You're Voice
Disclaimer : Naruto © Master Masashi Kishimoto
You're Voice © Lyana Boci-Moci
Terinspirasi dari Novel 'Penembak Misterius' © Senugumira Aji Darma
Rate : M (FOR BLOOD SCREEN & IMPLIST)
Pairing : SasuSaku
Romance, Family, Crime
WARNING : (MISS)TYPO(S), NO LEMON JUST IMPLIST, EYD ANCUR, OOC, BIKIN BOSAN, ANEH,ALUR GA JELAS,DLL.
GA SUKA? GA USAH BACA!
KLIK BACK AJA, OK?(^_^)
YANG MAU BACA SILAHKAN BACA! (^_^)
INI RATE M YANG BELUM CUKUP UMUR JANGAN BACA YO!
TAPI KALO MAKSA YA SUDAH!
TANGGUNG SENDIRI :P
.
~Chapter 1 : Promise~
.
Perkenalan Tokoh Utama :
Uchiha Sasuke : Umur 10 tahun
Haruno Sakura : Umur 9 tahun
.
Warna langit mulai berubah menjadi jingga, matahari mulai menenggelamkan dirinya, tetapi di sebuah dermaga tua masih terlihat dua orang anak kecil yang sedang duduk di dermaga tua itu. Kedua anak itu memandang cakrawala. Kaki mereka yang kecil tak henti-hentinya bergerak, terayun dengan ringan dan santai, suara mereka yang kecil melengking disela-sela angin yang berhembus menerbangkan rambut-rambut mereka.
Sesekali terdengar peluit kapal dari pelabuhan. Dan terlihat kapal yang bergerak menjauhi dermaga.
Menjauh.
Mereka bisa memandanginya dengan tenang dari dermaga tua. Di sini tak ada lagi kesibukan. Tak ada bunyi-bunyi berisik pelabuhan. Hanya air, berkecipak di dinding beton. Hanya bunyi sampan-sampan tua yang terikat di dermaga tua itu, terdengar saling bersentuhan. Bila ada gelombang yang kecil saja sesekali saling bersentuhan.
Mereka memandang kapal yang bergerak menjauh. Mereka memandang cakrawala. mereka memandang kejauhan sambil bercakap-cakap.
"Sasuke-kun," ucap anak perempuan memanggil nama anak laki-laki yang berada di sampingnya. "Kamu sering kesini?" Tanya anak perempuan itu, sesekali anak itu menyisir-nyisir rambut pink-nya dengan jemari tangan kecilnya.
"Kadang-kadang,"jawab anak laki-laki itu sambil memejamkan matanya. "kadang-kadang," ucapnya lagi, merasakan hembusan demi hembusan angin yang menggoyangkan rambut raven-nya.
"Aku ingin sering ke sini, Kaa-san melarang aku pergi sehabis pulang sekolah," ucap anak perempuan itu, dia mendengus kesal.
"Kaa-san mu baik," laki-laki itu membuka matanya lalu menatap mata emerald gadis di sebelahnya.
"Aku bosan di rumah. Setiap hari selalu di suruh belajar melulu," keluh gadis itu.
"Kaa-san mu baik, Sakura."
"Tapi aku bosan,Sasuke-kun."
"Kaa-san ku hanya sibuk main kartu," Sakura menatap wajah Sasuke yang sekarang menatap kosong kearah depan, Sakura mengamati setiap inci wajah Sasuke. Wajahnya seperti menyiratkan rasa kesepian yang dalam dan terkadang Sakura juga bisa melihat rasa kesal di sana. Dia merasa tidak enak dengan Sasuke karena mengeluhkan masalah kecil seperti itu.
Sakura mencari sesuatu dalam tas sekolahnya, masih ada roti tawar yang diolesi selai strawberry dalam kotak bekalnya.
"Aku lapar, Sasuke-kun mau separo?" tanya Sakura sambil menyodorkan kotak bekalnya. Sasuke mengambil potongan roti tawar yang berada di dalam kotak bekal Sakura, kemudiam mereka memakan roti itu sambil saling berpandangan. Sakura menatap Sasuke yang sedang menikmati roti miliknya.
"Enak," ucap Sasuke masih mengunyah roti yang berada di mulutnya. Sakura hanya tersenyum.
Kembali kedua anak kecil itu menatap kapal yang tadi berangkat kini telah makin kecil. Sebentar lagi kapal itu akan lenyap di balik cakrawala.
"Sasuke-kun," panggil Sakura.
"Hn?"
"Sasuke-kun pernah berlayar?" tanya Sakura sambil melahap rotinya.
"Belum, tapi Otou-san selalu berlayar, Otou-san pelaut," ucap Sasuke datar.
"Sasuke-kun juga ingin menjadi seorang pelaut?" tanya Sakura penasaran.
"Aku ingin berlayar. Pergi jauh dari sini, tapi aku tidak ingin jadi seorang pelaut." kini Sasuke menundukan kepalanya.
"Tidak ingin seperti Otou-san mu?"
"Tidak!" Sakura tampak terkejut mendengar suara Sasuke yang tiba-tiba meninggi. Tapi dia masih ingin bertanya, banyak yang ingin dia ketahui dari anak laki-laki berambut raven yang diam-diam dia sukai. Dia ingin mengenal Sasuke lebih jauh. Sakura mengenal Sasuke beberapa minggu yang lalu, saat Sakura melintasi jalan dekat dermaga ini, dia melihat Sasuke yang sedang berenang di sini. Sejak saat itu Sakura berusaha diam-diam datang ke sini hanya untuk bertemu dengan Sasuke walaupun hanya sebentar.
Flash Back On
Sakura melintasi jalanan yang biasa dia lalui jika ingin pulang ke rumahnya. Mulut kecilnya menyenandungkan sebuah lagu. Dia membawa sebuah Piala penghargaan dari sekolahnya yang tertulis 'Juara 1 Lomba Menyanyi'. Matanya berbinar-binar bahagia, dia tidak sabar ingin memberitahu kepada Kaa-san nya kabar gembira ini.
Langkahnya terhenti dikala dia melihat jalan menuju rumahnya di tutup, keadaan jalannya ramai.
"Hei nak kamu tidak bisa lewat jalan ini," ucap lelaki tua yang berada di dekat situ.
"Kenapa?" tanya Sakura heran.
"Sedang ada acara, jalannya di tutup untuk umum, lewatlah jalan lain," jawab lelaki tua itu dan Sakura hanya mengangguk lalu berbalik arah.
"Haah~ jalan satunya kan jauh," Sakura mendengus kecewa. Dia menuju belokan dan sampailah dia di sebuah dermaga, perlu menempuh 2 km lagi dia sampai ke rumahnya.
'Byur'
Sakura mendengar suara air yang berasal dari dermaga. Karena penasaran dia menuju ke tepi, dia mencari-cari asal suara itu. Dia melihat anak laki-laki yang menyeruak keluar dari dalam air. Laki-laki itu tampan, wajahnya putih tanpa luka sedikitpun, rambutnya hitam, matanya… onyx membuat Sakura terdiam terpanah melihat laki-laki di hadapannya dan tubuhnya atletis, ah! membuat Sakura malu untuk menatapnya.
Anak laki-laki itu menaiki papan dermaga dan mengenakan seragam sekolahnya. Seragam yang berbeda dengan seragam sekolah Sakura. Anak itu mengabaikan Sakura, dia hanya sebentar menatap Sakura lalu berjalan. Sakura sekilas melihat nama anak itu di baju seragamnya 'Uchiha Sasuke'.
"Uchiha Sasuke," Sakura kaget karena tanpa perintah dari Sakura mulutnya menyebutkan anak laki-laki itu begitu saja. Laki-laki itu berhenti melangkah dan membalikkan badannya, mendekat ke arah Sakura, membuat jantung Sakura berdetak kencang. Mata onyx Sasuke mengamati Sakura, Sakura hanya menundukkan kepalanya menyembunyikan rona merah di wajahnya.
"Namamu," ucap Sasuke datar.
"Heh?" Sakura tidak percaya Sasuke menanyakan namanya. Sasuke memutar matanya bosan dan membalikkan badannya hendak beranjak pergi. Sakura yang panik akhirnya menyebutkan namanya. "Ha-Haruno Sakura,"
"Nama yang indah," Sasuke mendekati Sakura lagi. Sakura tidak berani untuk menatap onyx Sasuke. "Aku ingin mendengarmu bernyanyi,"
"Nyanyi?" tanya Sakura bingung.
"Piala itu," Sasuke menunjuk kearah Piala yang di pegang Sakura. "Kamu menang lomba bernyanyi kan? aku ingin mendengarnya,"
"Um.. kamu ingin aku bernyanyi apa?" tanya Sakura bingung.
"Apa saja," Sakura berpikir sejenak dan mulai membuka mulutnya.
"Sakura hirahira maiorite ochite. Yureru omoi no take wo dakishimeta. Kimi to haru ni negai shi ano yume wa-" Sakura menghentikan nyanyiannya.
"Kenapa berhenti?" tanya Sasuke heran.
"A-aku malu," jawab Sakura gugup.
"Dasar gadis aneh, kamu lomba pasti kan di depan penonton yang banyak, kenapa denganku malu?" Sasuke tersenyum pada Sakura. Sakura hanya diam menundukan kepalanya. Sasuke mengelus kepala Sakura membut Sakura tersentak kaget. "Kapan-kapan lanjutkan lagi, aku ingin mendengar nyanyian indah itu sampai habis, Sakura." Sasuke melangkah pergi dan kali ini tidak membalikkan badannya lagi.
Ini pertama kalinya dia mendapat pujian yang membuat jantungnya berdebar dan membuat wajahnya memanas. Setelah pertemuan pertama itu Sakura berusaha untuk selalu lewat jalan dekat dermaga itu, walaupun kadang dia tidak melihat Sasuke di sana.
Flash back Off
Sakura tersadar dari lamunan singkatnya, mengingat saat dia pertama kali bertemu dengan Sasuke. Sakura kembali bertanya kepada Sasuke.
"Memangnya Sasuke-kun mau pergi kemana? aku juga ingin pergi jauh tapi tidak tau kemana," Sakura menatap mata onyx milik Sasuke.
"Aku juga tidak tau, aku hanya mau pergi," Sasuke menggelengkan kepalanya.
"Aku ingin tau ada apa di balik Cakrawala itu!" Sakura menunjuk kearah cakrawala di depannya. Sasuke melihat Sakura, wajah Sakura begitu ceria. Ya gadis kecil di sebelahnya memang seperti itu, terkadang sedih tetapi dia cepat menjadi ceria kembali mau tak mau membuat Sasuke tersenyum tipis.
"Jika kamu mau kapan-kapan kita bisa berlayar bersama," ucap Sasuke yang ikut menatap cakrawala, Sakura menoleh kearah Sasuke.
"Benarkah? bersama?" tanya Sakura penuh harap.
"Hn," gumam Sasuke.
"Hn? Sasuke-kun~" Sakura tidak mengerti maksud gumaman Sasuke. Sasuke terkekeh melihat Sakura memajukan bibirnya.
"Iya bersama," ucap Sasuke. "Hanya berdua," mendengar perkataan terakhir Sasuke membuat jantung Sakura berdebar dan dia merasakan wajahnya memanas.
"J-janji?" tanya Sakura gugup.
"Kamu ini cerewet ya Sakura," lagi-lagi Sakura memajukan bibirnya dan mengembungkan pipinya. "Haha.. Iya aku janji," Sasuke mencubit pipi merah Sakura. Membuat Sakur salah tingkah. Mata emerald Sakura bertemu mata onyx Sasuke, saling menatap dan tenggelam pada perasaan masing-masing.
"HHHOOOOIIII! jangan bermain terlalu ketepi! Berbahaya!" Suara kakek-kakek barusan membuat lamunan mereka pecah. Kakek itu pun segera pergi. Sakura semakin salah tingkah karena tadi dia tidak sadar mereka saling bertatapan.
"Sakura ayo mandi," Sasuke melepaskan baju seragam sekolahnya dan juga kedua sepatu hitamnya lalu menceburkan diri ke laut.
"A-ano… aku kan perempuan, aku malu jika harus melepaskan seragamku," wajah Sakura memanas lagi, dia tidak mau melihat wajahnya yang sekarang sudah seperti kepiting rebus ini karena melihat Sasuke tanpa baju dan Sasuke mengajaknya untuk mandi bersama. Melihat tingkah Sakura yang menggemaskan bagi Sasuke, dia menggangu Sakura sebentar dengan cipratan air lalu dia menenggelamkan dirinya.
"Sasuke-kun menyebalkan," Sakura menggembungkan pipinya karena kesal dengan Sasuke yang membuat seragamnya sedikit basah karena cipratan air.
Dasar laut di bawah dermaga tua itu dangkal dan jernih. Sakura bisa melihat Sasuke mengambil sesuatu di bawah dan segera menyeruak ke permukaan.
"Ini untukmu Sakura," sesuatu menggelinding di papan dermaga. Sakura berlari mengambilnya. Hanya sepotong batu pipih kecoklatan karena cahaya matahari. Sakura menggenggamnya dengan riang, dia senang apapun yang Sasuke berikan padanya walaupun hanya batu pipih tetapi baginya batu ini begitu indah. Sakura kembali berlari ketepi.
"Sasuke-kun ambil lagi yang banyak! batu-batu itu indah sekali!" Sakura tersenyum lebar kepada Sasuke sambil menunjuk ke dalam laut. Sasuke tersenyum, dia senang ketika melihat Sakura gembira seperti ini. Dengan cepat dia kembali ke dasar laut.
Beberapa saat kemudian sudah ada setumpuk batu di dermaga. Sasuke telah memakai kembali seragam sekolahnya dan tiduran berbantalkan tas sekolahnya, menghilangkan rasa lelah, Sasuke melihat kearah Sakura. Dia melihat Sakura sedang memilih-milih batu pipih yang Sasuke ambil dari dasar laut, sesekali senyumnya menggembang jika menemukan batu yang menurutnya indah. Setelah merasa cukup, Sakura mengambil tas sekolahnya lalu dimasukannya batu-batu pipih pilihannya dan sisanya dia lemparkan kembali ke dalam laut satu per satu.
"Kamu tidak pulang? nanti Kaa-san mu khawatir, Sakura." tanya Sasuke masih pada posisi tidurnya dan dia memejamkan matanya.
"Biar saja Kaa-san mencariku," ucap Sakura ketus.
'Tuh kan berubah lagi sikapnya,' batin Sasuke.
"Nanti Kaa-san mu sedih," ucap Sasuke lagi memberikan alasan lain pada Sakura, tidak ada jawaban dari Sakura. Sasuke melihat Sakura yang masih melemparkan batu ke dalam laut. "Kamu tidak mau pulang?" tanya Sasuke.
"Aku tidak mau pulang," jawab Sakura, wajah Sakura berubah menjadi sedih. Kini Sasuke merubah posisinya menjadi duduk di sebelah Sakura.
"Aku juga selalu tidak ingin pulang, tapi akhirnya aku selalu pulang," ucap Sasuke.
"Aku tidak ingin pulang," ucap Sakura lirih, wajahnya kini menunduk.
Sasuke bangkit dari duduknya dan mengambil tas sekolahnya.
"Aku pulang, Kamu juga harus pulang Sakura," Sakura menggelengkan kepalanya tanpa mengangkat wajahnya.
"Kalau begitu aku pulang sendiri, aku lapar." Sakura bergeming, dia bisa mendengar langkah kaki Sasuke.
"Aku pulang sekarang, besok kamu sekolah kan?" tanya Sasuke lagi dan masih tetap melangkah menjauh. Sakura mengangkat wajahnya, memandang punggung Sasuke yang mulai menjauh. Sakura sepertinya menahan sesuatu yang ada di dalam dadanya.
"Aku pulang dulu! segeralah kamu pulang, jangan lama-lama di sini!" ucap Sasuke dengan sedikit mengencangkan suaranya agar Sakura dapat mendengarnya.
Sasuke menusuri papan dermaga sambil memandang ujung sepatu hitamnya. Angin mengeringkan sisa rambut raven-nya yang masih basah.
Sakura tidak melihat kearah Sasuke, dia juga tidak melihat kearah laut. Tatapannya kosong, pikirannya melayang. Dia merasakan matanya memanas, dia juga merasakan air mata yang meluncur melewati pipi putihnya. Dia meremas seragam sekolahnya. Sakura menangis tanpa suara. Suasana di sekitarnya begitu sepi, hanya mendengar suara sampan-sampan dan kayu-kayu kecil yang saling bersentuhan.
"Kenapa kamu menangis, Sakura?" tiba-tiba dia dikagetkan oleh suara yang dia kenal, dengan cepat Sakura menghapus air matanya menggunakan jari-jari kecilnya. Sasuke tidak melihat air mata di wajah Sakura lagi. Tapi dia masih bisa mendengar senggukan tangis Sakura yang kecil.
"Aku tidak menangis," bantah Sakura. Sasuke menghela nafasnya, jelas-jelas tadi dia melihat Sakura menangis, Masih saja Sakura mengeles.
"Kamu takut pulang sendiri? aku akan mengantarmu pulang," Sakura hanya menggelengkan kepalanya.
"Kamu marah padaku?" tanya Sasuke, dan lagi-lagi Sakura hanya menggelengkan kepalanya.
Sasuke tidak tau harus bertanya apa lagi, dia melangkah ke tepi dermaga, kemudian dia berjongkok di sana. Memandang ombak-ombak kecil yang datang menyisir lautan.
"Sasuke-kun," panggil Sakura.
"Hn,"
"Kamu tidak pulang?" tanya Sakura.
"Tidak," jawab Sasuke singkat.
"Kenapa?"
"Aku mengkhawatirkanmu," jawaban dari Sasuke membuat Sakura sedikit tenang tapi jantungnya berdetak kencang.
"Sasuke-kun, kamu bisa pegang rahasia tidak?" Sasuke melihat kearah Sakura.
"Rahasia apa?" tanya Sasuke penasaran.
"Tapi kamu janji tidak menceritakan pada siapapun,"
"Iya, aku janji,"
"Ke sini dong," Sasuke mendekat, Sakura dengan cepat menggenggam tangan Sasuke yang hangat.
"Benar janji?" tanya Sakura lagi untuk meyakinkan.
"Iya-iya aku janji Sakura, kamu ini cerewet sekali," Sakura kini tersenyum tipis. Kini kedua anak kecil itu bersila di papan dermaga dan saling berhadap-hadapan, kemudian Sakura memulai ceritanya.
"Kamu yakin wanita itu Kaa-sanmu?" tanya Sasuke. "Bukan wanita lain? keluargamu yang menginap mungkin? di rumahku banyak teman Kaa-san ku yang menginap. Dan kadang-kadang mereka juga tidur di kamar Kaa-san ku, dan aku kadang-kadang keliru,"
"Tidak," Sakura menghela nafasnya. "Tidak ada orang lain di rumahku. Itu pasti Kaa-san, aku kenal suaranya. Dan aku samar-samar melihat lelaki itu menciumi Kaa-san dengan buas, di lehernya, di mulutnya, di dadanya," Sakura terdiam, Sasuke pun tidak memberikan komentar apapun, dia menunggu Sakura melanjutkan perkataannya, Sakura tidak bisa menahan air matanya lagi.
"Kaa-san… Kaa-san seperti kesakitan tapi diam saja, Kaa-san malah memeluknya," Sakura menggenggam tangan Sasuke dengan erat. "Biasanya aku tidak pernah bangun malam hari, tapi tadi malam aku terbangun. Aku bermimpi Otou-san hidup lagi dan membelikan aku boneka dari Tokyo," Sasuke mengelus pucuk kepala Sakura, berusaha untuk menenangkannya.
"Ih! lelaki itu mengerikan sekali, badannya penuh gambar tengkorak dan tulisan. Tadi pagi aku bertanya pada Kaa-san tapi… Kaa-san marah dan menamparku beberapa kali dan Kaa-san melarangku bercerita pada siapapun." wajahnya kini menyiratkan rasa kesal dan sakit yang dalam.
"Aku tidak mau pulang Sasuke-kun, aku tidak mau pulang," ucap Sakura pelan terdengar lirih ditelinga Sasuke. Sakura mengucapkan perkataan itu berkali-kali, Sasuke mendengarnya dengan wajah dingin.
"Pulang saja, itu hal biasa," ucap Sasuke dengan nada datar.
"Biasa?" Sakura bingung dengan perkataan Sasuke.
"Aku melihatnya hampir setiap hari Sakura. Siang, sore, malam Kaa-san di tiduri teman-temannya yang laki-laki dan aku juga melihat teman-teman Kaa-san yang perempuan tidur dengan teman-temannya yang laki-laki bergantian. Kalau Kaa-san menang main kartu dia tidak tidur dengan mereka tapi kalau kalah, Kaa-san tidur dengan temannya. Aku juga pernah ditampari ketika pertama kali melihatnya dan bertanya. Tapi aku selalu melihatnya dan Kaa-san mungkin bosan memarahiku jadi Kaa-san mengabaikanku dan tetap asik bermain kartu," jelas Sasuke panjang lebar.
"Otou-san mu tau?" tanya Sakura.
"Tidak, kalau Otou-san pulang melaut, Kaa-san bermain kartu di tempat lain," ucap Sasuke.
"Aku baru tau hal itu sekarang Sasuke-kun, tapi Kaa-san tidak main kartu, setiap hari Kaa-san menyuruhku belajar," ucap Sakura.
"Sudah kubilang Kaa-san mu baik Sakura,"
Hening.
Mereka saling bertatapan. Tiba-tiba lampu-lampu di dermaga menyala. Matahari mulai tenggelam. Keduanya diam merasakan angin dan waktu yang berhembus dan merambat, mereka mendengar decit rem mobil. Mereka menoleh ke jalan di dekat dermaga. Terlihat seorang wanita yang keluar dari mobil dan melangkah bergegas kearah mereka. Tapi wanita itu berhenti. Sakura dan Sasuke dapat melihat seorang lelaki yang duduk di belakang kemudi.
"Sasuke-kun dia lelaki itu," Sakura berbisik kepada Sasuke, Sasuke memandang lelaki itu dengan tajam, entah kenapa yang pasti Sasuke tidak suka dengan lelaki itu. Rambutnya putih, panjang dan di ikat. Hanya ciri-ciri itu yang dapat Sasuke lihat.
"Sakura!" wanita itu melambai.
"Kaa-san mu?" Sakura hanya mengangguk.
"Sakura! ayo pulang, sudah mulai malam!" Sakura memandang Sasuke dengan wajah ragu.
"Pulang saja Sakura, besok kamu bisa cerita lagi," ucap Sasuke, dia tersenyum pada Sakura. "Dan bernyanyi, aku ingin mendengar suaramu saat bernyanyi lagi," lanjut Sasuke.
"Aku…" Sakura ingin mengatakan sesuatu tapi dia ragu untuk mengatakannya.
"Besok saja Sakura, besok ada yang ingin aku katakan padamu,"
"Sakura ayo!" panggil wanita itu lagi. Sakura menyambar tas sekolahnya.
"Sasuke-kun," panggilnya dengan suara kecil. "Besok aku juga ingin mengatakan sesuatu," dengan cepat Sakura berlari menuju wanita bisa melihat wanita itu memeluk Sakura dan menggendongnya.
"Sasuke-kun! tunggu aku di sini besok untuk mendengarkan aku bernyanyi!" Sakura tersenyum lebar lalu masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan Sasuke yang masih di dermaga itu.
Sasuke merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah cincin berwarna perak kecil dengan ukiran bunga Sakura. Dia tersenyum lalu memasukan kembali cincin itu dan melangkah pergi dari dermaga itu.
.
~You're Voice~
.
"Tadaima," Sasuke menyeruak masuk ke dalam rumahnya. Sepi, tidak ada yang menjawab salamnya, ini hal yang biasa baginya. Dia pun melepaskan sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu. Dia melangkah menuju kamarnya.
"Ahh~ nnggghhaahh~" langkah kakinya terhenti tepat di depan kamar Kaa-sannya. Dia mengepalkan tangannya. Dia benci jika mendengar desahan Kaa-san nya, pasti dia tidur dengan teman lelakinya lagi.
"Aaaahhh! Ce-cepaaattt~" desah Kaa-san nya. Sasuke ingin menonjok lelaki yang sedang bersama Kaa-sannya sekarang, memang pintunya tertutup rapat tapi dia ingin menonjok semua lelaki yang telah melakukan itu dengan Kaa-sannya. Apa Kaa-san nya sudah tidak mencintai Otou-sannya? apa yang membuat Kaa-san nya berubah seperti ini? sepertinya Sasuke kali ini kehilangan kesabarannya.
Dengan cepat Sasuke mendobrak paksa pintu kamar Kaa-sannya, membuat kedua manusia yang sedang melalukan 'ritual' yang menjijikan bagi Sasuke itu tersentak kaget.
"SASUKE APA YANG KAMU LAKUKAN!" Teriak wanita itu yang berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Kamu menjijikan," ucap Sasuke menatap dengan tajam kedua manusia itu secara bergantian.
"Apa yang kamu katakan!" wanita itu menampar pipi Sasuke, sedangkan lelaki yang berada di belakangnya hanya menyeringai licik.
"Cih! Aku muak dengan semuanya!" Sasuke dengan cepat berlari menuju kamarnya dan bergegas mengambil beberapa pasang baju dan celengan yang berisi uang yang dia tabung, di masukannya ke dalam tas ranselnya. Lalu dia berlari keluar dari rumahnya dan mengabaikan teriakan dari Kaa-sannya yang memintanya untuk tidak pergi.
"SASUKE!"
.
~You're Voice~
.
Enam Hari kemudian
Terlihat seorang gadis sedang berlari di pingiran dermaga, rambut pink-nya bergoyang-goyang. Baju seragam sekolah yang dia kenakan sudah bercampur dengan keringat. Nafasnya memburu.
'Semoga hari ini Sasuke-kun datang,' batinnya berharap. Sudah hampir seminggu setelah dia terakhir bertemu dengan Sasuke di dermaga ini Sasuke tidak kunjung datang, padahal Sasuke berkata kalau dia akan menemuinya lagi dan ingin mengatakan sesuatu.
Sakura sampai di tempat dimana biasanya Sasuke duduk dan berenang. Tapi dia tidak melihat sosok anak laki-laki yang dia cari. Sakura kecewa.
'Byur'
"Sasuke-kun?" Sakura menoleh kesana kemari mencari asal suara air itu, tapi lagi-lagi tidak ada Sasuke, hanya suara ombak yang menerjang sampan-sampan tua dan dinding beton. Sakura terduduk di papan dermaga.
"Sasuke-kun kamu di mana? kenapa tidak datang," ucapnya entah pada siapa. "Apa Sasuke-kun meninggalkanku seperti Otou-san?" air matanya mulai mengalir.
"Atau…Atau Sasuke-kun berlayar? bukankah kita berjanji akan berlayar bersama?" Sakura memandang cakrawala yang ada di depannya. "Sasuke-kun bohong…Hiks…jangan tinggalkan aku Sasuke-kun," tangisnya mulai pecah, rasanya begitu kesepian jika seseorang yang kita cintai meninggalkan kita, apa lagi ini sudah kedua kalinya Sakura kehilangan orang yang dia cintai.
"Sasuke-kun! hiks.. Aku ingin…aku ingin ikut denganmu," ucapnya lirih. "Aku sudah berjanji kalau aku akan bernyanyi untukmu lagi…hiks…"
"Aku mencintaimu Sasuke-kun!"
.
TBC
.
Next Chapter
.
"Moshi-moshi,"
"Konbanwa Tuan Uchiha,"
"Aku punya pekerjaan untukmu dan aku juga akan membayarmu dengan bayaran yang setimpal,"
"Katakan,"
.
"Kamu sudah siap?"
"Dari tadi aku sudah siap, mana orangnya?"
.
"Kenapa diam saja!"
"Aku mengundurkan diri,"
"A-apa kau bilang? mengundurkan diri? apa karena uangnya kurang? Baiklah akan kutambah!"
.
"Kau tau nama gadis itu?"
"Sebenarnya siapa kamu?"
"Siapa aku? Tentu saja aku Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura adalah gadisku!"
.
.
BBA TIME! (Basa Basi Author Time)
Gubrak! apa-apaan saya ini bikin Rate M pertama kalinya jelek gini, saya masih belum bisa bikin LEMON jadi saya bikinnya kayak gini deh gomen… sebenernya saya ga terlalu ngerti lemon or implist, ini bantuan dari temen saya yang sudah jadi maniak baca fanfic jadi saya berguru dengan dia XD
Saya benar-benar suka dengan Novel 'Penembak misterius' ini. pas baca bagian yang judulnya 'Dua anak kecil' ga tau kenapa saya ngerasa mirip SasuSaku XD
Saya benar-benar minta maap dengan Tuan Senugumira Aji Darma karena mengubah ceritanya jadi aneh gini. Tapi 55 persen ide saya. kalo ga percaya silahkan liat aja deh bukunya XD saya cuma pake alur ceritanya dan kata-katanya saja.
Jujur saya deg-degan pas bikin fanfic Rate M ini t(OAOt) takut Otou-san dan Kaa-san liat *plak* dan rencananya fanfic ini saya bikin Two shoot aja XD
walaupun sudah cukup umur tapi saya deg-degan .. wakwakwak XD
Dan untuk lagu di Fanfic saya ini dalam dua chapter ini saya menggunakan lagu "Sakura-Ikimono Gakari" tidak ada hubungannya sih sama fanfic ini (kayaknya (?)) saya Cuma lagi suka sama lagu ini wakwakwak…
Maaf juga kalau membuat readers kecewa dan bagi yang menunggu lanjutan The book sabar ya XD
Sekian BBA nya!
Di tunggu reviewnya! Kalau reviewnya dikit ane ga mau lanjut *di lempar sandal* Serius :p