Sekali kau masuk, maka kau tak bisa keluar

.

Sekali kau memohon, maka kau akan terikat

.

Sekali kau melakukan perjanjian ini, maka kau tak akan pernah bisa terlepas

.

Walau kau berteriak

.

Meski hatimu memberontak

.

Dan kau ingin terlepas

.

"Enggghh..." Suara desahan itu kian menggila dalam setiap irama yang mengalir. Terdengat suara decitan kecil dari ranjang yang mereka gunakan untuk memadu cin—ah! Ini tentu tidak bisa di katakan sebagai memadu cinta mengingat tak ada cinta di antara 2 insan itu. Maksudnya, yang ada hanya ada hawa nafsu. Hawa nafsu tanpa ada sedikitpun perasaan cinta yang terikat di antara mereka.

"ahhh—"

Mendengar suara desahan itupun sosok yang kini berada di ataspun semakin menggila, membiarkan nafsunya agar dapat terlampiaskan dengan sosok gadis berambut soft pink di bawahnya.

"Arghhh... Pelan-pelan," Lagi, suara desahan itupun mulai menggila, sosok sang priapun kini mulai membuka celananya, membiarkan apa yang sudah menyesakkan di sana terbuka dan terbebas, membiarkan hawa nafsunya dapat terlampiaskan.

"Engghh... Cepatlah sedikit tuan," suara gadis itupun membuat sosok sang pria semakin gila dan kehilangan kendali. Maka, sang pria itupun langsung berusaha memasuki bendanya ke dalam lubang sang gadis, uppss mungkin ia sudah menjadi wanita mengingat permainannya yang cukup agresif.

Namun ketika benda itu belum masuk semua, sang pria itupun langsung pingsan begitu saja. Tubuhnya yang besar itu ambruk begitu saja ke sebelah si wanita yang mulai bangkit tanpa kain sehelaipun yang menutupi tubuhnya. Wanita itupun menatap pria tua itu dengan pandangan jijik, lalu kemudian ia mengambil sebuah tusuk perak dan menusukkannya tepat di jantung pria yang sudah kehilangan kesadaran itu.

Tidak ada teriakan... Tidak ada gemang... Tidak ada kesedihan...

Yang ada hanya tatapan horor yang tercipta dari sosok wanita itu dan sedikit senyum simpul yang terlihat miris.

Tiba-tiba, sebuah tanda setanpun muncul di tubuh pria itu, sebuah tanda yang sama dengan tanda yang ada di dada kiri di wanita.

"Tumbal telah siap,"

.

Kau tak akan bisa kabur dalam kubangan takdir yang menyedihkan

.

Walau kau menangis dan memohon sekalipun

.

Kau tetap tidak dapat memutuskan tali perjanjian

.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

.

Obscurité (Kegelapan) © Kiyui Tsukiyoshi

.

warning(s) : banyak keabalan dalam cerita ! adanya ooc-ness yang merajalela! adanya kelebayan kata dalam setiap lantunan kata. Tapi hey! bagaimanapun ini murni dari imajinasiku TANPA MEMPLAGIAT! karena itu, aku tidak akan pernah mengatai hasil karyaku sendiri :D hanya saja, ya mungkin... beberapa kata-kata di fic ini berasal dari kata-kata favorit saya dari beberapa fic yang indah :D

.

Don't Like?

.

Don't Read!

.

Silakan tekan tanda X di pojok kanan atas

.

Jadi, Flame alay yang gak membangun (are) not allowed! I've warning you before!

.

.

.

Emerald itupun terbuka, mengeluarkan sebuah bola manik hijau yang penuh akan kegelapan, kekosongan, dan kesedihan. Sejenak, pemilik emerald itupun mengerjabkan matanya, berusaha menghilangkan semua cahaya keremangan yang masih mentakbiri lensa emeraldnya. Ketika ia mulai bisa memfokuskan matanya, iapun mengedarkan pandangannya, berusaha memutar otak tentang apa yang terjadi padanya sebelum ini.

"Ah ya, tentu saja... Aku berharap lebih," gumam wanita itu dan mulai melanjutkan pengedarannya, emeraldnya pun menangkap sebuah sosok pria tua yang sudah nampak tak bernafas, maka wanita itupun berdiri penuh kejut. Iapun menatap tubuhnya yang ternyata tidak berlapiskan sehelai kainpun, maka iapun menghela nafas.

"Ah ya, aku sepertinya ketiduran kemarin... Aku harus meminta bantuannya lagi agar dapat keluar dari sini," Ucapnya lagi dan kemudian memegang tanda setan di dada kirinya. Iapun memejamkan matanya dan menarik nafas panjang, berusaha untuk mendapatkan konsentrasi dalam setiap hembusan nafasnya.

"Aku memanggil kegelapan, dalam kegelapan, aku akan meninggalkan cahaya. Karena itu aku memanggilmu, dalam setiap tetesan darah gelap kita telah mengikat perjanjian. Maka dari itu, datanglah,"

Tiba-tiba sesosok pria berambut emo dengan baju gelappun datang dengan tiba-tiba. Wanita pemilik Emerald itupun membuka matanya perlahan dan menatap sosok pria dengan pakaian gelap itu dengan tatapan membenci.

"Apa kau memanggilku, Nona Haruno Sakura?" Sosok itupun berkata memanggil nama wanita itu. Yang di panggilpun hanya menunjuk ke arah sosok pria tua yang telah ambruk tanpa nyawa.

"Sasuke Uchiha, aku telah memberikan tumbal padamu. Karena itu, aku meminta satu permohonan," ucap Sakura dengan nada yang dingin.

"Kau pasti tahu kan itu saja tidak cukup?"

"Sigh... Aku tahu, pada bagian itu akan kupenuhi nanti malam setelah kau membantuku keluar dari sini dengan seragam sekolahku dan membawaku ke sekolah,"

Bersamaan dengan itu, pria yang di panggil Uchiha Sasuke itupun menarik ujung bibirnya, kemudian iapun bangkit dan mendekati wanita bernama Sakura Haruno itu dan mendekatkan bibirnya.

Dan, sebuah ciuman singkatpun terjadi di antara mereka.

"Akan aku penuhi, Nona,"

Bersamaan dengan itu, beberapa cahaya kegelapanpun menyelubungi Sakura. Sakurapun memejamkan matanya, Membiarkan perasaan kegelapan mulai menguasainya lagi. Perasaan yang membuatnya menderita dan sakit. Munafik jika ia berkata ia tak ingin terbebas dari selimut kegelapan. Tapi, ia sudah pernah terikat dengan kegelapan itu, maka ia sudah tak bisa lepas.

Cahaya kegelapan itupun mengubah tubuh Sakura yang tadinya telanjang, menjadi berpakaian seragam SMA dan rambutnya yang acak-acakkan itupun menjadi rapi kembali. Setelah itu, iapun menghilang bersamaan dengan air mata tiba-tiba menetes dari emerald Sakura yang terpejam. Sakura tidak menyangka, ternyata Sasuke melihat air mata itu. Sasukepun mulai mengubah air wajahnya. Walau tak terlihat semuanya —mengingat seorang iblis tidak boleh menunjukkan ekspresinya, tetapi pandangan matanya itulah yang menyiratkan betapa dalamnya rasa sakit yang di timbulkan oleh goresan-goresan dari air mata itu.

"Ia, masih belum bisa menyerahkan seluruh jiwa raganya pada kegelapan..."

Setelah kalimat itu terucap, pandangan Sasukepun mengarah kepada sosok pria tua yang telah tak bernyawa. Ia menatapnya sejenak dengan tatapan menjijikkan, "Pria tua yang menyedihkan sekaligus menjijikkan, Sangat cocok untuk masuk ke dalam neraka. Dengan ini, tinggal lima tumbal lagi maka aku bisa berhenti menjadi seperti ini," Ucap bibir itu seraya membuat sebuah tanda di lantai dan menarik roh pria tua itu ke kegelapan abadi.

.

Kegelapan malam telah kembali datan, saat itu Sakura sedang membersihkan piring-piring dengan tatapan sendu. Emerald itu memandang kosong, sedih tanpa suara dan tetesan air mata. Tapi justru itulah bagian yang paling menyiksakan batinmu bukan?

"Aku mohon! Hidupkan ia kembali!"

Sakurapun langsung menyentuh pelipisnya begitu saja. Beberapa potongan ingatan yang membuatnya sakit tiba-tiba terputar dalam memorinya. Kegelapan memberikan ia segalanya, wajah cantik yang dulunya jelek, wajah yang selalu di hina menjadi di puja, tubuh gemuk yang menjadi seksi, rumah, uang, harta, segalanya. Tetapi tentu kalau kau mendapatkan segalanya dari kegelapan, maka kegelapanlah yang akan menguasaimu,'kan?

"YA! AKU JANJI AKAN MENYERAHKAN JIWAKU PADA KEGELAPAN ASAL KAU HIDUPKAN IA LAGI!"

Perlahan Sakura mulai memeluk dirinya seperti kesetanan, emeraldnya melotot seolah akan keluar begitu saja dari tempatnya. Ia memang tak sakit secara fisik, tapi batinnya lah yang tersiksa sebagai bayaran telah bersekutu dengan kegelapan.

"Hanya ia yang aku punya... Ayah dan ibuku kini juga telah meninggal... Kumohon,"

Perlahan lagi, cairan matanyapun keluar dari emerald. Membentuk tetesan-tetesan bening yang menjadi wakilnya untuk berteriak. Sebenarnya ia tahu, berteriak tentu percuma mengingat kini ia hanya sendiri di dalam jurang kegelapan yang terdalam, dalam dingin yang mencekam. Tapi, kini ia kehilangan kendalinya karena batinnya sangat terguncang mendapat ingatan itu. Tubuhnya kini mulai bergetar hebat.

"Apapun... Aku akan memberikanmu tumbal sebanyak yang kau mau!"

"Baiklah... Ucapkanlah halo pada kegelapan mutlak di mana kau tidak akan mendapatkan cahayamu lagi,"

—DEG!

Sakurapun akhirnya menyerah, ia sudah tak kuat menahan serangan batinnya. Tak akan pernah! Ia begitu takut dengan serangan batin setiap hari yang merupakan resiko telah menyerahkan dirinya pada kegelapan, satu-satunya cara agar serangan itu berhenti hanya ada satu... Awalnya ia ingin mencoba menghadapinya, tapi ia hanya sendirian, wanita lemah yang berlindung pada kegelapan yang justru menyiksanya kembali. Ia akhirnya menyentuh dada kirinya dengan gemetaran.

"Aku memanggil kegelapan, dalam kegelapan, aku akan meninggalkan cahaya. Karena itu aku memanggilmu, dalam setiap tetesan darah gelap kita telah mengikat perjanjian. Maka dari itu, datanglah,"

Dengan itu, tiba-tiba sosok Sasuke muncul dari belakang Sakura. Tetapi, ia muncul dengan cara yang tidak seperti sebelumnya. Ia... Meremas gundukan gunung dari belakang tubuh sakura. Membuat Sakura harus menggigit bibir bawahnya agar tidak mengeluarkan suara desahan. Lagi, tubuhnya tak bisa bergerak sekedar memberontak agar terlepas. Sasuke telah membuat tubuh Sakura jadi patuh begitu saja dengan sihir-sihir gelapnya seperti biasa.

"Aku akan mengobati batinmu sekarang," Bisik Sasuke seraya mulai menggigit kuping Sakura. Dan perlahan bibirnya menurun ke leher jenjang milik Sakura.

"Kau... errr... emmhh... Iblis... ahh... Baji—ngan... Breng— ahhhh... Sek!" Ucap Sakura pelan karena tubuhnya semakin membuat pikiran dan bibirnya terkendali.

Sasuke yang mendengar itupun hanya membuka matanya sedikit dengan pandangan sendu. Iapun mulai menghentikan aksinya dan membalikkan tubuh Sakura, "Lihat aku," geram Sasuke dan Sakura hanya memandang ke arah lain. Membiarkan hening mulai menguasai, dan suara kran air yang menyala —mengingat sebelumnya Sakura sedang mencuci piring dan kran airnya belum di matikan.

"Lihat aku,"

Sakura tetap tak menatap Sasuke, Ia justru membuang ludah dengan nada mengejek sosok iblis di depannya.

"AKU BILANG LIHAT AKU!'

—DEG!

Bersamaan dengan teriakkan yang mengejutkan itu, leher Sakurapun seolah bergerak sendiri, membuat ia menatap mata obsidian yang mulai memerah milik Sasuke. Dan pada saat itu, Sakurapun terdiam, mata emeraldnya kini ikut berubah menjadi merah. Ia, secara tak langsung kehilangan kesadarannya.

Sasukepun menjentikkan jarinya, membuat kran air mati dan beberapa cucian tadi beres dan bersih di tempatnya. Dan ia menjentikkan jarinya lagi, membuat mereka berdua kini berada di kamar Sakura.

Sasukepun membantingkan tubuh Sakura begitu saja dimana Sasuke kini berada di atas Sakura. Ia menatap Sakura yang kini dalam kendalinya dengan tatapan sendu, marah, kecewa, sedih, dan segalanya bercampur dalam mata merahnya itu.

"Kau boleh membenciku karena aku iblis... Tapi aku adalah iblis yang tak sempurna karena aku telah jatuh cinta pada manusia biasa,"

Bersamaan dengan itu, Sasukepun mencium bibir Sakura dengan begitu lembut. Sakurapun tetap diam ketika perlahan Sasuke mulai menanggalkan satu persatu pakaiannya.

"Aku bahkan tak menyangka kau rela mengorbankan dirimu hanya demi menghidupkan kembali pria brengsek yang akhirnya meninggalkanmu,"

Sasukepun melanjutkan lagi ciumannya. Menjadi ciuman yang jauh lebih panas dari sebelumnya. Hanya saja, kini penuh dengan perasaan sayang.

Sasukepun melepaskan ciumannya dan beralih ke telinga Sakura.

"Aku sangat mencintaimu Sakura,"

.

Menjadi seorang pengikut setan memang menyedihkan

.

Tetapi aku tak boleh menangis!

.

Aku tak boleh menunjukkan kelemahanku dengan bulir air mata ini pada setan dan dunia

.

Tidak boleh!

.

Aku tidak lemah

.

Aku tahu, aku memang tak mungkin lepas dari janji kegelapan ini

.

Tapi, apakah aku boleh hanya berharap?

.

Berharap agar dapat meraih cahaya di dalam kegelapan ini?

.

.

.

A/N : Akhirnya selesai juga chapter satu, pendek? tentu... Aku mendadak gak bisa ngetik gara-gara ini H-8 sebelum aku UN DX

._. ahhh... i love Darkness! *eh?* percaya gak beberapa hari ini aku lagi mempelajari demonologist (karena penasaran doang! bukan karena pengen ninggalin Tuhan!)? Nah pas mempelajari itulah aku dapat ide cerita ini dan... seharusnya aku satu-satunya yang memakai konsep ini di fandom ini,,'kan? O.O *nengok ke kanan kiri yang di temuin tentang kegelapan cuma VamPic* Kalau masih ada yang kurang ngeh maksud ceritaku tunggu aja deh ya di next chapter yang kemungkinan di update 2 minggu lagi ._. semoga entar ngerti ya XD

Dan... curhat dikit boleh gak? ._. ada yang nge kritik aku bilang aku masih kecil udah bikin lemon di ficku yang "Innocent Girl but not innocent!". Buat orang itu dan semua readers aku mau bilang,

Aku gak suka kalau ada yang masalahin umurku! Ini masalah kualitas pengetikan dan penulisan aku, jadi jangan pernah ada yang bilang aku masih kecil udah bikin cerita blah blah lah lah, karena kenyataannya buat masuk FFN ini aja gak di tanyain kan umurnya berapa? menurutku karena FFN memandang semua umur sama! Aku juga udah berjanji ama diriku supaya gak ngomong "Maklum masih umur 15, jadi gak bagus buat bikin fic" Karena aku akan terus berkembang tanpa sadar berapa umurku! Lagipula coba baca bioku! "Jablay boleh berarti otak hentai, tapi otak hentai, bukan berarti jablay!"

ya kurang lebih begitu XDD mohon maaf kalau ada pihak yang tersinggung (_ _)

Dan, Mohon doanya minggu depan saya udah UN DX Saya janji setelah selesai UN saya langsung melanjutkan cerita dark ini XD

Okeh akhir kata,

Review? :3