itu begitu kontras dengan rambut pirangnya yang jigrak seperti itu.

Wajah gadis manis ini, yang bernama lengkap Hyuuga Hinata, langsung memerah bak tomat yang kelewat masak. Bagaimana mungkin...

"Naruto Senpai?" Hinata tak percaya kata-kata itu.

"Hmm! Aku juga menyukaimu. Kau seperti adik yang manis untukku. Aku sangat menyukai Hinata-chan!"

Wajah sumringah dan memerah itu berubah jadi tatapan pedih yang tak bisa dibayangkan.

"Naruto! Cepatlah kemari! Sasuke-kun menunggu tahu!" pekik seorang gadis dari jauh.

"Ahh! Baiklah! Tunggu aku Sakura-chan~~!"

Suara Naruto yang berbeda ketika memanggil namanya dan nama gadis berambut pink yang tampak menatapnya bosan dan kesal dari jauh.

Gadis berambut pink itu, begitu cantik dan sempurna. Tidak bisa dibandingkan dengan Hinata saat ini.

"Nah Hinata-chan, aku harus pergi dulu. Nanti Neji akan menjemputmu di sini. Tidak apa-apa kan aku tinggal?"

Hinata mengangguk pelan, kemudian membiarkan laki-laki manis itu meninggalkannya sambil berlari cepat menuju gadis berambut pink yang sudah berkacak pinggang di kejauhan itu.

Naruto tampak tersenyum, dan tentunya senyum itu jauh berbeda ketika dia tersenyum di depan Hinata tadi. Senyum yang begitu berbeda. Bahkan, Naruto tetap tersenyum lebar ketika gadis berambut pink itu melayangkan tas sekolahnya ke kepala Naruto dan beranjak meninggalkannya.

"Hinata... ayo kita pulang."

"Ahh, ya Neji-Nii."

Awalnya, Hinata bertemu dengan Naruto saat ikut kakak sepupunya yang tingga bersamanya sekarang, Hyuuga Neji ke sebuah pertandingan sepak bola sekolah dasar. Sejak itu, Hinata bertemu dengan Naruto yang sebagai kapten tim, sangat menarik perhatiannya. Dia begitu manis, bersemangat dan begitu... berkilau. Apalagi semangatnya yang membuat Hinata jadi terpesona untuk pertama kalinya.

Begitu Hinata mengenalnya, ternyata kakak sepupunya satu angkatan dengan Naruto dan sekelas pula. kadang Naruto selalu main ke rumahnya untuk bertemu Neji. Dan itu yang membuat Hinata semakin sering bertemu dan menyukainya. Makanya Naruto juga jadi mengenal baik Hinata dan menganggapnya dekat. Tapi sayang, ternyata Naruto hingga kini masih menganggapnya seorang adik. Apa karena... Hinata masih terlalu kecil?

Bagaimana caranya agar laki-laki yang disukainya melirik ke arahnya?

.

.

*KIN*

.

.

4 years later...

"GOOOOOOOOOOOOOOOL! KEDUDUKAN BERUBAH ANTARA KONOHA HIGH SCHOOL DAN TOKYO HIGH SCHOOL 3-1!" pekik komentator bola yang sedang seru-serunya memantau pertandingan dari lantai tiga gedung Konoha High School.

Suasana hiruk pikuk begitu berisik saat assisst Naruto berhasil mengeksekusi gawang lawan di detik terakhir.

Laki-laki berambut pirang itu tetap seperti dulu. Tidak ada yang berubah darinya. Kecuali dirinya yang semakin terlihat lebih besar dari dulu. Namun pesona dan kharismatiknya masih terasa begitu kental. Bahkan banyak gadis-gadis dari sekolah sebelah yang diam-diam mengagumi sang bintang itu.

Tak lama setelah pertandingan usai, panitia mengumumkan MVP terbaik tahun ini. dan itu jatuh kepada nama Uzumaki Naruto. Dengan penuh semangat laki-laki berambut pirang itu naik ke podium dan menerima tropi MVP tahun ini. Semua bersorak gembira. Bahkan ketika Naruto turun dari podium, teman setim-nya pun sampai mengangkat Naruto dan melemparnya ke udara. Meneriaki yel-yel Konoha High School.

Dan seperti itulah yang selama ini dilakukan Hinata.

Ini adalah tahun pertama Hinata masuk ke Konoha High School. Dia sudah lama memimpikan satu sekolah lagi bersama laki-laki yang sampai sekarang masih disukainya itu. Walau bertahun-tahun berlalu, Hinata tidak bisa melupakannya.

Dari jauh, Hinata menonton jalannya pertandingan sepak bola itu. Di musim semi, banyak pertandingan sepak bola diadakan. Dan Hinata baru tahu kalau Naruto sekarang menjelma menjadi atlet sepak bola yang sangat berbakat. Pesonanya benar-benar membuatnya semakin menyukai laki-laki itu. Sayangnya, sejak Hinata masuk ke sekolah ini, Naruto belum tahu. karena terakhir kali Naruto tahu, Hinata pindah ke Tokyo. Tapi kemudian, Hinata merengek pada ayahnya untuk kembali lagi kemari. Sedangkan Neji memang tinggal di sini sendirian. Akhirnya, Hinata diijinkan tinggal lagi di sini. Betapa bahagianya gadis itu kini bisa bertemu lagi dengan pujaan hatinya itu.

"Hinata-chan~~ kau anak kelas 1-C itu kan?"

Beberapa anak laki-laki yang tak dikenal Hinata menyapanya saat diam-diam dia tengah memperhatikan pujaan hatinya itu.

Hinata kini sudah berubah. Rambutnya sudah dibiarkannya panjang. Penampilannya kini berubah feminin juga. Tapi sayang, sifat pemalunya hingga kini belum hilang juga.

"I-Iya... ada perlu apa?" tanya Hinata gugup sambil menundukkan wajahnya.

"Ternyata kau memang manis seperti gosip yang beredar! Tidak sia-sia aku masuk ke sekolah ini!"

"Apa kau sudah punya pacar?"

Baiklah, pertanyaan orang-orang ini mulai melantur tidak jelas!

"Maaf, saya... pergi dulu..." elak Hinata karena tatapan ketika laki-laki itu mulai terasa aneh di dekatnya.

"Ehh! Kau mau kemana!"

"Kalian mengganggu anak kelas satu lagi ya?"

Hinata tertegun. Tak sanggup mengangkat kepalanya. Suara itu...

"Cih kau ini! kami sedang berkenalan dengan gadis manis ini! memang tidak boleh?" balas laki-laki yang berniat menggoda Hinata itu.

"Boleh. Kalau gadis ini mau kenalan dengan kalian. Lihat? Dia merasa terganggu kan dengan kalian? Sudahlah! Pergi sana," bentak si penolong itu lagi.

"Hei! Jangan sombong karena kau jadi MVP terbaik tahun ini ya!"

"Ohh! Kalian mau berkelahi! Ayo!"

Hinata semakin takut mendengar perdebatan antar lelaki seperti ini. bagaimana kalau ketahuan sekolah?

"Narutooooooooooooooo!" pekik seorang gadis lain.

"Astaga! Itu Haruno Senpai! Ayo kita pergi! Bisa gawat kalau dia sampai tahu!" ujar gerombolan itu dan bergegas pergi dari sana.

Laki-laki yang memegang bola itu masih berkacak pinggang meremehkan gerombolan laki-laki pengecut itu.

"Cih! Baru diancam begitu saja sudah―adawww! Aduuhh! Sakit!" pekiknya tiba-tiba.

"Hei! Aku bilang kita ada rapat tim bodoh! Kau pergi kemana tadi! Jangan seenaknya begitu mentang-mentang dapat MVP ya! Kau itu masih belum begitu hebat! Jadi jangan sombong!"

"Sakura-chan~~ aku tidak kabur, anak ini hampir dijahili oleh gerombolan bocah menyebalkan tadi tahu!" belanya sambil berusaha melepaskan jeweran di telinganya.

"Hah? Anak ini?"

Gadis yang dipanggil Sakura itu menoleh ke belakang Naruto. Terlihat seorang gadis berambut biru gelap panjang sedang menunduk ketakutan di sana.

"Ehh? Kau kan... sepupunya Neji-kun? Iya kan?" tebak Sakura.

Hinata mengangkat wajahnya melihat sesosok gadis berambut pink pendek di depannya.

"Eh? Sepupu Neji? Benarkah itu?"

"Dasar kau payah! Masa' tidak ingat? Dia Hinata!"

Naruto, begitu fokus memandangi wajah Hinata. Tanpa tahu Hinata mulai memanas karena berdiri begitu dekat dengan laki-laki pujaannya setelah sekian lama tak bertemu.

"Hmm... kau... Hinata-chan?" tebak Naruto lagi. Wajahnya kian dekat hingga Hinata bisa merasakan nafas laki-laki ini di wajahnya.

"Heh? Kenapa wajahmu merah? Kau sakit ya?" Naruto mendadak bingung karena wajah gadis berambut panjang ini mendadak begitu merah seperti kepiting yang kelewat masak. Karena penasaran, Naruto menekan telapak tangannya di kening gadis itu untuk memeriksa suhu tubuhnya.

BRUUKK!

"DASAR BODOH! APA YANG KAU LAKUKAN!" pekik Sakura.

.

.

*KIN*

.

.

"Syukurlah dia Cuma pingsan saja..." ujar Naruto lega setelah membopong gadis yang tiba-tiba pingsan itu ke klinik sekolah. Dokter sekolah, Shizune Sensei memeriksanya dengan teliti dan bilang kalau gadis ini mungkin kaget saja.

"Itu karen kau yang berlebihan tahu! Kalau Neji-kun tahu, dia pasti akan mencincangmu!" sindir Sakura.

"Hahaha... tidak apa-apa kok. Dia Cuma pingsan. Sebentar lagi akan baik-baik saja. Oh ya Sakura, boleh aku tinggal sebentar? Ada yang harus aku urus."

"Baiklah, Shizune Sensei."

Setelah dokter sekolah itu keluar, kini tinggalah Naruto, Sakura dan Hinata yang masih pingsan di klinik sekolah itu.

Suasana tampak hening.

"Nee Sakura-chan. Sekarang, apa kau sudah bisa mempertimbangkannya?" ujar Naruto akhirnya.

"Kita ini di sekolah Naruto. Jangan bahas yang aneh-aneh," pinta Sakura sambil membetulkan selimut Hinata yang masih tertidur itu.

"Sudah empat tahun Sakura. Kau... masih belum bisa melupakannya?"

"Baru empat tahun Naruto. Baru... empat tahun."

"Jadi kau ingin aku menunggu berapa lama?" entah kenapa suara Naruto bisa seserius ini.

Sakura mendesah panjang sambil tetap membelakangi Naruto yang berdiri di dekat meja klinik sekolah itu.

"Aku tidak pernah memintamu menungguku."

"Kau tidak bisa memprediksi kapan dia akan kembali kan?"

"Makanya aku akan menunggu."

"Sakura-chan."

"Sudahlah Naruto. Berhentilah seperti ini. sampai kapan kau mau menyiksa dirimu? Kau populer, kau baik, kau juga... tidak buruk. Mudah bagimu mendapat gadis manapun yang kau suka. Tapi jangan aku. Aku... tidak bisa," jelas Sakura.

"Kalau begitu mari kita coba. Aku sudah bilang padamu kalau kita bisa berusaha bukan? Cobalah Sakura. Aku akan membantumu."

"Kenapa kau lakukan ini?" tanya Sakura.

"Karena dari dulu hingga sekarang, kaulah yang kusukai. Bahkan jauh sebelum kau menyukai Sasuke, aku sudah menyukaimu. Apa itu belum cukup?"

"Naruto..."

"Ini kesekian kalinya aku meminta padamu Sakura. Tak bisakah kau mempertimbangkannya? Aku selalu berpikir, kenapa dulu kau mau bersamaku. Kenapa dari dulu hingga sekarang kau mau jadi manager sepak bolaku. Aku tidak mengerti kenapa."

Naruto mendesah panjang. Kemudian mengambil bolanya dengan enggan. Dan masih menatap Sakura penuh harap. Gadis cantik berambut pink yang selama ini sudah menempati seluruh hatinya. Gadis cantik yang membuatnya jatuh cinta berkali-kali tanpa bisa dicegah.

"Aku tetap akan menunggumu. Sampai nanti Sakura-chan! Aku akan mengabsenkanmu nanti," ujar Naruto penuh senyum dan mencapai pintu.

"Ba-bagaimana kalau kita mencobanya?"

Naruto tertegun mendengar kata-kata itu.

"Aku... tidak bisa berjanji aku bisa, tapi aku akan mencobanya. Kau benar. Seharusnya aku berhenti menunggu orang yang tidak punya kepastian seperti itu. Bolehkah aku mencobanya, Naruto?"

Dengan cengiran andalannya, Naruto tersenyum lebar menanggapi kata-kata gadis terkuat di Konoha High School ini. Bagaimana mungkin tidak terkuat, kalau dia adalah pemegang sabuk hitam karate dan siswa terpintar yang sangat rajin?

Dan ketika Hinata berhasil membuka matanya, dia melihat senpai yang selama ini sangat disukainya sejak lama memeluk mesra gadis berambut pink itu.

Apa... ini?

.

.

*KIN*

.

.

Gosip terhangat di sekolah muncul dengan begitu cepat.

Haruno Sakura si siswa teladan dan pintar, kini menjalin hubungan yang cukup serius dengan Uzumaki Naruto. Pemain MVP sepak bola terbaik tahun ini. banyak orang yang bilang hubungan mereka cocok. Tapi tak sedikit pula yang menentangnya. Pasalnya, dua orang ini sama-sama terkenal dan punya fans. Wajar saja sedikitnya banyak yang tidak suka dan iri. Dua orang populer menjalin hubungan. Tentu saja berita paling mengejutkan untuk semua orang.

Dan Hinata yang mendengar hal itu... tentu saja sedikit kecewa.

Bagaimana mungkin tidak kecewa kalau dirinyalah yang secara langsung melihat semua itu. Apakah selama ini, senpainya Cuma menganggapnya adik semata? Tak bisakah perasaan itu berubah walau sedikit?

Atau memang... sejak dulu Hinata memang sudah kalah?

"Hinata-chan!"

Hinata yang tengah duduk di bangku taman sekolah sedang memperhatikan beberapa siswa yang bermain basket di jam istirahat ini menemukan senpainya berlarian ke arahnya dengan wajah sumringah. Wajah Hinata kembali memerah melihat senpai-nya yang kini sudah lebih besar dan... bertambah manis.

Hinata berdiri menyambut Naruto yang berlarian ke arahnya itu.

"Hai!" sapa Naruto begitu dia tiba di dekat Hinata. Naruto melambaikan tangannya pada gadis itu. Hinata membalasnya dengan kikuk.

"Kenapa aku baru tahu kau masuk ke sini? Neji tidak bilang apapun. Padahal aku waktu itu mengawas masa orientasi kalian loh!"

Itu wajar kalau Naruto tidak melihat Hinata. Karena waktu itu, yang Naruto lihat hanyalah Haruno Sakura yang berada di sebelahnya yang ikut mengawas masa orientasi. Wajar saja kalau Naruto terlupa dengan Hinata. Apalagi kemarin Naruto sempat lupa siapa Hinata. Itu... wajar.

"Karena Senpai lupa padaku," jawab Hinata akhirnya.

"Hmm... bukan lupa. Aku ingat. Tapi sedikit. Oh ya, kenapa kau sendirian di sini?" tanya Naruto sambil mengajak Hinata duduk di sebelahnya lagi.

"Karena aku belum mendapatkan teman di sini," jawab Hinata. Dan itu benar. Gadis pemalu dan tertutup sepertinya pasti sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. Apalagi ini baru beberapa waktu dia resmi menjadi siswa SMA. Belum begitu banyak yang dia kenal. Apalagi kenyataan lain bahwa Hinata pernah melewatkan tinggal di Tokyo setelah lulus sekolah dasar. Dan baru kembali ke Konoha setelah masuk SMA.

"Tenang saja! Kau pasti mudah mendapat teman. Hinata-chan kan anak yang baik," hibur Naruto. Dan seperti inilah senpai-nya. Selalu menghiburnya dengan kata-kata yang baik.

"Oh ya, Hinata-chan, kenapa kau masuk ke sini? Bukannya kata Neji kau sempat tinggal di Tokyo?"

Hinata terkejut karena Naruto tahu Hinata pernah tinggal di sana. Setahu Hinata, kakak sepupunya itu bukanlah tipe yang suka bercerita sana sini kalau tidak ditanya. Neji sangat tertutup. Sama seperti Hinata. Setidaknya, Neji bukan tipe pemalu seperti dirinya.

"Apa aku... tidak boleh masuk ke sini?" akhirnya malah itu yang ditanya Hinata. Ingin rasanya dia menjambak rambutnya sendiri karena mengatakan hal itu. Pasti Naruto akan menganggapnya tidak-tidak.

"Ehh? Bukan! Aku malah senang kau satu sekolah denganku lagi. Kau sekarang benar-benar jadi gadis yang manis ya..."

Wajah Hinata memerah, dan bertambah parah. Bagaimana ini... Naruto memujinya. Hinata benar-benar bisa terkena serangan jantung karena senpai-nya ini.

"Kau kenapa? Wajahmu memerah lagi," kata Naruto hendak menempelkan telapak tangannya ke wajah Hinata. Tapi sebelum hal itu terjadi, Hinata sudah mengelak, takut kalau dia jatuh pingsan lagi karena disentuh seperti itu. Naruto sempat merasa janggal dengan Hinata saat itu.

"Ehh? Maaf Senpai! Aku hanya... tidak enak. Kau kan... sudah menjalin hubungan dengan Sakura Senpai," akhirnya ada alasan untuk Hinata. Walau alasan itu adalah penyebab sakitnya hati Hinata.

"Ahahaha! Kau ini bicara apa? Hinata-chan tetap adikku yang paling manis. Kau tidak perlu merasa tidak enak. Sakura-chan juga seperti itu pasti!"

Nada Naruto memanggil Sakura dan dirinya memang berbeda. Sangat jauh berbeda.

"Syukurlah... Naruto Senpai tidak berubah," ujar Hinata.

"Aku tidak pernah berubah. Oh ya, nanti aku akan mengantarmu setelah pulang sekolah."

"Ehh? Kenapa?"

"Sakura-chan ada kegiatan klub. Dan dia menyuruhku pulang duluan. Karena akan lama. Kalau begitu sampai nanti Hinata-chan!"

Bagaimana sekarang? Apa... Hinata masih boleh berharap pada senpainya ini? apa benar... masih boleh?

.

.

*KIN*

.

.

TBC

.

.

Hola Minna.. ini saya pertama kali datang ke fandom ini ya? hehehehe

yah di sini saya buat rikues dari mitsu-tsuki... udah lama banget nih. hehhe yah akhirnya jadilah fic gak jelas ini. maaf kalo hancur mitsu... boleh panggil gitu? *plak*

saya campur dikit- dikit ide kamu dan ide saya kemarin. semoga gak ngabal dan ngasal ya... hehhe

ya, semoga fic saya gak beneran hancur. masih belum pede banget nih... hiks...

ok deh, saya bakal lanjutin fic ini kalo ada yang minat. kalo ada yang minta hapus bakal saya langsung hapus. hehehe

mohon reviewnya yaa...

Jaa Nee!