-KYUMIN FANFICTION- YAOI

-The Art of Love-

By © Choi Hyo Joon

.

PAIR : KyuMin

.

.

WARNING : BOYS LOVE, untuk penulisan masih jauh diatas rata-rata, bahasa NYELENEH…, typo(s) dan sejenisnya selalu mengiringi setiap kata di FF ini. #dimutilasi.

DISCLAIMER : Semua ini hasil buah pikiran yang cetek milik sang author tak berbakat, semua nama cast hanya ketidak sengajaan author yang g tahu lagi mau di kasih nama siapa itu cast-nya #plakkk.

GENRE : YAOI, Fantasy, Fluffy(?), Romance, Innocent Min.

Rate : T to M

.

.

Summary : Jika kau mencintainya, hargailah cintamu selayaknya sebuah benda seni tak ternilai harganya.

.

.

.

.

"Lebih baik kita PUTUS, aku muak denganmu Kyu!"-Seohyun-

"Mungkin aku bukan yang terbaik untukmu, dan sebaliknya. Mianhae Kyunnie~, aku tidak bisa bersamamu"-Victoria-

"Cukup Kyu! Aku benci sikap possesivemu! Wajar aku dekat dengan pria lain, aku seorang penyanyi! Seharusnya kau paham itu!"

.

.

.

Baiklah. Ini hanya beberapa dari beribu kalimat 'pahit', bermakna sama-putus-yang sudah sering diterima oleh namja yang sekarang tengah duduk di tepi ranjangnya, dengan kedua tangan yang sibuk mengusap wajah stoic miliknya.

Yeah, bila diingat-ingat semua kalimat itu terdengar menyakitkan untuknya. Apa salahnya sampai-sampai ia harus menerima takdir sebagai pihak yang selalu ditinggalkan?

.

.

Kalimat terakhir diatas, baru saja diterimanya sejam yang lalu, saat berada di rumah kekasihnya…, ah maaf, maksudnya MANTAN KEKASIH, Sooyoung namanya.

Yeoja itu memutuskan namja ini dengan alasan yang cukup kuat. Ia tak tahan. Tak tahan dengan sikap posessive yang terkesan 'childish' yang selalu namja itu lakukan. Seharusnya pria itu bisa memakluminya. Tidak ingatkah dia? Kekasihnya seorang public figure?

Tapi, baiklah… Semua ini tidak seutuhnya kesalahannya. Mengingat dia adalah manusia bernyawa, yang sangat wajar memiliki sikap cemburu -walau terkesan berlebihan.

Namja itu mengeluh gusar, tertanda dari sebuah suara dengusan kasar yang baru saja ia keluarkan. Ia mulai berjalan mendekati sebuah rak buku yang berada disudut ruangan kamarnya. Rak buku yang menjulang tinggi, hingga menyentuh langit-langit ruangan itu, dengan lebar yang menutupi seluruh dinding kanan kamar miliknya.

Wajahnya begitu pucat, dengan tatapan mata yang 'hambar', menjadi gambaran jelas dirinya yang terkesan mendapatkan tekanan yang cukup berat saat ini.

Jemarinya yang panjang, meraih sebuah buku tebal-sejenis ensiklopedia.

Dan..

.

-Kreekk-

.

.

Rak buku itu bergeser sedikit, namun hanya bagian yang tepat di tempat ia berdiri sekarang ini, yang berukuran pintu biasa.

Ia menggeser rak buku yang sedikit terbuka itu, agar bisa masuk ke dalam sana. Kesebuah ruang rahasia miliknya.

Ruangan yang begitu gelap, mendominasi tempat ini. Untungnya, bias cahaya dari ruang kamarnya, sedikit membantunya menemukan saklar lampu yang berada di dinding, dalam ruangan rahasia miliknya.

Seketika cahaya lampu, mengisi penuh ruangan yang beberapa saat lalu sangat gelap itu. Ia kembali melanjutkan langkahnya, dan berjalan semakin dekat dengan sebuah ukiran indah yang tersimpan cantik di dalam lemari kaca miliknya.

Ukiran indah yang selalu duduk di bangku kayu tua, selama lebih dari setengah abad.

Namja itu segera membuka pintu lemari kaca, kemudian mengangkat ukiran indah itu dari tempatnya 'bernaung', dan meletakkannya ke sebuah meja putih yang berada tepat di bawah penerangan lampu ruangan.

Begitu indahnya ukiran itu, hingga membuatnya selalu tenang hanya dengan melihat ukiran tersebut.

Ia kembali mendengus berat, dan berdiri tepat di depan ukiran itu.

Sesaat kemudian, ia mendekat, bahkan sangat dekat. Sehingga ia meletakkan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri ukiran itu, sebagai tumpuan untuk tumpuan tubuhnya.

"Hanya kau yang tidak pernah meninggalkanku."Lirih namja itu, berbisik tepat di sebuah ukiran yang memiliki dua pasang telinga disana, mirip seperti manusia.

Yeah, ukiran itu adalah sebuah patung berbentuk manusia, yang diciptakan oleh tangan seni berkualitas tinggi, yaitu kakek dari namja itu. Dan patung indah itu sudah turun-temurun diwariskan, dan sekarang sudah sampai ke tangan cucunya.
Keluarga namja itu memang adalah seorang ahli pahat patung, yang sudah sangat dikenal diseluruh kawasan Asia. Sudah berapa cabang pabrik yang mereka buka di seluruh kawasan Asia.
Namun lagi-lagi, pertukaran zaman membuat pahatan tangan, bisa dengan mudahnya terkoordinir dengan mesin 'pencetak', yang bahkan sanggup menciptakan 5x lipat lebih banyak, dibandingkan dengan hasil karya sebuah tangan manusia.

Dan patung indah ini, adalah benda murni yang dibuat tanpa sedikitpun sentuhan mesin, murni sebuah pahatan hasil karya tangan.

Bahkan warna kulitnya dibuat dari sebuah getah pohon yang dipadupadan-kan dengan sari buah bengkoang, menciptakan warna kulit seputih susu. Dan warna bibir semerah cerry yang di dapatkan dari sari buah raspberry.

Patung itu, berbentuk sempurna, dengan posisi duduk menyilah dengan kedua tangan yang ia letakkan di atas paha. Jangan lupakan raut wajah artistik, dengan kedua bola mata beriris kelam dan bulu mata lentik sebagai penyempurna bentuk kedua mata berbentuk mata serigala itu. Pipi berisi yang sengaja diciptakn semburat merah muda diatasnya, dengan bibir plum kecil yang sedikit terbuka, memperlihatkan gambar sebuah gigi di dalamnya. Dan yeah, rambut. Rambutnya yang berwarna segelap bola matanya, yang tertata rapi, dengan sebuah belahan samping dan ukiran rambut berbntuk poni yang menutupi dahinya.

Wujud sempurna dari hasil buah tangan keluarga Cho.

"Jangan tinggalkan aku Sungmin-ah" bisiknya, rasa sakit begitu membuncah dihatinya.

Hanya dengan patung ini ia bisa bercerita, mengeluarkan semua rasa sakitnya.

.

.

Tatapan mata namja itu, masih setia menatap lekat-lekat patung indah di depannya.
Batinnya terkadang terus meronta meminta jawaban.
'Bagaimana bisa haraboeji menciptakan patung seindah ini?'

'Siapa yang menjadi inspirasinya?'

Yeah, sampai detik ini, tidak ada sejarah yang membahas tentang misteri itu. Namja itu sudah berulang kali menanyakan pada ayah-nya, namun hasilnya masih tetap sama -nihil.

Patung itu dibuat dengan menggunakan kayu terbaik pada saat itu, jadi tidak akan mudah terjadi 'pngeroposan' atau hal sejenisnya.

Baiklah kita kembali pada sosok bernyawa yang masih setia menatap ukiran indah itu. Nama namja itu adalah Kyuhyun. Kyuhyun, namja yang selalu gagal dalam menjalin cinta.
Yeah, tentu!

Siapa yang tahan dengan sikapnya yang possesive, agresife, protective, dan masih banyak sikap yang terbilang 'arogan'.

Padahal, wajah stoic itu selalu menjadi decak kagum siapapun yang melihatnya. Bahkan pandangan 'buruk' masyarakat sudah melekat sempurna di dirinya.

Tampan, kaya, bijaksana, 'cool', dan jangan lupakan satu ini, suka berganti pasangan.

Sebenarnya, dia bukanlah namja 'playboy' sepert apa gambaran orang-orang padanya. Ia hanya kurang beruntung dalam menjalin cinta, selalu berakhir dengan cara yang kurang baik.

Yeah, hanya patung inilah, satu-satunya yang tidak akan meninggalkannya, sampai ia yang benar-benar meninggalkan benda itu. Benda yang selalu menjadi bagian dari regenerasi keluarga Cho.

.
Tangan Kyuhyun mulai mengayun, menyentuh lembut pipi kayu itu, mata obsidiannya masih tak jenuh-jenuh untuk terus menatap dalam, gambar manik mata kelam milik patung itu.

"Bisakah kau bersuara Sungmin? Lihat aku! Temani aku, aku kesepian." tersirat jelas, ada nada kesedihan dalam kalimat yang Kyuhyun ucapkan.

Begitu sakit rasa hatinya, dicerca dan ditinggalkan oleh orang-orang yang ia cintai -secara sepihak.

"Mereka semua meninggalkanku Min-ah. Mengataiku sebagai pria yang possesive. Padahal aku melakukan itu, karena aku mencintai mereka!"

Kyuhyun masih setia berbicara sendiri, mencurahkan isi hatinya pada patung itu. Dan terus-menerus menyentuh, penuh kelembutan ukiran pipi pada patung tersebut.

"Apa aku sejahat itu Min? Apa aku tidak berhak merasakan bahagianya memiliki kekasih? Jawab aku Min. Aku ingin mendengar suaramu." semakin lama, semakin lemah suara Kyuhyun terdengar.

Kyuhyun cukup mendapatkan pukulan telak dihatinya, setelah hubungannya yang ke-19, dan lagi-lagi kata GAGAL, telah diterimanya.
Kejadian yang sama terjadi. Kyuhyun selalu menjadi pihak yang ditinggalkan.

"Hanya kau yang tidak pernah meninggalkanku. Bahkan kau selalu setia menemaniku disaat-saat seperti ini."

"Aku membutuhkanmu Min-ah, uggh~…"
Akhirnya, ia benar-benar tidak sanggup menahan semua rasa sakit itu sndiri. Ia menangis di depan patung ini, terisak seakan semuanya begitu berat untuk ditahan.

"ughh~… Aku butuh teman Min…"

Ia membiarkan semua rasa sakit dihatinya tercurah pada patung itu, karena patung itu tidak akan pernah menceritakan pada siapapun kelemahan seorang Cho Kyuhyun.

Sejenak suara isakan Kyuhyun menghilang. Kyuhyun tertunduk, menahan tangisannya dengan sebuah getaran bahu yang tidak beraturan. Kyuhyunpun akhirnya, menghilangkan jejak airmata di wajahnya dengan tepisan tangan yang terhitung cepat.

Lengkungan senyum ia pasang kembali diwajahnya, dan kmbalu menatap wajah patung itu.
"Berjanjilah. Kau tidak akan pernah meninggalkanku?"

Apa ia sebegitu frustasinya?

Oh Tuhan, Kyuhyun!
Mana mungkin patung itu menjawabmu.

"Baiklah. Diam artinya iya."
Kyuhyun memaksakan menjadi baik-baik saja. Paling tidak, Kyuhyun benar. Patung itu tidak akan meninggalkannya.

Kyuhyun kembali menerawang mata kelam itu dalam-dalam, seperti terhipnotis dengan tatapan manik mata kelam itu.

Chuu~

Kyuhyun melekatkan bibir miliknya ke sebuah ukiran bibir semerah cherry milik patung itu.

Dan ciuman itu hanya dilakukan sejenak, tanpa berniat melanjutkan lebih dalam. Lagipula, itu tidak akan mungkin terjadi mengingat sentuhan yang ia lakukan hanya pada sebuah benda mati tak bernyawa.

Kyuhyunpun tersenyum menatap manik mata itu.

"Sudah malam. Aku tidur dulu ne… Selamat malam."

Kyuhyun mengangkat dan mengembalikan lagi, patung itu di tempat ia semula, meletakkannya secantik mungkin agar tidak terusik oleh siapapun.

"Malam."
Kyuhyun menutup pintu almari kaca tempat patung itu disimpan, dan berjalan meninggalkan ruangan rahasianya, tidak lupa ia mematikan lampu ruangan itu.

Meninggalkan patung itu diruangan gelap itu sendiri. Tanpa teman, tanpa cahaya, tanpa suara.

Pada akhirnya, rak buku Kyuhyun kembali tertutup rapat.

"Malam…"

Ada yang menjawab panggilan Kyuhyun saat itu. Siapa itu?

.

.

~Skip Time~

Seharusnya bias cahaya langit, sudah bisa membangunkan namja tampan itu dari alam mimpinya.
Tapi kenapa tampaknya, langit hari ini kurang bersahaja?

Sejujurnya, namja itu juga tengah gelisah dalam tidurnya. Walau ia tidak pernah menggunakan jam weker untuk membangunkannya, tapi kenapa kali ini pagi serasa begitu lama?

Pada akhirnya, dengan tingkat kejenuhan yang tinggi -karena terus berada di atas ranjang, namja itu mulai menggeliatkan tangan serta tubuhnya, mata onyx-nya mulai mengerjap, mengumpulkan segala bentuk kesadaran yang belum menyatu seutuhnya.

Perlahan…
Kelopak matanya mulai berkedip, ada hal ganjil yang ia lihat.

Masih belum sadar seutuhnya…
Ia seperti melihat orang lain yang sedang menatap dirinya.

Masih belum mengumpulkan kesadaran seutuhnya…

Namja itu mulai mengusap-usap mata kanannya, dan…

"HWAAAAAAAA!"

Shock!

Matanya melotot sempurna, tubuhnya langsung terduduk bersandar pada punggung ranjang, tangannya menarik selimut setinggi-tingginya, untuk menutupi tubuhnya.

"Sss…Si…Ssi..apa kau?"cara bicaranya yang tegas, sirna sudah. Namja itu tergagap, wajah stoic-nya seketika memucat -ketakutan.

Sedangkan, namja asing yang masuk tanpa izin itu, malah terkesan santai.
Terlihat dari ekspresi wajahnya, yang tengah mengerjapkan matanya berulang kali, dengan tatapan tanpa berdosa, dan jari telunjuknya tengah menunjuk ke arah hidungnya sendiri. Dan yang paling membuat aneh, kenapa makhluk asing ini terlihat begitu imut, bila disamakan dengan perampok?

"Aku… Aku Sungmin. Lee-Sung-min." ia malahan mengeja namanya, untuk memperjelas siapa dirinya.

Tunggu!

Sungmin.

Lee Sungmin!

Ah, namja 'ketakutan' bernama Kyuhyun, masih mencerna baik-baik nama sosok asing tersebut, sembari menatap penuh selidik wajah tanpa dosa itu.

Kyuhyun masih setia menatap penuh selidik ke arah Sungmin. Dan sepintas, Kyuhyun menatap ke arah rak bukunya, yang sudah terbuka sedikit.

Jadi…

"Kkk-Kau. Sungmin!"

Sungmin tersenyum ceria, dan mengangguk-anggukkan kepalanya dengan gerakan cepat.

Demi Neptunus, di negeri Bikini Bottom!
Kyuhyun masih belum bisa mempercayai, apa yang terlihat di depannya saat ini. Memang semalam ia sudah frustrasi. Tapi paling tidak, hal itu tidak membuatnya sampai gila.

Kyuhyun langsung bangun dari tidurnya, dan berjalan cepat menuju ruang rahasianya, menyalakan lampu ruangan gelap itu.

Hilang.

Patung itu hilang!

Kejadian seperti ini sangat sulit dicerna dengan akal sehat. Kyuhyun seperti 'terbodoh', menatap 'cengo' ke arah almari kaca itu.

"Kyuhyun sedang lihat apa?" sosok itu malah bertanya santai, dan hal yang paling mengejutkan, sejak kapan ia sudah berada disamping Kyuhyun.

"GYAAA! Menjauh! Menjauh Kau!"

Kyuhyun terlonjak kaget, melihat sosok misterius itu sudah berada disampingnya. Seketika, ia mendorong tubuh itu, dan mundur agar terjauh dari sosok itu, sampai-sampai menabrak meja putih di sampingnya, hingga membuatnya terduduk disana.

Sosok Sungmin, hanya terhempas sedikit, namun ia mencoba kembali mendekati Kyuhyun.

"Mmm-menjauh kau!"

Semakin diusir, sosok itu semakin dekat, dan pada akhirnya ia berada tepat di depan Kyuhyun, yang masih ketakutan melihatnya.

Sungmin menarik tangan kanan Kyuhyun yang bertumpu di atas meja, dan mengusap-usapkan kewajahnya, tanpa perlawanan dari Kyuhyun.

"Lembuuut~"

Kyuhyun langsung menarik tangannya, "Jangan dekati aku!"

Sosok Sungmin, memperlihatkan senyum terbaiknya, dan melingkarkan tangannya ke leher Kyuhyun, memeluknya seerat mungkin.

Tapi sayangnya, Kyuhyun masih terlalu kaget untuk menerima semua ini. Wajar ia belum bisa menerima sosok yang tengah memeluknya ini.

"Lepaskan!" Kyuhyun mndorong tubuh yang lebih kecil darinya itu, hingga terjerembab ke lantai, mendaratkan pantatnya sebagai pendaratan pertama yang menyentuh lantai.

"Awww…"Sungmin mengusap-usap pantat indahnya.

"Kenapa kau mendorongku Kyunnie~?" Sungmin mulai kembali, bangun dari tempat pendaratannya.

"Jangan mendekat kataku!"bentak Kyuhyun.

Sosok itu kembali mengerjapkan mata foxy-nya, dan sedikit memiringkan kepalanya, menandakan bahwasannya ia sedang bingung.
"Eh… Kau kenapa Kyunnie~?"

"Jangan mendekat!" Kyuhyun menaikkan kedua kakinya ke atas meja.

Sungmin malah semakin mendekati Kyuhyun, "Kau yang memintaku untuk tetap disampingmu, kenapa sekarang Kyunnie yang mnalah menjauhiku?" katanya, terkesan manja.

Kyuhyun masih dalam rasa ketakutan yang sama, mencoba menghindar dan mundur hingga…

-Braakkk-

Kyuhyun terjatuh dari atas meja, kenapa kejadian malah jadi berbalik seperti ini?

"Awww…"

"Hey Kyunnie~ gwenchanayo…"

"Awww…" Kyuhyun terjerembab, dengan posisi kepala yang 'berkenalan' terlebih dahulu dengan lantai itu.

Sungmin mendekat dengan rasa khawatir, mengelus pipi tirus Kyuhyun, walau mendapatkan tepisan tangan yang cukup kasara berulang kali dari Kyuhyun. Namun Sungmin tak menyerah, hingga pada akhirnya mata foxy itu mendapatkan pemandangan yang cukup menyenangkan dan…

.

.

Chuu~

Sungmin mengecup bibir Kyuhyun -hanya mengecupnya saja. Namun sikapnya, membuat pria berwajah stoic itu cukup tercengan, matanya membulat -kaget. Kyuhyun diam tak melawan saat bibir plum yang biasanya selalu ia sentuh, kini tengah membalas perlakuannya saat ini. Ternyata Sungmin melakukannya sebentar saja, ia segera menarik kembali bibir 'M' miliknya dari bibir tebal 'Kyunnie'-nya.

"Bibir Kyunnie~ manis." Sungmin tersenyum manis, dan menjilati bibirnya secara seduktif, Ck, sepertinya Sungmin benar-benar tidak tahu apa itu ciuman? Yang Sungmin ketahui, Kyuhyun sering memberikan ciuman itu untuknya saat ia menjadi sebuah patung.

Yeah, Sungmin adalah patung yang memiliki 'rasa', saat ia dibuat, dibentuk, hingga diciptakan, disetiap bagian itu pula ia ditanamkan rasa cinta oleh sang maha karya. Ahli ukir sudah menanamkan ribuan rasa cinta pada paung indah itu, Sungmin bukanlah patung biasa.

Kyuhyun masih terdiam kaku, ia bingung dan tak tahu harus melakukan apa sekarang, walau sebenarnya kepalanya masih terasa sakit, tapi..., tapi keadaan ini lebih membuatnya merasakan sakit. Ia masih belum bisa mencerna dengan baik bahwa patung yang ada di depannya ini adalah Sungmin. Patung yang sudah menjadi hidup karenanya.

Sungmin menepuk-nepuk pipi tirus Kyuhyun, " Kyunnie~, Waeyo? Kyunnie tidak suka denganku hmm~..."kalimat yang diucapkan Sungmin cukup membuat Kyuhyun tersadar dan segera menyingkir dari Sungmin.

"Kkk...kau Sungmin. Sungmin patung?" tanya Kyuhyun, masih tidak yakin.

Sungmin mengangguk mantap, dengan senyum manis yang ia perlihatkan. Melihat anggukan dari Sungmin, Kyuhyun menggelengkan kepalanya, msih belum bisa meyakini hal gila, konyol, bodoh, dan idiot yang terlihat di depannya.

"Kyunnie~ tidak percaya aku Sungmin. Apa perlu bukti hmm?" entah bukti apa yang ingin Sungmin perlihatkan pada Kyuhyun, tapi sekarang Sungmin tengah membuka satu per satu kancing kemeja yang menutupi tubuhnya.

"HYA! Appp..apa yang kau lakukan oeh?"

"Memperlihatkan pada Kyunnie~, bahwa aku Sungmin!"

=TBC=

Gimana?

Gimana?
#kedip-kedipin mata

Hancurkah? #nyadar...(_ _")

Kasih review-nya yach chingu...

Kalau banyak yang minat nich FF dilanjut, tapi kalau g…

Wuuussshhh~

Kita singkirkan…

^o^)d