YESUNG'S STORY

Summarry : Kisah hidup seorang Kim Jong Woon yang harus terus menerus terjebak dalam zona 'terkucil' dari masyarakat karna pekerjaannya sebagai seorang pelacur yang terpaksa dilakukannya untuk menghidupi anak kandungnya dari sebuah "kecelakaan". Dan bagaimana kisah cintanya dengan namja misterius yang terus hinggap di fikirannya?

Genre : romance, YAOI, MPreg, Family

Warning : YAOI, NC, Typo(s)

Rated : M

Paired : Yesung - Siwon , Yesung - Donghae , Yesung - Kyuhyun

Author : Song Min Gi

Oke, karna saya author newbie disini, kkkk~ jadi mau coba bikin cerita aja ya. Kalo banyak reviewnya aku lanjutin, kalo nggak ada aku hapuuuuusss

-Enjoy-

"Eomma~~!" namja kecil nan imut itu masih setia mengguncang-guncang tubuh seorang namja yang berukuran lebih besar darinya, dan juga berumur lebih tua dari dirinya.

Namanya Kim Jong Woon atau kau bisa memanggilnya Yesung. Namja yang masih berbaring berbalutkan selimut putih tebal itu juga masih menggeliat-geliat dalam posisinya saat ini. Mengingat tubuhnya begitu lelah setelah 'pekerjaannya' yang berakhir dengan enam ronde bersama seseorang yang memang sudah beberapa kali menggunakan 'jasa'nya.

"Eommaaaa~~!" namja imut itu masih menunggui namja yang dipanggilnya eomma itu. Ia mulai menciumi sepasang mata sipit sang eomma.

"Eung..." erang eommanya itu ketika merasakan kecupan imut dari bibir sang anak yang menyentuh kedua mata sipitnya.

Perlahan-lahan, sepasang mata onyx sipitnya terbuka dan mengerjap-ngerjap menyesuaikan diri dengan intensitas cahaya yang memasuki matanya.

"Kau sudah bangun, hmm?" tanya sang Eomma yang masih tidur tengkurap itu sambil mengusap-usap pelan kepala anaknya.

"Hmm! Aku boleh tidak menginap di rumah appa?" tanya anak kecil itu sambil menggembungkan pipinya imut, mencoba merayu sang eomma untuk memberikan ijin padanya. Yesung lalu menarik nafas panjang sebelum akhirnya merubah posisi tidurnya menjadi posisi duduk bersandarkan penampang kasurnya.

"Tentu saja boleh, chagi~ Ayo duduk di sini dulu," Yesung menepuk-nepuk pinggiran kasurnya, mengisyaratkan laki-laki kecil itu untuk duduk dan mengajaknya berbicara pagi ini.

"Suara Eomma jadi serak sekali... Apakah Eomma sakit?" tanya si namja kecil setelah duduk dengan manis di posisinya. Pertanyaan seperti itu selalu mengingatkannya dengan Siwon. Ayah dari anak ini, sekaligus juga 'suami'nya yang sama sekali tidak ada sah-sah nya.

"Aniyo, Yoogeun-ah. Wae?" Yesung membelai surai lembut milik Yoogeun itu sambil tersenyum. Melihat anaknya ini ia benar-benar merasa melihat pancaran seorang Choi Siwon yang dikombinasikan dengan dirinya.

Mata anak itu persis seperti ayahnya. Ia memiliki sepasang obsidian yang cerah dan benar-benar terlihat mengagumkan. Kedua lesung pipi yang muncul di kedua pipinya juga murni keturunan dari sang ayah. Surai hitam legamnya juga mirip sekali seperti Siwon. Eits! tapi bukan berarti semuanya mirip Siwon! Yoogeun juga anaknya, kan? Kedua pipi chubby-nya dan juga bibir tipis milik YooGeun benar-benar keturunan asli sang Eomma. Yang notabene adalah seorang namja.

"Appa bilang, kalau suara Eomma serak berarti eomma sedang lelah atau sakit." jelas namja mungil itu seperti orang dewasa. Oh astaga, jadi selama ini Siwon masih memperhatikannya?

"Memangnya Appa bilang begitu?" tanya Yesung sambil menarik namja kecil itu mendekat padanya dan mendekapnya erat. Menyalurkan rasa hangat yang diberikan dari pelukan keibuan oleh seorang kim jong woon.

"Eomma hentikaaan~! Aku bisa mati kalau Eomma memelukku seerat iniiiii~!" protes sang namja mungil. Membuat Yesung tertawa riang sambil terus mengeratkan dekapannya pada buah hati tercintanya. Membuat gelak tawa dari kedua namja itu meledak memenuhi kamar Yesung dan membuat kehangatan pagi mereka menjadi lebih sempurna. Hmm, belum sempurna sih sebenarnya. Harus ada sebuah "ppopo" dulu untuk melengkapi kehangatan ibu-dan anak ini.

"Hmm... Eomma... hangat..." ujar Yoogeun sesaat setelah Yesung memeluk buah hatinya dengan serius. Tanpa candaan seperti sebelumnya.

"Kau belum jawab pertanyaan Eomma, chagi.. Apakah Appa bilang begitu?" tanya Yesung sambil membelai surai lembut anaknya. Yoogeun mengangguk antusias.

"Hm! Appa selalu berpesan padaku untuk menjadi jagoan untuk Eomma! Aku harus bisa melindungi Eomma, dan menjaga supaya Eomma tidak sakit lagi." Yoogeun menangkupkan kedua tangan mungilnya di pipi Yesung. Oh astaga, benar-benar kharisma seorang Choi Siwon sudah mendarah daging pada diri Yoogeun. Perhatiannya, tatapan matanya, bahkan sikap dan perilakunya sudah seperti seorang Choi Siwon yang terperangkap dalam tubuh mungil Yoogeun.

Sesaat, Yesung merasa hatinya menjadi hangat. Ia tak menyangka Siwon ternyata serius dengan perkataannya waktu itu. Saat ia bilang bahwa Ia benar-benar mencintai Yesung, dan ingin membangun sebuah keluarga utuh bersamanya. Hanya saja Yesung... Entahlah, Yesung merasa belum yakin. Tawaran untuk menikah dengan Siwon-pun sudah ditolak oleh Yesung. Walaupun sebenarnya Yoogeun yang semakin-hari semakin besar itu juga membutuhkan sebuah gambaran keluarga yang utuh. Dimana setiap pagi ia bisa mencium dan memeluk kedua orangtuanya bersama-sama. Bukannya setiap dua minggu sekali dilempar kesana kemari dari rumah eommanya, menginap ke rumah appanya, dan kembali lagi ke rumah Eommanya begitu setiap kali.

Menikah. Buat Yesung kata itu sulit sekali dimengerti. Bukan oleh otaknya, namun oleh hatinya. Entah kenapa rasanya menikah dengan seorang pewaris tunggal perusahaan Hyundai corp yang diimpikan para yeoja seperti Choi Siwon itu masih belum meyakinkan untuk Yesung. Bukan, bukan karna adanya kesalahan pada namja itu. Choi Siwon itu malah kelewat sempurna dimatanya. Hanya saja banyak sekali hal-hal yang harus dipertimbangkan. Pertama, kedua orang tua Siwon yang takkan setuju dengan hubungan sesama namja. Kedua, latar belakang Yesung yang adalah seorang pelacur dan sudah menghasilkan seorang anak, yaitu anaknya sendiri dengan Siwon, Choi Yoogeun. Dan ketiga, Yesung yang masih belum sanggup menerima dirinya sendiri menjadi seorang istri dari Choi Siwon yang terhormat. Lihatlah dirinya, ia adalah pelacur yang kotor.

Memang, hidup tak seindah mimpimu, Kim Jong Woon...

"Eomma jangan melamuuun~" Yoogeun mencubit gemas pipi sang Eomma. Membuat Yesung tersadar dari lamunannya, dan spontan tersenyum.

"Ne, chagi. Sudah, cepat sana mandi lalu siap-siap. Biar Eomma yang telpon Appa. Oke?" Yesung mencium hidung mungil Yoogeun, membuat sang pemilik hidung spontan tertawa geli.

"Arrasseo Eomma!" jawab Yoogeun antusias.

"Ppopo!" pinta Yesung. Yoogeun pun langsung mengecup bibir sang Eomma singkat lalu bergegas kembali ke kamarnya, mempersiapkan dirinya.

Yesung tersenyum hangat melihat punggung kecil Yoogeun berlalu di balik pintu kamarnya. Terasa melegakan melihat Yoogeun tumbuh dengan baik dan dengan kepribadian yang juga baik. Anak kecil itu benar-benar membuat Yesung bangga mengandungnya selama sembilan bulan, dan dengan susah payah melahirkannya. Walaupun perasaannya hancur ketika membayangkan apa reaksi Yoogeun nanti ketika tahu kalau sebenarnya ia tercipta diluar rencana, dan dilahirkan tanpa sebuah ikatan dari kedua orangtuanya. Yesung tetap akan mempertahankan Yoogeun.

Apapun, untuk Yoogeun-nya.

Namja bertubuh kekar itu membenahi posisi kacamata bacanya yang berbingkai hitam. Yang senada dengan mata obsidian dan surai hitamnya. Memijat keningnya sejenak, berusaha menghilangkan rasa penat yang menghinggapi kepalanya saat ia menatap setumpuk berkas yang tak lain adalah proposal yang harus dibaca dan ditanda tangani. Ia melepas kacamatanya, lalu menghembuskan nafas panjang.

Obsidiannya lalu terhenti ketika mendapati sebingkai foto berisikian dirinya sendiri, namja yang paling dicintainya di dunia ini yakni Yesung, dan buah hatinya bersama Yesung yang beitu menggemaskan. Yoogeun. Choi Yoogeun. Hah, ingin sekali rasanya Siwon mendengar suara mungil milik anak itu dan mendekap tubuhnya erat-erat, sekedar melepaskan rindunya pada buah hatinya itu. Ia tersenyum, mengingat betapa di foto itu mereka benar-benar seperti keluarga bahagia.

Waktu itu Yoogeun meraih juara satu di sebuah lomba mengarang puisi. Puisinya yang berjudul "Appa dan Eomma" itu sukses membuat Yesung menangis terhatu dan Siwon menitikan sebuah air mata haru pula. Sebagai hadiah, Yoogeun memintanya dan Yesung untuk piknik bersama selama sehari penuh. Makan di taman beralaskan tikar, bermain di lotte world, dan juga berfoto Benar-benar hari yang menyenangkan.

"Tuan, anda mendapat telepon. Apakah anda ingin mengangkatnya?" ujar sang asisten yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan meja Siwon.

"Dari siapa?" tanya Siwon sambil meletakkan bingkai foto yang tadi dipengangnya ke tempat semula.

"Dari Tuan Kim Jong Woon." ujar sang assisten yang langsung membuat mata Siwon terbelalak kaget. Namun masih tertutup dengan wajah cool-poker facenya.

"Bukankah sudah kubilang untuk langsung menyambungkannya padaku jika Yesung yang menghubungiku?" omel Siwon.

"M-maafkan saya, tuan. Baik akan segera saya sambungkan." asisten itu lalu segera berlalu dan segera menghubungkan sambungan teleponnya ke telepon di ruangan Siwon. Dan benar saja, tak lama kemudian telepon ruangan Siwon berbunyi,

"Yoboseyo, hyung?" Siwon berusaha memasang suara semanis mungkin di depan Yesung.

"Siwon-ah... hari ini kan akhir pekan, apakah boleh yoogeun menginap di rumahmu?" ujar Yesung dari seberang sana. Oh Tuhan, demi apapun Siwon merindukan suara ini. Suara Yesung yang berhasil membuatnya jatuh hati. Dan menjadi seorang Gay untuk mencintai seorang Yesung.

"Kau ini hyung, selalu saja begini." Siwon terkekeh berusaha melelehkan atmosfer canggung yang selalu tercipta ketika ia dan Yesung berkomunikasi.

"Yoogeun itu kan, buah hatiku juga. Rumahku adalah rumahnya dan juga rumahmu. Milikku adalah miliknya dan juga milikmu." Siwon tersenyum. Sejak awal menelepon Yesung, senyuman tak pernah lepas dari bibir sang namja, membuat sepasang lesung pipi itu terus terkembang.

"Goomawoyo Siwonnie..." gumam Yesung, yang sayangnya tertangkap oleh telinga Siwon.

"Ne? untuk apa?" Siwon menaikkan sebelah alisnya, bingung.

"Karna kau mau membantuku mengasuh Yoogeun juga." Yesung tersenyum dari kejauhan. Walaupun ia tahu Siwon takka bisa melihatnya, namun ia yakin namja perasa itu bisa merasakannya.

"Itu tugasku, sungie hyung." Siwon tersenyum.

"Umm.. dan Siwon, bolehkah aku minta kau yang menjemput Yoogeun? kemarin aku-"

"-bekerja lagi, eoh?" potong Siwon tiba-tiba. Membuat Yesung menudukkan kepalanya, merasa malu dan juga tidak enak hati dengan Siwon. Bagaimana bisa ibu dari anaknya itu masih 'bekerja' seperti itu? itu yang selalu difikirkan Yesung.

"Hyung... bukankah aku sudah mengirimkan uang untukmu setiap bulan? jika kurang kau katakanlah, aku tidak mau kau bekerja seperti itu lagi..." Siwon mengucapkannya tulus dengan nada prihatin. Ia tak mau yesung-NYA tersakiti lagi, ia tak mau yesung-NYA terbebani lagi, ia tak mau Yesung-NYA kelelahan lagi. Ia mau Yesung-NYA bahagia, Ia mau Yesung-NYA tersenyum riang, Ia mau Yesung-NYA merasa nyaman.

"Hyung... jebal." Siwon terus memelas, berusaha mengubah fikiran sang pujaan hati. Ia tahu tak seharusnya ia begini. Tak seharusnya ia berbicara seperti ini ketika ia tahu kondisi Yesung pasti belum pulih benar karna 'bekerja' semalaman.

"Kita bicarakan nanti, oke? Yoogeun menunggumu."

Dan sambungan telepon terputus. Siwon menghela nafas panjang. Merasa bersalah, sekaligus khawatir tentang Yesung-NYA. Kenapa harus seperti ini?

Siwon lalu mengambil kunci mobilnya yang ada di atas meja kerjannya, memakai jasnya dengan rapih, lalu bergegas keluar dari ruangannya.

"Anda mau kemana, tuan?" sergah sang asisten begitu Siwon keluar dari ruangannya dan terkesan terburu-buru.

"Batalkan semua meeting. Aku ada urusan penting."

Dan punggung Siwon berlalu begitu saja.

.

.

.

'Tok Tok Tok'

Pintu apartemen berkayu mahoni itu diketuk oleh Siwon. Sengaja tak menggunakan bel, namja itu ingin memberi kesan tersendiri ketika ia datang ke kediaman 'mantan-calon-isteri'nya itu.

"Nuguseyo?" suara imut yang dirindukan Siwon itu akhirnya tertangkap juga oleh gendang telinganya.

"APPAAAAA~~~!" tubuh mungil Yoogeun langsung tertangkap oleh Siwon dan langsung diangkat dan diputar-putar. Membuat sang empunya tubuh berteriak kegirangan.

"Appa~ Bogoshipeoyo..." Yoogeun merengek manja di gendongan Siwon.

"Hm? Benarkah jagoan kecil Appa merindukan Appa?" goda Siwon sambil menyentuhkan ujung hidungnya dengan ujung hidung Yoogeun.

"Mullon Appa!~~" Yoogeun melingkarkan kedua tangan mungilnya di leher Siwon, lalu bergelayut manja pada appa-nya.

"Nah, kalau begitu katakan. Apa Eomma-mu merindukan Appa juga?" Siwon mengerling nakal sambil memamerkan sepasang lesung pipinya.

"Hmmm... Mollayo Appa. Belakangan ini Eomma sering keluar saat Yoogeun sudah tidur, dan pulangnya pagi-pagi sekali. Dan Eomma juga terlihat lelah, jadi Yoogeun jarang berbincang dengan Eomma tentang Appa." jelas Yoogeun panjang lebar. Memang benar, anak seusia kelas dua sekolah dasar sedang senang-senangnya berbicara.

"Baiklah. Kalau begitu, beri apa Ppopo!~" Siwon lalu memajukan bibirnya, bersiap menerima Ppopo dari Yoogeun. Dan CHU~ kecupan singkat mendarat di bibir Siwon dari buah hati tercintanya.

"Nah, sekarang kau nonton tv dulu, oke? Appa mau bertemu Eomma." Siwon menurunkan Yoogeun dan membiarkan namja mungil itu berdiri sendiri.

"Oke! Eomma ada di kamarku, Appa. Sedang membereskan pakaianku." Yoogeun lalu segera berlari kecil untuk duduk di sofa dan menonton tv.

Siwon lalu menghampiri pintu dari kayu berwarna biru laut yang terletak setelah pintu kamar Yesung yang berwarna cokelat muda. Bersiap masuk dan menemui namja yang dirindukannya, Kim Jong Woon.

Sepasang tangan kekar melingkar pinggangnya, deburan nafas terasa melintas di kulit lehernya, dan dagu namja itu bersandar diantara bahu dan cerukan lehernya.

"Kau sudah datang?" sapa Yesung tanpa berbalik dan masih memegang kaos mungil milik Yoogeun. Dan mungkin masih menikmati hangatnya pelukan seorang Choi Siwon.

"Aku rindu padamu, Hyung." ujar Siwon sambil memejamkan matanya dan mengeratkan pelukannya di tubuh Yesung. Menghirup dalam-dalam aroma khas Kim Jong Woon yang membuatnya gila karna merindukannya.

Yesung yang dipeluk seperti itu juga masih merasa keenakan. Rasa hangat yang bercampur dengan kasih sayang seorang Choi Siwon padanya benar-benar membuatnya nyaman.

"Sudah pelukannya! Aku belum mandi!" Yesung tersenyum lucu. Siwon yang walaupun tidak melihat Yesung juga ikut tersenyum karna nada bicara Yesung yang terkesan genit.

"Ah, kau ini selalu saja." Siwon lalu melepaskan pelukannya perlahan, seakan tak rela melepaskan pelukannya. Yesung lalu membalikkan badannya hingga kini onyx-nya bertemu dengan obsidian Siwon yang terletak cukup tinggi karna tinggi badannya yang masih kalah dengan Siwon.

"Nado bogoshipeo." Yesung tersenyum, memamerkan semburat merah di pipi chubby-nya yang membuatnya malah makin terlihat imut.

Siwon tersenyum sesaat, mengusap pucuk kepala Yesung perlahan, membuat sang empunya kepala memejamkan matanya menikmati sentuhan Siwon.

Direngkuhnya tubuh Yesung, mencium keningnya dengan lembut. Berusaha mengungkapkan kerinduannya. Yesung masih dengan mata yang terpejam. Siwon lalu mencium kedua onyx Yesung yang tertutup itu satu persatu. Menjauhkan wajahnya sejenak, melihat seperti apa yesung-NYA sekarang. Masih dengan mata yang terpejam. Artinya Yesung mengijinkan.

Siwon lalu mencium hidung Yesung. Pelan dan lembut sekali. Membuat Yesung sedikit menggelinjang, merasa geli. Siwon lalu tersenyum. Ia menggenggam erat tangan Yesung, lalu mencium kedua pipi chubby-nya. Dan Yesung masih saja diam.

Perlahan, Siwon mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir Yesung. Berusaha dengan perlahan menghapus jarak diantara mereka.

Bibir mereka akhirnya bertemu, hilang sudah jarak diantara mereka kini. Siwon meraih tengkuk Yesung namun belum menekannya, Siwon tahu ini belum saatnya. Laki-laki itu selalu tau cara terbaik memanjakan seseorang yang ia cintai. Seperti Yesung contohnya.

Ia lalu memberanikan diri melawan gemuruh dadanya untuk melumat bibir Yesung. Pelan dan lembut sekali. Melumat bibir atas Yesung perlahan, lalu bibir bawahnya bergantian. Yesung masih diam. Entah karna Shock atau apa, yang jelas Yesung belum menunjukkan tanda-tanda penolakan ataupun pembalasan yang berarti.

"Errmm.." Yesung mulai mendesah saat Siwon menggigit bibir bawahnya, meminta akses lebih untuk masuk. Dan Yesung membuka mulutnya. Bukan karna ia terkejut akan gigitan Siwon itu, ia hanya merasa kali ini ingin memperbolehkan Siwon menciumnya. Ia hanya... ah entahlah

Siwon memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulut Yesung. Aroma pasta gigi Strawberry terkuak dari mulut mungil itu. Siwon jelas merasakannya. Ia lalu menekan lembut tengkuk Yesung untuk memperdalam ciumannya dan mulai menjelajahi mulut Yesung. Menggelitik langit-langit mulutnya, mengabsen gigi-giginya, dan menyesap saliva manis Yesung.

"eunngghh~" Yesung lagi-lagi tak mampu menahan desahannya ketika Siwon dengan lihainya mengajak lidahnya bertarung dan menyesap salivanya hingga mulutnya hampir terasa kering. Ketika bunyi kecipak memenuhi kamar itu karna saliva yang saling bertukar.

Siwon terus membelit lidah Yesung dengan lidahnya, membuai namja itu sejenak, mengungkapkan perasaan rindunya. Melumat bibir atas dan bawah Yesung bergantian, sebelum akhirnya melepaskah ciumannya perlahan.

Sepasang mata bulan sabit Yesung masih terpejam, Nafas tersengal-sengal, Pipi Chubby-nya masih melukiskan semburat merah, bibir mungilnya seperti bengkak karna ciuman barusan walaupun Siwon sudah berusaha lembut, dan saliva yang menetes dari ujung bibir Yesung membuatnya makin terlihat seksi.

Siwon menghapus setetes saliva yang menetes dari ujung bibir Yesung itu dengan ibu jarinya, lalu merengkuh tubuh Yesung lagi untuk dipeluk.

"Saranghaeyo Hyung..." Siwon mengeratkan pelukannya.

Dan Yesung akhirnya membuka matanya perlahan, seakan baru tersadar dari tidurnya. Perlahan tangannya melingkari tubuh Siwon, membalas pelukan namja itu, lalu ia menyamankan dagunya di pundak Siwon walaupun agak tinggi.

Tanpa jawaban. Selalu saja seperti ini. Ketika Siwon mengucapkan kata "aku mencintaimu", tak ada satupun kata yang meluncur dari bibir Yesung. Bukan, bukan karna ia tak mencintai namja itu.

Ia hanya merasa, sebuah kata "cinta" tabu untuknya.

Tabu untuk seorang pelacur.

TBC

Okeeee, so…

Mind to review? :)