He is Mine

Cast: Kim Kibum, Cho Kyuhyun, Shim Changmin, dan other Sj

Disclaimer :Super Junior milik SMEnt, Semua member milik mereka sendiri, tapi untuk Kim Kibum adalah milik saya, dan ryeowook adalah calon saya #kena Gampar#

Rated : M

Warning : Typos, bad plot, gaje, gak da humornya, YAOI, BOYS X BOYS don't like don't read

Summary :Kibum mulai menikmati harinya sebagai seorang yang normal. Melupakan keabnormalan dirinya sebagai psikopat, hingga orang yang sama dengannya datang dan ingin merebut sesuatu yang merupakan miliknya.

Genre : Crime, Romance

.

.

.

%ika. Zordick%

Tetes…tetes air berjatuhan, membasahi seluruh permukaan bumi. Seorang namja bersurai ikal coklat merebahkan dirinya di salah satu sofa, menikmati tubuh mungil PSP yang ada di tangannya yang sempat tertunda. Ia menyeringgai saat melihat namja dihadapannya masih bersusah payah dengan seragam sekolahnya.

"Perlu kubantu?" tanyanya pada namja bersurai hitam kelam yang sedang memasukkan kemeja seragamnya kedalam celananya.

"Anniyo! Tak perlu" jawab namja itu tenang tanpa menoleh sedikitpun dari kegiatannya memasang kancing kemejanya. Dipakainya dasinya dengan sedikit kesusahan, dia memang tak pernah memakai seragamnya tanpa bantuan orang lain.

Namja yang sibuk bermain PSP itu bangkit dari singgasananya. Diraihnya dasi namja bersurai hitam kelam itu dan mulai memasangnya dengan serius. "Sebaiknya biar aku sendiri kyu"

"Aku lelah melihatmu"

"Kau menggodaku eoh?" namja berambut hitam, berkulit putih dan berbibir merah itu mendekatkan wajahnya ke leher namja berambut coklat. Membiarkan dirinya mencium aroma mint manis dari tubuh yang hanya miliknya itu.

Namja berambut coklat itu menyeringgai, tangannya yang memasang dasi namja berambut hitam beralih kembali membukanya, berlahan turun membuka kembali seragam yang sudah susah payah terpasang di tubuh atletis namja cantik di hadapannya. Di tenggelamkannya wajahnya di dekapan namja yang tak lebih tinggi darinya. Memainkan jemarinya yang lentik di tubuh orang yang merenggut segalanya darinya.

"Kau ingin lagi?" suara manis itu terdengar menggoda. Namja bersurai hitam tersenyum. Di hirupnya aroma maskulin dari tubuh yang tak lebih tinggi darinya. Dia mendongak, memutar tubuh namja bersurai hitam itu dan menghempaskannya di sofa. Ruangan yang di penuhi berkas dan buku itu seolah tak menjadi halangan untuk mereka merasakan sentuhan dari lawan main mereka sekali lagi.

"Kyunnie, kau yang memulai, jadi jangan meminta untuk berhenti ditengah!" suara berat itu seolah tak membuat namja berambut ikal itu menghentikan kegiatannya. Membuka satu per satu seragam yang ia kenakan.

Namja berambut hitam menyeringgai, menarik tubuh yang sedang menduduki perutnya dari atas. Melumat bibir milik namja itu dengan penuh dominasi. Namja yang selalu tak membuatnya bosan. Namja menarik yang hanya miliknya.

%ika. Zordick%

"KYAAAAA…." Teriak para uke histeris melihat seorang namja berjalan di koridor sekolah mereka. Namja popular yang mampu membuat para uke mabuk dan para seme tak sadarkan diri. Sangat bisa di tebak siapa namja itu, namja manis sekaligus tampan yang baru saja menampakkan pesonanya.

Donghae—siapa yang tak kenal dia sekarang. Namja yang memperoleh ketenaran sejak memasuki klub dance sekolah bersama dua namja lainnya yang sebelumnya tak kalah terkenal di banding dirinya. Choi siwon—si namja perfectionist yang kehilangan ketenarannya sejak masuk ke penjara beberapa bulan yang lalu tapi kini ia kembali jelas karena dia tak bersalah dan sekolah membantunya.

Sementara namja lainnya yang merupakan sahabatnya—lee hyuk jae, namja itulah yang membuat klub mereka terkenal. Meski wajahnya tak bisa terbilang lebih tampan dari dua sahabatnya, donghae dan siwon, ia memiliki daya tarik tersendiri saat berkeringat ketika ia menari.

"Kenapa mesti para namja yang menjeritiku sih?" sungut donghae kesal yang hanya di gubris dengan senyuman oleh siwon. Eunhyuk terkikik geli.

"Kalau kau ingin yeoja yang menjeritimu, pergilah ke sekolah khusus yeoja" nasihat eunhyuk santai. Diliriknya arloji yang terpasang di lengan kirinya. "Yah.. sebaiknya cepat sebelum master benar-benar tak memberikan izin klub kita berdiri" di tariknya kedua sahabatnya dan berlari menuju lapangan sekolah.

Bukan lapangan itu tujuan mereka, mereka berbelok. Mendapati sebuah gedung tua bernuansa klasik di sana. Terlihat sedikit tak terurus, tapi sepertinya sang master—ketua osis mereka menyukai suasana tenang dan menyeramkan seperti itu.

Dengan sedikit ragu eunhyuk akhirnya menghentikan langkahnya tepat lima meter sebelum sampai ke depan pintu ruangan OSIS tersebut. Donghae memeluk lengan besar Siwon, berusaha menghilangkan gejolak adrenalinnya. Ya.. dia memang penakut bahkan takut pada sosok mahluk yang tak jelas keberadaannya.

"Waeyo hyukkie?" suara donghae terdengar bergetar. Sementara Siwon, dia merasakan gemuruh di dadanya. Sebagian karena darah seme yang mengalir di tubuhnya yang bergejolak di sebabkan donghae yang tengah bergelayut di lengannya. sebagian lagi, karena gedung inilah yang menjadi saksi kematian salah satu teman mereka dulu dan tanpa sengaja melibatkan dirinya serta menjebloskan dia ke dalam penjara selama beberapa minggu.

"Kalian mendengar sesuatu?" Tanya eunhyuk menajamkan pendengarannya.

Donghae lebih mengeratkan pelukannya. "Apa hantu?" pertanyaan bodoh kembali ia lontarkan. Eunhyuk mengangkat bahunya.

"Entahlah… seperti suara.." eunhyuk memberikan jeda sedikit. "err… desahan"

"Mwo? Kau bercanda hyukkie? Mana mungkin di ruang master" kali ini Siwon menimpali. Eunhyuk mencoba meyakinkan dirinya sendiri, dia kembali berjalan dan mengetuk pintu ruang OSIS itu.

Tak ada jawaban hingga dia terpaksa menggedor pintu kayu itu dengan lebih keras. Dia sedikit khawatir dengan keselamatan sang master. Semua orang pasti berpikiran begitu karena dialah si pewaris dari kekayaan Kim Heechul—namja yang memegang kuasa penuh di dunia dan menjadi korban pembunuhan sadis seperti masa Jack the ripper.

"Master, kau baik-baik saja?" Tanya eunhyuk makin memperkuat gedorannya.

KRIEET… BRAAKK… "Berhentilah menggedor! Apa kau mau pintu ini rusak, eoh!" teriak seorang namja tinggi bersurai coklat madu dengan onyx indah. Membuat siwon mengembangkan senyuman indahnya melihat namja yang sangat ia rindukan itu kini ada di hadapannya.

"Kau yang akan merusak pintu jika seperti itu kyu! Suruh mereka masuk!" suara tenang terdengar dari dalam ruangan. Kyuhyun menatap tajam donghae yang bergelayut di tangan Siwon. Ia langsung melepas tangannya, ia juga tahu bagaimana hubungan akrab seorang cho kyuhyun dengan sahabatnya itu. Ia nyengir yang membuahkan tatapan tajam kyuhyun.

Menghela nafas sebentar, kyuhyun membuka pintu kayu itu sedikit lebih lebar. Membiarkan tiga namja mempesona itu masuk ke ruangan sang master. Tiga namja itu langsung membungkuk formal saat melihat sosok kibum yang sedang memasang dasinya. Ia terlihat sedikit kesulitan, apalagi dengan kacamata besar yang bertengger di hidungnya.

Namja bersurai hitam kelam seleher itu, menghela nafas berat saat dasi itu kembali terbuka di tangannya. "Sini kubantu!" donghae terlihat sedikit tak sabaran, di dongakkan wajah kibum dan meraih dasi di leher kibum.

Kyuhyun memperhatikan dalam diam, ia tahu kibumnya takkan mungkin menghianatinya dalam hitungan detik setelah melakukan hal itu padanya. Donghae melepas tangannya setelah selesai melakukan hal yang seharusnya.

DEG… DEG…

Bukan suatu kesengajaan, ia menangkap pesona seorang namja es yang bercover kutu buku di hadapannya. Wajahnya memerah, sementara senyuman manis merekah di wajah kibum. "EHEM…" sebuah deheman kencang memecah lamunan donghae. Dia segera menjauhi kibum dan duduk di sofa bersama sahabat-sahabatnya.

"Kau terlalu kaku kyu" bisik kibum di telinga pelaku perusak moment menariknya.

Kyuhyun tak terlalu menggubris godaan tersebut, di keluarkannya PSP hitamnya dan mulai bersibuk ria dengan benda kecil itu di kursi kerja kibum. Menonton dengan tenang apa yang akan di lakukan oleh kibum pada tiga namja yang baru saja menganggu acara mereka. Satu hal yang ia yakin, kibum takkan membunuh mereka atau menjebloskan mereka ke penjara seperti yang biasa namja itu lakukan. Kibumnya, setidaknya lebih jinak belakangan ini sejak tragedy beberapa bulan lalu yang menewaskan hyung tirinya sendiri.

"Kyunnie~ bisa ambilkan map atas nama SIEUNHAE" perintah kibum memeriksa satu per satu data yang di bawa eunhyuk. Ia tersenyum puas saat melihat prestasi yang di hasilkan klub itu meski belum sepenuhnya ia legalkan.

Dengan langkah malas kyuhyun mengantarkan berkas yang diminta. Aura hitam keluar dari tubuhnya saat melihat kibum yang tersenyum dengan sangat mempesona ke arah donghae. BRAAKK…. Seluruh perhatian kini teralih pada namja tinggi tampan yang sedang menyeringgai iblis itu.

Ia meraih kerah seragam donghae dengan kasar. "Aku tidak suka kau di sini!" pengakuan terang-terangan itu membuat donghae merasa tersinggung.

"Berhentilah bersikap ke kanak-kanakan kyu! Dia tamuku" kyuhyun berlahan melemah. Di tatapnya wajah Siwon yang kini memperhatikannya.

"Jangan melihatku! Aku tak suka!" dia menghempaskan tubuhnya di samping kibum. "Berhentilah menatap master!" titahnya yang membuat semburat merah terlihat di wajah kibum. Apa itu nyata? Entahlah.. mungkin itu sebuah kebohongan bahwa kibum berperan sebagai uke di sini. Hanya di depan orang lain, dia adalah sosok yang lemah.

%ika. Zordick%

Namja menjulang tinggi itu menatap sekelilingnya. Senyuman indah menghiasi wajahnya yang terlanjur tampan dari sananya. "Changmin-ssi, kau boleh masuk pelajaran hari ini. Ikutilah Park seongsenim dan dia akan mengantarmu ke kelas"

"Gommawo sanjangnim" namja itu membungkuk hormat sekali lagi.

"Oh.. ya.. saat istirahat, datanglah ke gedung tua, ruang Osis sekolah ini. Panggilah namja yang duduk di sana sebagai master dan perkenalkan dirimu. Dia pasti senang karena orang berprestasi seperti mu menjadi siswa di sekolah ini"

"Arraso, saya permisi" namja itu berbalik, senyuman indahnya berubah menjadi seringgai mengerikan. Dengan langkah santai, ia mengikuti langkah guru di hadapannya. Sementara para siswa sibuk membicarakan wajah tampannya itu.

%ika. Zordick%

"Hei… hei… namamu Shim Changmin kan?" Tanya donghae antusias pada namja yang duduk manis di kursinya sambil memainkan ipod di tangannya.

Merasa ada orang yang berbicara dengannya, changmin membuka earphonenya. Diliriknya, satu persatu namja yang menjadi idola di kalangan para siswa sekolah ini. Dan ia bersumpah demi wajah tampannya, ia akan menjadi salah satu diantara mereka. "Nee… kalian siapa?" dia menunjukkan wajah seramah mungkin, membuat tiga namja popular itu langsung berpikiran ia tipe supel seperti mereka.

"Kenalkan aku lee donghae, ini lee hyukjae dan yang sempurna itu choi siwon" donghae sibuk memperkenalkan dirinya dan teman-temannya.

Changmin tersenyum, sesungguhnya ia sudah tahu. Banyak yang sudah ia cari tahu sebelum masuk ke sekolah ini. Dan ketiga namja ini akan di jadikannya sebagai teman. Bukan karena ia akan nyaman melainkan ketiga namja inilah yang berguna jika dekat dengannya. Dia hanya tak mendapat berita atau data apapun mengenai sang master.

"Senang berkenalan dengan kalian" ucapnya sambil berdiri. "Apa kalian tahu dimana ruangan sang master?" Tanya sekali lagi dengan senyuman ramah nan lebar itu.

"Tentu, kau tinggal kehalaman, kemudian belok kanan dan kau akan menemukan gedung tua di sana. Seluruh ruangan disana adalah milik master dan dia selalu ada di sana" jelas siwon menunjuk kea rah halaman sekolah mereka melalui kaca jendela.

"Oh.. gommawo, aku harus segera menemuinya" ujarnya kemudian membungkuk sopan pada teman-teman barunya itu. Di besarkannya suara ipodnya, menutupi sesuatu yang sangat ia benci. Keributan.

BUUKK… dia tak bergeming saat dirasakannya ada yang menubruknya. Kakinya terlalu kuat menapak di lantai koridor ramai sekolah. Di bukanya matanya yang terpejam dan menemukan namja yang terjatuh akibat dirinya di lantai. Dia harus mengingat betapa harus ramahnya dia dengan orang yang ada di sekitarnya.

"Mianhe.. gwechanayo?" tanyanya mengulurkan tangannya pada namja di hadapannya. Namja itu mendongak, menunjukkan obsidian bening dan wajah pucat cantik. Bibir pink alami menggoda dan tak ketinggalan hidung mancung yang sontak membuat changmin terbang ke dunia lainnya.

Namja itu tak menyambut uluran tangan changmin, ia berusaha berdiri sendiri. Apakah itu membuat changmin membencinya? TIDAK… namja itu membuat changmin menelan ludah gugup pertamanya. Ia telah membuat seorang shim changmin yang mempesona jatuh cinta dengan karismanya. "Hati-hatilah berjalan" suara itu bahkan membuat changmin harus menahan gejolak di dalam hati dan pikirannya. Begitu mempesona.

"Si..siapa namamu?" tidak ada yang menjadi alas an changmin untuk takut. Meski ia jatuh cinta pada namja itu, ia bukan tipe orang penakut yang menyimpan keinginannya untuk bertanya tentang namja di hadapannya. Namja itu berdiri, lihatlah, bahkan tinggi mereka terlihat serasi. Namja itu hanya sedikit lebih pendek beberapa centi darinya.

"Kurasa tak penting" jawab namja bersurai coklat itu tenang kemudian berjalan melewati changmin begitu saja. Dilihatnya jam tangan yang melingkar di tangannya, mengumpat pelan kemudian berlari menuju arah yang berlawanan dengan arah yang ingin di tuju oleh changmin.

%ika. Zordick%

"Jadi namamu shim changmin?" changmin mengangguk pelan. Berusaha menunjukkan rasa segannya pada orang yang paling berkuasa di sekolah itu. Sang master yang menjabat menjadi ketua osis sekolah elit yang ada dirinya di dalamnya.

"Ngomong-ngomong bagaimana caramu bisa berada di sini?" changmin menatap mantap namja bersurai hitam berpenampilan kutu buku di hadapannya. Ia hanya merasa pernah mengenal namja ini, tapi entah dimana. Kibum tersenyum simpul, menunjukkan sisi berbedanya yang terlihat lemah.

Kibum tampak berpikir sejenak. Ia tak ingin menatap mata namja yang ada di hadapannya. Bukan takut melainkan merasa namja tinggi di hadapannya akan menemukan kebenaran dalam matanya. Hanya firasat dan ia tahu bahwa firasatnya tak pernah salah. "Entahlah, mungkin takdir" jawabnya asal dan menaikkan kaca matanya yang sempat turun.

"Apa kita pernah bertemu?" Tanya changmin akhirnya. Kibum melirik namja bersurai coklat cerah di hadapannya. Sebuah senyuman kepastian tercetak di wajahnya.

"Kurasa tidak" itu bukan suara yang berasal dari kibum. Seorang namja bersurai coklat gelap memasuki ruangan itu. Seringgai iblis andalannya menunjukkan betapa mempesonanya dia diantara ke dua namja yang tengah di hadapkan dengan aura hitam mengerikan.

Seringgai yang tak kalah mengerikan terukir di wajah changmin. Dia telah menemukan namja yang telah mendapatkan hatinya untuk pertama kalinya. "Jika tak ada yang ingin kau bicarakan dengan master keluarlah! Master terlalu lelah hari ini" terangnya yang cukup membuat kesimpulan bahwa namja ini adalah orang yang sangat dekat dengan sang master.

Kibum menatap changmin, ia melihatnya lagi. Aura tersembunyi di balik wajah ramah itu. Si jenius yang menjadi pujaan nasional saat ini. Shim changmin membuat dadanya sesak saat melirik kyuhyun. "Kau pergilah!" titah si penguasa terdengar membuat changmin melangkahkan kakinya keluar dari gedung tua itu.

%ika. Zordick%

BRAAKK…. Kibum menghempas berkas changmin ke lantai. Topeng kutu buku nan lemah terlepas begitu saja. Sebuah wajah dingin terlihat dengan seringgai mengerikan. Membuatnya terlihat mengerikan sekaligus mempesona. Kyuhyun tersenyum, di peluknya tubuh namja itu dari belakang. Menghirup aroma maskulin dari tubuh itu.

"Dia indigo?" suara kyuhyun membuat kibum sedikit bisa menenangkan pikirannya yang berkecamuk.

"Indigo menjijikkan itu?" kibum terkekeh pelan. Di kecupnya kilat pipi kyuhyun, mencoba tersenyum manis agar namjanya itu merasa tenang seperti yang ia rasakan. "Semoga saja" ucapnya santai.

Jika memang namja yang baru saja berhadapan dengannya adalah seorang indigo, ia takkan berusaha memutar otaknya. Setidaknya seorang indigo takkan mengubah apapun yang telah ia buat dan ia bangun. Takkan merusak rencana hebatnya. Takkan mengambil sesuatu yang memang miliknya.

Benar… indigo baginya hanya bidak catur yang ia sukai. Begitu berguna dan berdampak besar dengan kejeniusan serta bekal bakat melimpah. Hanya tergantung baginya bagaimana caranya membuat para orang yang menentukan nasib dunia itu bermain sesuai kehendaknya. Menjadi bonekanya yang baik dan ia sudah memiliki beberapa dari mereka. Bekerja di belakang layar seperti dirinya.

Dan boneka kesukaannya ada di sampingnya sekarang. Indigo tercinta yang selalu memeluknya saat ia membutuhkan rangsangan untuk menjinakkan pikiran liarnya. Meyakinkannya bahwa ia normal dan tak memanipulasi segala yang ada. Cho kyuhyun, indigo itu masih ada di sampingnya. "Apa dia berbeda, bummie?" inilah yang ia sukai dari seorang cho kyuhyun, indera ke enam yang selalu ia sebut dengan 'INSTING'

"Mungkin"

%ika. Zordick%

Esok harinya…

Suasana koridor kelas ramai seperti biasa. Teriakan membahana seolah membuat kyuhyun harus siap menyumpal telinganya dengan sesuatu yang lebih besar dan rapat selain earphone yang tak berarti apapun. Dia masih sibuk dengan tubuh PSP kesayangannya. Memainkan game yang dengan mudahnya ia taklukkan.

"HYAAA…. Jadi itu anggota baru dance club?" teriakan membahana menghentikan langkah kyuhyun. Ia baru saja menabrak seseorang. Ia sibuk berkutat di pikirannya, berharap ia tak menabrak choi siwon, namja yang akan menahannya dan membuat kibumnya marah. Memulai hal gila yang tak bisa di hentikannya.

Tapi sepertinya tidak, apa lee donghae, namja yang begitu ia benci karena namja itu begitu menantang di mata seorang kim kibum. Namja polos yang masih berpredikat normal. Ia berharap yang ia tabrak adalah sang leader, lee hyuk jae. Namja pervert yang selalu menemui sang master hanya demi kemajuan sekolah.

Ia mendongak, di temukannya namja yang sedikit lebih tinggi darinya. Bukan siwon, melainkan namja yang sempat membuatnya terjatuh dengan posisi menggoda di lantai koridor sekolah. Matanya membulat sempurna saat matanya bertemu dengan namja bersurai coklat muda yang tengah menyeringgai mengerikan.

"Lepaskan!" perintah kyuhyun mutlak saat tubuhnya di penjarakan di dinding oleh namja itu. Di tatapnya eunhyuk untuk segera memerintahkan bawahannya itu menyingkir dari tubuhnya.

"Tidak, sebelum aku tahu namamu" jantung kyuhyun berdebar tak karuan saat mendengar bisikan menggoda dari bibir cream shim changmin. Rasa takut dan tertekan menguasainya. Ia takut jika kibum ada di sini dan melihat perlakuan siswa baru yang tak berkedudukan apapun itu padanya.

"Cho kyuhyun, bisa kau lepaskan aku!" kyuhyun mendorong tubuh changmin menjauh. Ia berlari secepat yang ia bisa. Mencari sosok kibum yang mungkin mempunyai ribuan mata di manapun ia berada. Ia tak bisa lupa, tak hanya dia yang menjadi orang yang begitu di jaga oleh kibum.

%ika. Zordick%

"Apa kita mesti membakar foto ini juga kyu?" suara manis kibum terdengar memecah lamunan seorang cho kyuhyun yang masih sibuk memutar memory menakutkannya tentang kebiasaan kibum dengan seseorang yang mendekati boneka kesayangannya. Ia sadar, ia bahkan lebih special dari boneka paling di cintai kim kibum.

Foto boneka yang paling di cintai kim kibum kini sedang berada tepat di depan wajah kyuhyun. Kyuhyun meraih foto itu dan menggantungnya di dinding kamar mereka. "Tak usah, setidaknya aku ingin dia melihatku bisa merebutmu darinya"

Kibum mengacak rambut kyuhyun lembut. "Terserahmu saja! Toh.. dia takkan bisa hidup lagi" kekeh kibum kemudian keluar dari ruangan yang penuh kenangan mengerikan itu. Ruangan yang menjadi saksi bisu, pembunuhan terhadap mantan pemiliknya.

"Hyung… aku takkan membiarkan kibum berbuat dosa lagi" kyuhyun meraba wajah cantik yang kini mungkin telah membusuk. Ia tersenyum palsu, ia lupa atau berpura-pura lupa bahwa ialah yang telah berdosa dan membunuh namja rupawan itu.

%ika. Zordick%

Changmin sekali lagi memamerkan senyuman setannya, menarik namja yang tak sengaja lewat di hadapannya itu ke dalam dekapannya. Menghirup aroma mint manis yang menguar dari tubuh itu. Memberikan tanda bahwa namja itu miliknya hanya miliknya. "Kau sengaja menggodaku eoh? Kenapa suka sekali lewat saat aku sendirian, kyunnie?"

BRAAKK… sekuat tenaga kyuhyun mendorong tubuh yang jauh lebih kuat darinya itu cepat. Wajah tenang kyuhyun seolah menghilang berganti wajah pucat pasi yang ketakutan akan sesuatu. "Menjauh dariku!" teriaknya lantang dengan deep voicenya yang indah. Sekali lagi membuat changmin tergoda untuk segera membekapnya.

"Kau bisa memakai mimic menggoda juga ya kyu?"

Kyuhyun menyeringgai, menutupi wajah paniknya. "Diamlah, jika kau tak mau mati!" ucapnya dingin.

"Bagaimana caramu membunuhku eoh? Menggigitku atau memberikanku racun di bibirmu?" changmin bergerak mendekati kyuhyun, merapatkannya di pohon besar belakang sekolah mereka. Kyuhyun menarik nafasnya, membuat dirinya menjadi lebih tenang. Dia bergerak gelisah memandangi sekitarnya. Kibum telah melihatnya, itulah instingnya.

"Menjauhlah! Bagaimana caraku menutupi ini?" gumam kyuhyun berlari menjauhi changmin dan terus mengutuk namja itu akibat meninggalkan tanda di leher putihnya.

%ika. Zordick%

"Kau sudah datang?" suara berat itu membuat kyuhyun sadar dari dunianya sendiri. Di alihkan pandangannya pada namja bersurai hitam dan berparas menakjubkan yang kini membuka bingkai kacamata tebalnya. Merangkul tubuhnya untuk lebih mendekat.

"Bummie… aku…"

"Katakan padaku siapa yang membuat tanda merah ini, kyunnie! Aku tak ingat pernah meninggalkannya di sini" Kibum menyentuh leher putih kyuhyun, menyelipkan wajahnya di ceruk leher itu. Gugup dan tertekan, tentu saja itu yang di rasakan namja yang dengan obsidian indah itu.

Kyuhyun tak segera menjawab, tangannya terasa gemetar. Perasaan ketakutan ini tak pernah ia rasakan lagi sejak heechul meninggalkannya. Kini ia merasakannya, apa karena kibum atau changmin yang tiba-tiba masuk ke dunianya. "Kau mencintaiku kan chagiya?"

"Nee…" kyuhyun menjawab seadanya. Di pegangnya erat tangan kibum yang mungkin saja akan menjalari tubuhnya.

"Lalu kenapa kau membiarkan tubuhmu di sentuh orang lain? Kau tahu aku tak menyentuh siapapun kecuali dirimu kan, sejak kepergian hyungmu itu"

"Nee…."

"Kau juga tahu bahwa aku tak akan pernah berbuat kasar padamu kan?"

"Nee…"

GREEBB…. Seolah dunia sedang berbalik melemparnya, dengan kasar kibum menarik surai coklat indah milik kyuhyun. Tangannya yang di genggam erat oleh kyuhyun di tepisnya kasar. Di mainkannya jemari lentiknya di leher kyuhyun. Rasa sakit mulai menjalari tubuh namja tinggi itu saat kibum mengencangkan tangannya menarik rambut kyuhyun.

"Mian he bummie" hanya kata-kata itulah yang keluar dari bibir pink itu. Jelas saja ia ketakutan dan tertekan. Ia baru saja mengingkari janji pada orang yang paling mengerikan di dunianya.

"Aku tahu bukan kau yang salah, katakan padaku siapa yang melakukannya. Siapa yang terus menganggumu?" kibum melonggarkan kemejanya. Ia sudah terbakar emosi yang selama ini di tahannya. Belum lagi ke abnormalannya yang mungkin saja kumat dan menjadikannya seperti dulu.

"Shim Changmin" jawab kyuhyun akhirnya sebelum kibum menggoreskan pisau silet yang ada di tangannya di pipi mulus kyuhyun.

Kibum melepas cengkraman tangannya. Di lemparnya pisau di tangannya dan di elusnya pipi kyuhyun lembut. "Mianhe.. apa sakit kyu?"

"Berjanjilah satu hal padaku, jangan menyakitinya karena aku! Jangan membunuhnya seperti yang pernah kau lakukan pada semua orang yang pernah singgah ke duniamu, kumohon!"

Tak menjawab, tak ada yang dikatakan oleh seorang kim kibum setelahnya. Apa ia tak ingin berjanji atau tak ingin mengingkari janjinya seperti yang biasa ia lakukan. Baginya tak sulit kan? Bahkan baginya untuk jujur lebih sulit daripada berbohong. Di pakainya kembali kacamata tebalnya dan melangkah keluar dari ruangan itu.

Sekarang ia tahu satu hal, shim changmin yang ia kira bertipe indigo bukanlah seorang indigo. Mereka sejenis, mereka satu tempat. Sama-sama menggunakan topeng untuk menutupi ke abnormalan mereka yang berbahaya. Untuk melindungi diri mereka dari kecaman dunia yang berusaha melenyapkan mereka. Jika indigo bagai cahaya dan harapan dunia. Maka anak yang terserang psikopat seperti mereka, adalah kegelapannya dunia.

Lalu apa seorang kim kibum membenci cahaya dunia itu? Jawabannya TIDAK! Itu tak menganggunya, itu tak merubah rencananya. Itu tak membuatnya terusik. Apa ia takut? Jelas saja jawabannya TIDAK! Seorang psiko sepertinya tak merasakan takut ataupun tertekan. Lalu apa? Sekarang ia merasa terancam oleh orang yang sama dengannya yang mungkin akan mengambil sesuatu yang paling berharga miliknya.

Ia pernah bertemu dengan Shim Changmin begitupun shim changmin. Di rumah sakit jiwa empat tahun yang lalu. Saat mereka di tanyakan hal yang sama. "Apa yang akan kau lakukan saat orang mengambil milikmu?"

Mereka memberikan jawaban yang sama, "Mempertahankannya sampai akhir, tentu saja seperti itu kan" mereka tertawa, menampilkan betapa bagusnya topeng yang mereka gunakan. Wajah menawan indah dan sifat yang seolah mudah bergaul sebenarnya anti social. Mereka sedang memanipulasi keadaan agar orang-orang tertipu dan percaya dengan ribuan kebohongan dari mereka.

%ika. Zordick%

"Kim Kibum!" panggil seseorang saat kibum berniat mencari orang itu. Kibum mendongak menemukan sosok yang lebih tinggi darinya sedang tersenyum penuh kemenangan. Seringgai jahat terlihat di wajah tampan itu, kibum membalas senyuman itu.

Sebuah ruangan gelap dan serasa lembab tak menghalangi mereka untuk saling bertatapan dalam waktu yang lama. Memberikan pengaruh agar lawan mereka merasa takut. Tapi itu percuma, tentu saja percuma. Mereka sama-sama memiliki kelemahan dan keunggulan yang sama. Keunggulan? Cih! Mereka mengutuk itu, keunggulan itu adalah kelemahan bagi mereka. Kelainan jiwa yang ada di diri mereka membuat mereka menjadi sosok teraniaya di dunia tanpa diketahui oleh seorang pun.

"Itu sungguh namamu kan master?" kibum tersenyum di lepasnya kacamata tebalnya dan membiarkan manic hitam indahnya menatap dalam ke manic milik namja tinggi di hadapannya. Dirapatkannya tubuh changmin ke dinding. "Tak kusangka kau menggunakan topeng yang bagus hingga tak banyak yang mengenalimu"

Kibum menyeringgai, menunjukkan bahwa dia melakukan dengan lebih baik. "Jangan mengambil yang milikku shim changmin!"

Changmin terkekeh, "Serahkan kyuhyun dan aku takkan mengganggumu"

"Hmm…. Tidak akan pernah, sebaiknya kau yang pergi dari duniaku sebelum aku menghancurkan duniamu"

Kibum mendecih, di pakainya kembali kacamatanya dan melangkah dengan santai keluar dari ruang gelap itu. Ruang yang pernah menjadi tempatnya untuk tinggal sebelum di temukan oleh kim heechul. Di gorong-gorong sekolah mereka. "Benarkah? Aku bahkan sudah menghancurkan duniamu terlebih dahulu"

"Apa maksudmu?" kibum berbalik. Kucing Persia kecil milik mantan kekasihnya kini mengeong meminta pertolongan sang majikan. Tubuh kucing itu basah terkena air gorong-gorong. Kibum bisa pastikan kucing lemah itu akan flu sebentar lagi. "Heebum? Lepaskan dia!"

"Waah… kau menjadi lebih lemah hyung. Bukankah kadar gangguan jiwamu jauh lebih tinggi dariku? Hingga kau harus menetap di rumah sakit jiwa itu? Katakan padaku sekarang apa yang membuat mu lemah? Aku tak yakin kau bisa mempertahankan kyuhyun jika seperti ini"

Kibum diam tak ada yang bisa ia katakan. Di dalam kepalanya, ia harus mengambil kucing itu. Kucing yang ia jaga selama ini, tapi apa yang bisa di lakukannya sekarang? Orang yang di hadapannya itu bukan orang normal. Orang itu bisa melakukan apapun pada peliharaannya. "Jika kau melukainya kuanggap itu pernyataan perang darimu, shim changmin!"

"Kekekekekeke…. Kalau begitu anggaplah begitu!" changmin meraih pisau kecilnya dari dalam saku celana seragamnya.

"Jangan!" CRASSHH… darah kucing Persia itu menyembur di wajah putih kibum. Bibirnya yang semerah darah itu terus menggumam aneh. Hatinya mencelos, ini pertama kalinya dia merasakan sakit. Bukan! Dia merasa senang, ia telah menemukannya, sosok yang sangat ingin dihabisinya. Dan sosok itu bisa membalas setiap perlakuannya.

Kali ini kikikan mengerikan terdengar dari kibum. "Kau akan menyesal shim changmin!" kibum melangkah pergi dari tempat itu, tak memperdulikan tawa yang menggema dari dalamnya. Merasa menang kah seorang shim changmin?

"Lihat saja akhirnya! Mian he kyu.. kali ini aku harus berbohong lagi padamu"

TBC

R and R please!