Saya kembali meluncurkan judul baru. OMG. Sama sekali ga bisa konsentrasi untuk nerusin FS karena ide ini terus-terusan ngeganggu otak 'n minta supaya cepet2 dituangin sebelum kelupaan. Bagi pembaca FS, jangan khawatir, bukan berarti saya meninggalkan FS di saat cerita udah sampai puncak, saya cuma ingin mengeluarkan ide ini supaya otak bisa fokus kembali TwT" Dan chapter ini hanya berupa prolog, jadi maafkan kalau terlampau pendek...

Yeah, judulnya... Ridiculous banget =_="

Pairing: Grimmjow x Ichigo / Later: Kenpachi x Nnoitra (my other fave couple~)

Summary: AU di mana Isshin yang menjadi seorang supir pribadi untuk Aizen Sousuke, mendadak sakit pinggangnya kumat dan tidak bisa mengerjakan pekerjaan berat selama beberapa bulan. Karena Aizen tidak suka orang tidak dikenal memasuki lingkungan keluarganya, Isshin meminta Ichigo menggantikannya. Yang kemudian membuat Ichigo menyesal mengiyakan karena ternyata salah satu anak angkat Aizen, Grimmjow, adalah musuh besarnya di kampus.

Warning(s): Alternate universe, yaoi / male x male relationship, sexual action, kemungkinan OOC masih ada.

Disclaimer: I don't own Bleach. It's Kubo Tite. I used it just for fun...


When Cinderella Meet The Prince

by Megumi Kei


Prologue

Grimmjow itu cuma badannya saja yang besar. Otaknya cuma sekecil kacang atom yang sekali pencet langsung hancur. Dan sama seperti penyanyi lagu metal, sering teriak-teriak tapi perkataannya sama sekali tidak ada maknanya. Cuma bikin dokter THT laku keras. Terus, siapa sih yang bilang Grimmjow itu tampan dan seksi? Apa mereka tidak melihat kenyataan, kalau ketika lahir, Grimmjow itu sama saja seperti anak monyet? Kelopak mata kelihatan bengkak, hidung pesek, ileran...

Yeah, dia yakin setelah malam ini, dia akan semakin membenci Grimmjow. Setelah dia bisa bertahan tidak pingsan dari tatapan yang berusaha membakar dirinya hidup-hidup di ruangan besar ini. Setelah dia membunuh gadis di hadapannya itu dengan kata-katanya.

"Benar. Aku memiliki hubungan khusus dengan Grimmjow."

Dan seolah pernyataannya itu tidak cukup meyakinkan, padahal seluruh orang yang ada sudah membelalakkan mata, sepasang iris azure yang selalu mampu membuat tubuhnya terasa meleleh itu menatapnya dengan tatapan yang lebih tajam daripada biasanya. Menyuruhnya mengatakan yang lebih lagi.

Sedangkan dia hanya bisa mengepalkan tangan dan mendesis.

"... Kami juga sudah sering melakukannya di kamarnya. Di atas ranjang yang sesekali kamu tiduri itu juga."

Kali ini suara nafas yang tercekat saling bersahutan di dalam ruangan. Bisa ia lihat dengan jelas gadis di hadapannya gemetar, kedua tangan menutupi bibir yang ternganga tidak percaya itu, dan mata sang gadis terlihat mulai tidak fokus. Berair.

Kepalan tangannya semakin mengeras.

Dia tidak pernah suka jika harus menyakiti lawan jenisnya. Baik itu secara fisik maupun mental. Karena hal itu selalu membuatnya merasa bahwa perempuan yang ia sakiti adalah ibunya sendiri. Seperti sebuah pengkhianatan. Sebab dulu, ia sudah berjanji kepada sang Ibu untuk tidak menyakiti apalagi melukai hati seorang perempuan. Dan sekarang ia melanggarnya.

Terpaksa.

Gara-gara Grimmjow.

Gara-gara pemuda yang memiliki rambut biru yang halus, yang membuatnya selalu nyaman menggerakkan jemarinya di sana. Pemuda yang mampu membuatnya melupakan dunia dan perasaannya, dan hanya memandang lurus kepada sepasang azure yang juga memandang ke arahnya dengan lekukan seringai kecil di mulutnya. Di mana mulut yang sama juga selalu membisikkan kata-kata yang membuatnya merasa kalau dirinya memelihara kupu-kupu di dalam perutnya. Mulut yang juga selalu memberikan ketenangan serta keyakinan setiap kali mereka bercumbu.

Akan ia pastikan, setelah ini semua selesai, ia akan menghapus senyum arogan Grimmjow dari wajahnya.


Bener kan, pendek banget =_=" Tapi, gimana pun juga ini harus dikeluarin dari otak. Walau pun sependek ini, tolong berikan tanggapan kalian dengan menekan tombol 'review' di bawah ya. Silakan kalian pecut saya sesukanya supaya bisa selalu update tepat waktu dan ga ada satu pun fic yang bakalan disconti T^T"

Terakhir, terima kasih sudah menyempatkan diri untuk mengecek cerita ini.