Disclaimer : I own nothing. DBSK and all chara belong to their self and God. Hanya fic ini yang murni punya saya, Jung Hyun Hyo ^^ Don't copy without permission, please!

Main chara : Jung Yunho

Kim Jaejoong

Warning : Genderswitch, OOC, OC, AU, typo(s). So, don't like, don't read!

.

.

.

Prolog

PIP.

Jaejoong menyalakan TV LCDnya dan menyamankan diri di sofa. Yeoja cantik itu menggaruk kepalanya dan menguap. Ia tidak bisa tidur kalau suaminya belum pulang.

"Yunho.. Kenapa lama sekali sih?" gerutu Jaejoong seraya melirik jam. Hampir pukul 11 malam. Jaejoong kemudian membuka handphone flipnya setelah merogoh benda itu dari kantong celananya. Ditekannya sederet angka yang sudah dihafalnya di luar kepala. Nomor Jung Yunho –suaminya.

Setelah kurang lebih satu menit menunggu dan tetap tidak ada jawaban, Jaejoong menghela nafas kecewa. Ia tutup handphone putih tersebut dan memfokuskan pandangannya ke arah TV. Sudah hampir tengah malam seperti ini, tapi kenapa masih saja ada saluran yang menayangkan gosip? Huh.

Baru saja Jaejoong meraih remote TV dan ingin mengganti channel, gerakannya terhenti ketika siaran itu menayangkan wajah tampan Jung Yunho.

'..Aktor sekaligus penyanyi terkenal, Jung Yunho, dikabarkan terlibat cinta lokasi dengan artis yang menjadi lawan mainnya di film A Love To Destroy, Park Min Rin..'

Mata Jaejoong membulat ketika tayangan slide bergantian memenuhi TV dengan gambar Jung Yunho dan Park Min Rin –yeoja cantik berambut merah terang dengan wajah oriental khas Korea. Sebilih pisau tak kasat mata seolah menusuk dan merobek jantungnya. Sakit sekali ketika benda berbentuk persegi panjang itu memperlihatkan foto-foto suaminya dan yeoja tadi yang saling menatap malu-malu. Seolah seperti sepasang kekasih baru.

'..Jung Yunho dan Park Min Rin tertangkap oleh paparazzi saat mereka menyelesaikan makan malam romantis mereka di sebuah restoran yang terkenal cukup mahal. Pasangan muda ini berjalan bergandengan tangan dengan mesranya saat mereka keluar dari restoran. Saat itu, Jung Yunho mengenakan jas resmi dan Park Min Rin mengenakan gaun merah marun..'

Dan gambar Jung Yunho dan Park Min Rin kembali memenuhi layar TV. Tampak disitu, Jung Yunho yang sedang memakai jas hitam resmi dan Park Min Rin –yang kecantikannya berbaur dengan gaunnya, sedang berjalan keluar restoran. Kain berwarna merah tua yang membalut tubuh ramping nan tinggi Min Rin serasi dengan warna rambutnya yang terbilang cukup berani. Kaki jenjangnya terekspos dengan jelas saat gaunnya ditiup angin. High heels yang juga berwarna merah ditaburi glitter berkilau ketika fokus lensa menjepretnya.

"Tidak.. Tidak mungkin.. Yunho tidak pernah bilang.." sahut Jaejoong pelan sambil membekap mulutnya dengan kedua tangan. Matanya panas. Rasanya ia ingin menangis. Otaknya memerintahkan sarafnya untuk segera mengganti channel TV atau malah mematikannya supaya pemandangan menyakitkan itu tidak lagi ia lihat. Tapi otot tangannya menolak bekerjasama.

'..Jung Yunho bertemu dengan Park Min Rin pertama kali di sebuah fashion show internasional. Sejak saat itu, mereka dikabarkan sering bertemu, bahkan berkencan. Foto-foto sensasional Jung Yunho dan Park Min Rin tersebar luas di media sosial. Foto yang menampilkan ciuman panas antara aktor tampan dan aktris sekaligus model cantik itu sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat..'

Bibir Jaejoong bergetar ketika layar kembali menayangkan foto suaminya dan Park Min Rin untuk yang kesekian kalinya. Air matanya tumpah ketika melihat foto Jung Yunho yang sedang berciuman panas dengan Park Min Rin di atas tempat tidur. Hatinya remuk. "Tidak.. Yunho.." lirih Jaejoong. Siaran di TV tidak terlihat jelas karena mata Jaejoong dihalangi genangan air mata.

Jaejoong terisak. Ia tekuk lututnya di atas sofa dan menenggelamkan kepalanya. Bahunya terguncang kecil. Ia memukul-mukul dadanya pelan. Kenapa disitu terasa sakit sekali? Ia menutup matanya rapat-rapat dan kembali melelehkan air mata. Wajahnya memanas –seolah habis ditampar. Suara-suara dari TV tidak tertangkap lagi oleh kupingnya. Ia terisak semakin kencang ketika bayangan foto suaminya –orang yang dicintainya– dan yeoja itu berlarian dalam pikirannya seperti sebuah film. Jaejoong menangis dalam kesendirian.

.

.

.

Cklek.

Saking kencangnya terisak, Jaejoong tidak menyadari kedatangan seorang namja yang masuk kedalam rumahnya. Namja bertubuh lumayan tinggi itu menghela nafas kesal melihat istrinya terisak sambil memeluk lututnya. Ia melirik layar TV yang menyala dan mendengus kesal. Ternyata itu penyebabnya! Namja bermata musang itu cepat-cepat meraih remote yang ada disamping Jaejoong dan mematikan TV.

"Sudah berapa kali kubilang untuk tidak menonton tayangan seperti itu, hem?" tanya namja itu tajam sambil mengangkat dagu Jaejoong.

"Yunho.." sahut Jaejoong lirih seraya menatap wajah namja yang sedang berlutut di hadapannya. Matanya sayu dan merah karena lelah meneteskan air. Suaranya parau karena terisak.

"Nee. Aku pulang." ujar Yunho seraya berjinjit dan mengecup bibir Jaejoong pelan. Jaejoong semakin terisak.

"Yunnie.. Apa berita itu.. Hiks.. Benar?" tanya Jaejoong. Perasaannya bercampur aduk didalam hatinya.

Yunho menghela nafas lagi seraya menggeleng. "Sudah kubilang itu untuk mendongkrak popularitas film, BooJae."

Jaejoong semakin terisak ketika bayangan Yunho yang mencium yeoja lain dengan panas terlintas di benaknya seperti film. "Jangan bohong, Yunnie.. Itu.. Caramu mencium yeoja itu sama seperti caramu menciumku.. Hiks.." isak Jaejoong. Hatinya sudah menjadi serpihan sekarang. Oh, siapapun, tolong Jaejoong! Bantu Jaejoong membuang serpihan itu sekaligus dengan perasaannya, sehingga ia tidak merasakan rasa sakit itu lagi!

Yunho mendengus kesal. "Jangan konyol, Jae. Aku tidak diberi script bagaimana cara mencium Rin-ah, jadi kulakukan dengan caraku sendiri."

Hati Jaejoong semakin sakit ketika namja belahan hatinya ini memanggil Park Min Rin dengan Rin-ah. Ia tidak tahan lagi. "Jadi, karena tidak ada naskah, kau seenaknya menciumnya dengan cara seperti kau menciumku? Kau bilang ciuman itu hanya untukku!" tuding Jaejoong seraya meraung.

Yunho berdecak kesal. "Aku capek. Aku mau istirahat. Berdebat denganmu hanya membuang waktu." ucap Yunho seraya berdiri dan meregangkan dasinya. Jaejoong terperangah. "Dasi siapa itu, Yunnie?"

Namja tampan dihadapannya memberinya sebuah tatapan sinis. "Ini properti syuting. Jangan sedikit-sedikit cemburu, Jaejoong. Aku malas." ucap Yunho enteng. Jaejoong mendesah miris. "Yunho.. Apa.. Kau benar-benar mencintaiku?"

Yunho melirik Jaejoong sekilas. "Tentu saja. Kalau tidak, mana mungkin aku mau melakukan 'itu' denganmu."

Jaejoong tertawa miris. Setetes air mata jatuh lagi dari mata doe-nya. Yunho mencintainya –walaupun ia jelas-jelas berbohong. "Kalau begitu.. Seharusnya kau bisa mencintai anakmu.." ujar Jaejoong lirih sambil mengusap perut datarnya. Ia menunduk sedih.

"Tidak." jawab Yunho singkat.

Jaejoong memejamkan matanya mendengar kata penolakan dari bibir Yunho. Sakit. Sakit. Dan sakit. Air matanya kembali jatuh –kali ini dengan sejuta kesedihan didalamnya. Namja di depan Jaejoong menunduk dan mencium kening yeoja cantik itu. "Aku mencintaimu. Aku mungkin memang ayahnya, tapi aku belum bisa menerima kehadiran anak itu. Maaf." Setelahnya, Yunho membelakangi Jaejoong dan pergi. Jaejoong terperangah.

"KAU MEMANG AYAHNYA! INI ANAKMU! JUNG YUNHO BODOH!" raung Jaejoong. Dengan wajah berlinang air mata, Jaejoong meraih sebuah bantal sofa, membalikkan tubuhnya, dan melempar tubuh Yunho yang menaiki tangga dengan bantal itu. Namun malang, alih-alih kena, yang ada lemparan bantal Jaejoong malah mengenai sebuah pot bunga yang terletak di atas meja bulat –persis disamping tangga.

PRANG!

Yunho hanya melirik vas malang itu cuek. Lalu ia menaiki tangga keramik dengan langkah tegasnya. Yang seperti ini sudah biasa.

Sementara itu, Jaejoong menangkupkan kedua tangannya di depan wajah cantiknya. Yeoja berkulit putih itu bersujud di atas sofa dan menangis meraung. "PABBOYA YUNHO! YUNHO BODOH!"

.

.

.

Cklek.

Dengan mata sembab, Jaejoong masuk ke kamarnya seraya menahan senggukannya karena habis menangis. Yunho sudah berbaring duluan. Jaejoong kemudian berjalan pelan mendekati sisi tempat tidur yang lain, kemudian ia berbaring. Yeoja berbibir semerah mawar itu mendesah ketika Yunho tidur membelakangi dirinya.

"Yunnie.." panggilnya.

Yunho sedikit tersentak, kemudian ia memutar kepalanya. "Kau tidur disini?"

Jaejoong mengerjap bingung. "A-apa maksudmu? Tentu –"

"Kalau begitu, aku tidur di sofa." sahut Yunho dingin seraya berdiri. Jaejoong terkejut, kemudian ia cepat-cepat menahan suaminya dengan memegang lengan Yunho. "Yunho, jangan.. Aku tidak mau tidur sendiri.." pinta Jaejoong. Matanya memandang penuh harap pada Yunho yang masih membelakanginya.

Yunho berdecak. Setelah melirik sekilas pada Jaejoong, ia menepis lengannya, membuat Jaejoong sedikit tersentak. "Yunho.. Kalau aku salah, maafkan aku.." sahut Jaejoong sedih. Matanya mulai memanas lagi. Ia sungguh tidak sanggup dianggap angin seperti ini, terlebih oleh suaminya sendiri. Meski Jaejoong tidak mengerti apa yang diperbuatnya sehingga Yunho marah, Jaejoong memutuskan untuk meminta maaf terlebih dahulu, daripada suasana seperti ini berlanjut lama.

"Crap." ("Omong kosong.") Yunho menyeringai sinis, kemudian berjalan cepat ke arah pintu, keluar, dan membantingnya.

BLAM!

Jaejoong memejamkan matanya. Ia berbisik lirih sambil meneteskan air mata. "Apa salahku.."

Jaejoong mencengkram erat seprai putihnya dan menangis.

.

.

.

A/N : Annyeong ~ ^^ Ini bukan fanfic baru kok, tapi ini fanfic request-an ^^ *sama aja dodol*

Ini baru prolog, jadi, mau dilanjutkan tidak, readerdeul? (terutama Iino Sayuri-ah ^^)

Oh ya, tidak bermaksud promo, tapi ff Hyo yang Goodbye Days udah lanjut loh ~ Mungkin ada yang berminat baca dan review? Sekali lagi, tidak bermaksud promo, cuman pas kemaren Hyo update, fanfiction lagi error, dan waktu udah kembali normal, ff Hyo ketimbun -'

Oke.

Review please ~

*Hyo*