Your Voice

Disclaimer : Naruto © Master Masashi Kishimoto

Terinspirasi dari Novel 'Penembak Misterius' © Senugumira Aji Darma

Your Voice © Lyana Boci-Moci

Rate : M (FOR BLOOD SCREEN & IMPLIST)

Pairing : SasuSaku

Romance, Family, Crime

WARNING : (MISS)TYPO, NO LEMON, EYD ANCUR, OOC, BIKIN BOSAN, ANEH,ALUR GA JELAS,DLL.

GA SUKA? GA USAH BACA!

KLIK BACK AJA, OK?(^_^)

YANG MAU BACA SILAHKAN BACA! (^_^)

INI RATE M YANG BELUM CUKUP UMUR JANGAN BACA YO!

TAPI KALO MAKSA YA SUDAH!

TANGGUNG SENDIRI :P

.

~Chapter 2 : Shoot Now!~

.

.

Perkenalan Tokoh Utama :

Uchiha Sasuke : Umur 19 tahun

Haruno Sakura : Umur 18 tahun

.

Sasuke POV

Langit sudah mulai mengelap, ku lirik jam dinding yang berada di sebelah kananku yang sudah menunjukan pukul delapan malam dan kualihkan pandanganku ke arah TV yang menyala di hadapanku, dengan malas aku mengganti channel. Sekarang acara TV sedang tidak menarik.

'Dreet…Dreet' Kurasakan Handphone di dalam saku celanaku bergetar, dengan malas-malasan aku merogoh saku celanaku dan menjawab telepon dari nomor yang tidak ku kenal.

"Moshi-moshi," ucapku dengan nada malas.

"Konbanwa Tuan Uchiha," aku mendengar suara wanita dari sebrang telepon.

"Konbanwa," aku tidak berniat menanyakan nama lawan bicaraku sekarang, itu hal yang tidak penting.

"Aku punya pekerjaan untukmu dan aku juga akan membayarmu dengan bayaran yang setimpal," ucapnya yang sedikit menarik minatku dalam pembicaraan ini.

"Katakan," ucapku singkat.

"Di pesta perayaan ulang tahun perusahaan Uzumaki aku ingin kamu membunuh seseorang yang pasti dia salah satu tamu di sana," Haa… sudah kuduga pasti tugas lagi, aku sedang malas melakukan tugas, tapi apa boleh buat aku butuh uang juga untuk hidupku.

"Hn, beritau kapan, diamana, ciri-ciri target," kuambil sebuah kertas untuk mencatat informasi yang aku dapat dari wanita ini.

"Besok pukul tujuh malam di mansion Uzumaki dan untuk ciri-ciri taget aku tidak bisa memberitaumu dulu," dengan cepat aku mencatat informasi yangku dapat. Ck.. wanita ini, bagaimana aku mau membunuh kalau tidak mengetahui ciri-ciri orang yang akan aku bunuh. " Aku akan memberitaumu saat di lokasi besok, untuk bayaran jika kamu berhasil membunuhnya, aku akan membayarmu delapan ratus juta dolar," hmm…lumayan banyak juga wanita ini membayarku, sepertinya kali ini clientku sangat kaya dan ingin target ini mati. Kali ini aku bisa memanfaatkan keadaan ini.

"Aku tolak," aku memutar-mutar pulpen yang ada di tanganku dan menyeringai licik.

"A-apa? kenapa?" dari nada bicaranya dia kaget karena tugas ini aku tolak dan sudah ku duga dia sangat menginginkan tugas ini berjalan dengan lancar.

"Uangnya, memangnya bagimu membunuh itu gampang?" ucapku dengan nada menantang.

"B-baiklah bagaimana kalau kubuat menjadi satu milliard dolar," haha.. tak kusangka akan berhasil.

"OK," ucapku menyetujui tawarannya.

"Arigato Tuan Uchiha, Senang berbisnis denganmu," dia memutuskan hubungan telepon, Cih! merepotkan. Kuletakan handphoneku di atas meja dihadapanku dan kurebahkan tubuhku di atas sofa.

Kalian pasti bertanya sebenarnya siapa aku dan apa maksud telepon tadi. Aku Uchiha Sasuke dan aku berprofesi menjadi pembunuh bayaran, sudah delapan tahun aku berprofesi menjadi pembunuh bayaran dengan bayaran yang banyak.

Berawal dari sembilan tahun yang lalu aku melarikan diri dari rumah terkutuk, rumah dimana terjadinya kemaksiatan Kaa-san dan satu tahun kemudian di dalam kegelapan malam kota Konoha aku bertemu dengan seorang pria misterus yang memberiku sebuah pistol kecil lalu dia berkata padaku "Benda ini akan membuatmu berthan hidup," lalu dia pergi meninggalkanku, aku sama sekali tidak mengerti dengan perkataannya dan maksudnya memberiku pistol ini. Tapi setahun kemudian aku akhirnya memutuskan untuk menjadi pembunuh bayaran, mengiklankan jasaku melalui internet dengan akun yang tidak bisa di lacak oleh siapapun dan tentu saja jasaku harus dibayar dengan bayaran yang mahal.

Pada awalnya aku kurang yakin kalau akan ada yang tertarik, tapi prediksiku salah ternyata banyak juga yang menggunakan jasaku terutama mereka yang kebanyakan seorang pengusaha kaya.

Memang pada awalnya aku takut untuk membunuh dan saat pertama kali menjalankan tugas itu targetku adalah seorang wanita. Entah kenapa pada saat aku hendak membunuh wanita itu, aku teringat wajahnya, senyumnya seakan menyuruhku untuk tidak melakukan itu. Tapi sesaat pikiranku melayang dan bayangan itu tergantikan oleh bayangan wanita yang aku benci. Kaa-san. Membuat rasa benciku muncul dan akhrinya aku berhasil membunuh dan tanpa kusadari aku menyeringai senang.

Kulepaskan kalung yang melingkar di leherku yang berbandul cincin warna perak dengan ukiran bunga Sakura. Kupandangi cincin yang dulu ingin kuberikan padanya tapi tidak bisa kuberikan. Tanpa sadar aku mengumankan namanya sebelum terlelap dalam tidurku.

"Sakura,"

.

~Your Voice~

.

Uzumaki Mansion, 20.00 PM

Huft.. alunan lagu lama Jepang ini membuatku mengantuk. Orang-orang tua itu memang menyukai lagu ini. Mungkin lagu ini membuat mereka terkenang-kenang akan masa lalu mereka.

Mereka tersebar di bawah sana, di sekitar kolam renang. Tapi tampaknya tidak banyak yang mendengarkan lagu itu dengan sungguh-sungguh. Mereka sibuk bercakap-cakap sendiri, suasana begitu riuh di bawah sana, kadang aku juga mendengar suara tawa.

Tidak semua orang di sana adalah orang tua, bahkan aku melihat banyak wanita muda. Paling tidak itulah yang membuat menarik perhatianku, lewat teleskop pada senapan ini, aku memperhatikan mereka satu per satu. Seolah-olah aku berada di antara mereka, di sebuah pesta yang meriah. Ada kambing guling hmmm.. membuatku lapar saja, aku belum makan sejak siang tadi.

Garis silang pada teleskop senapanku terus bergerak, sesekali berhenti pada dahi seseorang dan mengikutinya. Kalau kutekan telunjukku pasti kepala pria itu akan segera berlubang dan tubuh orang itu akan roboh perlahan-lahan seperti pohon di tebang, orang-orang yang di sekitarnya juga pasti akan lari dan berteriak tidak jelas.

Tentu lebih seru lagi jika tubuh yang kutembak nanti akan tercebur ke dalam kolam renang itu dan dengan segera kolam renang yang berisi air itu akan berubah menjadi merah karena darah korban.

Tapi aku belum menemukan orang yang akan menjadi tagetku. Memang belum waktunya, clientku belum memberikan aba-aba untukku segera beraksi. Dan juga aku tidak perlu repot-repot mencari target karena earphone yang terpasang di telingaku yang akan memberitauku, ya sebenarnya clientkulah yang akan memberitauku melalui earphone ini.

"Kamu sudah siap?" terdengar suara wanita dari earphone.

"Dari tadi aku sudah siap, mana orangnya?"

"Sabar dong, sebentar lagi,"

Ternyata tugas kali ini sangat membosankan, sudah hampir satu jam aku berada di atas atap gedung dekat gedung Perusahaan Uzumaki. Untuk menghilangkan kebosananku, iseng-isengku cari wanita yang menjadi clientku, agak sulit untuk mencarinya karena terlalu banyak tamu wanita di sini, mereka semua cantik karena berbalutkan gaun malam yang anggun-anggun.

"Sebenarnya siapa sasaranku?" tanyaku yang mulai penasaran siapa sebenarnya targetku.

"Apakah itu penting?" bukannya menjawab dia malah bertanya balik, ya tentu penting bodoh! kau pikir aku tidak punya hati? kau pikir aku membunuh orang asal-asalan? bagaimana jika orang itu tidak bersalah sama sekali, dan bagaimana jika orang itu sebenarnya orang baik. Ingin rasanya aku bicara seperti itu, tapi itu hanya membuat tenagaku terbuang sia-sia untuk adu mulut dengan wanita ini.

"Tidak," ucapku.

"Baiklah, lebih baik kau diam dan turuti saja apa kataku," cih, seenaknya saja kau bicara seperti itu Nona, kalau saja bukan karena tugas darimu yang di bayar sebanyak itu, aku sudah mencarimu dan menembakmu.

Kembali keadaan di sekitarku hening, hanya lagu dari acara itu yang kembali terdengar di telingaku.

Kugerakan kembali senapanku, dari teleskop senapanku dapat kulihat wajah orang-orang yang sebentar lagi akan menjerit ketakutan, wajah mereka terlihat seperti orang baik-baik. Ada apa sih denganku? aku merasa bimbang sekarang dan merasa tidak tega dengan targetku selanjutnya. Aneh.

Kuedarkan kembali senapanku, terlihat dimana-mana orang mengunyah makanan mereka. Ada pula Ibu-ibu yang berdiri kaku di sebelah suaminya yang sedang berbicara dengan tangan bergerak kesegala penjuru. Sepertinya yang menghadiri pesta ini orang kaya dan orang yang penting semua. Terlihat dari pakaian mereka, cara berbicara, mereka semua terlihat sopan.

Malam cerah dan langit penuh bintang, bahkan bulan pun sedang purnama. Lelah juga dari tadi hanya duduk berjaga-jaga di posisi. Aku memutuskan untuk berjalan di sekitar atap gedung. Sunyi sekali, aku tidak sabar ingin cepat-cepat menembak sasaranku dan segera pulang meminum segelas Sake.

"Hei kamu masih di situ?" terdengar suara wanita itu lagi.

"Ya, kenapa?" ucapku malas-malasan.

"Jangan main-main, aku tau kamu tidak di tempatmu tadi," ucapnya dengan nada mengancam, aku benar-benar benci wanita ini. Mau tak mau aku kembali ketempatku.

"Bagaimana? apa sekarang saatnya?" tanyaku mulai tidak sabar.

"Ya, sebentar lagi kamu akan melihat seorang gadis naik keatas panggung saat dia bernyanyi-" Hah? gadis? "Tembak dia," ya memang aku tidak peduli mau itu gadis atau bukan, yang penting uang.

Cih, mana sih gadis itu lama sekali. Dari kejauhan ku lihat gadis bergaun indah berwarna hijau gelap. Wajahnya kelihatan gugup, tangan putihnya mengambil sebuah microphone. Aku menyiapkan senapanku yang siap untuk menembaknya.

"Sakura hirahira maiorite ochite. Yureru omoi no take wo dakishimeta. Kimi to haru ni negai shi ano yume wa, Ima mo miete iru yo,"

La-lagu ini? Aku pernah mendengarnya. Suara ini.. aku pernah mendengarnya. Apakah dia…

"Sakura… Maichiru…"

…Sakura? Apakah dia Sakura? Haruno Sakura? Sakura-ku? Dia targetku selanjutnya? aku memang tidak ingat dengan wajahnya, entah karena apa aku bisa melupakan wajahnya yang indah itu. Apa karena aku sering membunuh jadi aku buta? aku buta dan melupakannya? bukan mataku tapi hatiku yang buta.

"Densha kara mieta no wa, Itsuka no omokage, futari de kayotta haru no oohashi,"

Aku merindukanmu Sakura! sudah lama sekali aku ingin bertemu denganmu, mendengarkan suara indahmu seperti sekarang.

"Tembak dia sekarang!" terdengar suara wanita itu lagi dan kini dengan nada sedikit meninggi.

Apakah aku harus menembak Sakura? gadis yang aku cintai, gadis yang dulu aku tinggalkan, gadis yang selalu datang ke dermaga untuk menemaniku. Aku bergeming, mataku masih melihat kearah Sakura yang sedang melantunkan sebuah lagu, lagu yang dulu dia nyanyikan untukku tapi belum dia selesaikan.

"Sakura hirahira maiorite ochite, yureru omoi no take wo dakishimeta,"

Suaranya begitu indah.

"Cepat tembak dia Uchiha!" wanita itu membentakku.

Tidak. Tidak bisa. Aku tidak bisa menembak Sakura, dia gadisku, aku ingin hidup bersamanya itulah impianku dulu saat bertemu dengannya.

"Kenapa diam saja!"

"Aku mengundurkan diri," ucapku pada wanita itu.

"A-apa kau bilang? mengundurkan diri? apa karena uangnya kurang? Baiklah akan kutambah!" wanita itu sepertinya sangat ingin Sakura mati.

"Tidak,"

"Aku akan membayarmu dua milliard dolar,"

"Aku bilang tidak ya tidak!" Akhirnya aku bisa membentak wanita yang membuatku kesal dari tadi.

"Dua milliard dolar," tawarnya lagi, siapa sih wanita ini? dia orang kaya?

"Aku tidak butuh uangmu,"ucapku menolak tawarannya.

Kesabaranku sudah habis Nona! aku akan mencarimu, tanganku bergerak mengeser senapanku. Sulit sekali mencari wanita ini. Sepertinya aku harus memancing dia bicara.

"Sebenarnya apa hubunganmu dengan gadis itu?" aku memulai pembicaraan.

"Bukan urusanmu!"

"Tapi sekarang itu urusanku ,Nona."

"Memangnya apa sebabnya itu bisa menjadi urusanmu! bahkan kau orang luar, Tuan Uchiha."

Suaranya dekat dengan lagu yang Sakura sedang nyanyikan. Pasti dia dekat dengan panggung. Dengan teliti aku mencari-cari wanita itu. Dimana dia… Dimana dia!

Huh? Apa kah wanita itu? wanita yang sekarang sedang menatap tajam kearah Sakura. Dia menggunakan gaun Sexy warna hitam pendek sepaha, Rambutnya tergerai berwarna merah maroon dan dia menggunakan kacamata dan juga sebuah leontin.

"Kaki kaketa tegamini wa? Genki de iru yo? to" ya benar dia suara nyanyian Sakura sangat terdengar di earphone ini. Bodohnya aku ini tidak menyadarinya dari tadi.

"Tembak dia sekarang Tuan Uchiha, jika kau masih ingin menerima bayaran dariku," ucapnya dengan suara pelan, nyaris tak terdengar olehku.

"Jika aku tidak mau menembaknya bagaimana?" tanyaku dengan nada menantang.

"Akanku laporkan kamu ke polisi!"

"Nona… Kau ini bodoh ya? di sini siapa yang memintaku untuk membunuhnya? dan kau tau, kau juga bisa di hukum Nona,"

"….." tidak ada jawaban dari dia, dia sungguh tolol.

"Sekarang aku bertanya padamu, apa urusanmu dengan gadis itu?"

"Sudah kubilang tadi bukan? Itu bukan urusanmu,"

"Katakan sekarang!" kesabaranku sudah mulai habis, tapi aku harus menahannya. Aku ingin tau apa sebabnya dia ingin membunuh Sakura.

"Memangnya jika aku punya urusan dengan gadis itu kamu mau apa!"

"Jangan banyak omong! Katakan sekarang brengsek!"

"Kamu telah melanggar kesepakatan kita Tuan Uchiha,"

"Persetanan dengan kesepakatan, Sekarang jawab! Kenapa kamu ingin membunuh Sakura HAH!" Aku membentak wanita itu, aku bisa melihat wajahnya yang kaget melalui teleskop senapanku. Dia menatapku dengan tajam dari kejauhan.

"Kau tau nama gadis itu?" tanyanya dengan nada tidak percaya. Aku tidak menjawab pertanyaannya. "Sebenarnya siapa kamu?" tanyanya.

"Siapa aku? Tentu saja aku Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura adalah gadisku!" Setelah mendengar jawaban dariku wajahnya seketika berubah menjadi pucat dan dia berusaha untuk lari, tapi sepertinya kakinya kaku dan tidak bisa di gerakkan.

"Jangan lari, tak ada gunanya. Tidak ada yang akan tau siapa yang menembakmu. Senapan ini dilengkapi peredam. Kamu tau tembakkanku belum pernah luput dan aku bisa segera lenyap dari tempat ini," matanya kembali melihat kearahku dan dapat aku lihat dia sudah banjir keringat.

"Sekarang jawab pertanyaanku Nona, Kenapa kamu ingin membunuh Sakura?"

"A-aku tidak tau," ucapnya dengan terbata-bata.

"Apa maksudmu?"

"Aku tidak tau apa-apa, jangan tembak aku." ucapnya dengan nada memohon. Berarti dia bukanlah orang yang sebenarnya meminta aku untuk membunuh Sakura.

"Kimi ga inai hana ga tsubomi wo hiraku –"

"Lalu siapa yang menyuruhmu?"

"Aku tidak tau apa-apa Tuan Uchiha,"

"Leontinmu manis, Leontinmu bisa pecah berantakan oleh peluruku, dan peluruku tidak akan berhenti di situ," Aku sedikit menyeringai.

"Ah! jangan tembak aku, jangan please…"

"Siapa?" tanyaku.

"Aku…Aku bisa celaka!"

"Sekarang pun kamu bisa celaka, kuhitung sampai tiga. Satu…"

"Kau gila! Kau merusak segala-galanya,"

"Dua…" hmm.. betapa panik wajahnya sekarang. Rasanya aku ingin tertawa melihatnya.

"Dia ada di barisan penonton, kursi paling depan," Kualihkan teleskop senapanku, mencari sosok yang menyuruh wanita ini untuk menghubungiku dan memintaku untuk membunuh Sakura. Mataku membulat dan sedikit tersentak kaget. Percaya atau tidak di kursi penonton paling depan aku melihat lelaki itu, lelaki yang membuat Sakura sedih. Aku tidak salah liat, ya samar-samar aku sedikit mengingat ciri-ciri lelaki itu. Rambutnya putih panjang dan di ikat.

"Sora ni kiete iku yo…"

"Yang berambut putih?" tanyaku sedikit ragu.

"Iya,"

"Siapa dia? kenapa dia ingin membunuh Sakura?" tanyaku sedikit tidak percaya.

"Aku tid-"

"CEPAT KATAKAN!"

"Dia Tuan Jiraya, Ayah tiri dari Sakura. Dia ingin membunuh Sakura agar kekayaan dari orangtua Sakura jatuh ketangannya, Ibu Sakura meninggal lima tahun yang lalu dan di surat wasiatnya jika Sakura masih hidup seluruh hartanya untuk Sakura, tapi jika Sakura sudah tiada seluruh hartanya milik Tuan Jiraya." Dasar bajingan lelaki yang bernama Jiraya itu, dia membunuh hanya demi uang. Ya memang aku juga seperti itu, tapi ini menyangkut hidup Sakura-ku dan tentu saja aku tidak akan membiarkan ini terjadi. Tidak akan!

Emosiku sudah tidak bisa kukendalikan, kuarahkan garis silang tepat di kepalanya.

"Kimi to haru ni chikai shi kono yume wo…"

Sakura aku tidak tau yang akan kulakukan ini benar atau tidak, aku tidak tau kamu akan suka atau tidak jika dia mati. Tapi orang ini sudah mencoba untuk membunuhmu Sakura…

"Tsuyoku mune ni daite…"

Tidak apa-apa jika kamu marah atau balas dendam padaku nanti, tidak apa-apa jika kamu mencaci makiku. Asal kamu tau, aku tidak bisa membunuhmu Sakura, karena aku mencintaimu.

"Sakura…Maichiru…"

Bersamaan dengan berakhirnya lagu yang dinyanyikan Sakura, tubuh lelaki itu terjatuh dari tempat duduk, tubuhnya terkapar di lantai dengan darah yang mengalir dari kepalanya akibat peluru panas yang melesat dari senapanku.

"Apa yang kau lakukan Tuan Uchiha!" wanita itu menjerit histeris.

"Aku melakukan apa yang harus kulakukan dan jika kau membocorkan kepada orang lain tentang masalah ini…" Aku menghirup nafas panjang. "Kau akan seperti lelaki itu," ucapku yang sukses membuat dia lemas dan terduduk di lantai. Aku melepas earphone dari telingaku.

Kembali aku melihat kearah tubuh lelaki itu, dia sudah di kelilingi oleh para tamu undangan, mereka ada yang menangis dan berteriak histeris, ada pula yang sedang menelepon bantuan. Tapi… aku tidak melihat Sakura disana. Aku mengarahkan teleskop senapanku kearah panggung. Sakura masih di sana, dia masih memegang microphone. Wajahnya datar, dia bergeming, dia hanya menatap lelaki itu dengan tatapan datar. Seperti tidak terjadi apa-apa. Apakah tindakanku ini benar?

.

~Your Voice~

.

Normal POV

2 Hari Kemudian

Sore hari di dermaga tua sedang ramai akan para pelaut yang bersiap-siap pergi dengan perahu mereka, mengangkut barang bawaan mereka yang berisi persediaan makanan selama berlaut ke lautan luas.

Gadis perambut pink panjang sepinggang sedang terduduk di papan tepi dermaga tua, mata emeraldnya menatap kearah cakrawala di depannya. Gadis itu bernama Haruno Sakura, dia sering datang ke dermaga ini. Angin yang datang membuat rambutnya berkibar-kibar.

Hidupnya begitu berat, dia kehilangan segalanya. Otou-san, Sasuke, Kaa-san dan sekarang ayah tirinya. Tapi dia tidak peduli dengan kematian ayah tirinya yang jelas-jelas dia benci. Lelaki itu yang menyebabkan Kaa-sannya mati, lelaki itu selalu menyiksa Kaa-sannya. Air matanya tidak bisa mengalir saat Kaa-sannya pergi meninggalkannya untuk selamanya, mungkin hatinya sudah beku dan air matanya juga beku setelah Sasuke pergi meninggalkannya. Laki-laki yang dia cintai pergi dan tidak pernah kembali sampai sekarang, dia membutuhkan Sasuke.

Dia memejamkan matanya, berusaha melupakan semuanya untuk memulai kehidupan baru. Tapi sangat sulit.

'Tap tap'

Dia mendengar suara langkah kaki mendekat.

"Sakura," Matanya terbuka perlahan, mencari asal suara memanggilnya. Dia memalingkan wajahnya, melihat siapa yang berada di belakangnya.

"Sasuke-kun?" Sakura terkejut, dia sangat terkejut. Tubuhnya bergetar, dia tidak menyangka Sasuke akan ada di sini sekarang. Sasuke tidak menjawab, dia berjalan mendekat kearah Sakura, dia berjongkok di belakang Sakura lalu memeluk tubuh Sakura.

"Maafkan aku," ucap Sasuke sangat pelan. Sasuke menenggelamkan wajahnya di pundak Sakura, mencium wangi khas Sakura yang dia rindukan.

"Untuk apa?"

"Karena aku meninggalkanmu," Sasuke semakin mengeratkan pelukannya pada Sakura. "Dan membunuh Jiraya," tidak ada respon dari Sakura. Sasuke hanya merasakan Sakura menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa Sasuke-kun," Sasuke mengangkat wajahnya, dia tidak menyangka dengan apa yang barusan Sakura ucapkan. "Aku sudah tau,"

"Tau?" Sasuke melepaskan pelukannya dan duduk di sebelah Sakura. Sakura menganggukan kepalanya.

"Aku melihatmu di sana, kejadian malam itu," bahu Sasuke menegang mendengar pernyataan Sakura, dia tidak menyangka akan ketahuan, " Terima kasih Sasuke-kun, kamu telah membebaskanku dari ayah tiriku," Sakura tersenyum kecil. Sasuke hanya terdiam mendengar Sakura mengatakan terima kasih padanya, apakah tindakan Sasuke dua hari yang lalu itu benar? sepertinya benar.

"Kenapa wajahmu seperti itu Sasuke-kun, aku tidak marah padamu dan tidak akan pernah bisa marah padamu. Tapi…" Sasuke benar-benar takut dengan apa yang akan di katakan pada Sakura, kalau sudah ada kata 'tapi' pasti ada permintaan atau syarat. "Tepati semua janjimu yang dulu kamu buat," Sakura tersenyum lembut kepada Sasuke. Betapa bahagianya Sasuke melihat senyuman Sakura.

"Janji?" tanya Sasuke.

"Yup, kamu berjanji kita akan berlayar bersama," Sakura tersenyum tapi dia merasakan wajahnya memanas. "Dan satu lagi," ucap Sakura dengan jari yang di ketuk-ketukkan ke bibirnya.

"Apa?"

"Jangan tinggalkan aku," ucap Sakura lirih.

"Tidak akan," Sasuke kembali memeluk tubuh mungil Sakura dan mengecup bibir Sakura, membuat wajah Sakura menjadi merah.

"Sasuke-kun,"

"Iya Sakura?"

"Aishiteru Sasuke-kun,"

.

~You're Voice~

.

"Aku ingin tau ada apa di balik Cakrawala itu!"

"Jika kamu mau kapan-kapan kita bisa berlayar bersama,"

"Benarkah? bersama?"

"Hn,"

"Hn? Sasuke-kun~"

"Iya bersama,"

"Hanya berdua,"

.

The End

.

BBA TIME! (Basa Basi Author Time)

*gubrak* kok gini ya? kok…kok! (=_=) semoga tidak membuat para readers kecewa dengan fanfic aneh ini.

Saya tidak bisa berkata apa-apa untuk fanfic ini yan pasti saya sudah berusaha semaksimal mungkin XD

Maap kalo endingnya aneh gitu, sebenernya saya ada ide bagus tapi otak saya susah mencari kata-kata untuk mengungkapkannya (_)

Yang pasti SasuSaku forever lah! XD LOVE SASUSASKU! *plak

hohoho… sekian aja deh saya bales Review aja yah! :D

Violet-0101 : Arigato! keren ya? hihi ARIGATO GOZAIMASU! Yup ini udah lanjut, Gomen lama (senaja hihi, padahal udah jadi)

Ran Murasaki SS : Hehehe… makasih ya XD hihihi… yup ini udah update! selamat membaca XD

YunaMashiku-chanchan : hehe Arigato ya XD makasih muaah muaah XD *plak

OYO LECHILEZ : HEHE *nyengir kuda* makasih X3 yup udah update.

Aiko Furizawa : Yup ini udah Update XD

Luvia : Thank you XD Udah update maap lama XD

Kikyo Fujikazu : hehehe… yang pasti hal yang tak terduga XD udah update silahkan baca XD

Ninda : =A= ano… salah harus.a Your voice XD maap salah salah XD tapi terima kasih banyak sudah memberitahu XD makasih atas peringatannya XD

Naomi Azurania belle : hmmm… saya lupa dan tidak memperhatikan tahunnya, kebetulan saya minjam di perpus, pas lagi iseng-iseng mau baca di perpus nemu bukunya deh XD tapi ga terlalu lama kyaknya. kalo aslinya itu flashback ga ada dan saat sasuke ke rumahnya juga ga ada dan yang kabur juga ga ada, cincin untuk sakura ga ada dan kata-kata kebanyakan aku ubah semua. dan Chapter kedua ini sebenernya cerita lain di novel itu tapi aku jadikan satu XD semoga nyambung. haha aku juga suka banget Sasuke yang gini *Blush* Udah update XD

Karasu Uchiha : Arigato ya XD tak kusangka bisa menyentuh hiks..hiks.. *terharu*

Sakura Cherry : yup udah lanjut XD makasih :D

Arigato Gozaimasu untuk semua yang sudah menyempatkan waktu kalian untuk review dan membaca! dan juga yang sudah membaca tapi tidak mereview! XD terima kasih atas dukungannya semoga fanfic ini membuat kalian senang XD *Plak

Sampai jumpa di fanfic selanjutnya *peluk cium dari author* XD