Sment Fanfic

The Love That Surrounds Me

©MikiHyo

.

Cast : Choi Siwon, Choi Minho, Krystal Jung, SMent & Others

Genre : Drama, Family, Romance, Hurt/Comfort

Rating : PG-15

Length : Part (On Going)

Summary :

.

.

Part 8

.

.

Semilir angin berhembus memasuki ruang kelas. Membolak-balikan beberapa halaman buku, Yuri pun menahan satu halaman yang sedang ia pelajari bersama guru didepan kelas. Sirat matanya terlihat serius dan tegas, semenjak kepindahannya ke Kota ini, Yuri memang lebih serius dalam belajar.

Apalagi setelah ia mengalami hal itu.

"Baiklah, pelajaran selesai sampai disini. Jangan lupa kerjakan PR kalian" ucap Guru tersebut dengan suara lantang agar didengar oleh para muridnya, tak lama kemudian ia pun pergi meninggalkan kelas.

Hampir semua murid melenguh, mencoba mereggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku setelah belajar serius dalam beberapa jam ini.

"Engh.." Yuri pun ikut memijat tengkuknya yang terasa pegal. Kacamata bacanya ia lepas dan ia simpan bersama buku-buku pelajarannya didalam tas.

Bel sudah berbunyi, menandakan pelajaran hari ini telah selesai dan sekarang adalah waktunya para murid untuk pulang kerumah masing-masing jika sudah tidak ada kegiatan klub yang biasanya dimulai usai kegiatan belajar mengajar disekolah.

Yuri pun berjalan meninggalkan kelasnya seorang diri. Ia melirik jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 5 sore, ia ingat kalau hari ini klub musik tidak mengadakan kegiatan, karena itu ia bisa langsung pulang.

"Changmin-ah, kau tidak ada kegiatan klub setelah ini kan? Ayo kita ke Game Center!"

Namun langkahnya mendadak terhenti saat matanya menangkap siluet seseorang yang sangat ia kenal. Dadanya kembali berdebar, walau ia tahu tak seharusnya ia bersikap seperti itu didepannya lagi.

Didepan Shim Changmin.

"Yunho Hyung mengajakku pulang bersama, Kyu~" gerutu Changmin pada seorang namja berpipi Chubby –temannya, yang sejak tadi mengajaknya pergi ke Game Center.

"Ajak saja Yunho Hyung juga! Ayolah~ Masa kau mau langsung pulang kerumah, tidak seru~" ledek pemuda yang bernama Kyuhyun itu.

"Aish kau ini, selalu saja menghasut yang tidak-tidak!" Changmin pun gemas dan mengacak-ngacak rambut Kyuhyun. Mereka hanya tertawa tanpa menyadari ada seorang gadis yang tengah berdiri diam dengan wajah tertunduk beberapa langkah dihadapan mereka.

Yuri benar-benar tidak menyangka kalau ia akan berpapasan dengan Changmin seperti ini. Karena itu ia hanya bisa menunduk dan pura-pura tidak melihat. Berharap Changmin tidak menyadari keberadaannya.

"Tapi yang tidak-tidak itu yang kau suka kan~"

"Ya! Apa-apaan ucapanmu itu!" Changmin semakin gemas.

"Hahahahaha" dan kini ia sudah berdiri tepat disamping Yuri yang tetap berusaha untuk menghindari Changmin. Namun perasaan Changmin lebih peka, ia pun menoleh sekilah kearah gadis yang baru saja melewatinya dengan langkah cepat itu.

Langkah pemuda bertubuh tinggi itu terhenti, Changmin menoleh –menatap punggung Yuri. Tentu saja ia mengenal gadis itu.

"Kau melihat apa?" namun perhatiannya langsung teralih saat mendengar suara Kyuhyun.

"Hm? Aniyo" elak Changmin, ia pun melanjutkan langkahnya meninggalkan Kyuhyun yang masih penasaran dengan objek yang dilihat Changmin. Pemuda berambut ikal karamel itu masih melihat kearah belakang.

"Ya, kau melihat siapa sih?! Jangan bilang kau mengincar adik kelas lagi!"

"Aish, Cho Kyuhyun.. kau berisik sekali" Changmin masih berusaha cuek. Kyuhyun pun hanya bisa mengerenyit bingung sekaligus penasaran, dan kini mereka sudah kembali melangkah.

.

.

"Hng? Ini bagaimana caranya? Aku tidak mengerti.." Krystal terlihat kesulitan untuk memecahkan salah satu soal matematika yang jadi pekerjaan rumahnya sekarang.

Gadis itu masih berusaha, menghitung dan menghitung kembali deretan angka aljabar yang tertera di buku pelajarannya, tapi tetap saja...

"Huwaaa.. aku tidak mengerti~" lenguhnya frustasi. Sungguh, hal seperti inilah yang paling ia benci. Disaat moodnya untuk belajar sedang bagus, tapi tersandung satu soal yang tidak bisa ia pecahkan saja sudah membuat moodnya hancur seketika.

"Aish, kalau begini aku jadi malas mengerjakan semuanya" Krystal menendang-nendangkan kakinya dengan kesal.

"Kenapa berisik sekali Kle?" Tiba-tiba saja Jessica masuk dan langsung menghampiri putrinya yang nampak kusut didepan meja belajar.

"Eomma? Ah, Mianhae.. apa aku mengganggu?" ucap Krystal lesu.

Jessica pun menarik kursi lain dan duduk disamping Krystal.

"Wae? Wajahmu kusut sekali" Jessica hanya bisa mengerenyit bingung melihat bibir imut Krystal yang mengerucut, nampaknya putri semata wayangnya itu tengah kesal sekarang.

"Aku tidak bisa mengerjakan soal ini... menyebalkan" gumamnya dengan bibir yang masih mengerucut.

Jessica melirik sekilas kearah buku pelajaran Krystal, sebuah ide pun terlintas saat ia teringat dengan seseorang yang tentu saja sangat pintar dan pasti bisa mengajari Krystal.

"Kenapa tidak tanyakan kepada Minho? Dia anak yang pintar kan" Jessica tersenyum sumringah.

Mendengar hal itu, seketika mata Krystal pun membelalak lebar.

"M-Mwo? Minho?!"

"Hu'um" Jessica mengangguk santai.

Krystal pun makin speachless, matanya melirik gelisah ke arah buku pelajarannya. Hanya mendengar nama Minho saja, hatinya sudah berdebar tak karuan. Lagi-lagi.

"T-Tapi ini sudah malam Eomma" elak Krystal dengan rona pipi yang mulai memerah.

"Eeeii.. ini baru jam 7 malam Kle, jika kau saja sedang mengerjakan PR, pasti Minho juga. Lihat saja, lampu kamarnya masih menyala" jelas Jessica seraya menyuruh Krystal untuk menengok kearah jendela kamarnya yang terbuka.

Terlihat lampu kamar Minho yang berada di seberang memang masih menyala. Rumahnya dan Siwon memang bersebrangan hanya dalam jarak 500 meter.

"Eumm.." Krystal masih menimbang-nimbang. Jessica pun tersenyum manis saat ia mulai mengerti mengapa Krystal bersikap malu-malu seperti itu.

"Kalau kau malu bertanya, maka—"

"Akan jalan-jalan!" sahut Krystal cepat.

"Mwo?" Jessica pun melongo heran.

"Arasso.. Arasso.. Eomma kalau sudah senyum-senyum sendiri seperti itu pasti sudah merencanakan sesuatu. Baiklah, aku akan bertanya pada Minho" dengan cepat Krystal pun membawa buku PRnya dan bersiap keluar kamar.

Sementara Jessica yang melihat tingkah lucu putrinya hanya bisa tersenyum geli.

"Yang benar 'akan sesat dijalan' sayang'" ucap Jessica membenarkan pernyataan Krystal sebelumnya, sementara Krystal hanya melambaikan tangan dan berjalan keluar dari kamarnya.

.

.

Minho tengah membolak-balikan halaman buku pelajarannya dengan enggan, tatapan matanya datar. Walaupun biasanya memang begitu, namun kali ini terasa sedikit berbeda, kelihatannya Minho sedang bosan.

Tentu saja, PRnya sudah selesai ia kerjakan dan sekarang ia tidak punya kegiatan. Belajar pun ia sudah mengerti, tidur? Dia belum mengantuk, berbaring diatas tempat tidur pun rasanya percuma.

Minho pun memutuskan untuk menutup buku pelajaran dan turun keruang bawah, entah apa yang akan dilakukannya. Mungkin menonton TV atau memasak, karena kebetulan ia belum makan malam.

Ting Tong

Namun gerakan tangannya untuk membuka kulkas terhenti saat telinganya mendengar suara bel rumah yang berdenting. Alis Minho mengerenyit, mencoba berpikir siapa yang mengunjunginya malam-malam begini. Tidak mungkin itu Siwon, karena sekalipun Siwon pulang, tidak akan sedini ini.

Daripada menerka-nerka, Minho pun melangkahkan kaki kearah pintu rumahnya.

"S-Selamat malam"

Minho terdiam sejenak saat melihat Krystal berdiri didepan pintu rumahnya. Gadis bermarga Jung itu membawa beberapa buku pelajaran ditangannya.

"Ada apa?" tanya Minho bingung.

Krystal pun menundukkan wajahnya sejenak saat debaran dadanya bergejolak aneh kembali. Sungguh, melihat Minho dalam jarak sedekat ini sudah mampu membuat wajahnya terasa panas.

Ah... ini karena gadis cantik itu sudah menyadari perasaanya pada Minho.

'Kendalikan dirimu, pabo! Kau kesini untuk belajar!' –umpat Krystal pada dirinya sendiri.

"Ng... maaf aku mengganggumu malam-malam begini, tapi aku butuh bantuanmu" ucap Krystal dengan wajah yang tertunduk malu.

Minho pun kembali memperhatikan gerak-gerik gadis itu dengan seksama. Sepertinya ia mulai mengerti alasan gadis itu berada didepan rumahnya sekarang, apalagi dengan buku-buku pelajaran ditangannya.

.

.

"Ternyata aku salah menghitung faktor x-nya, pantas saja aku tidak bisa menemukan jawabannya" ucap Krystal saat menyadari kesalahannya sejak tadi.

"Lain kali perhatikan saja angka x itu, jika salah disana maka semuanya akan berubah dan jawabannya tidak akan ketemu" jelas Minho yang membantu Krystal menyelesaikan PRnya.

Krystal pun mengangguk cepat dan kembali mengerjakan PRnya dengan penuh semangat. Rasanya moodnya kembali bangkit setelah ia mendapat penjelasan ringan dari Minho. Satu persatu soal pun berhasil Krystal selesaikan dalam waktu cepat karena pada dasarnya Krystal memang anak yang pintar, hanya terkadang kecerobohan lebih mendominasinya. (^_^)

"Selesai.. selesai.. akhirnya.." Krystal tersenyum lebar seraya mengangkat kedua tangannya keatas, menarik otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.

Melihat hal itu, Minho hanya tersenyum tipis. Entah kenapa sifat Krystal yang lucu selalu terlihat menarik dimatanya. Rasanya gadis itu mampu membawa suasana hatinya yang selama ini selalu dingin layaknya es menjadi hangat.

"Minho-ah, gomawo sudah membantuku" ucap Krystal dengan senyum manisnya, Minho pun mengangguk. Masih dengan posisi santainya yang bersandar disofa dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada bidangnya.

"Aku akan membuat makan malam. Kau mau?" tawar Minho tiba-tiba.

Krystal pun membelalakan matanya, "Kau belum makan malam? Ini sudah jam 08.00 kan"

Minho hanya menggeleng dengan raut wajah datarnya, kenyataannya ia memang belum makan malam karena sejak tadi ia sibuk mengerjakan PRnya.

"Kalau bukan aku yang memasak, siapa yang akan membuatkanku makan malam" celetuk Minho.

Krystal pun langsung terdiam. Ternyata ia masih saja begitu bodoh karena melupakan hal sepenting itu. Tentu saja, Minho hanya tinggal sendiri di rumah sebesar ini, tidak akan ada yang mengurusnya kecuali dirinya sendiri atau Siwon –jika ia ada dirumah.

Wajah Krystal pun tertekuk saat mengingat Eommanya yang selalu membuatkan makan malam tepat waktu untuk keluarga mereka. Minho sudah tidak punya Eomma, karena itu wajar saja kalau ia belum makan malam sampai sekarang.

"Mian.." ucap Krystal pelan dengan wajah tertekuk.

Minho pun menyadari apa yang ada dalam pikiran gadis bermarga Jung itu. Ia kembali tersenyum tipis. "Lagi-lagi kau memikirkan hal aneh ya. Sudahlah, aku mau memasak sekarang. Kau mau kubuatkan apa? Atau kau mau langsung pulang?" tawar Minho lagi.

Krystal pun menggeleng cepat, "Ani.. Ani.. aku mau membantumu memasak! Err.. mungkin lebih tepatnya sekaligus belajar memasak karena aku tidak yakin kemampuan memasakku akan banyak membantumu, hehe" Krystal tersenyum kecut.

Dua remaja itu pun melangkah bersama menuju dapur dan langsung menyiapkan semua bahan-bahan yang mereka perlukan. Sesekali Krystal bersorak kagum dengan kecekatan Minho yang terlihat seperti seorang chef handal.

Sedang Minho hanya bisa tertawa kecil melihat Krystal. Ia pun dengan telaten mengajari Krystal untuk memasak. Pelahan-lahan dengan sabar, ia menjelaskan satu persatu tahap dalam memasak. Tanpa disadari keduanya kini menjadi sangat dekat, bahkan seperti tak ada lagi jarak.

Mereka saling tersenyum dan tertawa. Sungguh pemandangan yang berbeda dari 'Krystal & Minho' selama ini.

Bahkan saking asyiknya mereka mengobrol berdua, tak ada yang menyadari suara mobil Siwon yang sudah masuk kehalaman rumah. Rupanya malam ini Siwon pulang.

Lelaki bertubuh tegap itu pun segera masuk kedalam rumahnya.

"Aku pulang" ucapnya, namun tak ada salam yang membalasnya. Sebenarnya hal itu sudah biasa karena Minho memang tidak pernah membalas salamnya walau ia sedang pulang kerumah, namun hal yang membuat Siwon bingung kali ini adalah... sepasang alas kaki wanita yang berada dipintu rumahnya.

Rumah ini hanya dihuni oleh dirinya dan Minho, tentu saja tidak ada wanita di rumah mereka. Lalu alas kaki itu milik siapa? Apa Minho membawa temannya? Teman? Benarkah?

Siwon pun menelusuri ruang tamunya yang kosong. Hanya ada beberapa buku pelajaran yang tergeletak rapi diatas meja. Tiba-tiba indra pendengarnya menangkap suara dari arah dapur, ia pun melangkah mengikuti sumber suara iu.

"Ah.. ini pedas~"

"Tentu saja, itu kan saus sambal. Kau salah ambil" Minho tertawa kecil melihat wajah Krystal yang tengah menahan pedas. Bahkan kelopak mata gadis bermarga Jung itu mulai berair. Gadis itu tidak tahan pedas rupanya.

"Ini, minumlah" Minho pun memberikan segelas susu putih kepada Krystal.

"Susu?" Krystal menatap bingung Minho, namun tangannya tetap terulur untuk menerima pemberian Minho itu.

"Kau mau rasa pedasmu hilang kan? Minum saja" ujar Minho yang kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.

Krystal pun meneguk susu itu dengan perlahan, dan dalam sekejap rasa pedasnya hilang tanpa sisa. Tidak seperti saat ia menghabiskan satu sampai dua gelas air putih untuk menghilangkan rasa pedasnya, hanya dengan meneguk sedikit susu putih, rasa pedas itu hilang.

"Kenapa tidak air putih?" Krystal masih menatap Minho bingung.

"Kalau kau minum air putih, rasa pedasnya justru akan menyebar dan mulutmu malah menjadi semakin panas. Sedangkan susu sifatnya menetralkan" jelas Minho yang tetap berokus pada masakannya. Krystal pun mengangguk-ngangguk dan melanjutkan kegiatannya bersama Minho.

Siwon terdiam beberapa saat melihat pemandangan itu. Ternyata gadis yang berkunjung ke rumah mereka adalah Krystal. Baginya Krystal sudah seperti anak keduanya yang tentu saja sudah ia percaya untuk keluar masuk rumahnya. Toh dulu saat Minho masih kecil bahkan sampai sekarang, Jessica dan Taecyeon sangat menyayanginya. Kenapa ia juga tidak menyayangi Krystal?

Tanpa disadari, sudut bibirnya tertarik ke belakang. Memperlihatkan lesung pipitnya yang indah. Pria bermarga Choi itu tersenyum melihat pemandangan dihadapannya.

Ia masih tidak percaya kalau ia bisa melihat Minho sedekat itu dengan seseorang, rasanya sudah lama sekali ia tidak melihat keberadaan seorang teman disisi putra semata wayangnya itu.

"Ahjjusshi?!" Krystal terkejut saat menyadari keberadaan Siwon. Minho pun ikut menoleh, seketika raut wajahnya yang awalnya sedikit ceria berubah kembali menjadi dingin saat matanya mengangkap sosok sang Ayah.

"Apa aku menganggu?" Siwon tersenyum manis seraya berjalan mendekati Minho dan Krystal.

Krystal pun langsung membungkukkan badannya, "A-Annyeong, maaf aku berkunjung malam-malam begini. Tadi aku—"

"Sepertinya kau belajar bersama Minho ya. Aku melihat bukumu di ruang tamu" senyum Siwon lagi.

"Mianhae, akan segera kubereskan" ucap Krystal yang langsung bersiap untuk merapikan buku-bukunya, namun Siwon sudah menahan tangannya lebih dulu.

"Santai saja. Sepertinya kau masih punya pekerjaan lain disini" ucap Siwon seraya mengalihkan pandangan matanya kearah Minho yang sejak tadi hanya diam tanpa menatapnya.

Krystal pun mulai merasakan atmosfir dingin diantara Ayah dan Anak itu, sejak Siwon datang, Minho kembali diam dan menunjukkan raut wajah dinginnya. Tidak sama seperti saat mereka berdua tadi.

"Ah, Ahjjusshi apa kau sudah makan malam? Aku dan Minho sedang membuat Spaghetti, kau mau?" seru Krystal yang berusaha mencairkan atmosfir dingin ini. Arah pandang Siwon pun kembali pada gadis bermarga Jung itu.

"Spaghetti untuk makan malam?" Siwon tersenyum lagi.

"Eumm.. setidaknya itu bukan hal yang sulit untuk dibuat. Jadi aku bisa membantu Minho" Senyum Krystal seraya memperlihatkan deretan gigi putihnya. Jari telunjuk dan tengah tangan kanannya pun mengacung membentuk huruf 'V'.

Minho pun mematikan kompor saat Spaghetti yang direbusnya sudah matang. Tanpa bicara ataupun menatap Siwon, ia segera beralih ke meja makan untuk menyiapkan makan malamnya.

Krystal yang melihat hal itu pun langsung membantu Minho menyiapkan tiga buah piring, "Ahjussi ganti baju saja dulu, setelah itu kau harus turun untuk makan malam bersama kami!" senyum lebar Krystal yang terlihat membujuk.

Siwon pun hanya bisa tersenyum kepada gadis cantik itu, "Arasso, aku keatas dulu" dan Siwon pun sudah melangkahkan kaki menuju kamarnya di lantai dua.

Kini hanya ada Minho dan Krystal yang sama-sama sibuk menyiapkan makan malam. Krystal pun melirik kearah Minho yang sejak tadi masih diam dengan raut wajah dinginnya.

"Apa... kau marah karena aku mengajak Siwon Ahjjusshi?" tanya Krystal takut-takut.

Minho tak langsung menjawab, tangannya masih sibuk menuangkan Spaghetti rebusannya dari panci ke piring. Dan saat ia menuangkannya pada piring ketiga, mulutnya pun terbuka.

"Aku tidak mau makan malam ini bersisa karena tidak akan ada yang memakannya nanti" hanya itu yang diucapkan Minho sebelum ia langsung mencuci panci yang masih dipegangnya.

Krystal pun tersenyum mendengar jawaban Minho. Walau masih terdengar nada enggan dari laki-laki itu, setidaknya ia tahu bahwa Minho masih mau makan malam satu meja dengan Ayahnya.

Dengan semangat Krystal pun segera menuangkan saus bersama topping lainnya yang sudah disiapkannya keatas Spaghetti hangat itu.

.

.

Tak tak

Hanya ada suara denting alat makan yang bergesekan dengan piring. Hening, itulah yang dirasakan Krystal sekarang. Disamping kanan dan depannya nampak dua orang lelaki tampan yang hanya diam menghabiskan makan malamnya.

Walau Siwon beberapa kali mencuri pandang kearah Minho, namun Minho tetap menunjukkan sikap dinginnya.

"E-Eum, Ahjjussi bagaimana rasa sphagettinya? Minho yang membuatnya" ucap Krystal berusaha untuk mencairkan atmosfir dingin ini.

Siwon pun tersenyum teduh, "Yah, aku sudah pernah merasakan masakannya. Bukankah kau juga ikut membuatnya?" tanya Siwon balik.

"Aku hanya membantu menyiapkan saus dan segala toppingnya, itu bukan hal apa-apa" ucap Krystal sambil mengusap tengkuknya. Merasa ia tidak ada apa-apanya dibanding Minho.

"Kalau seperti ini, kau benar-benar terlihat seperti Yoona"

Krystal terdiam sejenak mencerna kata-kata Siwon, "N-Ne?"

Sementara Minho ikut menghentikan kegiatan makan malamnya karena kata-kata Siwon, namun matanya masih tak berpaling dari piring yang ada dihadapannya.

"Haha, maafkan kata-kataku yang aneh. Hanya saja kau memang terlihat seperti Yoona, kau tahu siapa dia kan?" senyum Siwon lagi.

Krystal masih terdiam dengan wajah terkejutnya, ia melirik sekilas kearah Minho yang juga terdiam sambil menatap piring sphagetti dihadapannya.

"Y-Ye, Eomma banyak menceritakan soal Yoona Ahjjumma" jawab Krystal pelan.

"Benarkah? Apa saja yang ia ceritakan?" Siwon pun menjadi penasaran.

"Ng.. Yoona Ahjjumma itu dulu adalah seorang Captain Cheerleader yang hebat dan terkenal. Dia orang yang lucu dan periang, banyak orang yang menyukainya" Krystal pun tersenyum saat mengingat sesuatu yang lucu.

"Eomma bilang dulu Siwon Ahjjussi dan Yoona Ahjjumma selalu bertengkar. Tiada hari tanpa bertengkar, justru kalau tidak bertengkar itu malah aneh, hihi. Kalian lucu sekali" Krystal tertawa kecil.

Siwon pun ikut tersenyum, "Apa itu yang dikatakan Eommamu? Ckckck" Siwon menggeleng-gelengkan kepalanya, ia tidak menyangka Jessica kan menceritakan kisahnya kepada Krystal sampai ke hal yang seperti itu. Tapi ia hanya bisa tersenyum mendengar cerita Krystal.

"Makanya waktu Eomma tahu Ahjjussi dan Yoona Ahjjumma saling jatuh cinta, ia terkejut sekali. Eomma bilang waktu itu ia jadi sangat gemas dengan Yoona Ahjjumma, karena Yoona Ahjjumma selalu menyebut-nyebut nama Ahjjussi baik dalam keadaan senang maupun kesal" Krystal tertawa lagi, membayangkan bagaimana keadaan Eomma dan teman-temannya semasa mereka muda dulu.

Sementara Minho masih terdiam ditempatnya. Walau matanya tak sedikitpun mengarah pada Krystal maupun Siwon, namun telinganya bisa mendengar dengan jelas tiap kata yang diucapkan Krystal maupun Siwon.

"Yoona? Menyebut-nyebut namaku? Dia selalu menyebut-nyebut namaku setiap hari, dia mengatai aku laki-laki dingin, laki-laki tanpa ekspresi, laki-laki muka tembok bahkan ia mengataiku 'Kuda yang tak punya perasaan'" balas Siwon menyahuti ucapan Krystal.

"Hahaha iya Eomma juga cerita soal itu. Dan Ahjjussi memanggil Yoona Ahjumma dengan sebutan 'Rusa yang tidak bisa diam' kan? Haha kalian lucu sekali Ahjjussi" Krystal dan Siwon pun kembali tertawa dalam obrolan ringan mereka.

Obrolan ringan yang sebenarnya berat untuk dipikirkan, mengingat orang yang mereka bicarakan sekarang sudah tidak berada ditempat yang sama. Atau mungkin ia pun ikut tersenyum melihat keakraban Siwon dan Krystal dari tempat yang jauh disana.

"Aku jadi malu, ternyata Jessica banyak menceritakan hal padamu" ucap Siwon.

"Kenapa malu? Kupikir kisah cinta Ahjjussi dan Yoona Ahjjumma benar-benar menarik" Krystal tersenyum antusias. "Dari cerita-cerita Eomma saja aku sudah bisa membayangkan bagaimana sosok Yoona Ahjjumma, Ahjjussi pasti sangat merindukannya, ne"

Siwon tersenyum tipis menanggapi ucapan Krystal, begitu juga Minho yang merasa hatinya tertohok oleh kata-kata Krystal. Tentu saja mereka sangat merindukannya.

"Ah, kenapa Ahjjussi tadi bilang aku mirip dengan Yoona Ahjjumma?" tanya Krystal.

"Bentuk wajah dan matamu mirip dengan Yoona, aku baru menyadarinya. Apalagi dengan rambut hitam panjang yang terurai itu" puji Siwon.

Krystal pun tertawa kecil, "Tentu saja lebih cantik Yoona Ahjjumma. Aku melihat fotonya diruang tamu, dia sangat cantik. Tapi memang banyak orang yang bilang aku tidak mirip Eomma, aku juga tidak mirip Appa" bibir Krystal kembali mengerucut menceritakan sesuatu yang tidak ia suka.

"Hahaha ternyata bukan aku saja yang bilang kan. Aku juga heran, kenapa kau tidak terlihat seperti Jessica maupun Taecyeon" Siwon kembali tersenyum.

Raut wajah Krystal pun semakin berubah sendu, "Apa aku bukan anak Eomma dan Appa?" ucap Krystal seadanya.

Siwon pun menggeleng cepat, "Gwenchana, tentu saja kau anak mereka. Aku yang jadi saksi waktu Jessica mengandungmu dulu, hm.. walaupun tak sampai kau lahir, aku sudah keburu pindah dari kota ini" jelas Siwon.

Namun Krystal masih terlihat muram, "Minho saja bisa mirip dengan Ahjjussi.."

TAK

"Aku sudah selesai" ucap Minho yang tiba-tiba meletakkan alat makan dan berdiri dari kursinya. Membuat Krystal dan Siwon sedikit terlonjak kaget melihatnya. Tanpa bicara apapun lagi, Minho langsung pergi meninggalkan ruang makan.

"Minho.." gumam Krystal dengan raut wajah bersalah. Ia merasa kali ini ia terlalu banyak omong, bahkan ia sampai melupakan keberadaan Minho disampingnya karena terlalu asyik mengobrol dengan Siwon.

"Gwenchana..." Krystal pun menoleh kearah Siwon saat mendengar suara teduh lelaki itu. "Mungkin dia sudah lelah, aku juga tidak sadar karena terlalu asyik mengobrol" senyum Siwon.

Krystal pun mengangguk, "Mianhae, sepertinya aku pun sudah terlalu lama menganggu disini. Sekarang akan kubereskan piring-piring ini dan segera pulang" ucap Krystal.

"Tidak usah, biar aku saja. Kau kan tamu disini, bagaimana bisa kau yang membereskannya" sergah Siwon.

"Tapi Ahjjussi, kau kan baru pulang kerja. Kau pasti lelah sekali, Gwenchana biar aku saja" bujuk Krystal lagi.

Namun Siwon tetap menggeleng dan menahan Krystal untuk melakukannya, "Kau pulanglah... tidak apa. Jessica pasti sudah menunggumu" senyum teduh Siwon.

Krystal pun terdiam menatap lelaki tampan dihadapannya itu dengan mata yang sendu. Perasaannya mendadak kacau sekarang, ia benar-benar merasa bersalah pada Minho dan juga Siwon.

"Arasso... aku pamit dulu Ahjjussi, terima kasih untuk makan malamnya" ucap Krystal sambil membungkun sopan.

Siwon pun tersenyum kembali, "Akulah yang seharusnya berterima kasih karena sudah dibuatkan makan malam seenak itu, dan juga... terima kasih karena sudah menemani Minho"

Krystal tersenyum tipis, "Ne Ahjjusshi, cheonmaneyo..."

Keduanya hanya saling memberi senyum, Krystal pun pamit, meninggalkan Siwon yang masih menatap sendu kearah gadis itu.

.

.

KLEK

Minho menutup pintu kamarnya. Ia masih terdiam seraya bersandar di pintu itu, tatapan matanya kosong. Didalam otaknya, seolah masih berputar obrolan-obrolan Krystal dengan Siwon.

Yoona Ahjjumma itu dulu adalah seorang Captain Cheerleader yang hebat dan terkenal. Dia orang yang lucu dan periang, banyak orang yang menyukainya

Kalau seperti ini, kau benar-benar terlihat seperti Yoona

Bentuk wajah dan matamu mirip dengan Yoona, aku baru menyadarinya. Apalagi dengan rambut hitam panjang yang terurai itu

Senyum tipis terlihat dari balik wajahnya yang tertunduk. Minho mengangkat tangan kanannya perlahan untuk menyangga wajahnya yang tertekuk.

"Hmpth... dulu Yuri dan sekarang Krystal... bodoh sekali, aku baru menyadarinya.."

Minho pun berjalan mendekati tempat tidurnya dan langsung merebahkan diri disana. Menatap kosong langit-langit kamarnya.

"Kenapa banyak gadis yang mirip dengan Eomma berada disekitarku...?"

Minho terdiam setelah mengucapkan kata-katanya. Sinar matanya semakin meredup, Maniknya berkaca-kaca.

"Apa Eomma datang untukku? Apa Eomma begitu mengkhawatirkanku sehingga Eomma datang dengan cara seperti ini? Apa aku terlihat begitu menyedihkan di mata Eomma?"

Tanpa dikehendaki, sebulir air mata jatuh membasahi pipi Minho. Laki-laki itu menangis dalam diam. Masih dengan tatapan sendunya ke arah langit-langit.

"Mian..."

Minho saja bisa mirip dengan Ahjjussi..

Kata-kata terakhir Krystal kembali terngiang di otaknya.

"Mianhae... Eomma..."

.

.

Even if the tip of my heart hurts like this

Even if the tip of my heart tremble like this

I can only think of you

The person I miss like crazy

The words I want to hear from you like crazy

I Love You..

The person I long for, who is deeply stuck in my heart

_Kim Taeyeon – Missing you like crazy_

.

To Be Continued

.

A/N : Eaaaa... akhir yang bikin galau. Huh, pertama-tama aku minta maaf kepada readers semua yang sudah bela-belain baca cerita ini apalagi yang sampai ngereview tapi sang author pabo aka MikiHyo ini tidak bisa mempertanggung jawabkan ceritanya dengan profesional. *uhuk*

Maaf kalo aku baru update sekarang setelah aku terlantarkan berbulan-bulan, sungguh author yang sangat tidak becus. *peluk Krystal*

Yah.. alasan pun sudah jadi lagu lama, Write Block hm? Mungkin itu istilahnya, alias ngga ada mood. Padahal sampe ada readers yang sekarang jadi temenku, dia bela-belain untuk bantuin aku nyelesein ini, tapi authornya sendiri malah ngga becus, aish. *peluk Krystal lagi*

*E-chan, aku benar-benar minta maaf, hiks*

Yang penting sekarang, satu chapter sudah aku update. Semoga saja masih ada yang mau baca apalagi review. Mungkin dengan ngeliat review yang masih menanti cerita ini, aku bisa semangat. (^_^) Amiin.

See you in next chapter. Kamsahamnida~ *bow*