All character's created and belong's to Masashi Kishimoto.
Storyline by Aojiru.
Genre's: Romance, Humor and Fantasy.
Warning: AU, a lil' bit OOC.

Eyesight

Angin berhembus cukup kencang dari arah selatan, membawa hawa dingin yang membuat malam ini semakin terasa beku. Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 1.30 pagi, biasanya hawa dingin sedang berkumpul dan memuncak disaat-saat seperti ini, jadi aku mengenakan sebuah sweater hangat dibalik kaus oblong tipisku, dan celana jins panjang dengan kondisi yang sudah sedikit usang, kubeli dipasar loak dengan harga murah sekitar setahun yang lalu.

Aku bergegas keluar dengan kedua tangan terlipat di dada, respon dari dinginnya malam yang begitu terasa menusuk sampai ke tulang. Beberapa saat yang lalu, perutku yang lapar meronta-ronta sehingga membuatku terbangun dari mimpi indahku, mengajakku secara paksa untuk berjalan di trotoar jalan yang sepi untuk mencari toko-toko 24 jam yang bersedia menerima pelanggan bernasib malang sepertiku ini. Dan aku beruntung karena tak perlu berjalan jauh untuk menemukan toko seperti itu.

"Selamat datang!" sapa seorang pegawai toko, pemuda dengan kisaran umur sekitar 25 tahun, memiliki codet yang membentang rapih di tulang hidungnya. 'Iruka', adalah tulisan yang tertulis pada name tag yang terdapat di baju bagian dada sebelah kanan pria tersebut.

Aku menoleh kepadanya, sambil melemparkan sebuah senyum, "sudah malam, kupikir tidak akan apa-apa walaupun tidak seformal itu,"

Iruka balas tersenyum, gigi-giginya yang putih dan rapih terlihat mencolok diantara warna kulitnya yang seperti sawo matang itu, "hehehe, mau bagaimana lagi, ini 'kan bagian dari pelayanan.." ujarnya santai.

"Begitu ya.." aku memutar wajahku, menatap jauh pada tumpukan snack-snack ringan yang terdapat disisi kiri toko.

"Yang biasa?" Tanyanya menawarkan.

"Hmm- sepertinya tidak. Dokter melarangku setelah aku mengeluh maag-ku sakit tiga hari yang lalu, ia menduga itu terjadi karena aku terlalu banyak makan makanan instan seperti ramen," ujarku menjelaskan, "sepertinya kali ini aku akan melewatkan yang satu itu."

"Oh, sayang sekali," ujar Iruka kecewa, "kalau begitu, pilihlah yang kau suka.."

"Yap. Aku akan berkeliling sebentar.."

Aku pun melangkah ke bagian toko yang lebih dalam, meninggalkan Iruka yang terlihat senang dengan pekerjaannya yang santai itu. Oh, dan ini tentu saja hanyalah pekerjaan tambahan baginya, karena disiang hari, ia bekerja sebagai salah satu guru Sekolah Dasar di sekitar sini. Dan aku adalah salah satu dari mantan muridnya, walaupun sekarang hubungan kami lebih terlihat seperti seorang sahabat ketimbang hubungan guru dan murid.

Aku masih terus melangkah ketika sudut mataku menangkap majalah Shouken Jump keluaran terbaru yang menerbitkan edisi terbatas dengan bonus poster karakter anime kesukaanku dalam ukuran jumbo, membuatku seketika itu juga langsung menghentikan langkahku. "Wow! Shouken Jump edisi terbaru! Aku tak menyangka bisa menemukannya secepat ini, kupikir ia akan diterbitkan besok?" ujarku antusias.

"Besok? Maksudmu hari ini 'kan? itu baru saja datang sekitar satu jam yang lalu," terang Iruka menjelaskan dari meja kasirnya. Tidak perlu berteriak agar suara kami saling terdengar, tak heran, karena malam ini terasa begitu sepi. "Mau kusimpankan satu?"

"Dengan senang hati!" jawabku. "Mungkin siang nanti aku baru akan bisa mengambilnya."

"Oh, saat itu aku tidak sedang jaga," kata Iruka, "mungkin aku akan menyimpannya dengan namaku, dan kau bisa mengambilnya kapan saja."

"Sip! Bisa diatur!" seruku seraya kembali meletakkan majalah tersebut dan kembali beralih pada tujuan awal.

Beberapa menit kemudian aku sudah berdiri didepan kasir dengan beberapa buah roti salad dan sebotol sari buah rasa jeruk serta sekaleng kopi hangat. Iruka mulai menaksir harga belanjaanku dengan cepat, aku memberinya uang pas, dan sesaat kemudian, transaksi selesai.

"Terima kasih! Silahkan berkunjung lagi nanti." Seru Iruka berbarengan dengan menutupnya pintu otomatis toko, setengah ucapannya terdengar pelan karena saat itu pintunya sudah tertutup rapat.

Tanpa menunda lagi, aku segera mengedarkan pandanganku, mencari lokasi yang pas untuk menyantap makanan yang semakin membuat perutku bergejolak ini. Saat aku melihat ada sebuah taman kecil, saat itu juga aku memutuskan untuk pergi kesana. Aku memilih, antara perosotan, jungkat-jungkit, arena berpasir, sampai akhirnya kuputuskan untuk duduk di salah satu ayunan di pojok kanan taman. Ada dua buah ayunan yang terdapat disana, aku menaiki yang sebelah kanan karena kulihat papan duduknya masih lebih bagus dari yang satunya lagi. Aku pun makan dengan lahap.

Bulan semakin meninggi, bentuknya yang seperti sabit terlihat sangat indah dengan warnanya yang sedikit kekuning-kuningan. Aku menikmati makan malamku-yang seharusnya kulakukan beberapa jam yang lalu- dengan tenang. Namun kemudian, aku dikejutkan dengan kemunculan seorang gadis dari arah semak belukar di sebelah kiriku, gadis itu mengenakan seragam sekolah model sailor yang sama sekali belum pernah kulihat sebelumnya, dan dia bergerak perlahan ke arahku.

Apa yang dilakukan gadis ini malam-malam begini? Seragam sekolah? Apa dia ini..

Gadis itu berhenti tepat dihadapanku, pupil matanya pucat, dengan poni yang menutupi dahi sampai alis matanya, mungkin ia sedikit lebih pendek dariku, dan sepertinya usianya terpaut tidak jauh dariku, sekitar tujuh belasan. Aku menatapnya heran, masih dalam kondisi mengunyah. Lalu gadis itu mulai memegangi perutnya dengan wajah yang terlihat sedih. Tatapannya yang seperti itu membuatku seolah telah mengambil dan memakan sesuatu dari kotak bekal makan siangnya.

"Apa?" tanyaku.

"E-e-ehhh!" teriaknya kaget, ia mundur selangkah karena keterkejutannya itu. "K-kau.. kau bisa melihatku?" tanyanya heran.

Aku mengerutkan alis dan dahiku, "apa menurutmu aku terlihat seperti seorang yang buta?"

"Ti-tidak! Bukan begitu.. M-maksudku.. kau benar-benar bisa melihatku..?" tanyanya lagi.

"Memangnya ada yang salah kalau aku bisa melihatmu..?"

"Te-tentu saja!"

Aku bertanya-tanya mendengar pernyataannya barusan, "kenapa?"

"K-karena.. karena..."

"Hmm..?"

"Karena aku.. adalah hantu!"

T.B.C

A.N
cook-a-doddle-hoo..
Halo reader semuanya, long time no see..!^^
Kembali lagi bertemu dengan saya disini, di FFn tercinta ini, hehehe..
Adalah sebuah kesenangan bagi saya pribadi untuk bisa kembali menulis, apalagi kalau tulisan saya dibaca dan bahkan disenangi, saya sungguh berterima kasih.
Dan semoga, cerita-cerita ini maupun yang akan saya buat nanti bisa menghibur readers sekalian.

Umm.. terlalu formal yeh? Hehehe..
oke deh, kaga usah pake pormal-pormalan lagih, langsung aje, ane minta review dan pendapatnye mengenai fict ini, apakah menghibur apa kaga, dimana letak kekurangan dan kesalahannya, serta kesan-kesan readers sekalian pas udah ngebaca fict ini. Kalo soal ceritanye nyang pendek, jangan kuatir, soalnye ini masi baru ngejajal doang, istilah katanye mah prolouge kali yeh, chapter depan insya allah udah panjang lebar kayak mulut buaye (ati-ati digigit ah).

Kalo gitu, Trima kasih deh ane ucapin buat yang udah baca ama yang mao ngasih reviewnye. Sekalian tuh, ane sumpahin, buat yang udah baca ama review biar jadi ganteng/cantik, pinter, lulus ujiannye, kaya raya, cepet dapet jodo, dan dilancarin segala urusannye, Amin.^^
Oia, dan kalo gag ada halangan, insya allah fict enih akan update setiap sepuluh hari sekali, moga lancar2 aja yeh..

Sip dah, sampe jumpa lagi di Chapter berikutnye.
Ciao.

Mantun dikit ah..

Klapa muda di keranjang.
Ayam kate nggak punya gigi.
smoga ada umur nyang panjang.
supaye kite bejumpa lagi.
^^